Anda di halaman 1dari 11

FILUM ECHINODERMATA

Echinodermata adalah kelompok hewan avertebrata (tidak bertulang belakang)


yang permukaan tubuhnya diselubungi oleh kulit yang berduri. Kata Echinodermata
berasal dari bahasa Latin, yaitu echinus (duri) dan derma (kulit). Ciri-ciri Filum
Echinodermata adalah : Tubuhnya tidak memiliki segmen-segmen. Umumnya, bentuk
tubuhnya simetri radial dan bilateral. Memiliki sel kelamin yang terpisah Kulitnya tersusun
atas lempeng-lempeng yang terbuat dari zat kapur. Biasanya berukuran besar dengan
bentuk badan memipih, seperti bintang, globuler (bulat seperti bola), dan memanjang
dengan permukaan oral (sisi puncak) dan aboral (sisi dasar) yang terlihat jelas. Warna
tubuhnya berkilauan dan transparan. Memiliki kaki tabung atau podia yang merupakan alat
tambahan pada sistem ambulakral. Ambulakral adalah sistem saluran air pada anatomi
Echinodermata yang berfungsi untuk bergerak, bernafas, atau membuka mangsa. Filum
Echinodermata dibagi menjadi 5 kelas yaitu Asteroidea, Echinoidea, Ophiuroidea,
Holothuroidea, dan Crinoidea.

1 . Kelas Asteroidea
Asteroidea merupakan kelompok hewan avertebrata yang sering disebut sebagai
bintang laut. Kata Asteroidea berasal kata Yunani, yaitu aster (bintang) dan eiodes (bentuk).
Ciri-ciri Kelas Asteroidea antara lain :
Tubuhnya berbentuk pipih seperti bintang atau pentagonal dan memiliki lima lengan atau
lebih yang tersusun secara simetri radial. Pada setiap ujung lengan terdapat alat sensor
yang bentuknya menyerupai tentakel dengan bintik mata pada ujungnya. Bintik mata ini
mengandung pigmen merah yang peka terhadap cahaya. Lekukan ambulakralnya terbuka
dan didalamnya berisi kaki tabung. Kaki tabung ini biasanya dilengkapi dengan sucker
(batil penghisap). Permukaan tubuh bagian atas (aboral) ditutupi oleh diri-diri tumpul
berbentuk catut (pediselaria). Contoh hewan dari kelas Asteroidea ini adalah bintang laut
biru (Linckia sp.), Astropecten diplicatus, Archaster sp., bintang laut merah (Asterias sp.),
dan Culcita sp.

2. Kelas Echinoidea
Echinoidea adalah hewan avertebrata yang sering disebut juga landak laut.
Echinoidea berasal dari kata Yunani yaitu echinos (landak) dan eiodes (bentuk).
Ciri-ciri Kelas Echinoidea antara lain :
Ciri utama Echinoidea adalah memiliki banyak pediselaria di seluruh permukaan tubuh,
berupa duri-duri seperti batang yang panjang. Kerangka tersusun atas lempengan-
lempengan zat kapur dan membentuk cangkang yang kaku dengan bentuk seperti kotak.
Tubuhnya berbentuk globuler dan bulat (oval). Tidak memiliki lengan. Memiliki duri-duri
tubuh yang panjang. Duri ini digerakkan oleh otot dan berfungsi untuk berjalan. Lekukan
ambulakral tertutup dan kaki tabung dilengkapi dengan sukers. Memiliki tiga pediselaria
yang bentuknya seperti rahang.
Mulutnya terletak di tengah dan dikelilingi oleh selaput peristoma.
Contoh hewan dari kelas Echinoidea adalah landak laut (Echinus sp.), bulu babi (Diadema
sp.), dan dolar pasir (Echinarachinus sp.). Struktur tubuh Echinus sp. Landak laut

