FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
LAPORAN KASUS
AGUSTUS 2016
HEPATOSELULER KARSINOMA
OLEH :
Khykmatiar
10542022910
PEMBIMBING :
dr. Hj. Ratni Rahim, Sp.PD
DIBAWAKAN DALAM RANGKA TUGAS KEPANITERAAN KLINIK
BAGIAN ILMU PENYAKIT DALAM FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
MAKASSAR
2016
LEMBAR PENGESAHAN
: 10542022910
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat illahi Rabbi yang telah
memberikan nikmat serta hidayah-Nya kepada penulis, sehingga penulis dapat
menyelesaikan tugas Laporan Kasus ini dengan judul Hepatoma. Shalawat serta
salam tercurahkan kepada Baginda Rasulullah SAW, beserta para keluarga dan
sahabatnya sekalian semoga dapat menjadi suri tauladan bagi kita semua. Penulisan
ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas terstruktur dan sebagai salah satu syarat
menyelesaikan Kepaniteraan Klinik di Bagian Ilmu Penyakit Dalam Fakultas
Kedokteran Universitas Muhammadiyah Makassar.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu
dan mendukung penulis baik secara langsung maupun tidak langsung dalam
penyusunan laporan ini yang tidak akan mendekati kesempurnaan tanpa bantuannya.
Oleh karena itu, dalam kesempatan ini penulis ingin sampaikan rasa hormat dan
terima kasih banyak kepada dr. Hj. Ratni Rahim, Sp.PD, selaku Dosen Pembimbing
yang telah banyak memberikan arahan dengan sabar membimbing, memberikan
masukan, dan motivasi serta menyempatkan waktunya bagi penulis ditengah
kesibukannya sehingga penyusunan Laporan Kasus ini dapat terselesaikan dengan
baik. Dengan segala kelemahan dan kekurangan yang terdapat dalam Laporan Kasus
ini, besar harapan penulis semoga ini dapat menambah pengetahuan dan bermanfaat
khususnya bagi penulis dan bagi para pembaca pada umumnya. Semoga Allah SWT
senantiasa meridhoi setiap langkah kita. Amin.
Billahi Fi sabilil Haq, Fastabiqul Khaerat
Wassalamu Alaikum Wr.Wb.
Sungguminasa, Agustus 2016
Penulis
3
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL.........................................................................................................
i
LEMBAR PENGESAHAN..............................................................................................
ii
KATA PENGANTAR........................................................................................................
iii
DAFTAR ISI......................................................................................................................
iv
BAB I PENDAHULUAN..................................................................................................
1
BAB II LAPORAN KASUS.............................................................................................
3
BAB III PEMBAHASAN.................................................................................................
11
A. Anatomi dan Fisiologi Hepar
.................................................................................................................
11
B. Epidemiologi
.................................................................................................................
13
C. Etiologi
.................................................................................................................
13
D. Patofisiologi
.................................................................................................................
15
E. Stadium Klinis
.................................................................................................................
16
F. Manifestasi Klinis
.................................................................................................................
16
G. Diagnosis
.................................................................................................................
17
H. Penatalaksanaan
.................................................................................................................
18
I. Diagnosa Banding
.................................................................................................................
18
J. Prognosis
.................................................................................................................
18
BAB III KESIMPULAN...................................................................................................
19
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
Karsinoma hepatoseluler (KHS) adalah salah satu jenis keganasan hati primer
yang paling sering ditemukan dan banyak menyebabkan kematian. Dari seluruh
keganasan hati, 80-90% adalah KHS1. Dua jenis virus yang dapat dikatakan menjadi
penyebab dari tumor ini adalah virus hepatitisB (HBV) dan virus hepatitis C (HCV)1.
