Anda di halaman 1dari 33

SISTEM PENGGERAK PANEL SURYA

DUAL AXIS BERBASIS MICROCONTROLLER


UNTUK OPTIMASI KONVERSI ENERGI MATAHARI

RISAL FAUZI

DEPARTEMEN FISIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2014
PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN
SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Sistem Penggerak Panel
Surya Dual Axis Berbasis Microcontroller Untuk Optimasi Konversi Energi
Matahari adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan
belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber
informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak
diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam
Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.
Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut
Pertanian Bogor.
Bogor, Maret 2014

Risal Fauzi
NIM G74100017
ABSTRAK

RISAL FAUZI. Sistem Penggerak Panel Surya Dual Axis Berbasis


Microcontroller Untuk Optimasi Konversi Energi Matahari. Dibimbing oleh
ARDIAN ARIEF SETIAWAN dan HERIYANTO SYAFUTRA.

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendesain dan membangun


penggerak panel surya dual axis yang dapat mengkonversi sinar matahari menjadi
energi listrik secara optimal. Dual axis tracking sytem pada penelitian ini
menggunakan empat LDR, microcontroller Arduino Uno, dan motor servo. Empat
LDR berfungsi sebagai sensor arah gerak. Motor servo digunakan untuk
menggerakkan panel surya dengan dua derajat kebebasan. Microcontroller
Arduino Uno berfungsi sebagai penyimpan logika perintah pada sistem penggerak.
Prototipe panel surya yang dibuat mampu mengikuti pergerakan arah datangnya
sinar matahari secara dinamis. Hasil uji coba panel surya dinamis ini
menunjukkan konversi energi sinar matahari menjadi listrik lebih besar
dibandingkan dengan panel surya yang statis. Hal ini terjadi karena energi terbesar
yang diterima oleh panel surya adalah ketika arah radiasi matahari tegak lurus
dengan bidang panel surya. Besar surplus energy matahari pada panel surya
adalah 42.6%
Kata kunci : dual axis, LDR, microcontroller Arduino Uno, motor servo, panel
surya

ABSTRACT

RISAL FAUZI. Dual Axis Solar Tracker System based on Microcontroller for
Optimization Conversion Solar Energy. Supervised by ARDIAN ARIEF
SETIAWAN and HERIYANTO SYAFUTRA.

The purpose of this research is to design and construct dual axis solar panel
tracker that can convert sunlight into electrical energy. Dual axis tracking sytem in
this research used four LDR, Arduino Uno microcontroller, and servo motor. Four
LDR functions as a direction of motion sensors . Servo motor is used to drive the
solar panels with two degrees of freedom (Azimuth and Altitude). Arduino Uno
microcontroller functions as a storage logic commands on the system drive.
Prototype solar panels were designed to be able to follow the movement direction
of the sun. The results showed that a dynamic solar panels converting sunlight
into electrical energy more efficiently compared to static solar panels. This is
because the largest energy received by the solar panel obtained when the sun
radiation is perpendicular to solar panels. The surplus energy to the solar panel is
42.6%
Key words: Arduino Uno microcontroller, dual axis, LDR, motor servo, solar
panel
SISTEM PENGGERAK PANEL SURYA
DUAL AXIS BERBASIS MICROCONTROLLER
UNTUK OPTIMASI KONVERSI ENERGI MATAHARI

RISAL FAUZI

Skripsi
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Sains pada
Departemen Fisika

DEPARTEMEN FISIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2014
Judul Skripsi : Sistem Penggerak Panel Surya Dual Axis Berbasis
Microcontroller Untuk Optimasi Konversi Energi Matahari
Nama : Risal Fauzi
NIM : G74100017

Disetujui oleh

Ardian Arief Setiawan, M.Si. Heriyanto Syafutra, M.Si.


Pembimbing I Pembimbing II

Mengetahui,

Dr. Akhiruddin maddu


Ketua Departemen Fisika

Disetujui tanggal:
PRAKATA

Puji syukur kepada Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
hidayahnya, sehingga penulis dapat menyelesaikan karya ilmiah yang berjudul
Sistem Penggerak Panel Surya Dual Axis Berbasis Microcontroller Untuk
Optimasi Konversi Energi Matahari.
Terima kasih penulis ucapkan kepada Ardian Arief Setiawan, M.Si. dan
Heriyanto Syafutra, M.Si. sebagai dosen pembimbing yang telah memberikan
motivasi dan waktunya serta dari arahan beliau karya ilmiah ini dapat diselesaikan.
Terima kasih juga kepada orang tua, saudara, semua staf Fisika IPB, Ulul Albab,
Febri Dwi Irawati, dan teman-teman atas segala bantuan dan kasih sayangnya.

Bogor, Maret 2014

Risal Fauzi
DAFTAR ISI

DAFTAR TABEL vi
DAFTAR GAMBAR vi
DAFTAR LAMPIRAN vi
PENDAHULUAN 1
Latar Belakang 1
Tujuan Penelitian 1
Perumusan Masalah 2
Hipotesis 2
Manfaat Penelitian 2
Ruang Lingkup Penelitian 2
TINJAUAN PUSTAKA 2
Sensor LDR 2
Dual Axis Tracking System 3
Microcontroller Arduino 3
Motor Servo 4
METODE 4
Waktu dan Tempat Penelitian 4
Alat dan Bahan 4
Studi Pustaka 5
Perancangan Dual Axis Tracking System 5
Perancangan sensor 5
Pembuatan Rangkaian Sensor 6
HASIL DAN PEMBAHASAN 6
SIMPULAN DAN SARAN 12
Simpulan 12
Saran 12
RIWAYAT HIDUP 23
DAFTAR TABEL
1 Tegangan keluaran LDR yang terbaca oleh Arduino Uno 7

