Anda di halaman 1dari 30

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah Subhanawataalah Atas segala


limpahan Rahmat, Inayah, Taufik Dan HidayahNya sehingga
kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah dengan judul
Askep Cancer Hati dengan tepat waktu. Semoga ini dapat
digunakan sebagai salah satu acuan, petunjuk maupun pedoman
bagi pembaca dalam memperluas pengetahuan.

Harapan kami, semoga makalah ini membantu menambah


ilmu pengetahuan dan pengalaman penyusun, sehingga penulis
dapat memperbaiki bentuk maupun isi makalah ini sehingga
kedepannnya dapat lebih baik.

Makalah ini kami akui masih ada kekurangan. Oleh karena


itu, kami harapkan kepada pembaca memberikan masukan-
masukan yang bersifat membangun untuk kesempurnaan
makalah ini.

Cimahi, April 2017

Penyusun

I
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ..................................................................................... i


DAFTAR ISI .................................................................................................. ii
BAB I ............................................................................................................. 1
PENDAHULUAAN ........................................................................................ 1
A.Latar Belakang .................................................................................................. 1
B. Tujuan ................................................................................................................ 2
1.Mengetahui definisi dari CA Heapar ......................................................... 2
2.Mengetahui Etiologi CA Hepar ................................................................... 2
3.Mengetahui Patofisiologi CA Hepar .......................................................... 2
4.Mengetahui Manifestasi Klinis .................................................................... 2
5.Mengetahui Penatalaksaan CA Hepar ..................................................... 2
BAB II............................................................................................................ 3
PEMBAHASAN ............................................................................................ 3
A.KONSEP DASAR PENYAKIT........................................................................ 3
1.Definisi Kanker Hepar.................................................................................. 3
2.Etiologi ........................................................................................................... 4
3.Patofisiologi ................................................................................................... 5
4.Patologi .......................................................................................................... 7
5.Manifestasi Klinis ......................................................................................... 8
6.Pemeriksaan ................................................................................................. 8
7.Penatalaksanaan ....................................................................................... 10
8.Prognosa ..................................................................................................... 11
B.MANAJEMEN KEPERAWATAN .................................................................. 11
1.Pengkajian................................................................................................... 11
2.Diagnosa Keperawatan ............................................................................. 12
3.Rencana Keperawatan .............................................................................. 13
4.Pelaksanaan ............................................................................................... 17
5.Evaluasi ....................................................................................................... 17
BAB III......................................................................................................... 26
PENUTUP ................................................................................................... 26
A.Kesimpulan ...................................................................................................... 26
B.Saran ................................................................................................................ 27
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 28

II
BAB I

PENDAHULUAAN

A. Latar Belakang
Kanker merupakan salah satu penyakit yang paling
mengancam dalam dunia kesehatan. WHO dalam siaran persnya
3 April 2003 menyatakan bahwa lima besar kanker di dunia
adalah kanker paru, kanker payudara, kanker usus besar
(colorectal), kanker lambung dan kanker hepar. Pada bulan
Nopember 2004 dilaporkan bahwa kanker hepar merupakan
kanker dengan pertumbuhan tercepat diantara jenis kanker yang
lain di Amerika Serikat (Kerr, 2004). Insidensi kanker hepar di
Asia Selatan, Asia Tenggara, China, dan daerah Sub Sahara
sendiri lebih tinggi dibandingkan kasus kanker hepar negara
industri seperti Amerika (Anonim, 2004).
Sel-sel pada hati akan memperbanyak diri untuk
menggantikan sel-sel yang rusak karena luka atau karena sudah
tua. Seperti proses pembentukan sel lain di dalam tubuh, proses
ini juga dikontrol oleh gen-gen tertentu dalam sel. Kanker hati
berasal dari satu sel yang mengalami perubahan mekanisme
kontrol dalam sel yang mengakibatkan pembelahan sel yang
tidak terkontrol. Sel abnormal tersebut akan membentuk jutaan
kopi, yang disebut klon. Mereka tidak dapat melakukan fungsi
normal sel hati dan terus menerus memperbanyak diri. Sel-sel
tidak normal ini akan membentuk tumor (Anonim, 2004).

Sekitar 83 persen kasus kanker hati di dunia terjadi di


negara-negara yang masih berkembang. Penyebab tingginya
kasus kanker hati di negara-negara yang masih berkembang

1
dalah tingginya kasus hepatitis B dan C di negara-negara
tersebut, termasuk di Indonesia. Sedangkan di negara-negara
yang sudah maju seperti negara-negara di Eropa, penyebab
utama kanker hati adalah konsumsi alkohol yang tinggi
dan obesitas yang meningkat.

Di Indonesia, diperkirakan terdapat sekitar 18.000 kasus baru


kanker hati setiap tahunnya, berdasarkan data pada tahun 2012.
Angka ini diperkirakan akan meningkat seiring dengan
bertambahnya jumlah penderita hepatitis B dan C yang saat ini
mencapai 30 juta jiwa.