Distribusi global dari KHS berkaitan erat dengan prevalensi geografis dari
karier kronik virus hepatitis B dan hepatitis C yang mencapai 400 juta di seluruh
dunia2. KHS banyak ditemukan di Sub-Sahara Afrika, Cina, Asia Tenggara, dan
Jepang. Laki-laki lebih banyak daripada wanita dengan perbandingan 2-3 kali. Di
antara mereka yang mengalami infeksi HBV pada saat lahir, laki-laki diperkirakan
memiliki risiko sebesar 50% terhadap KHS sepanjang hidupnya, sedangkan untuk
wanita sebesar 20%2.
Tingkat kematian HCC juga sangat tinggi menempati urutan kedua setelah
kanker pankreas. Tingkat kekerapan tertinggi tercatat di Asia Timur dan Tenggara
serta di Afrika Tengah sedangkan terendah di Eropa Utara, Amerika Tengah, Australia
dan Selandia Baru. Sekitar 80% dari kasus di dunia berada di Negara berkembang
seperti Asia Timur dan Asia Tenggara serta Afrika Tengah yang diketahui sebagai
wilayah dengan prevalensi tinggi hepatitis virus. Di Amerika Serikat sekitar 80%90% dari tumor ganas hati primer adalah hepatoma. Angka kejadian tumor ini di
Amerika Serikat hanya sekitar 2% dari seluruh karsinoma yang ada. Sebaliknya di
Afrika dan Asia hepatoma adalah karsinoma yang paling sering ditemukan dengan
angka kejadian 100/100.000 populasi3.
Berdasarkan data profil Depkes tahun 2005, dari sepuluh peringkat utama
penyakit neoplasma ganas pada pasien rawat inap di beberapa rumah sakit di
Indonesia. Urutan pertama adalah kanker payudara dengan proporsi sebesar 16,9%
(7.884 kasus) urutan kedua kanker leher rahim dengan proporsi sebesar 10,9%
Identitas Pasien
Nama
: Ny. CDP
Jenis kelamin
: Perempuan
Umur
: 64 tahun
Alamat
: Kampili
Pekerjaan
:-
Agama
: Islam
Status Perkawinan
: Menikah
Anamnesis
Keluhan Utama :
Nyeri pada perut
Riwayat penyakit sekarang :
Pasien masuk ke Rumah Sakit Syekh Yusuf dengan keluhan nyeri pada perut
tembus kebelakang sejak 6 hari yang lalu. Nyeri pada kedua tungkai, tidak bisa
berjalan dan duduk sejak 2 minggu yang lalu. Mengeluh batuk sejak 10 hari yang
lalu, nyeri kepala, sulit tidur. Nafsu makan baik. BAB lancar, BAK kurang lancar,
mengeluh nyeri saat berkemih.
7
Riwayat DM (Autoanamnesis)
Pemeriksaan Fisik
1
Keadaan Umum
: Lemas
Kesadaran
Tanda-tanda Vital
Tekanan darah
: 120/80 mmHg
Nadi
: 88x/menit
Pernafasan
: 22x/menit
Suhu
: 36,4oC
Kulit
Kulit berwarna sawo matang, tidak tampak pucat, tidak sianosis, turgor baik
Kepala/leher
-
Kepala
Rambut
Mata
pterygium
-
Hidung
Telinga
Mulut
Lidah
Pharing
Tonsil
Leher
teraba.
