RISAL FAUZI
DEPARTEMEN FISIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2014
PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN
SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Sistem Penggerak Panel
Surya Dual Axis Berbasis Microcontroller Untuk Optimasi Konversi Energi
Matahari adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan
belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber
informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak
diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam
Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.
Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut
Pertanian Bogor.
Bogor, Maret 2014
Risal Fauzi
NIM G74100017
ABSTRAK
ABSTRACT
RISAL FAUZI. Dual Axis Solar Tracker System based on Microcontroller for
Optimization Conversion Solar Energy. Supervised by ARDIAN ARIEF
SETIAWAN and HERIYANTO SYAFUTRA.
The purpose of this research is to design and construct dual axis solar panel
tracker that can convert sunlight into electrical energy. Dual axis tracking sytem in
this research used four LDR, Arduino Uno microcontroller, and servo motor. Four
LDR functions as a direction of motion sensors . Servo motor is used to drive the
solar panels with two degrees of freedom (Azimuth and Altitude). Arduino Uno
microcontroller functions as a storage logic commands on the system drive.
Prototype solar panels were designed to be able to follow the movement direction
of the sun. The results showed that a dynamic solar panels converting sunlight
into electrical energy more efficiently compared to static solar panels. This is
because the largest energy received by the solar panel obtained when the sun
radiation is perpendicular to solar panels. The surplus energy to the solar panel is
42.6%
Key words: Arduino Uno microcontroller, dual axis, LDR, motor servo, solar
panel
SISTEM PENGGERAK PANEL SURYA
DUAL AXIS BERBASIS MICROCONTROLLER
UNTUK OPTIMASI KONVERSI ENERGI MATAHARI
RISAL FAUZI
Skripsi
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Sains pada
Departemen Fisika
DEPARTEMEN FISIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2014
Judul Skripsi : Sistem Penggerak Panel Surya Dual Axis Berbasis
Microcontroller Untuk Optimasi Konversi Energi Matahari
Nama : Risal Fauzi
NIM : G74100017
Disetujui oleh
Mengetahui,
Disetujui tanggal:
PRAKATA
Puji syukur kepada Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
hidayahnya, sehingga penulis dapat menyelesaikan karya ilmiah yang berjudul
Sistem Penggerak Panel Surya Dual Axis Berbasis Microcontroller Untuk
Optimasi Konversi Energi Matahari.
Terima kasih penulis ucapkan kepada Ardian Arief Setiawan, M.Si. dan
Heriyanto Syafutra, M.Si. sebagai dosen pembimbing yang telah memberikan
motivasi dan waktunya serta dari arahan beliau karya ilmiah ini dapat diselesaikan.
Terima kasih juga kepada orang tua, saudara, semua staf Fisika IPB, Ulul Albab,
Febri Dwi Irawati, dan teman-teman atas segala bantuan dan kasih sayangnya.