DAFTAR GAMBAR
1 LDR 3
2 Microcontroller Arduino Uno 3
3 Motor servo 4
4 Perancangan dual axis tracking system 5
5 Perancangan sensor 5
6 Rangkaian pembagi tegangan 6
7 Algoritma dual axis tracking system 6
8 Sensor LDR dual axis tracking system 7
9 Karakteristik tegangan keluaran terhadap waktu di hari pertama 8
10 Karakteristik tegangan keluaran terhadap waktu di hari kedua 8
11 Karakteristik tegangan keluaran terhadap waktu di hari ketiga 8
12 Karakteristik arus keluaran terhadap waktu di hari pertama 9
13 Karakteristik arus keluaran terhadap waktu di hari kedua 10
14 Karakteristik arus keluaran terhadap waktu di hari ketiga 10
15 Karakteristik daya keluaran terhadap waktu di hari pertama 11
16 Karakteristik daya keluaran terhadap waktu di hari kedua 11
17 Karakteristik daya keluaran terhadap waktu di hari ketiga 11

DAFTAR LAMPIRAN
1 Simulasi ISIS PROTEUS 7 pengerak dual axis tracking sytem 14
2 Bentuk pengerak dual axis tracking sytem nampak atas, depan, dan
samping serta cara pengambilan data 15
3 Nilai tegangan dan arus untuk panel surya yang menggunakan sistem
penggerak panel surya dual axis 16
4 Nilai tegangan dan arus untuk panel surya tanpa penggerak (statis) 17
5 Daya keluaran untuk panel surya menggunakan penggerak dan tanpa
penggerak 18
6 Algoritma ploting data pada MATLAB 19
7 Algoritma pengerak dual axis tracking sytem 21
1

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Energi merupakan salah satu permasalahan yang penting di Indonesia, karena


Indonesia masih banyak bergantung pada sumber energi yang berasal dari bahan
bakar fosil (minyak) yang sifatnya tidak dapat diperbaharui. Jika pasokan minyak
dunia habis, maka akan terjadi krisis energi yang berpengaruh buruk pada
ekonomi negara, yaitu sektor industri, transportasi, dan rumah tangga. Telah
banyak upaya yang dilakukan pemerintah dan peneliti untuk mengatasi
permasalahan tersebut, dengan mencari sumber energi alternatif yang tidak
terbatas dan dapat diperbaharui.
Salah satu sumber energi alternatif yang terdapat di alam adalah matahari.5
Energi matahari sangatlah berlimpah di wilayah Indonesia yang terletak di
katulistiwa. Energi ini diperoleh secara gratis oleh semua kalangan masyarakat.
Pemanfaatan energi matahari dalam bentuk energi listrik akan mengurangi
konsumsi energi masyarakat terhadap energi listrik yang berbahan bakar fosil
sehingga dapat menghemat anggaran belanja negara atau pemerintah daerah.
Sel photovoltaic adalah sebuah alat semikonduktor yang terdiri dari sebagian
besar dioda p-n junction dan dengan adanya cahaya matahari mampu menciptakan
energi listrik.7 Sel photovoltaic hanya bekerja secara optimum bila posisinya tepat
tegak lurus dengan matahari.
Matahari merupakan sumber energi yang bergerak dan setiap derajat gerakan
matahari akan mempengaruhi besar penerimaan intensitas cahaya yang akan
diterima oleh panel surya.9 Untuk memanfaatkan cahaya matahari sebagai energi
secara optimal maka panel surya harus terus diarahkan tegak lurus terhadap
cahaya matahari..
Berkaitan dengan hal itu, pada penelitian ini akan merancang alat yang dapat
digunakan untuk menempatkan panel surya tetap dalam kondisi intensitas
matahari yang optimum. Penelitian ini menggunakan empat sensor cahaya (LDR)
yang berfungsi sebagai pembanding tegangan keluaran, sedangkan
microcontroller ARDUINO menjadi penyimpan logika perintah dalam sistem, dan
motor servo menjadi penggerak untuk mengubah posisi panel surya yaitu dari
timur ke barat serta utara selatan.

Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk membuat alat yang dapat menggerakkan panel
surya tepat pada intensitas penyinaran yang maksimum. Serta membandingkan
besarnya tegangan, arus, dan daya yang diperoleh panel surya ketika
menggunakan sistem penggerak dan kondisi statis.
2

Perumusan Masalah

Adapun perumusan masalah yang penulis ajukan adalah sebagai berikut :


1. Bagaimana rancangan sistem penggerak panel surya berbasis
microcontroller ?
2. Apakah sistem penggerak panel surya lebih efisien mengkonversi energi
matahari menggunakan metode dual axis dibandingkan statis ?

Hipotesis

Tegangan keluaran, arus, dan daya yang dihasilkan menggunakan sistem


penggerak panel surya akan lebih besar dibandingkan dengan sistem panel surya
statis. Sehingga sistem penggerak panel surya akan lebih efisien mengkonversi
energi matahari.

Manfaat Penelitian

Membuat sebuah sistem kendali penjejak sinar matahari baik perangkat lunak
maupun perangkat keras dengan kemampuan untuk memaksimalkan penerimaan
cahaya matahari. Menerapkan konsep mengenai cara untuk memaksimalkan
tingkat penerimaan sinar matahari dengan mengatur posisi penampang menghadap
arah datangnya sinar matahari.

Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian ini dibatasi pada prototype penggerak panel surya, gerakannya


pun dibatasi selatan – uatara (Altitude) dan timur – barat (Azimuth), sensor
penggerak memanfaatkan bayangan sehingga panel surya akan bergerak saat ada
sinar matahari.

