Penyusun
I
DAFTAR ISI
II
BAB I
PENDAHULUAAN
A. Latar Belakang
Kanker merupakan salah satu penyakit yang paling
mengancam dalam dunia kesehatan. WHO dalam siaran persnya
3 April 2003 menyatakan bahwa lima besar kanker di dunia
adalah kanker paru, kanker payudara, kanker usus besar
(colorectal), kanker lambung dan kanker hepar. Pada bulan
Nopember 2004 dilaporkan bahwa kanker hepar merupakan
kanker dengan pertumbuhan tercepat diantara jenis kanker yang
lain di Amerika Serikat (Kerr, 2004). Insidensi kanker hepar di
Asia Selatan, Asia Tenggara, China, dan daerah Sub Sahara
sendiri lebih tinggi dibandingkan kasus kanker hepar negara
industri seperti Amerika (Anonim, 2004).
Sel-sel pada hati akan memperbanyak diri untuk
menggantikan sel-sel yang rusak karena luka atau karena sudah
tua. Seperti proses pembentukan sel lain di dalam tubuh, proses
ini juga dikontrol oleh gen-gen tertentu dalam sel. Kanker hati
berasal dari satu sel yang mengalami perubahan mekanisme
kontrol dalam sel yang mengakibatkan pembelahan sel yang
tidak terkontrol. Sel abnormal tersebut akan membentuk jutaan
kopi, yang disebut klon. Mereka tidak dapat melakukan fungsi
normal sel hati dan terus menerus memperbanyak diri. Sel-sel
tidak normal ini akan membentuk tumor (Anonim, 2004).
1
dalah tingginya kasus hepatitis B dan C di negara-negara
tersebut, termasuk di Indonesia. Sedangkan di negara-negara
yang sudah maju seperti negara-negara di Eropa, penyebab
utama kanker hati adalah konsumsi alkohol yang tinggi
dan obesitas yang meningkat.
B. Tujuan
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
pembelahan sel yang tidak terkontrol. Sel abnormal tersebut
akan membentuk jutaan kopi, yang disebut klon. Mereka tidak
dapat melakukan fungsi normal sel hati dan sel terus menerus
memperbanyak diri. Sel-sel tidak normal ini akan membentuk
tumor (Anonim, 2004).
2. Etiologi
Orang yang didiagnosis menderita kanker hati berusia
diatas enam puluh tahun. Dari sebuah survei di Kanada,setiap
tahun sekitar 1800 orang didiagnosis menderita kanker hati,
dan separuh lebih adalah lelaki.
Faktor faktor yang dapat merusak hati dan penyebab kanker
hati :
1) Tidur terlalu malam dan bangun terlalu siang
2) Tidak buang air di pagi hari
3) Pola makan yang terlalu berlebihan
4) Tidak makan pagi
5) Terlalu banyak mengkonsumsi obat obatan
6) Terlalu banyak mengkonsumsi bahan pengawet, zat
tambahan, zat pewarna, pemanis buatan.
7) Minyak goreng yang tidak sehat. Sedapat mungkin kurangi
penggunaan minyak goreng saat menggoreng makanan.
Jangan mengkonsumsi makanan yang di goreng bila kita
dalam kondisi penat, kecuali dalam kondisi tubuh yang fit.
8) Mengkonsumsi makanan mentah ( sangat matang ) juga
menambah beban hati. Sayur yang digoreng harus
dimakan habis saat itu juga, jangan disimpan.
9) Alkohol
10) Keturunan
11) Hepatis B, C
4
Penyebab dari Ca. Hepar yaitu
Cerosis Hepatis
Virus Hepatitis B dan Hepatitis C
Kontak dengan racun kimia tertentu (misalnya : ninil
klorida, arsen)
Kebiasaan merokok
Kebiasaan minum minuman keras (pengguna alkohol)
Aftatoksik atau karsinogen dalam preparat herbal
Nitrosamin
3. Patofisiologi
5
sehingga terjadi penimbunan cairan abnormal dalam perut
(acites) menimbulkan masalah kelebihan volume cairan .
6
Berdasarkan sumber lain fatofisiologi Ca. Hepar ada yang
menjelaskan bahwa :
1. Hepatoma 75 % berasal dari Sirosis hati yang lama /
menahun. Khususnya yang disebabkan oleh alkoholik dan
post nekrotik.