B. Tujuan

1. Mengetahui definisi dari CA Heapar


2. Mengetahui Etiologi CA Hepar
3. Mengetahui Patofisiologi CA Hepar
4. Mengetahui Manifestasi Klinis
5. Mengetahui Penatalaksaan CA Hepar

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. KONSEP DASAR PENYAKIT


1. Definisi Kanker Hepar

Kanker hepar atau kanker hati (hepatocellular


carcinoma) adalah suatu kanker yang timbul dari hati. Ia juga
dikenal sebagai kanker hati primer atau hepatoma. Hati
terbentuk dari tipe-tipe sel yang berbeda (contohnya,
pembuluh-pembuluh empedu, pembuluh-pembuluh darah, dan
sel-sel penyimpan lemak). Bagaimanapun, sel-sel hati
(hepatocytes) membentuk sampai 80% dari jaringan hati.
Jadi, mayoritas dari kanker-kanker hati primer (lebih dari 90
sampai 95%) timbul dari sel-sel hati dan disebut kanker
hepatoselular (hepatocellular cancer) atau Karsinoma
(carcinoma).

Kanker hati adalah penyakit kronis pada hepar dengan


inflamasi dan fibrosis hepar yang mengakibatkan distorsi
struktur hepar dan hilangnya sebagian besar fungsi
hepar. (Gips& Willson :1989 )

Kanker hati adalah penyakit gangguan pada hati yang


disebabkan karna hepatis kronik dalam jangka panjang yang
menyebabkan gangguan pada fungsi hati. ( Ghofar , Abdul :
2009 )

Kanker hati berasal dari satu sel yang mengalami


perubahan mekanisme kontrol dalam sel yang mengakibatkan

3
pembelahan sel yang tidak terkontrol. Sel abnormal tersebut
akan membentuk jutaan kopi, yang disebut klon. Mereka tidak
dapat melakukan fungsi normal sel hati dan sel terus menerus
memperbanyak diri. Sel-sel tidak normal ini akan membentuk
tumor (Anonim, 2004).

2. Etiologi
Orang yang didiagnosis menderita kanker hati berusia
diatas enam puluh tahun. Dari sebuah survei di Kanada,setiap
tahun sekitar 1800 orang didiagnosis menderita kanker hati,
dan separuh lebih adalah lelaki.
Faktor faktor yang dapat merusak hati dan penyebab kanker
hati :
1) Tidur terlalu malam dan bangun terlalu siang
2) Tidak buang air di pagi hari
3) Pola makan yang terlalu berlebihan
4) Tidak makan pagi
5) Terlalu banyak mengkonsumsi obat obatan
6) Terlalu banyak mengkonsumsi bahan pengawet, zat
tambahan, zat pewarna, pemanis buatan.
7) Minyak goreng yang tidak sehat. Sedapat mungkin kurangi
penggunaan minyak goreng saat menggoreng makanan.
Jangan mengkonsumsi makanan yang di goreng bila kita
dalam kondisi penat, kecuali dalam kondisi tubuh yang fit.
8) Mengkonsumsi makanan mentah ( sangat matang ) juga
menambah beban hati. Sayur yang digoreng harus
dimakan habis saat itu juga, jangan disimpan.
9) Alkohol
10) Keturunan
11) Hepatis B, C

4
Penyebab dari Ca. Hepar yaitu
Cerosis Hepatis
Virus Hepatitis B dan Hepatitis C
Kontak dengan racun kimia tertentu (misalnya : ninil
klorida, arsen)
Kebiasaan merokok
Kebiasaan minum minuman keras (pengguna alkohol)
Aftatoksik atau karsinogen dalam preparat herbal
Nitrosamin

3. Patofisiologi

Berdasarkan etiologi dapat dijelaskan bahwa Virus


Hepatitis B dan Hepatitis C, Kontak dengan racun kimia
tertentu (misalnya : ninil klorida, arsen), Kebiasaan merokok,
Kebiasaan minum minuman keras (pengguna alkohol),
Aftatoksik atau karsinogen dalam preparat herbal, dan
Nitrosamin dapat menyebabkan terjadinya peradangan sel
hepar.

Beberapa sel tumbuh kembali dan membentuk nodul yang


menyebabkan percabangan pembuluh hepatik dan aliran
darah pada porta yang dapat menimbulkan hipertensi portal.
Hipertensi portal terjadi akibat meningkatnya resistensi portal
dan aliran darah portal karena tranmisi dari tekanan arteri
hepatik ke sistem portal. Dapat menimbulkan pemekaran
pembuluh vena esofagus, vena rektum superior dan vena
kolateral dinding perut. Keadaan ini dapat menimbulkan
perdarahan (hematemesis melena). Perdarahan yang bersifat
masif dapat menyebabkan anemia, perubahan arsitektur
vaskuler hati menyebabkan kongesti vena mesentrika

5
sehingga terjadi penimbunan cairan abnormal dalam perut
(acites) menimbulkan masalah kelebihan volume cairan .

Pada waktu yang bersamaan peradangan sel hepar


memacu proses regenerasi sel-sel hepar secara terus
menerus (fibrogenesis) yang mengakibatkan gangguan
kemampuan fungsi hepar yaitu gangguan metabolik protein,
yang menyebabkan produksi albumin menurun
(hipoalbuminenia), sehingga tidak dapat mempertahankan
tekanan osmotik koloid. Tekanan osmotik koloid yang rendah
mengakibatkan terjadinya acites dan oedema. Kedua keadaan
ini dapat menyebabkan masalah kelebihan volume cairan.
Metabolisme protein menghasilkan produk sampingan berupa
amonia bila kadarnya meningkat dalam darah dapat
menimbulkan kerusakan saraf pusat (SSP) yang dapat
menimbulkan rangsangan mual dan ensefalopati hepatik.