8
Thorax
Pulmo
Inspeksi
Palpasi
Perkusi
Auskultasi
Cor
Inspeksi
Palpasi
Perkusi
Batas Kanan
Batas Kiri
Auskultasi
Abdomen
- Inspeksi
- Palpasi
- Perkusi
- Auskultasi
Ekstremitas
- Edema
- Efloresensi
-
: Nampak meteorismus
: Hepar teraba, nyeri tekan
: Bunyi tympani
: Bising usus normal
: Kanan (-), Kiri (-)
: Kanan (Tidak ada kelainan), Kiri (Tidak ada
kelainan)
Tanda Perdarahan : Kanan (-), Kiri (-)
Pemeriksaan Penunjang
Normal limits
WBC
9,6 x 103/L
4,0-12,0
HGB
10,8 g/dl
11,0-17,0
GRA
5,6 x 103/L
2,0-8,0
34,2 %
25,0-50,0
PLT
187 x 103/L
150-400
RBC
4,12 x 106/L
4,00-6,20
LYM%
HCT
32,7 %
35,0-55,0
PCT
0,150 %
0,200-0,500
Normal limits
WBC
11,5 x 103/L
4,0-12,0
HGB
10,4 g/dl
11,0-17,0
RBC
3,75 x 106/L
4,00-6,20
HCT
31,5 %
35,0-55,0
PLT
242 x 103/L
200-400
Kimia klinik
GDS
: 171 mg/dl
(140 mg/dl)
SGOT/AST/ASTL
: 113 U/L
SGPT/ALT/ALTL
: 46 U/L
(Lk<41, P<31)
Ureum darah
Kreatinin darah
Asam urat
USG Abdomen
Pemeriksaan tanggal 8 Juni 2016
-
Kesan :
10
Mild Ascites
Kesan :
o
Diagnosis
-
Ascites
Diagnosis Utama
: Hepatoseluler karsinoma
Follow Up
Tanggal
6 Juni 2016
TD : 120/80mmHg
N : 88x/i
P : 22x/i
S : 36,4oC
Perjalanan Penyakit
Instruksi Dokter
Pasien MRS dengan RL IVFD 28 tpm
Ranitidin/1ampj/iv
keluhan nyeri pada perut
Sohobion/1amp/iv
tembus kebelakang (+). -DR, GDS, SGOT/SGPT,
Nyeri
pada
kedua Ureum,
Kreatinin,
dan
duduk.
kurang
mengeluh
nyeri
lancar,
saat
11
As.
berkemih.
7 Juni 2016
TD : 110/70mmHg
N : 84x/i
P : 20x/i
S : 36,6oC
GDS : 171 mg/dl
SGOT : 113 U/L
SGPT : 46 U/L
Nyeri
perut
bediri.
Batuk
(+)
8 Juni 2016
TD : 100/60mmHg
N : 78x/i
P : 28x/i
S : 36,2oC
9 Juni 2016
TD : 90/60mmHg
N : 78x/i
P : 28x/i
BAK : susah.
Nyeri perut (+)
S : 36,5oC
AFP : 2,12 IU/ml
10 Juni 2016
TD : 90/60mmHg
N : 78x/i
P : 24x/i
S : 37oC
11 Juni 2016
TD : 90/70mmHg
N : 78x/i
P : 24x/i
S : 36,9oC
12 Juni 2016
04.00
S : 39,9 oC
Follow up
TD : 100/60mmHg
N : 70x/i
P : 20x/i
S : 37,6oC
BAK : kurang.
Nyeri perut (+)
16.30
S : 40 oC
S : 36,4oC
14 juni 2016
TD : 100/60mmHg
N : 76x/i
P : 22/i
S : 36,4oC
14
BAB III
PEMBAHASAN
1. Anatomi dan Fisiologi Hepar
Anatomi
koledokus. System porta terletak di depan vena cava dan dibalik kandung
empedu5,6.
Pasokan darah ke hati sangat kaya, 20-25% dari cairan darah ke hati berasal
dari arteri hepatika, 75-80% dari vena porta. Pada hati normal, ratio oksigen arteri
hepatik dan vena porta adalah 50%:50%, bila terjadi sirosis berubah menjadi
75%:25%. Pasokan darah hepar sebagian besar dari arteri hepatik, hanya darah
untuk bagian tepi berasal dari vena porta5.
Fisiologi Hepar 5,7
Pembentukan dan ekskresi empedu (metabolism garam empedu dan pigmen
empedu). Garam empedu penting untuk pencernaan dan absorbs lemak serta
vitamin larut lemak dalam usus, bilirubin (pigmen empedu utama) merupakan
16
ginjal.
Gudang darah dan filtrasi. Sinusoid hati merupakan depot darah yang
mengalir kembali dari vena cava (gagal jantung kanan), kerja fagositik sel
kuffer membuang bakteri dan debris dari darah.