2. Pedoman diagnostik yang paling penting adalah terjadinya
kerusakan yang tidak dapat dijelaskan sebabnya. Pada
penderita sirosis hati yang disertai pembesaran hati
mendadak.
3. Tumor hati yang paling sering adalah metastase tumor
ganas dari tempat lain. Matastase ke hati dapat terdeteksi
pada lebih dari 50 % kematian akibat kanker. Hal ini benar,
khususnya untuk keganasan pada saluran pencernaan,
tetapi banyak tumor lain juga memperlihatkan
kecenderungan untuk bermestatase ke hati, misalnya
kanker payudara, paru-paru, uterus, dan pankreas.
4. Diagnosa sulit ditentukan, sebab tumor biasanya tidak
diketahui sampai penyebaran tumor yang sangat luas,
sehingga tidak dapat dilakukan reseksi lokal lagi.
4. Patologi
a. Ada 3 type :
1) Type masif tumor tunggal di lobus kanan.
2) Type Nodule tumor multiple kecil-kecil dalam ukuran
yang tidak sama.
3) Type difus secara makroskpis sukar ditentukan
daerah massa tumor.
b. Penyebarannya :
1) Intrahepatal.
2) Ekstrahepatal.
7
5. Manifestasi Klinis
Manifestasi dini penyakit keganasan pada hati mencakup
tanda-tanda dan gejala seperti :
a. Gangguan nutrisi : penurunan berat badan yang baru saja
terjadi, kehilangan kekuatan, anoreksia, dan anemia.
b. Nyeri abdomen
c. Pembesaran hati yang cepat
d. Pada pemeriksaan fisik, palpasi teraba permukaan hati
yang ireguler
1. Gejala ikterus, terjadi jika saluran empedu yang besar
tersumbat oleh tekanan nodul malignan dalam hilus
hati.
2. Acites timbul setelah nodul tersumbat vena porta atau
bila jaringan tumor tertanam dalam rongga peritoneal.
6. Pemeriksaan
a. Laboratorium:
1) Darah Lengkap : Hb/Ht dan sel darah merah (SDM)
mungkin menurun karena perdarahan kerusakan SDM
dan anemia terlihat dengan hipersplenisme dan defisit
besi leukopenia mungkin ada sebagai akibat
hipersplenisme.
2) Bilirubin serum : meningkat karena gangguan seluler,
ketidak mampuan hati untuk menkonjugasi atau
obstruksi bilier.
3) AST (SGOT) / ALT (SGPT), LDH : meningkat karena
kerusakan seluler dan mengeluarkan enzim.
4) Alkali fosfatase : meningkat karena penurunan
ekskresi.
8
500 mg/dl, HbsAg positf dalam serum, Kalium, Kalsium.
Darah lengkap ; SGOT, SGPT, LDH, CPK, Alkali
Fostatase.
AST / SGOT meningkat Nn ( 10 40 unit (4,8 -19
U/L)
ALT / SGPT meningkat Nn ( 5 35 unit (2,4 17
U/L)
LDH meningkat Nn (165 400 unit (80 192 U/L)
Alkali Fostatase meningkat Nn ( 2 -5 unit (20
90 IU/L)
Albumin menurun Nn ( 3,5 5,5 g/dl (35-55 g/L)
Globulin meningkat Nn ( 1,5 3,0 g/dl (15-30g/L)
b. Radiologi :
Ultrasonografi (USG), CT-Scan, Thorak foto,
Arteriography, MRI. Dan Laparoskopi
9
7. Penatalaksanaan
a. Pengobatan
Pengobatan yang telah dilakukan sampai saat ini
adalah dengan kemoterapi dengan obat sitostatik seperti
5-Fluorourasil secara intra arterial, embolisasi,
radioimunoterapi dan pembedahan. Pasien yang tidak
menjalani terapi biasanya meninggal dalam jangka 3-4
bulan, sedangkan pasien yang diterapi mungkin dapat
hidup 6-18 bulan jika terapi berjalan dengan baik
(Anonim, 2001). Salah satu cara yang efektif untuk
menurunkan kekerapan kanker hepar adalah dengan
imunisasi Hepatitis B. Negara yang program imunisasi
Hepatitis B berjalan baik terbukti kekerapan kanker
hepar menurun dengan nyata (Anonim, 2003).