Kerusakan sel hepar juga mempengaruhi terganggunya


metabolisme karbohidrat. Sel hati tidak mampu menyimpan
glikogen sedangkan pemakaian tetap bahkan meningkat
akibat proses radang, menyebabkan depot glikogen di hati
menurun. Kurangnya asupan (perubahan nutrisi kurang dari
kebutuhan) akibat anoreksia menyebabkan turunnya produksi
energi sehingga timbul gejala lemas, perasaan sepat lelah
yang dapat mengganggu aktivitas. Peradangan hati
menyebabkan pembesaran pada hati yang menimbulkan
nyari. Nyeri yang tidak dapat ditoleransi menimbulkan
penurunan nafsu makan, asupan berkurang menyebabkan
kebutuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh.

6
Berdasarkan sumber lain fatofisiologi Ca. Hepar ada yang
menjelaskan bahwa :
1. Hepatoma 75 % berasal dari Sirosis hati yang lama /
menahun. Khususnya yang disebabkan oleh alkoholik dan
post nekrotik.
2. Pedoman diagnostik yang paling penting adalah terjadinya
kerusakan yang tidak dapat dijelaskan sebabnya. Pada
penderita sirosis hati yang disertai pembesaran hati
mendadak.
3. Tumor hati yang paling sering adalah metastase tumor
ganas dari tempat lain. Matastase ke hati dapat terdeteksi
pada lebih dari 50 % kematian akibat kanker. Hal ini benar,
khususnya untuk keganasan pada saluran pencernaan,
tetapi banyak tumor lain juga memperlihatkan
kecenderungan untuk bermestatase ke hati, misalnya
kanker payudara, paru-paru, uterus, dan pankreas.
4. Diagnosa sulit ditentukan, sebab tumor biasanya tidak
diketahui sampai penyebaran tumor yang sangat luas,
sehingga tidak dapat dilakukan reseksi lokal lagi.

4. Patologi
a. Ada 3 type :
1) Type masif tumor tunggal di lobus kanan.
2) Type Nodule tumor multiple kecil-kecil dalam ukuran
yang tidak sama.
3) Type difus secara makroskpis sukar ditentukan
daerah massa tumor.
b. Penyebarannya :
1) Intrahepatal.
2) Ekstrahepatal.

7
5. Manifestasi Klinis
Manifestasi dini penyakit keganasan pada hati mencakup
tanda-tanda dan gejala seperti :
a. Gangguan nutrisi : penurunan berat badan yang baru saja
terjadi, kehilangan kekuatan, anoreksia, dan anemia.
b. Nyeri abdomen
c. Pembesaran hati yang cepat
d. Pada pemeriksaan fisik, palpasi teraba permukaan hati
yang ireguler
1. Gejala ikterus, terjadi jika saluran empedu yang besar
tersumbat oleh tekanan nodul malignan dalam hilus
hati.
2. Acites timbul setelah nodul tersumbat vena porta atau
bila jaringan tumor tertanam dalam rongga peritoneal.

6. Pemeriksaan
a. Laboratorium:
1) Darah Lengkap : Hb/Ht dan sel darah merah (SDM)
mungkin menurun karena perdarahan kerusakan SDM
dan anemia terlihat dengan hipersplenisme dan defisit
besi leukopenia mungkin ada sebagai akibat
hipersplenisme.
2) Bilirubin serum : meningkat karena gangguan seluler,
ketidak mampuan hati untuk menkonjugasi atau
obstruksi bilier.
3) AST (SGOT) / ALT (SGPT), LDH : meningkat karena
kerusakan seluler dan mengeluarkan enzim.
4) Alkali fosfatase : meningkat karena penurunan
ekskresi.

8
500 mg/dl, HbsAg positf dalam serum, Kalium, Kalsium.
Darah lengkap ; SGOT, SGPT, LDH, CPK, Alkali
Fostatase.
AST / SGOT meningkat Nn ( 10 40 unit (4,8 -19
U/L)
ALT / SGPT meningkat Nn ( 5 35 unit (2,4 17
U/L)
LDH meningkat Nn (165 400 unit (80 192 U/L)
Alkali Fostatase meningkat Nn ( 2 -5 unit (20
90 IU/L)
Albumin menurun Nn ( 3,5 5,5 g/dl (35-55 g/L)
Globulin meningkat Nn ( 1,5 3,0 g/dl (15-30g/L)

b. Radiologi :
Ultrasonografi (USG), CT-Scan, Thorak foto,
Arteriography, MRI. Dan Laparoskopi

Pemeriksaan barium esofagus : Menunjukkan


peningkatan tekanan portal.