1
Gambar 1. Struktur tubuh Echinus sp.
3. Kelas Ophiuroidea
Ophiuroidea adalah hewan avertebrata yang sering disebut juga bintang ular.
Ophiuroidea berasal dari kata Yunani yaitu (ular), oura (ekor) dan eidos (bentuk). Ciri-ciri
Kelas Ophiuroidea antara lain :
Bentuk tubuhnya memipih, seperti bintang atau pentamerous dengan lengan yang ramping
dan fleskibel (elastis). Tidak mempunyai kaki amburakral dan anus sehingga sisa makanan
dikeluarkan melalui mulut. Lekukan ambulakralnya tertutup dan kaki tabung tidak
memiliki sucker. Madreporit terdapat pada permukaan oral. Tidak mempunyai pediselaria.
Contoh hewan dari kelas Ophiuroidea adalah Gorgonocephalus sp., Ophiopholis sp., dan
Opiotrix fragilis. bintang ular

Gambar 2. Bintang ular (Ophiothrix fragilis) (habitas.org.uk)


4. Kelas Holothuroidea
Holothuroidea adalah hewan avertebrata yang sering disebut juga ketimun laut.
Holothuroidea berasal dari kataYunani yaitu holothurion (ketimun laut) dan eidos (bentuk).
Ciri-ciri Kelas Holothuroidea antara lain :
Tubuhnya memanjang dalam sumbu oral seperti cacing dan simetri bilateral. Mulut dan
anusnya terletak pada kedua ujung yang berlawanan. Tidak mempunyai lengan dan duri.
Durinya tereduksi menjadi spikula. Kulitnya lunak dan tipis serta tidak memiliki spina
(duri) atau pediselaria. Memiliki kaki tabung. Contoh hewan dari kelas Holothuroidea
adalah Cucumaria sp., Elapidia sp., dan teripang (Holothuria sp.).

Gambar 3. Teripang (Holothuria mexicana) (Wikipedia Commons)


5. Kelas Crinoidea
Crinoida adalah hewan avertebrata yang memiliki tubuh yang menyerupai
tumbuhan, sehingga sering disebut sebagai lilia laut. Ciri-ciri Kelas Crinoidea antara lain :
Habitatnya di karang atau tumbuhan laut. Memiliki pinnula. Pinnula adalah lengan yang
panjang menyerupai daun, berjumlah lima atau kelipatannya. Panjang pinnula dapat
2
mencapai 80-200 cm. Beberapa jenis Crinoidea memiliki tangkai yang berasal dari daerah
aboral, tangkai ini berfungsi untuk melekatkan diri pada substrat. Mulutnya terletak di
daerah oral, mengarah ke atas dan dikelilingi oleh tentakel-tentakel halus yang disebut
cirri. Amburakral terletak di permukaan oralnya. Contoh hewan dari kelas Crinoidea adalah
Holopus sp. (lilia laut tidak bertangkai), Ptilocrinus pinnatus (lilia laut bertangkai),
Metaricanus intereptus (lilia laut tidak bertangkai), dan Antendon sp. (lilia laut tidak
bertangkai).

Ptilocrinus pinnatus Antendon sp

Gambar 4. Ptilocrinus pinnatus Gambar 5. Antendon sp

FILUM ARTHROPODA

Arthropoda berasal dari bahasa Yunani, yaitu arthro yang berarti ruas dan podos yang
berarti kaki. Jadi, Arthropoda berarti hewan yang kakinya beruas-ruas. Organisme yang
tergolong filum arthropoda memiliki kaki yang berbuku-buku. Hewan ini memiliki jumlah
spesies yang saat ini telah diketahui sekitar 900.000 spesies. Hewan yang tergolong
arthropoda hidup di darat sampai ketinggian 6.000 m, sedangkan yang hidup di air dapat
ditemukan sampai kedalaman 10.000 meter.
1) Ciri-ciri filum Arthropoda
Arthropoda adalah hewan dengan kaki beruas-ruas dengan sistem saraf tali dan
organ tubuh telah berkembang dengan baik. Tubuh artropoda terbagi atas segmen-
segmen yang berbeda dengan sistem peredaran darah terbuka. Contoh : laba-laba, lipan,
kalajengking, jangkrik, belalang, caplak, bangsat, kaki seribu, udang, lalat / laler,
kecoa.
Ukuran tubuh Arthropoda sangat beragam, beberapa diantaranya memiliki
panjang lebih dari 60 cm., namun kebanyakan berukuran kecil.Begitu pula dengan
bentuk Arthropoda pun beragam.
Hewan arthropoda memiliki bentuk tubuh simetri bilateral, triploblastik selomata,
dan tubuhnya bersegmen. Tubuh ditutupi lapisan kutikula yang merupakan rangka luar
(eksosketelon). Ketebalan kutikula sangan bervariasi, tergantung dari spesies
hewannya. Kutikula dihasilkan oleh epidermis yang terdiri atas protein dan lapisan
kitin. Pada waktu serangga mengadakan pertumbuhan, kutikula akan mengalami
pengelupasan.
Kutikula berfungsi melindungi tubuh bagian dalam, memberi bentuk pada tubuh
serangga dan dapat menjadi tempat melekatnya otot, terutama yang berhubungan