Risal Fauzi
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL vi
DAFTAR GAMBAR vi
DAFTAR LAMPIRAN vi
PENDAHULUAN 1
Latar Belakang 1
Tujuan Penelitian 1
Perumusan Masalah 2
Hipotesis 2
Manfaat Penelitian 2
Ruang Lingkup Penelitian 2
TINJAUAN PUSTAKA 2
Sensor LDR 2
Dual Axis Tracking System 3
Microcontroller Arduino 3
Motor Servo 4
METODE 4
Waktu dan Tempat Penelitian 4
Alat dan Bahan 4
Studi Pustaka 5
Perancangan Dual Axis Tracking System 5
Perancangan sensor 5
Pembuatan Rangkaian Sensor 6
HASIL DAN PEMBAHASAN 6
SIMPULAN DAN SARAN 12
Simpulan 12
Saran 12
RIWAYAT HIDUP 23
DAFTAR TABEL
1 Tegangan keluaran LDR yang terbaca oleh Arduino Uno 7
DAFTAR GAMBAR
1 LDR 3
2 Microcontroller Arduino Uno 3
3 Motor servo 4
4 Perancangan dual axis tracking system 5
5 Perancangan sensor 5
6 Rangkaian pembagi tegangan 6
7 Algoritma dual axis tracking system 6
8 Sensor LDR dual axis tracking system 7
9 Karakteristik tegangan keluaran terhadap waktu di hari pertama 8
10 Karakteristik tegangan keluaran terhadap waktu di hari kedua 8
11 Karakteristik tegangan keluaran terhadap waktu di hari ketiga 8
12 Karakteristik arus keluaran terhadap waktu di hari pertama 9
13 Karakteristik arus keluaran terhadap waktu di hari kedua 10
14 Karakteristik arus keluaran terhadap waktu di hari ketiga 10
15 Karakteristik daya keluaran terhadap waktu di hari pertama 11
16 Karakteristik daya keluaran terhadap waktu di hari kedua 11
17 Karakteristik daya keluaran terhadap waktu di hari ketiga 11
DAFTAR LAMPIRAN
1 Simulasi ISIS PROTEUS 7 pengerak dual axis tracking sytem 14
2 Bentuk pengerak dual axis tracking sytem nampak atas, depan, dan
samping serta cara pengambilan data 15
3 Nilai tegangan dan arus untuk panel surya yang menggunakan sistem
penggerak panel surya dual axis 16
4 Nilai tegangan dan arus untuk panel surya tanpa penggerak (statis) 17
5 Daya keluaran untuk panel surya menggunakan penggerak dan tanpa
penggerak 18
6 Algoritma ploting data pada MATLAB 19
7 Algoritma pengerak dual axis tracking sytem 21
1
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk membuat alat yang dapat menggerakkan panel
surya tepat pada intensitas penyinaran yang maksimum. Serta membandingkan
besarnya tegangan, arus, dan daya yang diperoleh panel surya ketika
menggunakan sistem penggerak dan kondisi statis.
2
Perumusan Masalah
Hipotesis
Manfaat Penelitian
Membuat sebuah sistem kendali penjejak sinar matahari baik perangkat lunak
maupun perangkat keras dengan kemampuan untuk memaksimalkan penerimaan
cahaya matahari. Menerapkan konsep mengenai cara untuk memaksimalkan
tingkat penerimaan sinar matahari dengan mengatur posisi penampang menghadap
arah datangnya sinar matahari.
TINJAUAN PUSTAKA
Sensor LDR
Sensor adalah piranti yang menerima dan merespon sinyal atau measurand.
Banyak metode yang berbeda telah diusulkan dan digunakan untuk melacak posisi
matahari. Yang paling sederhana dari semuanya menggunakan LDR sebuah Light
Dependent Resistor untuk mendeteksi perubahan intensitas cahaya pada
permukaan resistor.2,6 Resistansi LDR pada tempat yang gelap biasanya mencapai
sekitar 10 MΩ, dan ditempat terang LDR mempunyai resistansi yang turun
menjadi sekitar 150 Ω.7 LDR ditunjukkan oleh Gambar 1.
3
Dual axis tracking system menggunakan panel surya untuk melacak matahari
dari timur ke barat dan utara ke selatan menggunakan dua derajat kebebasan untuk
memutar.1,8,10 Sistem pelacakan sumbu ganda menggunakan empat LDR, dua
motor dan microcontroller. Keempat LDR yang ditempatkan di empat arah yang
berbeda. Satu set sensor dan satu motor digunakan untuk menggerakkan panel
dari timur ke barat dan set lain dari sensor dan motor menggerakkan utara
keselatan3.