Foto rongent abdomen : Pada penderita kanker hati


akan terlihat perubahan ukuran hati.
Arteriografi pembuluh darah seliaka : Untuk melihat
hati dan pankreas.
Laparoskopi : Melihat perbedaan permukaan hati
antara lobus kanan dengan kiri sehingga jika ada
kelainan akan terlihat jelas.
Biobsi hati : Menentukan perubahan anatomis pada
jaringan hati
Ultrasonografi : Memperlihatkan ukuran ukuran
organ abdomen

9
7. Penatalaksanaan
a. Pengobatan
Pengobatan yang telah dilakukan sampai saat ini
adalah dengan kemoterapi dengan obat sitostatik seperti
5-Fluorourasil secara intra arterial, embolisasi,
radioimunoterapi dan pembedahan. Pasien yang tidak
menjalani terapi biasanya meninggal dalam jangka 3-4
bulan, sedangkan pasien yang diterapi mungkin dapat
hidup 6-18 bulan jika terapi berjalan dengan baik
(Anonim, 2001). Salah satu cara yang efektif untuk
menurunkan kekerapan kanker hepar adalah dengan
imunisasi Hepatitis B. Negara yang program imunisasi
Hepatitis B berjalan baik terbukti kekerapan kanker
hepar menurun dengan nyata (Anonim, 2003).
1) Penatalaksanaan Non Bedah

Penatalaksanaan atau terapi ini hanya dapat


memperpanjang kelangsungan hidup pasien dan
memperbaiki kualitas hidupnya dengan cara
mengurangi rasa nyeri serta gangguan rasa
nyaman, namun efek utamanya masih bersifat
paliatif. Penatalaksanaan non bedah ini seperti :

Terapi Radiasi
Kemoterapi
2) Penatalaksanaan Bedah
Lobektomi hati
Transplantasi hati

10
8. Prognosa
Tumor ganas liver memiliki prognosa yang jelek dapat
terjadi perdarahan dan akhirnya kematian. Dan proses ini
berlangsung antara 5-6 bulan atau beberapa tahun

B. MANAJEMEN KEPERAWATAN
1. Pengkajian

Pengkajian adalah tahap awal dari proses keperawatan


dan merupakan suatu prosesyang sistematis dalam
pengumpulan data untuk mengevaluasi dan mengidentifikasi
status kesehatan pasien (Iyer et.al., 1996 dalam Nursalam,
2001 : 17).

Dalam pengumpulan data ada 2 tipe data yang ada pada


pengkajian yaitu data subyektif dan data obyektif (Nursalam,
2001 : 19).

Data Subyektif adalah data yang didapatkan dari pasien


sebagai suatu pendapat terhadap suatu situasi dan kejadian.
Data subyektif sering didapatkan dari riwayat keperawatan
termasuk persepsi pasien, perasaan dan ide tentang status
kesehatan (Nursalam, 2001 : 19).

Data Subyektif yang biasanya muncul pada pengkajian


dengan Ca. Hepar adalah Keluhan berupa nyeri abdomen,
kelemahan dan penurunan berat badan, anoreksia, rasa
penuh setelah makan terkadang disertai muntah dan mual.
Bila ada metastasis ke tulang penderita mengeluh nyeri
tulang.

11
Data Obyektif adalah dan diukurata yang dapat
diobservasi dan diukur (Iyer, et.al., 1996, dalam Nursalam,
2001 : 19). Data Obyektif yang dapat dikaji pada pasien
dengan Ca. Hepar adalah : penurunan tonus otot, distensi
abdomen (hepatomegali, Splenomegali, asites), penurunan
BB atau peningkatan (cairan), edema, kulit kering, ikterik,
ensefalopati hepatik, takipnea, demam, hipoksia, pernapasan
dangkal, perubahan mental, ekspansi paru terbatas,
peningkatan suhu tubuh, dan sebagainya.
Pada pemeriksaan fisik bisa didapatkan :
a. Ascites
b. Ikterus
c. Hipoalbuminemia
d. Splenomegali, Spider nevi, Eritoma palmaris, Edema.

Secara umum pengkajian Keperawatan pada klien dengan


kasus kanker hati, meliputi
a. Gangguan metabolism
b. Perdarahan
c. Asites
d. Edema
e. Hipoproteinemia
f. Jaundice/icterus
g. Komplikasi endokrin
h. Aktivitas terganggu akibat pengobatan

2. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa yang dapat muncul pada pasien dengan Ca. Hepar
yaitu :

1) Tidak seimbangan nutrisi berhubungan dengan anoreksia,


mual, gangguan absorbsi, metabolisme vitamin di hati.

12
2) Nyeri berhubungan dengan tegangnya dinding perut (
asites ).
3) Intoleransi aktivitas b.d ketidak seimbangan antara suplai
O2 dengan kebutuhan
4) Resiko terjadinya gangguan integritas kulit berhubungan
dengan pruritus,edema dan asites

3. Rencana Keperawatan

Rencana keperawatan merupakan langkah ketiga dalam


proses keperawatan yang terdiri dari tiga tahap yaitu
menetapkan prioritas diagnosa keperawatan, menentukan
tujuan dan merumuskan intervensi keperawatan.

Adapun rencana keperawatan pada pasien dengan Ca.


Hepar adalah.
a. Tidak seimbangan nutrisi berhubungan dengan
anoreksia, mual, gangguan absorbsi, metabolisme
vitamin di hati.
Tujuan :

1) Mendemontrasikan BB stabil, penembahan BB progresif


kearah tujuan dgn normalisasi nilai laboratorium dan
batas tanda-tanda malnutrisi
2) Penanggulangan pemahaman pengaruh individual pd
masukan adekuat .

