Anda di halaman 1dari 13

BAB II

DASAR TEORI

Semakin hari cadang hidrokarban semakin langka ditambah banyaknya


kebutuhan masyarakat mengunakan bahan bakar, sedangkan di Indonesia masih
bayak memproduksikan sumur-sumur tua oleh karena itu perusahan-perusahan di
Indonesia yang salah satunya PT. Pertamina EP Asset 2 Field Prabumulih terus
mencari cara untuk memenuhi kebutuhan bahan bakar masyarakat. Salah satu cara
di lakukan ialah memasang Artificial Lift untuk sebagai alat bantu pengangkatan
fluida dari dalam sumur ke permukaan, yang salah satunya yaitu ESP jenis pompa
yang mampu memproduksikan fluida dengan jumlah yang besar dibandingkan
jenis Artificial Lift lainnya.

2.1 Sejarah Singkat ESP


Jenis pompa ini pertama kali di temukan oleh Armais Arutunoff, ambisinya
adalah menerapkan hasil penelitian untuk pengeboran minyak dan meningkatkan
metode lama yang digunakan di awal 1900-an di rusia.
Pada tahun 1916, Arutunoff mendesain ulang pompa sentrifugal yang akan
digabungkan ke motor untuk dewatering tambang dan kapal. Untuk
mengembangkan tenaga listrik yang cukup maka motor perlu beroperasi pada
kecepatan tinggi. Untuk beban langsung ke motor, memungkinkan menggunakan
transmisi listrik sederhana, pompa perlu perangkat berputar dan beroperasi pada
kecepatan yang sama dengan motor, pompa sentrifugal memenuhi spesifikasi
tersebut, tetapi pompa sentrifugal tidak pernah dikembangkan untuk beroperasi
pada debit tinggi. Oleh karena itu, Arutunoff berhasil melakukan untuk
merancang pompa ESP, dengan diameter kecil dan dengan banyaknya tahap untuk
mencapai debit tinggi.
Dalam desain, dengan pintar-Nya motor dipasang dibawah pompa untuk
mendinginkan motor dengan aliran bergerak ke atas didalam casing sumur
minyak, dan seluruh unit dipasang didalam sumur dengan pipa (tubing). Motor
terpisah dari fluida sumur dan dioperasikan dalam minyak.

4
5

2.2 Electrical Submersible Pump


Jenis pompa bertingkat yang mengubah tenaga listrik menjadi tenaga
magnet tolak menolak antara rotor dengan shaf di dalam motor sehingga dapat
terjadi gaya putar dan dapat memutar impeller dengan kecepatan tinggi yang akan
mendorong fluida ke permukaan akan melewati difuser yang mempunyai lubang
kecil sehingga tekanan fluida dapat meningkat dan juga sebagai pengarah,
Seluruh rangkaian ESP harus tercelup di dalam fluida karena sebagai media
pendinginan motor listrik yang bergerak mengerakan seluruh rangkaian pompa
agar dapat optimal.

Sumber : http:// www. Google.com /Gambar/Electrical Submersible Pump

Gambar 2.1
Electrical Submersible Pump
6

Syarat untuk memasang Electrical Submersible Pump


1. Laju produksi masih tinggi (300-60.000 BPD)
2. Tidak mengalami gangguan kepasiran
3. Tekanan formasi rendah

2.3 Keuntungan dan kerugian pemasangan ESP


Dalam pemasangan Artificial Lift jenis Electrical Submersibe Pump (ESP)
pasti terdapat keuntungan dan kerugian yang didapatkan, baik dalam segi
ekonomi maupun dari segi kondisi sumur itu sendiri untuk jelasnya sebagai
berikut :
2.3.1 Keuntungan
1. Dapat mengangkat fluida dengan volume yang besar
2. Tidak mudah rusak atau tahan lama dalam berproduksi
3. Bisa digunakan pada sumur-sumur miring atau Horizontal
4. Cocok untuk sumur yang mempunyai PI tinggi
5. Dapat digunakan pada sumur lepas pantai

2.3.2 Kerugian
1. Tidak cocok dengan sumur yang memiliki gangguan kepasiran
2. Biaya pemasangan awal cukup mahal
3. Dapat menyebabkan sumur berpasir
4. Tidak ekonomis digunakan pada sumur PI kecil

2.4 Komponen-komponen ESP


Komponen ESP terbagi menjadi 2 bagian yaitu komponen bagian atas
permukaan dan komponen bawah permukaan.