1) Penatalaksanaan Non Bedah
Terapi Radiasi
Kemoterapi
2) Penatalaksanaan Bedah
Lobektomi hati
Transplantasi hati
10
8. Prognosa
Tumor ganas liver memiliki prognosa yang jelek dapat
terjadi perdarahan dan akhirnya kematian. Dan proses ini
berlangsung antara 5-6 bulan atau beberapa tahun
B. MANAJEMEN KEPERAWATAN
1. Pengkajian
11
Data Obyektif adalah dan diukurata yang dapat
diobservasi dan diukur (Iyer, et.al., 1996, dalam Nursalam,
2001 : 19). Data Obyektif yang dapat dikaji pada pasien
dengan Ca. Hepar adalah : penurunan tonus otot, distensi
abdomen (hepatomegali, Splenomegali, asites), penurunan
BB atau peningkatan (cairan), edema, kulit kering, ikterik,
ensefalopati hepatik, takipnea, demam, hipoksia, pernapasan
dangkal, perubahan mental, ekspansi paru terbatas,
peningkatan suhu tubuh, dan sebagainya.
Pada pemeriksaan fisik bisa didapatkan :
a. Ascites
b. Ikterus
c. Hipoalbuminemia
d. Splenomegali, Spider nevi, Eritoma palmaris, Edema.
2. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa yang dapat muncul pada pasien dengan Ca. Hepar
yaitu :
12
2) Nyeri berhubungan dengan tegangnya dinding perut (
asites ).
3) Intoleransi aktivitas b.d ketidak seimbangan antara suplai
O2 dengan kebutuhan
4) Resiko terjadinya gangguan integritas kulit berhubungan
dengan pruritus,edema dan asites
3. Rencana Keperawatan
Intervensi :
1) Pantau masukan makanan setiap hari, beri pasein buku
harian tentang maka sesuai Indikasi
2) Dorong pasien utk makan deit tinggi kalori kaya protein dg
masukan cairan adekuat.
13
3) Dorong penggunaan suplemen dan makanan sering / lebih
sedikit yg dibagi bagi selamasehari.
4) Berikan antiemetik pada jadwal reguler sebelum / selama
dan setelah pemberian agent antineoplastik yang sesuai .
Rasional :
1) Keefektifan penilaian diet individual dalam penghilangan
mual pascaterapi, Pasien harus mencoba untuk
menemukan solusi/kombinasi terbaik.
2) Kebutuhan jaringan metabolek ditingkatkan begitu juga
cairan ( untuk menghilangkan produksi sisa ). Suplemen
dapat memainkan peranan penting dlm mempertahankan
masukan kalori dan protein adekuat.
3) Mual/muntah paling menurunkan kemampuan dan efek
samping psikologis kemoterapi yang menimbulkan stess.
Tujuan :
Intervensi :
1) Tentukan riwayat nyeri misalnya lokasi , frekwensi, durasi
dan intensitas ( 0-10 ) dan tindakan penghilang rasa nyeri
misalkan berikan posisi yang duduk tengkurap dengan
dialas bantal pada daerah antara perut dan dada.
14
2) Berikan tindakan kenyamanan dasar misalnya reposisi,
gosok punggung.
3) Kaji tingkat nyeri / kontrol nilai
Rasional :
1) memberikan data dasar untuk mengevaluasi kebutuhan /
keefektifan intervensi
2) meningkatkan relaksasi dan membantu memfokuskan
kembali perhatian
3) kontrol nyeri maksimum dengan pengaruh minimum pada
AKS.
c. Intoleransi aktivitas b.d ketidak seimbangan antara
suplai O2 dengan kebutuhan
Tujuan :
Intervensi :
1) Dorong pasein untuk melakukan apa saja bila mungkin,
misalnya mandi, bangun dari kursi/ tempat tidur, berjalan.
Tingkatkan aktivitas sesuai kemampuan.
2) Pantau respon fisiologi terhadap aktivitas misalnya;
perubahan pada TD/ frekuensi jantung / pernapasan.
3) Beri oksigen sesuai indikasi
Rasional :
1) Meningkatkan kekuatan / stamina dan memampukan
pasein menjadi lebih aktif tanpa kelelahan yang berarti.
2) Teloransi sangat tergantung pada tahap proses penyakit,
status nutrisi, keseimbnagan cairan dan reaksi terhadap
aturan terapeutik.