TINJAUAN PUSTAKA

Sensor LDR

Sensor adalah piranti yang menerima dan merespon sinyal atau measurand.
Banyak metode yang berbeda telah diusulkan dan digunakan untuk melacak posisi
matahari. Yang paling sederhana dari semuanya menggunakan LDR sebuah Light
Dependent Resistor untuk mendeteksi perubahan intensitas cahaya pada
permukaan resistor.2,6 Resistansi LDR pada tempat yang gelap biasanya mencapai
sekitar 10 MΩ, dan ditempat terang LDR mempunyai resistansi yang turun
menjadi sekitar 150 Ω.7 LDR ditunjukkan oleh Gambar 1.
3

Dual Axis Tracking System

Dual axis tracking system menggunakan panel surya untuk melacak matahari
dari timur ke barat dan utara ke selatan menggunakan dua derajat kebebasan untuk
memutar.1,8,10 Sistem pelacakan sumbu ganda menggunakan empat LDR, dua
motor dan microcontroller. Keempat LDR yang ditempatkan di empat arah yang
berbeda. Satu set sensor dan satu motor digunakan untuk menggerakkan panel
dari timur ke barat dan set lain dari sensor dan motor menggerakkan utara
keselatan3.
Microcontroller Arduino

Arduino merupakan open-source, yang berarti perangkat keras yang harganya


murah dan perangkat lunak yang bebas dikembangkan. Papan Duemilanove
memiliki mikrokontroler Atmel ATmega 328 beroperasi pada 5 V dengan 2 Kb
RAM, flash memory 32 Kb untuk menyimpan program dan 1 Kb EEPROM untuk
menyimpan parameter. Kecepatan clock 16 MHz, yang diterjemahkan untuk
mengeksekusi sekitar 300.000 baris dari sumber kode C per detik. Duemilanove
memiliki 14 I/O pin digital dan 6 pin input analog. Ada konektor USB untuk
menghubungkan ke komputer dan DC power jack untuk menghubungkan 6-20 V
sumber daya eksternal, saat menjalankan program saat tidak terhubung ke
komputer. Header disediakan untuk interfacing ke pin I / O menggunakan 22 g
kawat atau kepala konektor. Bahasa pemrograman Arduino adalah versi
sederhana dari C/C ++4. Arduino ditunjukkan pada Gambar 2.

Gambar 1 LDR

Gambar 2 Microcontroller Arduino Uno


4

Gambar 3 Motor servo

Motor Servo

Motor servo pada dasarnya adalah sebuah kopling dari motor DC untuk
potensiometer sedemikian rupa sehingga rangkaian kontrol dapat menentukan
posisi absolut dari rotor. Biasanya poros dari motor DC akan diarahkan untuk
mendorong lengan cam sehingga sejumlah besar torsi dapat dikembangkan.
sebuah motor servo terdiri dari susunan motor dc gir dan sebuah potensiometer.
Adapun bagaian-bagian yang menyusun motor servo dan bagian servo pada saat
disatukan maka akan terlihat pada Gambar 3.

METODE

Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian dilakukan di Laboratorium sensor, Departemen Fisika, FMIPA,


IPB dari bulan Juni 2013 sampai Februari 2014.

Alat dan Bahan

Peralatan yang digunakan dalam penelitian ini ialah sebuah laptop dengan
processor Pentium Dual Core CPU T4200, 2.00 GHz, HDD 250GB, Memory
1GB, Software yang digunakan dalam penelitian ini ialah MS.Office 2010,
Google SketchUp, ISIS Proteus 7, MATLAB 2008, dan sistem logic
Arduino1.5.5. Komponen yang digunakan Microcontroller ARDUINO UNO,
motor servo, panel surya, resistor, kapasitor, LDR, IC 7805, trimpot 50K Ω dan
baterai 9V. Pendukung penelitian ini berupa sumber pustaka, baik jurnal-jurnal
ilmiah, tesis, maupun sumber lain yang relevan.
5

Studi Pustaka

Studi pustaka dilakukan untuk memahami macam – macam sistem penggerak


panel surya dan menentukan mecrocontroler beserta motor servo yang akan
digunakan, sehingga memudahkan perancangan sistem penggerak panel surya.
Studi pustaka akan membantu penulis dalam menentukan derajat kebebasan untuk
mendeksi sinar matahari.

Perancangan Dual Axis Tracking System

Pada Gambar 4 merupakan perancangan dual axis tracking system yaitu panel
surya akan bergerak dengan dua derajat kebebasan dengan menggunakan dua
motor Servo, motor servo yang pertama akan menggerakan panel surya dari
selatan ke utara, sedangkan motor servo kedua akan menggerakan panel surya dari
timur ke barat.
Perancangan sensor

Pada Gambar 5 sensor pelacakan terdiri dari empat sensor LDR yang sama,
yang terletak di timur, barat, selatan, dan utara untuk mendeteksi intensitas
sumber cahaya. LDR sensor membentuk sudut 90° untuk setiap LDR. Sensor
diberikan kurungan agar sinar matahari yang di terma LDR lebih fokus sehingga
lebih cepat menentukan posisi matahari, bagian tengah sensor dibuat tinggi supaya
tercipta bayangan, dan bayangan itu akan dijadikan sebagai penanda bahwa sensor
tersebut belum tegak lurus dengan matahari, sehingga selama LDR masih ada
yang terkena bayangan maka panel surya akan terus bergerak sampai tidak ada
bayangan.