3
dengan alat gerak. Otot serangga merupakan otot serat lintang yang susunannya sangat
kompleks. Otot ini diperlukan untuk melakukan gerakan yang cepat.
Tubuh Arthropoda terdiri atas caput (kepala), toraks(dada), dan abdomen (perut)
yang bersegmen-segmen. Pada laba-laba dan udang, kepala dan dadanya bersatu
membentuk sefalotoraks, tetapi ada juga spesies yang sulit dibedakan antara kepala,
toraks, dan abdomennya, seperti pada lipan. Pada tiap-tiap segmen tubuh ada yang
dilengkapi alat gerak dan ada juga yang tidak dilengkapi alat gerak.
Hewan arthropoda memiliki organ sensoris yang sudan berkembang, seperti mata,
penciuman, serta antena yang berfungsi sebagai alat peraba dan pencium. Tingkat
perkembangannya sesuai dengan kondisi lingkungan tempat hidupnya.
Sistem peredaran darah terdiri atas jantung di bagian dorsal. Sistem peredaran
darahnya merupakan sistem peredaran darah terbuka yang tidak memiliki kapiler darah.
Jantung berfungsi untuk memompa darah keseluruh tubuh. Hewan arthropoda yang
hidup di air ada yang bernapas dengan menggunakan insang, sistem trakea, paru-paru
buku, atau pada beberapa spesies melalui permukaan tubuh. Sistem ekskresi
menggunakan saluran malpighi. Sistem saraf dinamakan sistem saraf tangga tali karena
terdiri atas dua ganglion dorsal yang memiliki dua saraf tepi. Setiap saraf trepi
dihubungkan oleh saraf melintang sehingga merupakan tangga tali. Sistem pencernaan
dimulai dari mulut, usus, dan anus. Mulut ada yang berfungsi untuk menjilat seperti
pada lalat, menusuk dan menghisap seperti pada nyamuk, serta menggigit seperti pada
semut.
Anggota filum arthropoda dapat dibedakan menjadi hewan jantan dan betina.
Fertilisasi arthropoda terjadi secara internal. Telur banyak mengandung kuning telur
yang tertutup oleh cangkang. Hewan arthropoda ada yang mengalami metemorfosis
sempurna, metemorfosis tidak sempurna, dan ada yang tidak bermetamorfosis.
Sistem reproduksi Arthropoda umumnya terjadi secara seksual.Namun ada juga
yang secara aseksual, yaitu dengan partenogenesis. Partenogenesis adalah pembentukan
individu baru tanpa melalui fertilisasi (pembuahan). Individu yang dihasilkan bersifat
steril.Organ reproduksi jantan dan betina pada Arthropoda terpisah, masing-masing
menghasilkan gamet pada individu yang berbeda sehingga bersifat dioseus (berumah
dua). Hasil fertilisasi berupa telur.
Cara hidup Arthropoda sangat beragam, ada yang hidup bebas, parasit, komensal,
atau simbiotik.Dilingkungan kita, sering dijumpai kelompok hewan ini, misalnya
nyamuk, lalat, semut, kupu-kupu, capung, belalang, dan lebah.
Habitat penyebaran Arthropoda sangat luas.Ada yang di laut, periran tawar, gurun
pasir, dan padang rumput.

2) Klasifikasi filum Arthropoda


Filum arthropoda dibagi menjadi empat kelas, yaitu Crustcea, Arachnida, Insecta,
dan Myriapoda (Chilopoda dan Diplopoda).
a. Kelas Crustcea
Crustacea (dalam bahasa latinnya, crusta= kulit) memiliki kulit yang keras.
Udang, lobster, dan kepiting adalah contoh kelompok ini. Umumnya hewan
Crustacea merupakan hewan akuatik, meskipun ada yang hidup di darat.