Microcontroller Arduino
Gambar 1 LDR
Motor Servo
Motor servo pada dasarnya adalah sebuah kopling dari motor DC untuk
potensiometer sedemikian rupa sehingga rangkaian kontrol dapat menentukan
posisi absolut dari rotor. Biasanya poros dari motor DC akan diarahkan untuk
mendorong lengan cam sehingga sejumlah besar torsi dapat dikembangkan.
sebuah motor servo terdiri dari susunan motor dc gir dan sebuah potensiometer.
Adapun bagaian-bagian yang menyusun motor servo dan bagian servo pada saat
disatukan maka akan terlihat pada Gambar 3.
METODE
Peralatan yang digunakan dalam penelitian ini ialah sebuah laptop dengan
processor Pentium Dual Core CPU T4200, 2.00 GHz, HDD 250GB, Memory
1GB, Software yang digunakan dalam penelitian ini ialah MS.Office 2010,
Google SketchUp, ISIS Proteus 7, MATLAB 2008, dan sistem logic
Arduino1.5.5. Komponen yang digunakan Microcontroller ARDUINO UNO,
motor servo, panel surya, resistor, kapasitor, LDR, IC 7805, trimpot 50K Ω dan
baterai 9V. Pendukung penelitian ini berupa sumber pustaka, baik jurnal-jurnal
ilmiah, tesis, maupun sumber lain yang relevan.
5
Studi Pustaka
Pada Gambar 4 merupakan perancangan dual axis tracking system yaitu panel
surya akan bergerak dengan dua derajat kebebasan dengan menggunakan dua
motor Servo, motor servo yang pertama akan menggerakan panel surya dari
selatan ke utara, sedangkan motor servo kedua akan menggerakan panel surya dari
timur ke barat.
Perancangan sensor
Pada Gambar 5 sensor pelacakan terdiri dari empat sensor LDR yang sama,
yang terletak di timur, barat, selatan, dan utara untuk mendeteksi intensitas
sumber cahaya. LDR sensor membentuk sudut 90° untuk setiap LDR. Sensor
diberikan kurungan agar sinar matahari yang di terma LDR lebih fokus sehingga
lebih cepat menentukan posisi matahari, bagian tengah sensor dibuat tinggi supaya
tercipta bayangan, dan bayangan itu akan dijadikan sebagai penanda bahwa sensor
tersebut belum tegak lurus dengan matahari, sehingga selama LDR masih ada
yang terkena bayangan maka panel surya akan terus bergerak sampai tidak ada
bayangan.
Secara umum sistem kerja dari dual axis tracking system memanfaatkan
intensitas sinar matahari yang mengenai LDR. LDR merupakan piranti elektronika
yang peka terhadap cahaya yang akan menghasilkan perbedaan tegangan saat
terkena cahaya. Informasi besar tegangan akan dibaca oleh Arduino Uno dengan
sistem logic Arduino1.5.5. Arduino Uno bertindak sebagai pengendali yang
mengelolah informasi besar tegangan dengan menggerakkan servo vertikal dan
horizontal menuju posisi yang tepat agar didapatkan tegangan yang paling
maksimum.
Pada penelitian ini, dual axis tracking system menggunakan empat LDR
dengan fungsi masing – masing. Pada Gambar 8 terdapat empat LDR yang dibagi
berdasarkan letaknya dan ditandai dengan atas, bawah, kiri dan kanan. LDR di
7
atas dan bawah berfungsi sebagai sensor gerak vertikal dan LDR di kanan dan kiri
berfungsi sebagai sensor gerak arah horizontal. Pada tiap bagian LDR atas
terdapat dua buah yaitu LDR atas kanan dan LDR atas kiri, begitu juga dengan
bagian LDR bawah terdapat dua buah yaitu LDR bawah kanan, dan LDR bawah
kiri, sedangkan pada bagian LDR kanan terdapat dua buah yaitu LDR atas kanan
dan LDR bawah kanan, begitu juga dengan bagian LDR kiri terdapat dua buah
yaitu LDR atas kiri, dan LDR bawah kiri. Tiap – tiap LDR tersambung dengan
tegangan Vcc dan Ground.
