Anda di halaman 1dari 1

61. klasifikasi Syok 65.

Perbedaan syok sepsis dan hivopolemik


1. Syok Kardiogenik 1. Syok Sepsis
Syok kardiogenik terjadi karena kerusakan pada jantung yang berat Syok sepsis adalah kondisi serius yang terjadi karena penyebaran
sehingga jantung tidak mampu menyuplai cukup darah ke seluruh infeksi dalam tubuh telah meluas sehingga tekanan darah menurun
tubuh. drastis.

2. Syok Hipovolemik 2. Syok Hipovolemik


Syok hipovolemik adalah perdarahan dan kehilangan cairan yang Syok hipovolemik adalah perdarahan dan kehilangan cairan yang
banyak akibat sekunder dari muntah, diare, luka bakar, atau dehidrasi banyak akibat sekunder dari muntah, diare, luka bakar, atau dehidrasi
menyebabkan pengisian ventrikel tidak adekuat, seperti penurunan menyebabkan pengisian ventrikel tidak adekuat, seperti penurunan
preload berat, direfleksikan pada penurunan volume, dan tekanan end preload berat, direfleksikan pada penurunan volume, dan tekanan end
diastolic ventrikel kanan dan kiri. diastolic ventrikel kanan dan kiri.

3. Syok Anafilatik
Syok anafilatik adalah shock yang mengancam jiwa diakibatkan reaksi
alergi.

4. Syok Sepsis
Syok sepsis adalah kondisi serius yang terjadi karena penyebaran
infeksi dalam tubuh telah meluas sehingga tekanan darah menurun
drastis.

5. Syok Neurogenik
Syok neurogenik adalah salah satu jenis dari syok distributif. Syok
neurogenik ditandai dengan kurangnya volume darah intravaskular.

62. Penanganan KAD


a) Cairan.
Pasien penderita KAD biasanya mengalami depresi cairan yang hebat.
NaCl 0,9 % diberikan 500-1000 ml/jam selama 2-3 jam. Pemberian
cairan normal salin hipotonik (0,45 %) dapat digunakan pada pasien-
pasien yang menderita hipertensi atau hipernatremia atau yang beresiko
mengalami gagal jantung kongestif. Infus dengan kecepatan sedang
hingga tinggi (200-500 ml/jam) dapat dilanjutkan untuk beberapa jam
selanjutnya.
b) Insulin.
Insulin intravena paling umum dipergunakan. Insulin intramuskular
adalah alterantif bila pompa infusi tidak tersedia atau bila akses vena
mengalami kesulitan, misalnya pada anak anak kecil. Insulin diberikan
melalui infus dengan kecaptan lambat tapi kontinu ( misal 5 unti /jam).
Kadar glukosa harus diukur tiap jam. Dektrosa ditambahkan kedalam
cairan infus bila kadar glukosa darah mencpai 250 – 300 mg/dl untuk
menghindari penurunan kadar glukosa darah yang terlalu cepat.
c) Potassium.
Meskipun ada kadar potassium serum normal, namun semua pasien
penderita KAD mengalami depresi kalium tubuh yang mungkin terjadi
secara hebat.

63. Penanganan AMI


a. Istirahat total.
b. Diet makanan lunak/saring serta rendah garam (bila gagal jantung).
c. Pasang infus dekstrosa 5% untuk persiapan pemberian obat intravena.
d. Atasi nyeri :
1) Morfin 2,5-5 mg iv atau petidin 25-50 mg im, bisa diulang-ulang.
2) Lain-lain : nitrat, antagonis kalsium, dan beta bloker.
3) Oksigen 2-4 liter/menit.
4) Sedatif sedang seperti diazepam 3-4 x 2-5 mg per oral. Pada
insomnia dapat ditambah flurazepam 15-30 mg.
e. Antikoagulan :
1) Heparin 20.000-40.000 U/24 jam iv tiap 4-6 jam atau drip IV
dilakukan atas indikasi.
2) Diteruskan asetakumoral atau warfarin.
3) Streptokinase / trombolisis.
d. Pengobatan ditujukan sedapat mungkin memperbaiki kembali aliran
pembuluh darah koroner. Bila ada tenaga terlatih, trombolisis dapat
diberikan sebelum dibawa ke rumah sakit. Dengan trombolisis, kematian
dapat diturunkan sebesar 40%.

64. Penanganan Mystenia gravis


Penatalaksanaan diarahkan pada perbaikan fungsi melalui pemberian obat
antikolinestrase dan mengurangi serta membuang antibodi yang bersikulasi

Obat anti kolinestrase

 piridostigmin bromide (mestinon), ambenonium klorida (Mytelase),


neostigmin bromide (Prostigmin).
 diberikan untuk meningkatkan respon otot terhadap impuls saraf dan
meningkatkan kekuatan otot, hasil diperkirakan dalam 1 jam setelah
pemberian.

Terapi imunosupresif

 ditujukan pada penurunan pembentukan antibody antireseptor atau


pembuangan antibody secara langsung dengan pertukaran plasma.
 kortikostreoid menekan respon imun, menurunkan jumlah antibody
yang menghambat
 pertukaran plasma (plasmaferesis) menyebabkan reduksi sementara
dalam titer antibodi
 Thimektomi (pengangkatan kalenjer thymus dengan operasi)
menyebabkan remisi subtansial, terutama pada pasien dengan tumor
atau hiperlasia kalenjer timus. kalenjer timus. kalenjer timus. kalenjer
timus. kalenjer timus.

Anda mungkin juga menyukai