4
Hewan ini memiliki ciri khas, yaitu rangka luar dari kitin yang keras. Rangka
luar ini keras karena mengandung zat kapur. Hewan yang tergolong kelas Crustcea
kebanyakan hidup di laut, sperti kutu air, udang karang, dan kepiting. Selain itu ada
pula yang hidup di air tawar atau di darat pada tanah yang lembab.

Gambar : Struktur morfologi hewan Crustacea


Tubuh hewan kelas ini terdiri atas sefalotoraks dan abdomen. Pada kepala
terdapat sepasang mandibula dan dua pasang maksila. Pada toraks udang dan
kepiting terdapat lima pasang kaki yang terdiri atas satu pasang kaki ginting dan
empat pasang kaki jalan. Kaki gunting berfungsi untuk menjepit mangsanya. Pada
setiap abdomen terdapat kaki renang. Pada ujung abdomen terdapat kaki daun
(uropod). Uropod terletak diantara sisi ekor yang mendatar (telson).
Crustacea dibedakan menjadi dua subkelas berdasarkan ukuran tubuhnya,
yaitu Entomostraca dan Malacostraca. Beberapa Crustacea kecil hidup melayang-
layang di laut, bersama binatang kecilainnya membentuk zooplankton. Zooplankton
Crustacea memiliki antenna panjang dan bulu sikat yang dapat membantu
memperluas bidang permukaan tubuhnya dan mencegah supaya zooplankton tidak
dapat tenggelam.
Selain spesies Crustacea yang hidup di air laut, terdapat juga beberapa
Crustacea yang hidup di air tawar. Contoh Crustacea kecil yang hidup di air tawar
adalah Daphania pulex dan cyclop. Daphania pulex memiliki ukuran tubuh yang
sangat kecil dan cyclop pun memiliki ukuran yang sangat kecil juga.
Entomostraca umunya sebagai zooplankton untuk memakan ikan. Spesies
udang tingkat rendah, seperti cyclop yang bermata satu dan kutu ikan (Argulus
indicus) merupakan parasit pada beberapa spesies ikan dan kepiting. Malacostraca
merupakan
Crustacea tingkat tinggi dan merupakan bagian terbesar dari kelas Crustacea.
Semua anggota kelompok ini bersifat makroskopis.
Malacostraca ada yang hidup di laut dan ada pula yang hidup di air tawar.
Malacostraca memiliki mata faset dan memiliki pembungkus sefalotoraks yang
dinamakan karapaks. Pernapasan menggunakan insang yang terdapat di bawah
karapaks. System pencernaan terdiri atas mulut yang dilengkapi gigi yang kuat,
esophagus, lambung, usus halus, kelenjar pencernaan, dan anus.
System peredaran darah pada Malacostraca merupakan system peredaran
darah terbuka. Jantung merupakan organ pada system peredaran darah
Malacostraca. System ekskresi memiliki alat yang dinamakan kelenjar hijau (green

5
glands) yang berfungsi membuang zat-zat yang bersifat sampah dari darah. Hewan
ini memiliki system saraf tangga tali. Organ sensoris telah berkembang dengan
baik, seperti mata faset, antenna, dan alat keseimbangan pada dasar antenna yang
dinamakan statocyst.
Udang, lobster,dan kepiting merupakan hewan yang termasuk Malacostraca.
Hewan-hewan tersebut merupakan sepertiga dari keseluruhhan Crustacea. Udang,
lobster,dan kepiting dikelompokan di dalam ordo Decapoda, yaitu hewan yang
memiliki sepuluh kaki. Jenis Malacostraca diantaranya udang karang (Panulirus
sp), udang yuyu (Paratelphusa convexa), kepiting (Astracus cancer), udang
belalang (Squilla sp), kutu kayu di laut (Lymnirua sp), dan lobster (Honarus
americanus).