Saat bagian LDR bawah terkena sinar matahari maka LDR tersebut akan
mengalami penurunan tegangan dan bagian LDR atas terkena bayangan sehingga
LDR atas mengalami kenaikan tegangan. Perubahan tegangan yang dihasilkan
oleh masing – masing LDR akan dibaca oleh Arduino Uno untuk selanjutnya
memicu bagian servo vertikal untuk bergerak mengikuti arah datangnya sinar
matahari sampai keempat sensor LDR mendapatkan sinar yang sama, begitu juga
untuk menggerakkan servo horizontal.
Tabel 1 adalah contoh hasil pembacaan tegangan (dalam bentuk nilai ADC)
masing – masing LDR. Pada tabel nomer 1 dibaca LDR atas kanana, atas kiri,
bawaah kanan, bawah kiri, kemudian diperoleh rata kanan dari penjumlahan atas
kanan dan bawah kanan dibagi dua, begitu juga untuk rata kiri, rata atas dan rata
bawah, sedangkan toleransi (-18 sampai 18) terbaca dari trimpot, yang berfungsi
sebagai sensitifitas, kemudian perbedaan vertikal didapat dari selisih rata atas dan
rata bawah sedangkan perbedaan horizontal didapat dari selisih rata kiri dan rata
kanan, karena pada nomer 1 nilai perbedaan vertikal diluar toleransi maka motor
servo bergerak dari atas ke bawah dan perbedaan horizontal di dalam rentang
toleransi maka tidak terjadi pergerakan.
Hasil pengujian tegangan dan arus yang dihasilkan panel surya statis maupun
menggunakan dual axis tracking system ditunjukkan pada Gambar 9 sampai 17.
Pengambilan data ini dilakukan selama tiga hari dari pukul 7.00 sampai 16.00.
Hasil pengukuran arus dan tegangan terdapat pada Lampiran 3 dan 4.
Karakteristik waktu terhadap tegangan dan arus ditunjukkan pada gambar 9
sampai 14.
Gambar 9 Karakteristik tegangan keluaran dari pukul 7.00 - 16.00 di hari pertama
Gambar 10 Karakteristik tegangan keluaran dari pukul 7.00 - 16.00 di hari kedua
Gambar 11 Karakteristik tegangan keluaran dari pukul 7.00 - 16.00 di hari ketiga
9
Dari ketiga grafik pada Gambar 9 sampai 11 terlihat jelas perbedaan tegangan
keluaran yang terukur antara panel surya yang menggunakan penggerak dan tanpa
pengerak. Tegangan keluaran lebih besar panel surya yang menggunakan
penggerak, perbedaan yang signifikan tejadi antara pukul 7.00 sampai pukul 10.00
dan pukul 14.00 sampai pukul 16.00, hal ini disebabkan karena pada pukul 7.00
sampai pukul 10.00 posisi matahari berada di timur sehingga posisi penampang
panel surya dinamis bergerak menghadap ke timur dan mengakibatkan intensitas
matahari yang diterima tegak lurus dengan penampang panel surya dinamis,
sedangkan posisi penampang panel surya statis tetap menghadap ke atas
mengakibatkan intensitas matahari yang diterima oleh penampang panel surya
statis tidak tegak lurus, begitu juga saat pukul 14.00 sampai pukul 16.00 matahari
beradi di barat sehingga posisi penampang panel surya dinamis bergerak
menghadap ke barat dan mengakibatkan intensitas matahari yang diterima tegak
lurus dengan penampang panel surya dinamis, sedangkan posisi penampang panel
surya statis tetap menghadap ke atas mengakibatkan intensitas matahari yang
diterima oleh penampang panel surya statis tidak tegak lurus.
Fluktuasi yang terdapat pada grafik disebabkan oleh kondisi awan, saat
mendung matahari tertutup awan sehingga intensitas yang diterima panel surya
berkurang dan saat terik intensitas yang diterima panel surya maksimum.