15
3) Adanya hifoksia menurunkan kesediaan O2 untuk ambilan
seluler dan memperberat keletihan.
Intervensi :
1) Kaji kulit terhadap efek samping terapi kanker. Perhatikan
kerusakan atau perlambatan penyembuhan
2) Mandikan dengan air hangat dan sabun
3) Dorong pasien untuk menghindari menggaruk dan
menepuk kulit yang kering dari pada menggaruk.
4) Balikkan / ubah posisi dengan sering
5) Anjurkan pasein untuk menghindari krim kulit apapun salep
dan bedak kecuali seijin dokter
Rasional :
16
5) Dapat meningkatkan iritasi atau reaksi secara nyata.
4. Pelaksanaan
Pelaksanaan merupakan langkah keempat dari proses
keperawatan dan merupaka wujud nyata dari rencana
keperawatan yang bertujuan memenuhi kebutuhan pasien
akan keperawatan dengan melaksanakan kegiatan
kegiatan sesuai dengan alternatif tindakan yang telah
direncanakan. Pelaksanaan keperawatan sebagai data untuk
rencana keperawatan.
5. Evaluasi
Evaluasi merupakan langkah terakhir dalam keperawatan
untuk menilai pencapaian tujuan. Berdasarkan analisis, jika
tujuan belum tercapai maka dilakukan perencanaan
selanjutnya (P) sebagai berikut :
1) Rencana dilanjutkan yang artinya diagnosa tetap berlaku,
tujuan atau intervensi masih memadai.
2) Direvisi yang artinya diagnosa tetap berlaku, tujuan atau
intervensi perlu direvisi.
3) Diagnosa keperawatan atau kemungkinan menjadi aktual
atau bahkan disingkirkan (untuk diagnosa kemungkinan).
Jika diagnosa menjadi aktual maka dibutuhkan
perencanaan baru sehinggadalam planning (P) diuraikan
perencanaan yang dimaksud.
4) Tujuan tercapai maka perencanaan selanjutnya tidak
perludilanjutkan, tidak perlu direvisi dan tidak perlu
perencanaan baru.
5) Rencana semula dipakai lagi, jika dalam analisis
ditentukan bahwa masalah atau diagnosa yang telah
teratasi terjadi kembali.
17
Asuhan Keperawatan Pada pasien Ny. A
dengan gangguan ca hepar
Identitas klien
1. Biodata
Nama : Ny A
Umur : 58 tahun
Alamat : ds. suranenggala
Pekerjaan : Petani
Agama : Islam
Suku / Bangsa : Jawa / Indonesia
Status : Kawin
Tanggal pengkajian : 25 juli 2011
Dx. Medis : Ca Hepar
a. Keluhan utama
Klien merasa nyeri pada bagian perut sebelah kiri.
b. Riwayat masuk RS
Klien datang melalui IGD pada jam 09.00 WIB tanggal 23 juli
2011 dengan keluhan nyeri di bagian perut sebelah kiri
dengan skala 4, disertai mual sehingga tidak nafsu makan,
lemas, klien mengatakan nyeri nya seperti ditusuk-tusuk, klien
merasa nyeri sejak 3 hari yang lalu.
2. Kebutuhan dasar
a. Aktivitas
Gejala:
Kelemahan,keletihan/kelelahan
Perubahan pola istiraahat (tidur)
b. Sirkulasi
Tanda:
Dapat terjadi perubahan denyut nadi.
Gejala:
18
Palpitasi,nyeri dada pada aktifitas
c. Integritas ego
Gejala:
Faktor stres
Masalah terhadap perubahan penampilan
Menyangkal diagnosis
d. Eliminasi
Gejala:
Perubahan dapekasi
e. Makanan/cairan
Gejala:
Kebiasaan diit buruk
Anoreksia
Intoleransi makanan
f. Nyeri/ketidaknyamanan
Gejala:
Neri bervariasi tergantung prosses penyakit
g. Keamanan
Gejala:
Komplikasi pembedahan
h. Interaksi sosial
Gejala
Lemahnya sistem pendukung
3. Pemeriksaan fisik
19
8) Dada : simetris, tidak ada nyeri tekan, tidak
ada kotoran
9) Perut : nyeri tekan pada perut bagian kiri,
dengan skala 4
10) Genetalia dan RektumKlien mengatakan tidak ada kelainan
pada daerah genetalia dan rectum
11) Ekstermitas Atas: Kekuatan otot kurang di tandai dengan
klien lemah dalam aktifitas. Turgor kulitnya keriput.