Gambar 4 Perancangan dual axis tracking system

Gambar 5 Perancangan sensor


6

Gambar 6 Rangkaian pembagi tegangan

Gambar 7 Algoritma dual axis tracking system

Pembuatan Rangkaian Sensor

Rangkaian pada sensor ini menggunakan prinsip pembagi tegangan seperti


yang ditunjukkan pada Gambar 6, yang menggunakan empat LDR , empat
resistor 1Kohm.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Secara umum sistem kerja dari dual axis tracking system memanfaatkan
intensitas sinar matahari yang mengenai LDR. LDR merupakan piranti elektronika
yang peka terhadap cahaya yang akan menghasilkan perbedaan tegangan saat
terkena cahaya. Informasi besar tegangan akan dibaca oleh Arduino Uno dengan
sistem logic Arduino1.5.5. Arduino Uno bertindak sebagai pengendali yang
mengelolah informasi besar tegangan dengan menggerakkan servo vertikal dan
horizontal menuju posisi yang tepat agar didapatkan tegangan yang paling
maksimum.
Pada penelitian ini, dual axis tracking system menggunakan empat LDR
dengan fungsi masing – masing. Pada Gambar 8 terdapat empat LDR yang dibagi
berdasarkan letaknya dan ditandai dengan atas, bawah, kiri dan kanan. LDR di
7

atas dan bawah berfungsi sebagai sensor gerak vertikal dan LDR di kanan dan kiri
berfungsi sebagai sensor gerak arah horizontal. Pada tiap bagian LDR atas
terdapat dua buah yaitu LDR atas kanan dan LDR atas kiri, begitu juga dengan
bagian LDR bawah terdapat dua buah yaitu LDR bawah kanan, dan LDR bawah
kiri, sedangkan pada bagian LDR kanan terdapat dua buah yaitu LDR atas kanan
dan LDR bawah kanan, begitu juga dengan bagian LDR kiri terdapat dua buah
yaitu LDR atas kiri, dan LDR bawah kiri. Tiap – tiap LDR tersambung dengan
tegangan Vcc dan Ground.
Saat bagian LDR bawah terkena sinar matahari maka LDR tersebut akan
mengalami penurunan tegangan dan bagian LDR atas terkena bayangan sehingga
LDR atas mengalami kenaikan tegangan. Perubahan tegangan yang dihasilkan
oleh masing – masing LDR akan dibaca oleh Arduino Uno untuk selanjutnya
memicu bagian servo vertikal untuk bergerak mengikuti arah datangnya sinar
matahari sampai keempat sensor LDR mendapatkan sinar yang sama, begitu juga
untuk menggerakkan servo horizontal.
Tabel 1 adalah contoh hasil pembacaan tegangan (dalam bentuk nilai ADC)
masing – masing LDR. Pada tabel nomer 1 dibaca LDR atas kanana, atas kiri,
bawaah kanan, bawah kiri, kemudian diperoleh rata kanan dari penjumlahan atas
kanan dan bawah kanan dibagi dua, begitu juga untuk rata kiri, rata atas dan rata
bawah, sedangkan toleransi (-18 sampai 18) terbaca dari trimpot, yang berfungsi
sebagai sensitifitas, kemudian perbedaan vertikal didapat dari selisih rata atas dan
rata bawah sedangkan perbedaan horizontal didapat dari selisih rata kiri dan rata
kanan, karena pada nomer 1 nilai perbedaan vertikal diluar toleransi maka motor
servo bergerak dari atas ke bawah dan perbedaan horizontal di dalam rentang
toleransi maka tidak terjadi pergerakan.

Tabel 1 Tegangan keluaran LDR yang terbaca oleh Arduino Uno

Gambar 8 Sensor LDR dual axis tracking system


8

Hasil pengujian tegangan dan arus yang dihasilkan panel surya statis maupun
menggunakan dual axis tracking system ditunjukkan pada Gambar 9 sampai 17.
Pengambilan data ini dilakukan selama tiga hari dari pukul 7.00 sampai 16.00.
Hasil pengukuran arus dan tegangan terdapat pada Lampiran 3 dan 4.
Karakteristik waktu terhadap tegangan dan arus ditunjukkan pada gambar 9
sampai 14.

Gambar 9 Karakteristik tegangan keluaran dari pukul 7.00 - 16.00 di hari pertama

Gambar 10 Karakteristik tegangan keluaran dari pukul 7.00 - 16.00 di hari kedua

Gambar 11 Karakteristik tegangan keluaran dari pukul 7.00 - 16.00 di hari ketiga
9

Dari ketiga grafik pada Gambar 9 sampai 11 terlihat jelas perbedaan tegangan
keluaran yang terukur antara panel surya yang menggunakan penggerak dan tanpa
pengerak. Tegangan keluaran lebih besar panel surya yang menggunakan
penggerak, perbedaan yang signifikan tejadi antara pukul 7.00 sampai pukul 10.00
dan pukul 14.00 sampai pukul 16.00, hal ini disebabkan karena pada pukul 7.00
sampai pukul 10.00 posisi matahari berada di timur sehingga posisi penampang
panel surya dinamis bergerak menghadap ke timur dan mengakibatkan intensitas
matahari yang diterima tegak lurus dengan penampang panel surya dinamis,
sedangkan posisi penampang panel surya statis tetap menghadap ke atas
mengakibatkan intensitas matahari yang diterima oleh penampang panel surya
statis tidak tegak lurus, begitu juga saat pukul 14.00 sampai pukul 16.00 matahari
beradi di barat sehingga posisi penampang panel surya dinamis bergerak
menghadap ke barat dan mengakibatkan intensitas matahari yang diterima tegak
lurus dengan penampang panel surya dinamis, sedangkan posisi penampang panel
surya statis tetap menghadap ke atas mengakibatkan intensitas matahari yang
diterima oleh penampang panel surya statis tidak tegak lurus.
Fluktuasi yang terdapat pada grafik disebabkan oleh kondisi awan, saat
mendung matahari tertutup awan sehingga intensitas yang diterima panel surya
berkurang dan saat terik intensitas yang diterima panel surya maksimum.
Untuk mendapatkan nilai efektifitas panel surya diperlukan perbandingan
energi antara panel surya yang digerakkan menggunakan pengerak dual axis
tracking sytem dan panel surya tanpa penggerak dengan menggunakan persamaan
(1):
( ) ( ) ( )

dengan memisalkan Pg adalah output dengan penggerak dan Ptg adalah output
tanpa penggerak. Dalam pengambilan data selama tiga hari dengan menggunakan
persamaan (1) didapatkan rata – rata tegangan surplus sebesar 8.12% ketika
menggunakan penggerak dual axis tracking sytem.