Untuk mendapatkan nilai efektifitas panel surya diperlukan perbandingan
energi antara panel surya yang digerakkan menggunakan pengerak dual axis
tracking sytem dan panel surya tanpa penggerak dengan menggunakan persamaan
(1):
( ) ( ) ( )
dengan memisalkan Pg adalah output dengan penggerak dan Ptg adalah output
tanpa penggerak. Dalam pengambilan data selama tiga hari dengan menggunakan
persamaan (1) didapatkan rata – rata tegangan surplus sebesar 8.12% ketika
menggunakan penggerak dual axis tracking sytem.
Gambar 12 Karakteristik arus keluaran dari pukul 7.00 - 16.00 di hari pertama
10
Gambar 13 Karakteristik arus keluaran dari pukul 7.00 - 16.00 di hari kedua
Gambar 14 Karakteristik arus keluaran dari pukul 7.00 - 16.00 di hari ketiga
Pada Gambar 12 sampai 14 terlihat bahwa arus yang dihasilkan panel surya
yang menggunakan penggerak lebih besar dibandingkan tanpa pengerak.
Pengukuran arus pada panel surya yang menggunakan dual axis tracking sytem
selama tiga hari didapatkan rata – rata yang tidak jauh berbeda yaitu pada hari
pertama 69.35838 mA, hari kedua 69.41324 mA, dan hari ketiga 69.38649 mA.
Sama halnya dengan pengukuran arus dengan menggunakan panel surya tanpa
penggerak memiliki rata – rata yang tidak jauh berbeda dari setiap harinya, yaitu
pada hari pertama 51.10359 mA, hari kedua 51.06954 mA, dan hari ketiga
51.21576 mA. Surplus arus saat menggunakan penggerak panel surya dapat
dihitung dengan menggunakan persamaan (1) sehingga diperoleh sebesar 35.48%.
Nilai tegangan dan arus untuk panel surya dinamis terdapat pada lampiran 3
sedangkan untuk panel yang statis terdapat pada Lampiran 4. Data tengangan dan
arus dapat digunakan untuk menghitung daya keluaran panel surya. Perhitungan
dilakukan dengan menggunakan persamaan (2):
P=IxV (2)
dengan P adalah daya , V adalah tegangan, dan I adalah arus. Hasil penghitungan
daya untuk panel surya dinamis maupun statis terdapat pada lampiran 5.
Perbedaan daya keluaran antara panel surya yang di gerakkan dan panel surya
yang statis terhadap waktu dapat diliat pada Gambar 15 sampai 17.
11
Gambar 15 Karakteristik daya keluaran dari pukul 7.00 - 16.00 di hari pertama
Gambar 16 Karakteristik daya keluaran dari pukul 7.00 - 16.00 di hari kedua
Gambar 17 Karakteristik daya keluaran dari pukul 7.00 - 16.00 di hari ketiga
Berdasarkan Gambar 15 sampai 17 secara keseluruhan daya yang diperoleh
dari hasil pengujian pada keluaran panel surya yang menggunakan pengerak dual
axis tracking sytem antara hari pertama, kedua, dan ketiga hasilnya lebih besar
jika dibandingkan dengan pengujian daya keluaran sel surya statis. Hasil
perhitungan daya rata-rata pada hari pertama 0.248122 watt, hari kedua 0.25075
watt, dan hari ketiga 0.250937 watt. Daya yang terukur pada keluaran panel surya
12
tanpa penggerak memiliki rata – rata dihari pertama 0.173369 watt, hari kedua
0.172309 watt, dan hari ketiga 0.180102 watt. Nilai efektifitas pengerak dual axis
tracking sytem mengalami peningkatan energi sebesar 42.6 %.