12) Ektremitas Bawah: Kekuatan otot kurang,di tandai dengan
klien lemah dalam melakukan aktifitas, tidak ada edema.
Pemeriksaan penunjang
Analisa Data
No Data Etiologi Masalah
1 Do : Fungsi hepar terganggu Nutrisi kurang dari
-klien tampak lemah kebutuhan
Fungsi metabolic
-Klien tampak pucat terganggu
-BB pasien menurun 2kg (bb
awal 59 kg) Gangguan system pencernaan
-klien anoreksia (mual)
-lila: <23,5 cm
Ds:
-klien mengatakan kurang nafsu
makan
-terasa mual bila makan
20
Do:
-klien terlihat meringis menahan
sakit
-Klien tampak lemah
-skala nyeri 4
-TTV
T: 140/90 mmHg
R: 30x/mnt
S: 36C
P: 92x/mnt
Diagnosa Keperawatan
1. Nutrisi kurang dari kebutuhan b.d mual muntah dan anoreksia
2. Gangguan rasa nyaman nyeri b.d adanya pembesaran pada daerah hepar
3. Intoleransi aktifitas b.d kelemahan fisik
21
Do : mengeluh mual hangat diharapkan nutrisi akan
-klien tampak -nafsu makan terpenuhi dan makanan
lemah klien meningkat yang hangat dapat
-Klien tampak menambah nafsu makan
pucat klien
-BB pasien
menurun 2kg (bb
awal 59 kg) 3. Berikan makanan 3. Untuk menghindari rasa
-klien anoreksia sedikit dalam frekuensi mual
sering
4. Kolaborasi pemberian 4. mengurangi mual dan
Ds: anti emetic (anti mual) memenuhi kebutuhan serta
-klien membantu dalam proses
pemyembuhan
mengatakan
kurang nafsu
makan
-terasa mual bila
makan
-lila: <23,5cm
Ds: -klien merasa 2. Kaji sifat dan skala nyeri 3. dgn mengalihkan
-klien sedikit nyaman perhatian klien tdk
mengatakan nyeri berfokus pd nyeri
pada perut bagian -skala nyeri 3. alihkan perhatian
kiri berkurang menjadi 2 klien thd nyeri dgn
ngobrol 4. mengurangi intabilitas
-klien traktur gastrointestital dan nyeri
mengatakan serta gangguan rasa nyaman
nyerinya seperti pada abdomen
ditusuk-tusuk 4. kolaborasi dgn dokter
utk pemberian analgetik
Do:
-klien terlihat
meringis menahan
sakit
-Klien tampak
lemah
-TTV
22
T: 140/90 mmHg
R: 30x/mnt
S: 36C
P: 92x/mnt
23
T: Menganjurkan pada klien utk makan
sedikit tapi sering
R: klien mengerti dan mau
melakukannya
24
R: klien tdk mengalami injuri selama injuri selama melakukan
melakukan aktivitas aktivitas
-klien mulai bisa
beraktivitas secara
bertahap dgn bantuan
perawat atau keluarga
A: masalah
teratasisebagian
P: intervensi dilanjutkan
25
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari kasus diatas dapat disimpulkan sebagai berikut
26
terjadinya acites dan oedema. Kedua keadaan ini dapat
menyebabkan masalah kelebihan volume cairan.
Metabolisme protein menghasilkan produk sampingan berupa
amonia bila kadarnya meningkat dalam darah dapat
menimbulkan kerusakan saraf pusat (SSP) yang dapat
menimbulkan rangsangan mual dan ensefalopati hepatik
5) Salah satu cara yang efektif untuk menurunkan kekerapan
kanker hepar adalah dengan imunisasi Hepatitis B. Negara
yang program imunisasi Hepatitis B berjalan baik terbukti
kekerapan kanker hepar menurun dengan nyata (Anonim,
2003)
B. Saran
Di harapkan pada para pembaca tidak hanya berpatokan
pada makalah ini saja akan tetapi diharapkan pada para
pembaca untuk bisa mencari referensi yang lain, yang ada
kaitanya dengan masalah asuhan keperawatan pada ca hepar.
27
DAFTAR PUSTAKA
28