Gambar 12 Karakteristik arus keluaran dari pukul 7.00 - 16.00 di hari pertama
10

Gambar 13 Karakteristik arus keluaran dari pukul 7.00 - 16.00 di hari kedua

Gambar 14 Karakteristik arus keluaran dari pukul 7.00 - 16.00 di hari ketiga

Pada Gambar 12 sampai 14 terlihat bahwa arus yang dihasilkan panel surya
yang menggunakan penggerak lebih besar dibandingkan tanpa pengerak.
Pengukuran arus pada panel surya yang menggunakan dual axis tracking sytem
selama tiga hari didapatkan rata – rata yang tidak jauh berbeda yaitu pada hari
pertama 69.35838 mA, hari kedua 69.41324 mA, dan hari ketiga 69.38649 mA.
Sama halnya dengan pengukuran arus dengan menggunakan panel surya tanpa
penggerak memiliki rata – rata yang tidak jauh berbeda dari setiap harinya, yaitu
pada hari pertama 51.10359 mA, hari kedua 51.06954 mA, dan hari ketiga
51.21576 mA. Surplus arus saat menggunakan penggerak panel surya dapat
dihitung dengan menggunakan persamaan (1) sehingga diperoleh sebesar 35.48%.
Nilai tegangan dan arus untuk panel surya dinamis terdapat pada lampiran 3
sedangkan untuk panel yang statis terdapat pada Lampiran 4. Data tengangan dan
arus dapat digunakan untuk menghitung daya keluaran panel surya. Perhitungan
dilakukan dengan menggunakan persamaan (2):
P=IxV (2)
dengan P adalah daya , V adalah tegangan, dan I adalah arus. Hasil penghitungan
daya untuk panel surya dinamis maupun statis terdapat pada lampiran 5.
Perbedaan daya keluaran antara panel surya yang di gerakkan dan panel surya
yang statis terhadap waktu dapat diliat pada Gambar 15 sampai 17.
11

Gambar 15 Karakteristik daya keluaran dari pukul 7.00 - 16.00 di hari pertama

Gambar 16 Karakteristik daya keluaran dari pukul 7.00 - 16.00 di hari kedua

Gambar 17 Karakteristik daya keluaran dari pukul 7.00 - 16.00 di hari ketiga
Berdasarkan Gambar 15 sampai 17 secara keseluruhan daya yang diperoleh
dari hasil pengujian pada keluaran panel surya yang menggunakan pengerak dual
axis tracking sytem antara hari pertama, kedua, dan ketiga hasilnya lebih besar
jika dibandingkan dengan pengujian daya keluaran sel surya statis. Hasil
perhitungan daya rata-rata pada hari pertama 0.248122 watt, hari kedua 0.25075
watt, dan hari ketiga 0.250937 watt. Daya yang terukur pada keluaran panel surya
12

tanpa penggerak memiliki rata – rata dihari pertama 0.173369 watt, hari kedua
0.172309 watt, dan hari ketiga 0.180102 watt. Nilai efektifitas pengerak dual axis
tracking sytem mengalami peningkatan energi sebesar 42.6 %.

SIMPULAN DAN SARAN

Simpulan

Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan beberapa hal yaitu rangkaian
sensor pendeteksi pergerakan matahari dengan empat LDR mampu menempatkan
posisi permukaan panel tegak lurus dengan arah sinar datang matahari. Dan
surplus tegangan, arus dan daya yang dihasilkan panel surya saat digerakkan
mengikuti matahari yaitu 8.12%, 35.48% dan 42.6 %.

Saran

Penelitian ini dibatasi pada pembuatan prototype dual axis tracking system
sehingga untuk penelitian selanjutnya disarankan untuk menerapkan sistem
prototype ke dalam sistem real. Sistem real ini menggunakan panel surya
berukuran besar. Sehingga dapat diperoleh nilai efektivitas dalam kondisi real.

DAFTAR PUSTAKA

1. Ribeiro, Antonio, Moreira, Martin, Pereira. 2008. Development of a Sun


Tracker. Universidade Federal de Viçosa, Av. P. H. Rolfs ,s/nº ,Viçosa, Minas
Gerais.
2. Rizk J, Chaiko Y.2008. Solar Tracking System More Efficient Use of
Solar Panels. World Academy of Science, Engineering and Technology.
3. Deepthi S, Ponni A, Ranjitha R , Dhanabal R. 2013. Comparison of
Efficiencies of Solar Tracker systems with static panel Single - Axis
Tracking System and Dual-Axis Tracking System with Fixed Mount.
International Journal of Engineering and Technology (IJET), ISO 9001.
4. W. Durfee, University of Minnesota. 2011. Arduino Microcontroller Guide
[internet]. [diacu 2013 September 8]. Tersedia dari
www.me.umn.edu/courses/me2011/arduino/
5. David B, Joshua. 2007. Applications Of Solar Energy To Power Stand
Alone And Street Ligting [Thesis]. University Of Missouri Rolla.
6. Pandey, Bhavesh. 2012. Automatic Sun Tracking System Using PSoC.
Goa campus India : International Journal of Innovative Research in
Science, Engineering and Technology .
13