2.4.1 Komponen Atas Permukaan


1. Wellhead
Ialah tempat di mana pegangan atau gantungan seluruh rangakaian bawah
permukaan seperti, Pump, Intake, Protektor dan motor. Wellhead ini berbeda
7

dengan wellhead jenis Artificial Lift lainnya, Wellhead ESP dilengkapi dengan
tubing hanger khusus yang mempunyai lubang untuk kabel pack off tempat
masuknya kabel dari Junctian Box, wellhead juga dilengkapi dengan “seal” agar
gas tidak bocor ke permukaan.

Sumber : PT. Pertamina EP Asset 2 Field Prabumulih

Gambar 2.2
Wellhead

2. Junction Box
Alat ini berguna untuk melepaskan gas yang masuk dalam kabel agar
tidak merusak peralatan yang lain dengan cara penyambungan kembali di dalam
Box agar gas yang terdapat di dalam selumbung kable dapat terlepas, junction box
ini di pasang antara wellhead dan switchoard.

Sumber : PT. Pertamina EP Asset 2 Field Prabumulih

Gambar 2.3
Junction Box
8

3. Switchboard
Tempat kumpulan tombol-tombol pengontrol yang berguna untuk
mengontrol atau mematikan dan menghidupkan pompa, Switchboard di lengkapi
alat yaitu Ampere chart ini merupakan bagian yang sangat penting untuk
memberikan informasi tentang kondisi pada motor dalam sumur apakah motor
dalam keadaan baik atau dalam kurang baik seperti terjadi gas lock dan
sebagainya, switchboard ini hanya dapat mengalirkan 1 Frekuensi saja dan tidak
dapat diubah yaitu frekuensi 50 Hz saja tidak bisa lebih atau kurang dan juga ada
jenis VSD yang dapat di ubah frekuensi-nya dinaikan atau di turunkan sesuai
dengan kebutuhan sumur itu sendiri.

Sumber : PT. Pertamina EP Asset 2 Field Prabumulih

Gambar 2.4
Switchboard / VSD

4. Transformer
Ialah alat yang berguna untuk mengatur atau mengontrol tinggi atau
rendahnya arus yang akan di berikan ke pada motor untuk berkerja memutar
seluruh rangkaian pompa melalui shaf sebagai media penyambung gerak, arus
listrik yang di berikan sesuai dengan kebutuhan motor yaitu 480 volt.
9

Sumber : PT. Pertamina EP Asset 2 Field Prabumulih

Gambar 2.5
Transformer

2.4.2 Komponen Bawah Permukaan


1. Pump
Tergantung tepat dibawah tubing henger, pompa adalah alat yang
pendorong fluida agar dapat ke permukaan yang berkerja dengan impeller yang
berputar dengan kecepatan tinggi mendorong fluida ke difuser sehingga melewati
lubang kecil pada difuser dan mengakibatkan tekanan menjadi tinggi, satu
impeller dan satu difuser itu dihitung satu stages yang mana jumlah stages
tergantung kemampuan satu stages atau juga disebut head capacity dari jenis
pompa yang pakai untuk mengangkat fluida.

Sumber : PT. Pertamina EP Asset 2 Field Prabumulih

Gambar 2.6
Pompa
10

2. Intake
Terletak di bawah pompa, Ialah tempat masuknya fluida hasil produksi
agar dapat di dorong oleh pompa ke permukaan dan juga sebagai media pemisah
atau penyaringan gas agar tidak ikut terproduksi. Intake terbagi menjadi 2 yaitu :
a. Standar Intake
b. Gas Separator.
Kedua jenis ini sama saja tetapi jenis standar intake itu sering di pasang
pada sumur-sumur yang kandungan gasnya sedikit dan gas separator di pasang
pada sumur-sumur kandungan gasnya besar.

Sumber : PT. Pertamina EP Asset 2 Field Prabumulih

Gambar 2.7
Intake

3. Protektor
Berguna untuk menyeimbangkan tekanan yang di dalam motor dengan
yang di anulus dan juga untuk pelumasan motor, protektor tebagi menjadi 2 jenis
yaitu :
a. Labirin
b. Back.
Prinsip kerja kedua jenis ini hampir sama sama saja dan kegunaannya juga
sama untuk menjaga tekanan yang ada di dalam motor dan di anulus, tetapi
penempatan atau pemasangannya yang berbeda jenis labirin itu lebih efektif kalau
11

di pasang pada sumur-sumur vertikal sedangkan protektor jenis back bisa semua
vertikal maupun horizontal, terkadang juga perusahanan-perusahaan perminyakan
telah mengabungkan alat kedua alat ini agar penyimbangan tekanan pada motor
dan anulus lebih lama otomatis umur motor itu akan lebih lama, pada pompa ESP
jika terjadi pergantian motor, protektor juga harus diganti secara bersamaan.