Intervensi :
1) Pantau masukan makanan setiap hari, beri pasein buku
harian tentang maka sesuai Indikasi
2) Dorong pasien utk makan deit tinggi kalori kaya protein dg
masukan cairan adekuat.

13
3) Dorong penggunaan suplemen dan makanan sering / lebih
sedikit yg dibagi bagi selamasehari.
4) Berikan antiemetik pada jadwal reguler sebelum / selama
dan setelah pemberian agent antineoplastik yang sesuai .

Rasional :
1) Keefektifan penilaian diet individual dalam penghilangan
mual pascaterapi, Pasien harus mencoba untuk
menemukan solusi/kombinasi terbaik.
2) Kebutuhan jaringan metabolek ditingkatkan begitu juga
cairan ( untuk menghilangkan produksi sisa ). Suplemen
dapat memainkan peranan penting dlm mempertahankan
masukan kalori dan protein adekuat.
3) Mual/muntah paling menurunkan kemampuan dan efek
samping psikologis kemoterapi yang menimbulkan stess.

b. Nyeri berhubungan dengan tegangnya dinding perut (


asites )

Tujuan :

1) Mendemontrasikan penggunaan keterampilan relaksasi


dan aktivitas hiburan sesuai indikasi nyeri.
2) Melaporkan penghilangan nyeri maksimal / kontrol dengan
pengaruh minimal pada AKS

Intervensi :
1) Tentukan riwayat nyeri misalnya lokasi , frekwensi, durasi
dan intensitas ( 0-10 ) dan tindakan penghilang rasa nyeri
misalkan berikan posisi yang duduk tengkurap dengan
dialas bantal pada daerah antara perut dan dada.

14
2) Berikan tindakan kenyamanan dasar misalnya reposisi,
gosok punggung.
3) Kaji tingkat nyeri / kontrol nilai

Rasional :
1) memberikan data dasar untuk mengevaluasi kebutuhan /
keefektifan intervensi
2) meningkatkan relaksasi dan membantu memfokuskan
kembali perhatian
3) kontrol nyeri maksimum dengan pengaruh minimum pada
AKS.
c. Intoleransi aktivitas b.d ketidak seimbangan antara
suplai O2 dengan kebutuhan
Tujuan :

1) Dapat melakukan aktivitas sesuai kemampuan tubuh.

Intervensi :
1) Dorong pasein untuk melakukan apa saja bila mungkin,
misalnya mandi, bangun dari kursi/ tempat tidur, berjalan.
Tingkatkan aktivitas sesuai kemampuan.
2) Pantau respon fisiologi terhadap aktivitas misalnya;
perubahan pada TD/ frekuensi jantung / pernapasan.
3) Beri oksigen sesuai indikasi

Rasional :
1) Meningkatkan kekuatan / stamina dan memampukan
pasein menjadi lebih aktif tanpa kelelahan yang berarti.
2) Teloransi sangat tergantung pada tahap proses penyakit,
status nutrisi, keseimbnagan cairan dan reaksi terhadap
aturan terapeutik.

15
3) Adanya hifoksia menurunkan kesediaan O2 untuk ambilan
seluler dan memperberat keletihan.

d. Resiko terjadinya gangguan integritas kulit berhubungan


dengan pruritus,edema dan asites
Tujuan :

1) Mengedentifikasi fiksi intervensi yang tepat untuk kondisi


kusus.
2) Berpartisipasi dalam tehnik untuk mencegah komplikasi /
meningkatkan penyembuhan

Intervensi :
1) Kaji kulit terhadap efek samping terapi kanker. Perhatikan
kerusakan atau perlambatan penyembuhan
2) Mandikan dengan air hangat dan sabun
3) Dorong pasien untuk menghindari menggaruk dan
menepuk kulit yang kering dari pada menggaruk.
4) Balikkan / ubah posisi dengan sering
5) Anjurkan pasein untuk menghindari krim kulit apapun salep
dan bedak kecuali seijin dokter

Rasional :

1) Efek kemerahan atau reaksi radiasi dapat terjadi dalam


area radiasi dapat terjadi dalam area radiasi. Deskuamasi
kering dan deskuamasi kering,ulserasi.

2) Mempertahankan kebersihan tanpa mengiritasi kulit.


3) Membantu mencegah friksi atau trauma fisik.
4) Untuk meningkatkan sirkulasi dan mencegah tekanan
pada kulit/ jaringan yang tidak perlu.

16
5) Dapat meningkatkan iritasi atau reaksi secara nyata.

4. Pelaksanaan
Pelaksanaan merupakan langkah keempat dari proses
keperawatan dan merupaka wujud nyata dari rencana
keperawatan yang bertujuan memenuhi kebutuhan pasien
akan keperawatan dengan melaksanakan kegiatan
kegiatan sesuai dengan alternatif tindakan yang telah
direncanakan. Pelaksanaan keperawatan sebagai data untuk
rencana keperawatan.