7. Kais I, Abdul-lateef. 2012. A Low Cost Single Axis Sun Tracker System
Using Pic Microcontroler. Iraq-Bagdad: Diyala Journal of Engineering
Sciences.
8. Jing-Min Wang. 2013. Design and Implementation of a Sun Tracker with a
Dual-Axis Single Motor for an Optical Sensor-Based Photovoltaic System.
Taipei : Department of Electrical Engineering, St. John’s University.
9. Dewanto H. 2010. Model Panel Surya Cerdas Dengan Pelacak Cahaya
Matahari Otomatis Berbasis Mikrokontroler. Kentingan Surakerta: Fisika
FKIP UNS.
10. Vladislav Poulek. 2010. New Bifasial Solar Tracker and Tracking
Concentrators. Czech Republic : Czech University of Agriculture in
Prague
14

Lampiran 1 Simulasi ISIS PROTEUS 7 pengerak dual axis tracking sytem


15

Lampiran 2 Bentuk pengerak dual axis tracking sytem nampak atas, depan, dan
samping serta cara pengambilan data
16

Lampiran 3 Nilai tegangan dan arus untuk panel surya yang menggunakan
sistem penggerak panel surya dual axis

Penggerak
Waktu Pengujian Pertama Pengujian Kedua Pengujian Ketiga
WIB V (volt) I (mA) V (volt) I (mA) V (volt) I (mA)
7.00 3.54 43.59 3.38 43.43 3.55 43.60
7.15 3.56 43.8 3.55 43.79 3.56 43.80
7.30 3.58 44.06 3.92 44.40 3.92 44.40
7.45 3.62 42.92 4.24 43.54 3.80 43.10
8.00 3.60 43.76 4.08 44.24 3.54 43.70
8.15 3.70 50.15 4.50 50.95 3.55 50.00
8.30 3.82 52.00 4.44 52.62 3.52 51.70
8.45 3.85 49.29 4.44 49.88 3.56 49.00
9.00 3.90 63.60 4.40 64.10 3.60 63.30
9.15 3.87 63.93 4.00 64.06 3.54 63.60
9.30 3.70 68.06 4.23 68.59 3.64 68.00
9.45 3.68 70.63 3.84 70.79 3.55 70.50
10.00 3.71 70.31 3.82 70.42 3.60 70.20
10.15 3.66 76.60 4.02 76.96 3.56 76.50
10.30 3.69 77.09 3.89 77.29 3.60 77.00
10.45 3.61 73.89 3.78 74.06 3.72 74.00
11.00 3.71 76.87 3.80 76.96 3.64 76.80
11.15 3.69 72.09 3.82 72.22 3.70 72.10
11.30 3.56 64.44 3.70 64.58 3.72 64.60
11.45 3.52 69.39 3.90 69.77 3.63 69.50
12.00 3.58 86.27 3.92 86.61 3.71 86.40
12.15 3.59 87.01 3.94 87.36 3.58 87.00
12.30 3.55 87.98 3.60 88.03 3.57 88.00
12.45 3.53 89.71 3.70 89.88 3.82 90.00
13.00 4.05 86.16 3.90 86.01 3.89 86.00
13.15 3.88 85.06 3.89 85.07 3.82 85.00
13.30 3.64 82.81 3.86 83.03 3.83 83.00
13.45 3.57 84.81 3.66 84.90 3.76 85.00
14.00 3.30 83.13 3.59 83.42 3.77 83.60
14.15 3.32 84.69 2.60 83.97 3.63 85.00
14.30 3.40 83.77 2.80 83.17 3.53 83.90
14.45 3.30 73.76 2.70 73.16 3.54 74.00
15.00 3.20 72.73 2.50 72.03 3.47 73.00
15.15 3.40 64.94 2.50 64.04 3.46 65.00
15.30 3.20 65.80 2.60 65.20 3.40 66.00
15.45 3.30 67.06 2.60 66.36 3.24 67.00
16.00 3.10 64.10 2.40 63.40 3.00 64.00
17

Lampiran 4 Nilai tegangan dan arus untuk panel surya tanpa penggerak (statis)