17
2. Epidemiologi
Hepatoseluler karsinoma atau hepatoma meliputi 5,6% dari seluruh kasus
kanker pada manusis serta menempat peringkat kelima pada laki-laki dan
kesembilan pada perempuan sebagai kanker yang paling sering terjadi di dunia,
dan urutan ketiga dari kanker sistem saluran cerna setelah kanker kolorektal dan
kanker lambung. Di Amerika Serikat sekitar 80-90% dari tumor ganas hati primer
adalah hepatoma. Angka kejadian tumor ini di Amerika Serikat hanya sekitar 2%
dari seluruh karsinoma yang ada. Sebaliknya di Afrika dan Asia hepatoma dalah
karsinoma yang paling sering ditemukan engan angka kejadian 100/100.000
populasi. Sekitar 80% dari kasus hepatoma di dunia berada di Negara
berkembang seperti Asia Timur dan Asia Tenggara serta Afrika Tengah yang
diketahui sebagai wilayah dengan prevalensi tinggi hepatitis virus3,5.
Hepatoma jarang ditemukan pada usia muda, kecuali di wilayah yang
epidemic infeksi hepatitis B virus (HBV) serta banyak terjadi transmisi HBV
perinatal. Umumnya di wilayah dengan kekerapan hepatoma tinggi, umur pasien
hepatoma 10-20 tahun lebih muda daripada umur pasien hepatoma di wilayah
dengan angka kekerapan hepatoma rendah. Di wilayah dengan angka kekerapan
hepatoma tinggi, rasio kasus laki-laki dan perempuan dapat sampai 8:15.
3.
Etiologi
Penyebab karsinoma ini tidak diketahui, tetapi ada beberapa faktor yang
terlibat3,5,8:
18
akibat
infeksi
HCV
diduga
melalui
aktifitas
Sirosis Hati
Sirosis hati merupkan faktor resiko utama hepatoma di dunia dan
melatarbelakangi lebih dari 8% kasus hepatoma. Komplikasi yang sering
terjadi pada sirosis adalah asites, perdarahan saluran cerna bagian atas,
ensefalopati hepatica, dan sindrom hepatorenal. Sindrom hepatorenal adalah
suatu keadaan pada pasien dengan hepatitis kronik, kegagalan fungsi hati,
hipertensi portal, yang ditandai dengan gangguan fungsi ginjal dan sirkulasi
darah. Sindrom ini mempunyai resiko kematian yang tinggi.
Aflatoksin
Aflatoksin B1 (AFB1) merupakan mikotoksin yang diproduksi oleh jamur
Aspergillus. Dari percobaan binatang, diketahui bahwa AFB1 bersifat
karsinogenik. Metabolit AFB1 yaitu AFB 1-2-3-epoksid merupakan
karsinogen utama dari kelompok aflatoksin yang mampu membentuk ikatan
dengan DNA maupun RNA. Salah satu mekanisme hepatokarsinogenesisnya
ialah kemampuan AFB1 menginduksi mutasi pada kodon 249 dari gen
supresor tumor p53.
Obesitas
Obesitas merupakan factor resiko utama untuk non-alcoholic fatty liver
disease (NAFLD), khususnya nonalcoholic steatohepatitis (NASH) yang
dapat berkembang menjadi sirosis hati dan kemudian dapat berlanjut menjadi
Hepatocelluler Carcinoma (HCC).
19
Diabetes Mellitus
Pada penderita DM, terjadi perlemakan hati dan steatohepatis non-alkoholik
(NASH). Di samping itu, DM dihubugkan dengan peningkatan kadar insulin
dan insulin-like growth hormone factors (IGFs) yang merupakan faktor
promotif potensial untuk kanker.
Alkohol
Meskipun alkohol tidak memiliki kemampuan mutagenik, peminum berat
alkohol beresiko untuk menderita hepatoma melalui sirosis hati alkoholik.