5. Evaluasi
Evaluasi merupakan langkah terakhir dalam keperawatan
untuk menilai pencapaian tujuan. Berdasarkan analisis, jika
tujuan belum tercapai maka dilakukan perencanaan
selanjutnya (P) sebagai berikut :
1) Rencana dilanjutkan yang artinya diagnosa tetap berlaku,
tujuan atau intervensi masih memadai.
2) Direvisi yang artinya diagnosa tetap berlaku, tujuan atau
intervensi perlu direvisi.
3) Diagnosa keperawatan atau kemungkinan menjadi aktual
atau bahkan disingkirkan (untuk diagnosa kemungkinan).
Jika diagnosa menjadi aktual maka dibutuhkan
perencanaan baru sehinggadalam planning (P) diuraikan
perencanaan yang dimaksud.
4) Tujuan tercapai maka perencanaan selanjutnya tidak
perludilanjutkan, tidak perlu direvisi dan tidak perlu
perencanaan baru.
5) Rencana semula dipakai lagi, jika dalam analisis
ditentukan bahwa masalah atau diagnosa yang telah
teratasi terjadi kembali.

17
Asuhan Keperawatan Pada pasien Ny. A
dengan gangguan ca hepar

Identitas klien
1. Biodata

Nama : Ny A
Umur : 58 tahun
Alamat : ds. suranenggala
Pekerjaan : Petani
Agama : Islam
Suku / Bangsa : Jawa / Indonesia
Status : Kawin
Tanggal pengkajian : 25 juli 2011
Dx. Medis : Ca Hepar
a. Keluhan utama
Klien merasa nyeri pada bagian perut sebelah kiri.

b. Riwayat masuk RS
Klien datang melalui IGD pada jam 09.00 WIB tanggal 23 juli
2011 dengan keluhan nyeri di bagian perut sebelah kiri
dengan skala 4, disertai mual sehingga tidak nafsu makan,
lemas, klien mengatakan nyeri nya seperti ditusuk-tusuk, klien
merasa nyeri sejak 3 hari yang lalu.

c. Riwayat kesehatan masa lalu


klien tidak pernah menderita penyakit tersebut.

d. Riwayat penyakit keluarga


Dari teluarga tidak ada yang menderita penyakit tersebut

2. Kebutuhan dasar
a. Aktivitas
Gejala:
Kelemahan,keletihan/kelelahan
Perubahan pola istiraahat (tidur)
b. Sirkulasi
Tanda:
Dapat terjadi perubahan denyut nadi.
Gejala:

18
Palpitasi,nyeri dada pada aktifitas
c. Integritas ego
Gejala:
Faktor stres
Masalah terhadap perubahan penampilan
Menyangkal diagnosis
d. Eliminasi
Gejala:
Perubahan dapekasi
e. Makanan/cairan
Gejala:
Kebiasaan diit buruk
Anoreksia
Intoleransi makanan
f. Nyeri/ketidaknyamanan
Gejala:
Neri bervariasi tergantung prosses penyakit
g. Keamanan
Gejala:
Komplikasi pembedahan
h. Interaksi sosial
Gejala
Lemahnya sistem pendukung

3. Pemeriksaan fisik

1) Kepala : Hematom (-), tidak ada tanda-tanda


trauma atau luka.
2) Mata : mata kanan kiri tampak
simetris,konjungtiva an anemis
3) Telinga : pendengaran baik, simetris, tidak
ada nyeri tekan, dan tidak ada serumen
4) Hidung : tidak ada nyeri tekan, tidak ada
kotoran, simetris
5) Mulut & tenggorokan :
- Bentuk mulut : simetris
- Stomatitis : tidak ada
- Gigi : tidak ada caries
- Lidah : kotor, bisa membedakan bermacam-
macam rasa (manis,asam,asin,pahit)
6) Leher : ada benjolan, tidak ada tanda-tanda
trauma, tidak ada pembesarankelenjar limfonodi, tidak ada
tanda peradangan
7) Bahu : simestris

19
8) Dada : simetris, tidak ada nyeri tekan, tidak
ada kotoran
9) Perut : nyeri tekan pada perut bagian kiri,
dengan skala 4
10) Genetalia dan RektumKlien mengatakan tidak ada kelainan
pada daerah genetalia dan rectum
11) Ekstermitas Atas: Kekuatan otot kurang di tandai dengan
klien lemah dalam aktifitas. Turgor kulitnya keriput.
12) Ektremitas Bawah: Kekuatan otot kurang,di tandai dengan
klien lemah dalam melakukan aktifitas, tidak ada edema.

Pemeriksaan penunjang

Jenis pemeriksaan hasil Nilai normal


Glukosa 50 mg/dl 70-110 mg/dl
Kreanin 0,4 mg/dl 0,5-1,5 mg/dl
Kolesterol 240 mg/dl <200 mg/dl
Lipoprotein 300 mg/dl 400-800 mg/dl
Trigliserida 25 mg/dl 40-190 mg/dl
Asam urat 2,8 mg/dl 2,8-6,8 mg/dl
Merkaptopurin 200 mg/24 jam 250-500 mg/24
jam
Albumin 3,0 g/dl 3,5-5,0 g/dl

Analisa Data
No Data Etiologi Masalah
1 Do : Fungsi hepar terganggu Nutrisi kurang dari
-klien tampak lemah kebutuhan
Fungsi metabolic
-Klien tampak pucat terganggu
-BB pasien menurun 2kg (bb
awal 59 kg) Gangguan system pencernaan
-klien anoreksia (mual)
-lila: <23,5 cm
Ds:
-klien mengatakan kurang nafsu
makan
-terasa mual bila makan