b. Kelas Arachnida
Arachnoidea (dalam bahasa yunani, arachno = laba-laba) disebut juga
kelompok laba-laba, meskipun anggotanya bukan laba-laba saja. Kalajengking
adalah salah satu contoh kelas Arachnoidea yang jumlahnya sekitar 32 spesies.
Ukuran tubuh Arachnoidea bervariasi, ada yang panjangnya lebih kecil dari 0,5 mm
sampai 9 cm. Arachnoidea merupakan hewan terestrial (darat) yang hidup secara
bebas maupun parasit. Arachnoidea yang hidup bebas bersifat karnivora. Tubuhnya
terdiri atas sefalotoraks, abdomen, dan 4 pasang kaki. Tidak memiliki mandibula.
System pencernaan terdiri atas mulut, tenggorokan, lambung, usus halus,
anus, dan kelenjar racun untuk mematikan mangsanya. Respirasi dilakukan dengan
paru-paru buku dan trakea. System ekskresi memiliki saluran Malphigi. System
sarafnya adalah system saraf tangga tali. Hewan ini memiliki mata
tunggal,tubuhnya berbuku dan dapat dibedakan menjadi hewan jantan dan hewan
betina. Fertilisasi terjadi secara internal dan tidak mengalami metamorfosis.
Pada bagian sefalotoraks dapat dibedakan menjadi dua bagian. Kedua bagian
tersebut dihubungkan oleh pedunkulus. Bagian kepala memiliki kelisera yang
berfungsi menghancurkan mangsanya. Kelisera ini berhubungan dengan kelenjar
racun yang terletak di daerah kepala. Selain itu, terdapat pedipalpus yang
bentuknya menyerupai kaki dengan ujung bercakar. Pedipalpus memiliki fungsi
yang bermacam-macam bergantung pada spesiesnya. Pada kalajengking,
pedipalpus memiliki fungsi sebagai penangkap dan pemegang mangsa. Pada laba-
laba jantan, pedipalpus digunakan untuk menyalurkan sperma.
Arachnoidea dibedakan menjadi tiga ordo, yaitu Scorpionida, Arachnida, dan
Acarina.
 Scorpionida memiliki alat penyengat beracun pada segmen abdomen terakhir,
contoh hewan ini adalah kalajengking (Uroctonus mordax) dan ketunggeng
( Buthus after).
 Arachnida, abdomen tidak bersegmen dan memiliki kelenjar beracun pada
kaliseranya (alat sengat), contoh hewan ini adalah Laba-laba serigala (Pardosa
amenata), laba-laba kemlandingan (Nephila maculata).
 Ordo Arcarina adalah kelompok hewan tungau. Anggota ordo ini memiliki
tubuh berbentuk bulat telur tau bundar. Banyak spesies tungau merusak
tumbuh-tumbuhan atau menjadi parasit pada binatang dan manusia. Contoh
6
kelompok ini adalah tungau kudis (Sarcoptes scabei) dan tungau unggas (Argus
sp).

c. Kelas Insecta
Insecta (dalam bahasa latin, insecti = serangga). Banyak anggota hewan ini
sering kita jumpai disekitar kita, misalnya kupu-kupu, nyamuk, lalat, lebah, semut,
capung, jangkrik, belalang,dan lebah. Ciri khususnya adalah kakinya yang
berjumlah enam buah. Karena itu pula sering juga disebut hexapoda. Insecta dapat
hidup di bergagai habitat, yaitu air tawar, laut dan darat. Hewan ini merupakan satu-
satunya kelompok invertebrata yang dapat terbang.Insecta ada yang hidup bebas
dan ada yang sebagai parasit. Insecta sering disebut serangga atau heksapoda.
Heksapoda berasal dari kata heksa berarti 6 (enam) dan kata podos berarti kaki.
Heksapoda berarti hewan berkaki enam. Diperkirakan jumlah insecta lebih dari
900.000 jenis yang terbagi dalam 25 ordo. Hal ini menunjukkan bahwa banyak
sekali variasi dalam kelas insecta baik bentuk maupun sifat dan kebiasaannya.
Tubuh Insecta dibedakan menjadi tiga bagian, yaitu kaput, toraks, dan
abdomen. Kaput memiliki organ yang berkembang baik, yaitu adanya sepasang
antena, mata majemuk (mata faset), dan mata tunggal (oseli). Insecta memiliki
organ perasa disebut palpus. Insecta yang memiliki syap pada segmen kedua dan
ketiga. Bagian abdomen Insecta tidak memiliki anggota tubuh. Pada abdomennya
terdapat spirakel, yaitu lubang pernapasan yang menuju tabung trakea. Trakea
merupakan alat pernapasan pada Insecta. Pada abdomen juga terdapat tubula
malpighi, yaitu alat ekskresi yang melekat pada posterior saluran pencernaan.
Sistem sirkulasinya terbuka. Organ kelaminnya dioseus.