Sumber : PT. Pertamina EP Asset 2 Field Prabumulih

Gambar 2.8
Protektor

4. Motor
Terletak dipaling bawah rangkaian dan sebagai sumber gerak seluruh
rangkaian yang berkerja sebagai mengubah tenaga listrik menjadi tenanga magnet
tolak menolak antar rotor dan shaf agar dapar berpurar, jika satu motor tidak
dapat memenuhi house power pompa untuk mengerakan jumlah stages yang
terlalu banyak kita dapat mengabungkan 2 jenis motor yang sama untuk
memenuhi kebutuhan mengerakan jumlah stages tersebut dan juga biasa orang-
orang sebut tandem motor.
Motor dibagi menjadi dua bagian pokok, yaitu:
a. Rotor
Rotor adalah gulungan kabel yang berputar. yang sering dipergunkan
adalah motor induksi, dimana rotor dibuat dari besi pejal silindris 1 feet,
12

b. Stator
Stator adalah gulungan kabel halus yang stasioner dan menempel pada
badan motor. Stator menginduksi aliran listrik dan mengubah menjadi tenaga
putaran pada rotor, dengan berputarnya rotor maka poros (shaft) yang berada di
tengahnya akan ikut berputar,

Sumber : PT. Pertamina EP Asset 2 Field Prabumulih

Gambar 2.9
Motor

5. Cabel
Berguna untuk alat bantu penghantar listrik dari atas permukaan sampai
ke motor di bawah permukaan, kabel ada 2 jenis yaitu
a. Round
b. Plat
Secara umumnya pemilihan ukuran kabel disesuaikan dengan kebutuhan
dan harga, samakin besar kabel yang digunakan akan semakin baik karena
tagangan jatuh pada kabel akan semakin kecil dan efiensi secara keseluruhan
semakin meningkat, harga kabel semakin besar besar maka harganya semakin
tinggi pula, oleh karena itu untuk pemilihan kabel perlu di lihat dulu kebutuhan
dan juga di sesuaikan dengan biaya yang lain seperti biaya investasi dan operasi.
13

Sumber : PT. Pertamina EP Asset 2 Field Prabumulih

Gambar 2.10
Cable

7. Bleder Valve
Yaitu alat yang di pasang tepat di atas Check Valve yang bekerja untuk
memberishkan cairan yang ada didalam tubing dengan cara menjatuhkan bar
shinker ke dalam tubing hingga mematahkan plug, dengan patahnya plug cairan
akan mengalir keluar dan dengan mudah keluarkan peralatan ESP dari sumur.

Sumber : PT. Pertamina EP Asset 2 Field Prabumulih

Gambar 2.11
Bleder valve
14

8. Check Valve
Yaitu alat yang di pasang untuk mencegah aliran balik cairan didalam
tubing ke dalam sumur agar tidak menyebabkan impeler berputar dengan arah
berlawanan (Back Spin), jika terjadi spin tidak di anjurkan untuk menghidupakan
pompa karena akan merusak peralatan bawah permukaan lain.

Sumber : http:// www. Google.com /Gambar/Check Valve

Gambar 2.12
Check Valve

2.4.3 Komponen pendukung


1. Flat Cable
Yaitu suatu flat yang berguna untuk melindungi kabel dari gesekan antara
kabel dan cassing pada saat pemasangan peralatan pompa ke dalam sumur agar
tidak terjadinya rusak pada kabel yang akan menurunkan atau mengganggu arus
listrik yang akan di berikan ke motor.

Sumber : Sumber : http:// www. Google.com /Gambar/Flat Cable

Gambar 2.13
Flat Cable
15

2. Band Materiaal
Ialah alat pencengkram atau pengunci kabel dengan peralatan pompa
agar tetap diam tidak bergerak yang akan mengakibatkan kabel akan terjepit.

Sumber : PT. Pertamina EP Asset 2 Field Prabumulih

Gambar 2.14
Band Material

3. Centalizer
Alat ini digunakan pada pompa yang akan dipasang pada sumur-sumur
horizontal, centalizer di letakan paling bawah pada rangkaian pompa untuk
sebangai pengarah dan juga menjaga peralatan pompa tetap diposisi tengah-tengah
anulus.

Sumber : http:// www. Google.com /Gambar/Centalizer

Gambar 2.15
Centalizer
16

4. Shround Tube
Adalah alat bantu untuk mengarahkan aliran fluida yang ada dalam
anulus agar masuk kedalam intake dan juga agar aliran fluida tersebut melewati
motor yang sebagai media pendinginan motor, shroud biasanya ddisain dengan
ukuran panjang sekitar 25 hingga 30 feet dan dapat dipasang pada intake ESP.

Sumber : http:// www. Google.com /Gambar/Shround Tube

Gambar 2.16
Shround Tube

Anda mungkin juga menyukai