2 Ds: Pembesaran hepar & limpa Gangguan rasa


-klien mengatakan nyeri pada nyaman nyeri
perut bagian kiri Gerakan peristaltis
-klien mengatakan nyerinya
seperti ditusuk-tusuk Nyeri

20
Do:
-klien terlihat meringis menahan
sakit
-Klien tampak lemah
-skala nyeri 4

-TTV
T: 140/90 mmHg
R: 30x/mnt
S: 36C
P: 92x/mnt

3 Ds: Intoleransi aktifitas


-klien mengeluh lemas tidak bisa Ca. Hepar
melakukan aktivitas seperti
biasanya Anoreksia

Do: Mual
-klien terlihat lemas
-kliem terlihat dibantu oleh Tidak nafsu makan
keluarganya dalam melakukan
aktifitas Nutrisi kurang dari kebutuhan

Kelemahan

Intoleransi aktivitas

Diagnosa Keperawatan
1. Nutrisi kurang dari kebutuhan b.d mual muntah dan anoreksia
2. Gangguan rasa nyaman nyeri b.d adanya pembesaran pada daerah hepar
3. Intoleransi aktifitas b.d kelemahan fisik

Rencana tindakan keperawatan


No Dx Tujuan Intervensi Rasional
1 nutrisi kurang Setelah dilakukan1. Kaji status nutrisi klien1. Untuk mengetahui
dari kebutuhan tindakan keadaan klien
b.d anoreksia, keperawatan
mual, muntah selama 1x24 dgn
Ditandai dgn: criteria: 2. Hidangkan makanan 2. Dengan memberikan
-klien tidak dalam porsi kecil dan makanan dalam porsi kecil

21
Do : mengeluh mual hangat diharapkan nutrisi akan
-klien tampak -nafsu makan terpenuhi dan makanan
lemah klien meningkat yang hangat dapat
-Klien tampak menambah nafsu makan
pucat klien
-BB pasien
menurun 2kg (bb
awal 59 kg) 3. Berikan makanan 3. Untuk menghindari rasa
-klien anoreksia sedikit dalam frekuensi mual
sering
4. Kolaborasi pemberian 4. mengurangi mual dan
Ds: anti emetic (anti mual) memenuhi kebutuhan serta
-klien membantu dalam proses
pemyembuhan
mengatakan
kurang nafsu
makan
-terasa mual bila
makan
-lila: <23,5cm

2 Gangguan rasa Setelah dilakukan 1. . latih klien 1. teknik relaksasi dgn


nyaman nyeri b.d tindakan melakukan teknik nafas dalam dapat
adanya keperawatan relaksasi dgn nafas mengurangi relaksasi nyeri
pembesaran pada selama 1x24 jam, dalam
daerah hepar. rasa nyeri teratasi
2. untuk mengtahui keadaan
Ditandai dengan: dgn kriteria : nyeri yg di rasakan

Ds: -klien merasa 2. Kaji sifat dan skala nyeri 3. dgn mengalihkan
-klien sedikit nyaman perhatian klien tdk
mengatakan nyeri berfokus pd nyeri
pada perut bagian -skala nyeri 3. alihkan perhatian
kiri berkurang menjadi 2 klien thd nyeri dgn
ngobrol 4. mengurangi intabilitas
-klien traktur gastrointestital dan nyeri
mengatakan serta gangguan rasa nyaman
nyerinya seperti pada abdomen
ditusuk-tusuk 4. kolaborasi dgn dokter
utk pemberian analgetik
Do:
-klien terlihat
meringis menahan
sakit
-Klien tampak
lemah
-TTV

22
T: 140/90 mmHg
R: 30x/mnt
S: 36C
P: 92x/mnt

3 Intoleransi Setelah dilakukan 1. kaji aktivitas klien 1. mengetahui kebutuhan


aktifitas b.d tindakan aktivitas klien
kelemahan fisik keperawatan 2. Sediakan waktu
Ditandai dgn: selama 1x24 istirahat yang cukup 2. istirahat akan
Ds: jam,aktifitas memberikan energy yang
-klien mengeluh terpenuhi dgn 3. bantu klien dalam cukup untuk beraktivitas
lemas tidak bisa criteria: beraktivitas ringan dan dapat
melakukan membantu proses
aktivitas seperti penyembuhan
biasanya

Do: -klien Dapat 3. dgn bantuan


-klien terlihat melakukan perawat/keluarga aktivitas
lemas aktivitas sesuai klien memiliki sedikit
-kliem terlihat kemampuan resiko injuri
dibantu oleh tubuh.
keluarganya -klien tidak
dalam melakukan mengeluh lemah
aktifitas

Implementasi dan evaluasi

Dx Tanggal & waktu Implementasi Evaluasi paraf


1 25-06-2011 T: mendiskusikan jenis makanan yg Tanggal : 25-6-2011
09:00 WIB disukai Jam :19:30 WIB
R:-klien menyukai nasi,sayur, bubur
ayam S: klien mengatakan mual
-klien mengatakan kurang suka berkurang, nafsu makan
meningkat
terhadap makanan yang disajikan RS
O: klien menghabiskan 1 porsi
T: menghidangkan makanan dalam makanan yang disajikan
porsi kecil dan hangat
R: klien hanya menghabiskan porsi A: masalah teratasi sebagian
makanan yg disediakan
P: tindakan dilanjutkan