Simpulan
Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan beberapa hal yaitu rangkaian
sensor pendeteksi pergerakan matahari dengan empat LDR mampu menempatkan
posisi permukaan panel tegak lurus dengan arah sinar datang matahari. Dan
surplus tegangan, arus dan daya yang dihasilkan panel surya saat digerakkan
mengikuti matahari yaitu 8.12%, 35.48% dan 42.6 %.
Saran
Penelitian ini dibatasi pada pembuatan prototype dual axis tracking system
sehingga untuk penelitian selanjutnya disarankan untuk menerapkan sistem
prototype ke dalam sistem real. Sistem real ini menggunakan panel surya
berukuran besar. Sehingga dapat diperoleh nilai efektivitas dalam kondisi real.
DAFTAR PUSTAKA
7. Kais I, Abdul-lateef. 2012. A Low Cost Single Axis Sun Tracker System
Using Pic Microcontroler. Iraq-Bagdad: Diyala Journal of Engineering
Sciences.
8. Jing-Min Wang. 2013. Design and Implementation of a Sun Tracker with a
Dual-Axis Single Motor for an Optical Sensor-Based Photovoltaic System.
Taipei : Department of Electrical Engineering, St. John’s University.
9. Dewanto H. 2010. Model Panel Surya Cerdas Dengan Pelacak Cahaya
Matahari Otomatis Berbasis Mikrokontroler. Kentingan Surakerta: Fisika
FKIP UNS.
10. Vladislav Poulek. 2010. New Bifasial Solar Tracker and Tracking
Concentrators. Czech Republic : Czech University of Agriculture in
Prague
14
Lampiran 2 Bentuk pengerak dual axis tracking sytem nampak atas, depan, dan
samping serta cara pengambilan data
16
Lampiran 3 Nilai tegangan dan arus untuk panel surya yang menggunakan
sistem penggerak panel surya dual axis
Penggerak
Waktu Pengujian Pertama Pengujian Kedua Pengujian Ketiga
WIB V (volt) I (mA) V (volt) I (mA) V (volt) I (mA)
7.00 3.54 43.59 3.38 43.43 3.55 43.60
7.15 3.56 43.8 3.55 43.79 3.56 43.80
7.30 3.58 44.06 3.92 44.40 3.92 44.40
7.45 3.62 42.92 4.24 43.54 3.80 43.10
8.00 3.60 43.76 4.08 44.24 3.54 43.70
8.15 3.70 50.15 4.50 50.95 3.55 50.00
8.30 3.82 52.00 4.44 52.62 3.52 51.70
8.45 3.85 49.29 4.44 49.88 3.56 49.00
9.00 3.90 63.60 4.40 64.10 3.60 63.30
9.15 3.87 63.93 4.00 64.06 3.54 63.60
9.30 3.70 68.06 4.23 68.59 3.64 68.00
9.45 3.68 70.63 3.84 70.79 3.55 70.50
10.00 3.71 70.31 3.82 70.42 3.60 70.20
10.15 3.66 76.60 4.02 76.96 3.56 76.50
10.30 3.69 77.09 3.89 77.29 3.60 77.00
10.45 3.61 73.89 3.78 74.06 3.72 74.00
11.00 3.71 76.87 3.80 76.96 3.64 76.80
11.15 3.69 72.09 3.82 72.22 3.70 72.10
11.30 3.56 64.44 3.70 64.58 3.72 64.60
11.45 3.52 69.39 3.90 69.77 3.63 69.50
12.00 3.58 86.27 3.92 86.61 3.71 86.40
12.15 3.59 87.01 3.94 87.36 3.58 87.00