Gambar : Struktur morfologi dan anatomi belalang


Perkembangan Insecta dibedakan menjadi tiga :
 Ametabola adalah perkembangan yang hanya berupa pertambahan ukuran saja
tanpa perubahan wujud. Contohnya kutu buku (lepisma saccharina)
 Hemimetabola adalah tahap perkembangan Insecta yang tidak sempurna,
dimana Insecta muda yang menetas mirip dengan induknya, tetapi ada organ
yang belum muncul, misalnya sayap. Sayap itu akan muncul hingga pada saat
dewasa hewan tersebut. Insecta muda disebut nimfa. Ringkasan skemanya
adalah telur–nimfa (larva) –dewasa (imago). Contoh Insecta ini adalah belalang,
kecoa (Periplaneta americana), jangkrik (gryllus sp), dan walang sangit
(leptocorisa acuta).
 Holometabola adalah perkembangan Insecta dengan setiap tahap menunjukan
perubahan wujud yang sangat berbeda (sempurna). Tahapnya adalah sebagai
berikut ; telur–larva–pupa–dewasa. Larvanya berbentuk ulat tumbuh dan
mengalami ekdisis beberapa kali. Setalah itu larva menghasilkan pelindung
7
keras disekuur tubuhnya untuk membentuk pupa. Pupa
berkembang menjadi bagian tubuh seperti antena, sayap,
kaki, organ reproduksi, dan organ lainnya yang
merupakan struktur Insecta dewasa. Selanjutnya, Insecta
dewasa keluar dari pupa. Contoh Insecta ini adalah
kupu-kupu, lalat, dan nyamuk.

Berdasarkan sayap, Insecta dibedakan menjadi dua sub-


kelas :
 Apterigota (tidak bersayap), tubuh apterigota berukuran kecil sekitar 0,5 cm dan
memiliki antena panjang. Umumnya berkembang secara ametabola. Contoh
hewan kelas ini adalah kutu buku.
 Pterigota (bersayap), merupakan kelompok
insecta yang sayapnya berasal dari tonjolan luar
dinding tubuh yang disebut Eksopterigota.
Kelompok lain yang sayapnya berasal dari
tonjolan dalam dinding tubuh disebut
Endopterigota.
 Eksopterigota dibedakan menjadi beberapa ordo
bedasarkan tipe sayap, mulut, dan metamorfosisnya. :
 Orthoptera memiliki dua pasang sayap dengan sayap depan yang sempit.
Misalnya kecoa, jangkrik, dan gansir.

 Hemiptera memiliki dua pasang sayap yang tidak sama panjang. Contohnya
walang sangit (leptocorisa acuta) dan kutu busuk (cymex rotundus).

 Homoptera memiliki dua pasang yang sama


panjang.Contohnya wereng coklat (Nilaparvata lugens), kutu daun (Aphis),
dan kutu kepala (Pediculus humanus)

8
 Odonata memiliki dua pasang sayap
seperti jala. Contohnya capung
(pantala).

Endopterigota dibedakan menjadi :


 Coleptera memiliki dua pasang sayap dengan
sayap depan yang keras dan tebal. Misalnya
kumbang tanduk (Orycies rhinoceros) dan
kutu gabah (Rhyzoperta diminica).

 Hymenoptera memiliki dua pasang sayap yang


seperti selaput, dengan
sayap depan lebih besar daripada sayap belakang.
Misalnya semut rangrang (Oecophylla saragillina),
semut hitam (Monomorium sp.), lebah madu (Apis
indica), dan tawon (Xylocopa latipes).

 Diptera hanya memiliki sepasang sayap. Misalnya


nyamuk (Culex sp.), nyamuk malaria (Anopheles sp), nyamuk demam
berdarah (Aedes Aegypti), lalat rumah (Musca domestica), lalat buah
(Drosophila melanogaster), dan lalat tse-tse (Glossina palpalis).