23
T: Menganjurkan pada klien utk makan
sedikit tapi sering
R: klien mengerti dan mau
melakukannya

T: melakukan hasil kolaborasi:memberikan


injeksi obat mual
R: Klien mau diberikan obat

2 26-6-2011 T: melatih klien melakukan teknik Tanggal : 26-6-2011


08:00 WIB relaksasi nafas dalam Jam: 19:30 WIB
R: klien mengerti dan mau melakukan
relaksasi nafas dalam S: klien mengatakan nyeri
pada abdomen bagian kiri
T: mengkaji sifat dan skala nyeri berkurang
R:
-sifat nyeri tekan seperti ditusuk O: -klien tampak bisa
-skala nyeri 4 (nyeri mengganggu)
duduk
-skala nyeri 2
T: menganjurkan kpd klien utk
-klien tidak terlihat
mengalihkan perhatian dgn cara banyak
meringis
ngobrol dgn keluarga ataupun dgn
penunggu pasien yg lainnya, supaya tdk
berfokus pd nyeri
A: masalah teratasi
R: klien mengatakan mau melakukan
sebagian
sambil tersenyum
P: intervensi dilanjutkan
T: kolaborasi dgn dokter untuk pemberian obat
anti nyeri
R: klien mau diberikan obat lewat selang
infuse
-tidak da efek samping yang disarankan
misalnya alergi, mengantuk dan pusing

3 27-6-2011 T: menganjurkan untuk lebih banyak Tanggal : 27-6-2011


09:00 WIB beraktivitas Jam : 20:00 WIB
R: klien tampak tidur
S: -klien mengatakan
T:menyediakan waktu istirahat yang lebih mudah beraktivitas
cukup karena dibantu keluarga
R: mata klien tdk terlihat kemerahan -klien menyatakan
dan lesu tubuhnya tdk merasakan
lemas yang berlebihan
T: membantu klien dlm beraktivitas
(libatkan keluarga) O: -klien tdk mengalami

24
R: klien tdk mengalami injuri selama injuri selama melakukan
melakukan aktivitas aktivitas
-klien mulai bisa
beraktivitas secara
bertahap dgn bantuan
perawat atau keluarga

A: masalah
teratasisebagian

P: intervensi dilanjutkan

25
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Dari kasus diatas dapat disimpulkan sebagai berikut

1) Kanker hati adalah penyakit kronis pada hepar dengan


inflamasi dan fibrosis hepar yang mengakibatkan distorsi
struktur hepar dan hilangnya sebagian besar fungsi hepar. (
Gips& Willson :1989 )
2) Penyebab dari Ca. Hepar yaitu
Cerosis Hepatis+
Virus Hepatitis B dan Hepatitis C
Kontak dengan racun kimia tertentu (misalnya : ninil
klorida, arsen)
Kebiasaan merokok
Kebiasaan minum minuman keras (pengguna alkohol)
Aftatoksik atau karsinogen dalam preparat herbal
Nitrosamin

3) Gangguan nutrisi : penurunan berat badan yang baru saja


terjadi, kehilangan kekuatan, anoreksia, dan anemia. Nyeri
abdomen
4) Pada waktu yang bersamaan peradangan sel hepar memacu
proses regenerasi sel-sel hepar secara terus menerus
(fibrogenesis) yang mengakibatkan gangguan kemampuan
fungsi hepar yaitu gangguan metabolik protein, yang
menyebabkan produksi albumin menurun (hipoalbuminenia),
sehingga tidak dapat mempertahankan tekanan osmotik
koloid. Tekanan osmotik koloid yang rendah mengakibatkan

26
terjadinya acites dan oedema. Kedua keadaan ini dapat
menyebabkan masalah kelebihan volume cairan.
Metabolisme protein menghasilkan produk sampingan berupa
amonia bila kadarnya meningkat dalam darah dapat
menimbulkan kerusakan saraf pusat (SSP) yang dapat
menimbulkan rangsangan mual dan ensefalopati hepatik
5) Salah satu cara yang efektif untuk menurunkan kekerapan
kanker hepar adalah dengan imunisasi Hepatitis B. Negara
yang program imunisasi Hepatitis B berjalan baik terbukti
kekerapan kanker hepar menurun dengan nyata (Anonim,
2003)

B. Saran
Di harapkan pada para pembaca tidak hanya berpatokan
pada makalah ini saja akan tetapi diharapkan pada para
pembaca untuk bisa mencari referensi yang lain, yang ada
kaitanya dengan masalah asuhan keperawatan pada ca hepar.

27
DAFTAR PUSTAKA

Doenges, Marilynn E., 1999, Rencana Asuhan Keperawatan Pedoman


Untuk Perencanaan dan Pendokumentasian Perawatan Pasien, Edisi 3,
EGC : Jakarta

Inayah, Iin, 2004, Asuhan Keperawatan Pada Klien Dengan Gangguan


Sistem Pencernaan, Edisi 1, Salemba Medika : Jakarta

Nursalam, 2001, Proses dan Dokumentasi Keperawatan : Konsep dan


Praktek, Edisi 1, Salemba Medika : Jakarta

Smeltzer, Suzanne C., 2001, Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah


Brunner dan Suddarth, Edisi 8, EGC : Jakarta

28

Anda mungkin juga menyukai