12.30 3.55 87.98 3.60 88.03 3.57 88.00
12.45 3.53 89.71 3.70 89.88 3.82 90.00
13.00 4.05 86.16 3.90 86.01 3.89 86.00
13.15 3.88 85.06 3.89 85.07 3.82 85.00
13.30 3.64 82.81 3.86 83.03 3.83 83.00
13.45 3.57 84.81 3.66 84.90 3.76 85.00
14.00 3.30 83.13 3.59 83.42 3.77 83.60
14.15 3.32 84.69 2.60 83.97 3.63 85.00
14.30 3.40 83.77 2.80 83.17 3.53 83.90
14.45 3.30 73.76 2.70 73.16 3.54 74.00
15.00 3.20 72.73 2.50 72.03 3.47 73.00
15.15 3.40 64.94 2.50 64.04 3.46 65.00
15.30 3.20 65.80 2.60 65.20 3.40 66.00
15.45 3.30 67.06 2.60 66.36 3.24 67.00
16.00 3.10 64.10 2.40 63.40 3.00 64.00
17
Lampiran 4 Nilai tegangan dan arus untuk panel surya tanpa penggerak (statis)
Tanpa Penggerak
Waktu Pengujian Pertama Pengujian Kedua Pengujian Ketiga
WIB V (volt) I (mA) V (volt) I (mA) V (volt) I (mA)
7.00 2.90 18.50 2.50 18.10 3.00 18.60
7.15 2.98 18.30 2.25 17.57 2.98 18.30
7.30 2.96 18.21 3.15 18.40 3.15 18.40
7.45 3.00 18.37 3.11 18.48 3.23 18.60
8.00 3.20 18.21 3.89 18.90 2.99 18.00
8.15 3.60 20.93 3.97 21.30 3.07 20.40
8.30 3.62 31.00 4.00 31.38 2.92 30.30
8.45 3.70 37.11 4.31 37.72 3.29 36.70
9.00 3.76 39.13 4.16 39.53 3.33 38.70
9.15 3.62 42.46 3.50 42.34 3.36 42.20
9.30 3.52 50.02 3.03 49.53 3.50 50.00
9.45 3.46 50.45 3.27 50.26 3.41 50.40
10.00 3.58 52.35 3.73 52.50 3.43 52.20
10.15 3.59 66.78 3.87 67.06 3.51 66.70
10.30 3.60 70.42 3.80 70.62 3.48 70.30
10.45 3.31 70.61 3.60 70.90 3.70 71.00
11.00 3.68 70.67 3.70 70.69 3.61 70.60
11.15 3.66 70.68 3.70 70.72 3.68 70.70
11.30 3.55 63.69 3.50 63.64 3.66 63.80
11.45 3.51 63.42 3.81 63.72 3.59 63.50
12.00 3.58 79.97 3.82 80.21 3.61 80.00
12.15 3.57 80.19 3.84 80.46 3.58 80.20
12.30 3.51 80.24 3.50 80.23 3.57 80.30
12.45 3.45 80.13 3.40 80.08 3.82 80.50
13.00 3.89 85.35 3.88 85.34 3.84 85.30
13.15 3.81 61.27 3.75 61.21 3.81 60.97
13.30 3.61 63.32 3.80 63.51 3.80 63.25
13.45 3.39 60.10 3.58 60.29 3.75 60.21
14.00 3.25 52.40 2.78 51.97 3.61 52.59
14.15 3.32 50.43 2.20 49.31 3.51 51.00
14.30 3.00 49.19 2.32 48.51 3.54 50.00
14.45 2.90 48.60 2.41 48.11 3.50 49.50
15.00 2.70 48.35 2.14 47.79 3.40 49.40
15.15 2.40 43.79 2.28 43.67 3.41 45.00
15.30 2.50 44.18 2.30 43.98 3.30 44.98
15.45 2.60 36.76 2.35 36.51 3.20 37.36
16.00 2.40 35.19 2.22 35.01 2.21 35.00
18
t=penggerak(1:n,1);
V1=penggerak(1:n,2);
I1=penggerak(1:n,3);
W1=penggerak(1:n,4);
V2=penggerak(1:n,5);
I2=penggerak(1:n,6);
W2=penggerak(1:n,7);
V3=penggerak(1:n,8);
I3=penggerak(1:n,9);
W3=penggerak(1:n,10);
V1n=tanpa_penggerak(1:n,2);
I1n=tanpa_penggerak(1:n,3);
W1n=tanpa_penggerak(1:n,4);