Tanpa Penggerak
Waktu Pengujian Pertama Pengujian Kedua Pengujian Ketiga
WIB V (volt) I (mA) V (volt) I (mA) V (volt) I (mA)
7.00 2.90 18.50 2.50 18.10 3.00 18.60
7.15 2.98 18.30 2.25 17.57 2.98 18.30
7.30 2.96 18.21 3.15 18.40 3.15 18.40
7.45 3.00 18.37 3.11 18.48 3.23 18.60
8.00 3.20 18.21 3.89 18.90 2.99 18.00
8.15 3.60 20.93 3.97 21.30 3.07 20.40
8.30 3.62 31.00 4.00 31.38 2.92 30.30
8.45 3.70 37.11 4.31 37.72 3.29 36.70
9.00 3.76 39.13 4.16 39.53 3.33 38.70
9.15 3.62 42.46 3.50 42.34 3.36 42.20
9.30 3.52 50.02 3.03 49.53 3.50 50.00
9.45 3.46 50.45 3.27 50.26 3.41 50.40
10.00 3.58 52.35 3.73 52.50 3.43 52.20
10.15 3.59 66.78 3.87 67.06 3.51 66.70
10.30 3.60 70.42 3.80 70.62 3.48 70.30
10.45 3.31 70.61 3.60 70.90 3.70 71.00
11.00 3.68 70.67 3.70 70.69 3.61 70.60
11.15 3.66 70.68 3.70 70.72 3.68 70.70
11.30 3.55 63.69 3.50 63.64 3.66 63.80
11.45 3.51 63.42 3.81 63.72 3.59 63.50
12.00 3.58 79.97 3.82 80.21 3.61 80.00
12.15 3.57 80.19 3.84 80.46 3.58 80.20
12.30 3.51 80.24 3.50 80.23 3.57 80.30
12.45 3.45 80.13 3.40 80.08 3.82 80.50
13.00 3.89 85.35 3.88 85.34 3.84 85.30
13.15 3.81 61.27 3.75 61.21 3.81 60.97
13.30 3.61 63.32 3.80 63.51 3.80 63.25
13.45 3.39 60.10 3.58 60.29 3.75 60.21
14.00 3.25 52.40 2.78 51.97 3.61 52.59
14.15 3.32 50.43 2.20 49.31 3.51 51.00
14.30 3.00 49.19 2.32 48.51 3.54 50.00
14.45 2.90 48.60 2.41 48.11 3.50 49.50
15.00 2.70 48.35 2.14 47.79 3.40 49.40
15.15 2.40 43.79 2.28 43.67 3.41 45.00
15.30 2.50 44.18 2.30 43.98 3.30 44.98
15.45 2.60 36.76 2.35 36.51 3.20 37.36
16.00 2.40 35.19 2.22 35.01 2.21 35.00
18

Lampiran 5 Daya keluaran untuk panel surya menggunakan penggerak dan


tanpa penggerak

Penggerak Tanpa Penggerak


Waktu
Pertama Kedua Ketiga Pertama Kedua Ketiga
WIB
W (watt) W (watt) W (watt) W (watt) W (watt) W (watt)
7.00 0.154309 0.146793 0.154780 0.053650 0.045250 0.055800
7.15 0.155928 0.155455 0.155928 0.054534 0.039533 0.054534
7.30 0.157735 0.174048 0.174048 0.053902 0.057960 0.057960
7.45 0.155370 0.184610 0.163780 0.055110 0.057473 0.060078
8.00 0.157536 0.180499 0.154698 0.058272 0.073521 0.053820
8.15 0.185555 0.229275 0.177500 0.075348 0.084561 0.062628
8.30 0.198640 0.233633 0.181984 0.112220 0.125520 0.088476
8.45 0.189767 0.221467 0.174440 0.137307 0.162573 0.120743
9.00 0.248040 0.282040 0.227880 0.147129 0.164445 0.128871
9.15 0.247409 0.256240 0.225144 0.153705 0.148190 0.141792
9.30 0.251822 0.290136 0.247520 0.176070 0.150076 0.175000
9.45 0.259918 0.271834 0.250275 0.174557 0.164350 0.171864
10.00 0.260850 0.269004 0.252720 0.187413 0.195825 0.179046
10.15 0.280356 0.309379 0.272340 0.239740 0.259522 0.234117
10.30 0.284462 0.300658 0.277200 0.253512 0.268356 0.244644
10.45 0.266743 0.279947 0.275280 0.233719 0.255240 0.262700
11.00 0.285188 0.292448 0.279552 0.260066 0.261553 0.254866
11.15 0.266012 0.275880 0.266770 0.258689 0.261664 0.260176
11.30 0.229406 0.238946 0.240312 0.226100 0.222740 0.233508
11.45 0.244253 0.272103 0.252285 0.222604 0.242773 0.227965
12.00 0.308847 0.339511 0.320544 0.286293 0.306402 0.288800
12.15 0.312366 0.344198 0.311460 0.286278 0.308966 0.287116
12.30 0.312329 0.316908 0.314160 0.281642 0.280805 0.286671
12.45 0.316676 0.332556 0.343800 0.276449 0.272272 0.307510
13.00 0.348948 0.335439 0.334540 0.332012 0.331119 0.327552
13.15 0.330033 0.330922 0.324700 0.233444 0.229543 0.214010
13.30 0.301428 0.320496 0.317890 0.228605 0.241359 0.223925
13.45 0.302772 0.310734 0.319600 0.203739 0.215838 0.210735
14.00 0.274329 0.299478 0.315172 0.170450 0.144493 0.178826
14.15 0.281171 0.218322 0.308550 0.167428 0.108482 0.198390
14.30 0.284818 0.232876 0.296167 0.147570 0.112543 0.190500
14.45 0.243408 0.197532 0.261960 0.140940 0.115945 0.188100
15.00 0.232736 0.180075 0.253310 0.130545 0.102271 0.185250
15.15 0.220796 0.160100 0.224900 0.105096 0.099568 0.162450
15.30 0.210560 0.169520 0.224400 0.110455 0.101159 0.148441
15.45 0.221298 0.172536 0.217080 0.095597 0.085817 0.119578
16.00 0.198710 0.152160 0.192000 0.084456 0.077722 0.077350
19