 Lepidoptera memiliki dua pasang sayap yang


bersisik halus dan tipe mulut mengisap. Misalnya
kupu-kupu sutera (Bombyx mori) dan kupu-kupu
elang (Acherontia atropos)

d. Kelas Myriapoda (Chilopoda dan Diplopoda)


Dalam system klasifikasi dapat berbeda antara satu
system dan yang lainnya. Hal ini terjadi karena adanya
perbedaan pendapat antara ilmuan di dunia pada
system klasifikasi tertentu Diplopoda dan Chilopoda merupakan tingkat kelas,
sedangkan pada system lain Diplopoda dan Chilopoda dikelompokkan dalam kelas
Myriapoda.

9
A. Ciri-ciri ordo Diplopoda
Tubuh Diplopoda berbentuk bulat memanjang, memiliki banyak segmen.
Tubuhnya ditutupi lapisan yang mengandung garam kalsium dan warna tubuhnya
mengkilap. Kepala memiliki dua mata tunggal, sepasang antenna pendek, dan
sepasang mandibula. Toraksnya pendek terdiri ats 4 segmen. Setiap segmen
memiliki sepasang kaki, kecuali segmen pertama. Hewan kelompok ini memiliki
abdomen panjang, tersusun atas 25 hingga lebih dari 100 segmen, bergantung pada
spesiesnya. Setiap segmen memiliki 2 pasang spirakel, ostia (lubang), ganglion
saraf, dan 2 pasang kaki yang terdiri atas tujuh ruas.
Hewan yang tergolong Diplopoda tidak memiliki system pencernaan yang
lengkap. System pencernaanya disusun oleh sustu saluran lurus dengan 2 atau 3
pasang kelenjar ludah. Di daerah ujungnya terdapat 2 saluran Malphigi panjang
untuk ekskresi. System peredaran darah pada Diplopoda merupakan system
peredaran darah terbuka. Alat reproduksinya dinamakan gonopod, berada pada
segmen yang ke-7. fertilisasi pada Diplopoda terjadi secara internal. Hewan betina
ordo ini membuat sarang untuk menyimpan telur.
Hewan ordo Diplopoda hidup di tempat gelap yang lembab, misalnya di
bawah batu atau kayu yang terlindungi dari matahari. Memiliki antenna yang
digunakan untuk menunjukkan arah gerak. Kakinya bergerak seperti gelombang
sehingga pergerakkannya sangat lambat. Makanan ordo Diplopoda adalah sisa
tumbuhan atau hewan yang telah mengalami pembusukkan.
Jika ada bahaya, tubuhnya menggulung seperti benda mati sebagai upaya
untuk mempertahankan diri. Ordo ini memiliki kelenjar yang dapat menyemprotkan
cairan yang mengandung sianida dan iodium untuk mengusir musuhnya. Contoh
ordo ini adalah kaki seribu (Spirobolus sp).

Gambar : Kaki seribu


Kaki seribu memiliki kaki yang banyak. Hewan ini mempunyai antenna dan
sepasang mata. Tubuhg kaki seribu terbagi atas segmen-segmen mirip cincin.
B. Ciri-ciri ordo Chilopoda
Ordo Chilopoda biasa hidup di tempat yang lembab, di bawah timbunan
sampah atau daun-daun yang membusuk. Chilopoda berkembang biak secara kawin
dan pembuahannya internal.

Gambar : kelabang
10
Tubuh chilopoda berbentuk pipih memanjang dan berbuku-buku. Pada kepala
terdapat antenna yang beruas-ruas. Alat respirasinya adalah trakea yang bercabang-
cabang ke seluruh bagiab tubuhnya. Contoh hewan ini adalah lipan. Lipan dapat
menaklukkan mangsanya dengan racun yang berasal dari sepasang kaki pertamanya
yang disebut cakar racun. Pada setiap segmen terdapat sepasang kaki.

DAFTAR PUSTAKA

http://amintabin.blogspot.com/2010/01/filum-arthropoda.html
Hadisusanto, Suwarno. 2005. Biologi Kelas X. Jilid Ib SMA. Jakarta: Sunda Kelapa
Pustaka.
Maryati, Sri. 2004. Buku Penuntun Biologi SMA Kelas X. Jakarta: Erlangga
Widayati, S., S. N. Rochmah dan Zubedi. 2009. Biologi : SMA dan MA Kelas X. Pusat
Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional, Jakarta, p. 290.

11

Anda mungkin juga menyukai