V2n=tanpa_penggerak(1:n,5);
I2n=tanpa_penggerak(1:n,6);
W2n=tanpa_penggerak(1:n,7);
V3n=tanpa_penggerak(1:n,8);
I3n=tanpa_penggerak(1:n,9);
W3n=tanpa_penggerak(1:n,10);
plot(t,V1,'-b',t,V1n,'-r','linewidth',2);
xlabel('Waktu (jam)'); ylabel('Tegangan (volt)');
legend('pengerak','tanpa pengerak');
plot(t,V2,'-b',t,V2n,'-r', 'linewidth',2);
xlabel('Waktu (jam)'); ylabel('Tegangan (volt)');
legend('pengerak','tanpa pengerak');
plot(t,V3,'-b',t,V3n,'-r', 'linewidth',2);
xlabel('Waktu (jam)'); ylabel('Tegangan (volt)');
legend('pengerak','tanpa pengerak');
plot(t,I1,'-b',t,I1n,'-r', 'linewidth',2);
xlabel('Waktu (jam)'); ylabel('Arus (mA)');
legend('pengerak','tanpa pengerak');
plot(t,I2,'-b',t,I2n,'-r','linewidth',2);
xlabel('Waktu (jam)'); ylabel('Arus (mA)');
legend('pengerak','tanpa pengerak');
plot(t,I3,'-b',t,I3n,'-r','linewidth',2);
xlabel('Waktu (jam)'); ylabel('Arus (mA)');
20
legend('pengerak','tanpa pengerak');
plot(t,W1,'-b',t,W1n,'-r', 'linewidth',2);
xlabel('Waktu (jam)'); ylabel('Daya (watt)');
legend('pengerak','tanpa pengerak');
plot(t,W2,'-b',t,W2n,'-r', 'linewidth',2);
xlabel('Waktu (jam)'); ylabel('Daya (watt)');
legend('pengerak','tanpa pengerak');
plot(t,W3,'-b',t,W3n,'-r', 'linewidth',2);
xlabel('Waktu (jam)'); ylabel('Daya (watt)');
legend('pengerak','tanpa pengerak');
diary off
21
void setup()
{
Serial.begin(9600);
// servo connections
// name.attacht(pin);
horizontal.attach(9);
vertical.attach(10);
}
void loop()
{
int aki = analogRead(ldraki); // atas kiri
int aka = analogRead(ldraka); // atas kanan
int baki = analogRead(ldrbaki); // bawah kiri
int baka = analogRead(ldrbaka); // bawah kanan
Serial.print(baka);
Serial.print(" bwh kiri= ");
Serial.println(baki);
int pvert = ava - avba; // check perbedaan nilai average atas dan bawah
int phoriz = avki - avka;// check perbedaan nilai average kiri dan kanan
Serial.print("pvert= ");
Serial.print(pvert);
Serial.print(" phoriz= ");
Serial.println(phoriz);
Serial.print("ratakiri= ");
Serial.print(avki);
Serial.print(" rata kanan= ");
Serial.print(avka);
Serial.print(" rata atas= ");
Serial.print(ava);
Serial.print(" rata bawh= ");
Serial.println(avba);
delay(500);
if (-1*tol > pvert || pvert > tol) // check jika tidak sama dengan toleransi ubah
sudut vertikal
{
if (ava > avba)
{
servov = --servov;
Serial.println(" putar1");
if (servov < 0)
{
servov = 0;
}
}
else if (ava < avba)
{
servov= ++servov;
Serial.println(" putar2");
if (servov > 180)
{
servov = 180;
}
}
vertical.write(servov);
}
}
23
RIWAYAT HIDUP