Lampiran 6 Algoritma ploting data pada MATLAB


diary on
penggerak=xlsread('data.xlsx',1);
tanpa_penggerak=xlsread('data.xlsx',2);
n=37;

t=penggerak(1:n,1);
V1=penggerak(1:n,2);
I1=penggerak(1:n,3);
W1=penggerak(1:n,4);
V2=penggerak(1:n,5);
I2=penggerak(1:n,6);
W2=penggerak(1:n,7);
V3=penggerak(1:n,8);
I3=penggerak(1:n,9);
W3=penggerak(1:n,10);
V1n=tanpa_penggerak(1:n,2);
I1n=tanpa_penggerak(1:n,3);
W1n=tanpa_penggerak(1:n,4);
V2n=tanpa_penggerak(1:n,5);
I2n=tanpa_penggerak(1:n,6);
W2n=tanpa_penggerak(1:n,7);
V3n=tanpa_penggerak(1:n,8);
I3n=tanpa_penggerak(1:n,9);
W3n=tanpa_penggerak(1:n,10);

plot(t,V1,'-b',t,V1n,'-r','linewidth',2);
xlabel('Waktu (jam)'); ylabel('Tegangan (volt)');
legend('pengerak','tanpa pengerak');

plot(t,V2,'-b',t,V2n,'-r', 'linewidth',2);
xlabel('Waktu (jam)'); ylabel('Tegangan (volt)');
legend('pengerak','tanpa pengerak');

plot(t,V3,'-b',t,V3n,'-r', 'linewidth',2);
xlabel('Waktu (jam)'); ylabel('Tegangan (volt)');
legend('pengerak','tanpa pengerak');

plot(t,I1,'-b',t,I1n,'-r', 'linewidth',2);
xlabel('Waktu (jam)'); ylabel('Arus (mA)');
legend('pengerak','tanpa pengerak');

plot(t,I2,'-b',t,I2n,'-r','linewidth',2);
xlabel('Waktu (jam)'); ylabel('Arus (mA)');
legend('pengerak','tanpa pengerak');

plot(t,I3,'-b',t,I3n,'-r','linewidth',2);
xlabel('Waktu (jam)'); ylabel('Arus (mA)');
20

legend('pengerak','tanpa pengerak');

plot(t,W1,'-b',t,W1n,'-r', 'linewidth',2);
xlabel('Waktu (jam)'); ylabel('Daya (watt)');
legend('pengerak','tanpa pengerak');

plot(t,W2,'-b',t,W2n,'-r', 'linewidth',2);
xlabel('Waktu (jam)'); ylabel('Daya (watt)');
legend('pengerak','tanpa pengerak');

plot(t,W3,'-b',t,W3n,'-r', 'linewidth',2);
xlabel('Waktu (jam)'); ylabel('Daya (watt)');
legend('pengerak','tanpa pengerak');

diary off
21

Lampiran 7 Algoritma pengerak dual axis tracking sytem


#include <Servo.h> // include Servo library
Servo horizontal; // horizontal servo
int servoh = 90; // kondisi horizontal servo

Servo vertical; // vertical servo


int servov = 90; // kondisi vertical servo

// LDR pin connections


// name = analogpin;
int ldraki = 0; //LDR atas kiri
int ldraka = 1; //LDR atas kanan
int ldrbaki = 2; //LDR bawah kiri
int ldrbaka = 3; //LDR bawah kanan

void setup()
{
Serial.begin(9600);
// servo connections
// name.attacht(pin);
horizontal.attach(9);
vertical.attach(10);
}

void loop()
{
int aki = analogRead(ldraki); // atas kiri
int aka = analogRead(ldraka); // atas kanan
int baki = analogRead(ldrbaki); // bawah kiri
int baka = analogRead(ldrbaka); // bawah kanan

int dtime = analogRead(4)/15; // membaca potentiometers


int tol = analogRead(5)/4;
Serial.print("dtime= ");
Serial.print(dtime);
Serial.print(" tol= ");
Serial.println(tol);
int ava = (aki + aka) / 2; // nilai average atas
int avba = (baki + baka) / 2; // nilai average bawah
int avki = (aki + baki) / 2; // nilai average kiri
int avka = (aka + baka) / 2; // nilai average kanan
Serial.print("kanan= ");
Serial.print(aka);
Serial.print(" kiri= ");
Serial.print(aki);
Serial.print(" bwh kanan= ");
22

Serial.print(baka);
Serial.print(" bwh kiri= ");
Serial.println(baki);

int pvert = ava - avba; // check perbedaan nilai average atas dan bawah
int phoriz = avki - avka;// check perbedaan nilai average kiri dan kanan
Serial.print("pvert= ");
Serial.print(pvert);
Serial.print(" phoriz= ");
Serial.println(phoriz);

Serial.print("ratakiri= ");
Serial.print(avki);
Serial.print(" rata kanan= ");
Serial.print(avka);
Serial.print(" rata atas= ");
Serial.print(ava);
Serial.print(" rata bawh= ");
Serial.println(avba);
delay(500);

if (-1*tol > pvert || pvert > tol) // check jika tidak sama dengan toleransi ubah
sudut vertikal
{
if (ava > avba)
{
servov = --servov;
Serial.println(" putar1");
if (servov < 0)
{
servov = 0;
}
}
else if (ava < avba)
{
servov= ++servov;
Serial.println(" putar2");
if (servov > 180)
{
servov = 180;
}
}
vertical.write(servov);
}
}
23

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Pamekasan 20 Juni 1991,


merupakan anak pertama dari pasangan Nasiruddin dan Sitti
Farhah. Pada tahun 2003 penulis masuk SMPN 2 Pamekasan
sampai tahun 2007. Kemudian penulis melanjutkan sekolah
ke SMAN 1 Pamekasan sampai tahun 2010. Setelah lulus
SMAN 1 penulis diterima USMI untuk melanjutkan
pendidikan ke Institut Pertanian Bogor dan diterima di
Departemen Fisika Fakultas Matematikan dan Ilmu
Pengetahuan Alam Institutut Pertanian Bogor.
Selama menjalani kuliah di IPB penulis aktif mengikuti
kegiatan seperti menjadi ketua difisi minat dan bakat HIMAFI periode 2012
sampai 2013. Selain itu menjadi panitia Conference Theoretical Physics and
Nonlinier Phenomena (CTPNP) 2013.

Anda mungkin juga menyukai