Kontrasepsi oral
4. Patofisiologi
Mekanisme karsinogenesis hepatoma belum sepenuhnya diketahui, apapun agen
penyebabnya, transformasi maligna hepatosit, dapat terjadi melalui peningkatan
perputaran (turnover) sel hati yang diinduksi oleh cedera (injury) dan regenerasi
kronik dalam bentuk inflamasi dan kerusakan oksidatif DNA. Hal ini dapat
menimbulkan perubahan genetik seperti perubahan kromosom, aktivasi oksigen
sellular atau inaktivasi gen suppressor tumor, yang mungkin bersama dengan kurang
baiknya penanganan DNA mismatch, aktivasi telomerase, serta induksi faktor-faktor
pertumbuhan dan angiogenik. Hepatitis virus kronik, alcohol dan penyakit hati
metabolic seperti hemokromatosis dan defisiensi antitrypsin alfa1, mungkin
20
menjalankan peranannya terutama melalui jalur ini (cedera kronik, regenerasi, dan
sirosis). Aflatoksin dapat menginduksi mutasi pada gen suppressor tumor p53 dan ini
menunjukkan bahwa faktor lingkungan juga berperan pada tingkat molecular untuk
berlangsungya proses hepatogenesis5.
5. Stadium Klinis
Tingkat penyakit (stadium) hepatoma primer terdiri dari8 :
Ia : Tumor tunggal diameter 3 cm tanpa emboli tumor, tanpa metastasis kelenjar
limfe peritoneal ataupun jauh
Ib : Tumor tunggal atau dua tumor dengan diameter 5 cm diseparuh hati, tanpa
emboli tumor, tanpa metastasis kelenjar limfe peritoneal ataupun jauh
21
Nyeri abdomen kanan atas, hepatoma stadium sedang dan lanjut sering
dating berobat karena kembung dan tak nyaman atau nyeri samar di
22
Perut kembung: timbul karena massa tumor sangat besar, asites, dan
gangguan fungsi hati.
Ikterus, kulit, dan sclera tampak kuning, umumnya karea gangguan fungsi
hati, juga dapat karena sumbatan kanker di saluran emped atau tumor
mendesak saluran empedu hingga timbul ikterus obstruktif.
7. Diagnosis
23
Radiologi :
-
USG Abdomen
CT Scan
MRI
Patologi Anatomi :
-
Biopsi Hati
8. Penatalaksanaan
Terapi Operasi
-
Reseksi Hepatik
Transplantasi Hati
Terapi Lokal
-
24
9. Diagnosa Banding
-
Hemangioma
Abses hepar
Tumor metastasis
10. Prognosis
Hepatoma primer jika tidak diterapi, survival rata-rata alamiah adalah 4,3
bulan. Kausa
kematian
25
BAB IV
KESIMPULAN
Seorang laki-laki berusia 36 tahun MRS dengan keluhan nyeri perut kanan
atas yang dialami sejak lama (tidak diketahui waktu tepatnya). Gejala tersebut disertai
dengan nyeri pada ulu hati dan kepala terasa pusing. Buang air besar baik, dan buang
air kecil terlihat seperti warna teh kecoklatan.pasien pasien juga mengeluhakan
sesak(+), demam(+), sakit kepala(+), pusing(+), batuk(+), mual(+), nafsu makan
menurun, nyeri pad perut, menggigil, dan berkeringat banyak. Pasien ini juga ada
riwayat peminum alkohol bertahun-tahun.
Dari pemeriksaan fisik penemuan bermakna yaitu: pasien ikterus, dan pada
perabaan terdapat pembesaran hepar 5 jari di bawah arcus kosta dan pada abdomen
adanya asites.
Pada hasil pemeriksaan laboratorium didapatkan hasil SGOT 100 U/L, SGPT
114 U/L dan darah rutin pada leukosit meningkat. Pada hasil pemeriksaan USG
Abdomen didapatkan hepar : membesar, tampak massa solid, 11 cm dengan area
kistik/nekrosis di sentral, di lobus kanan batas/tepi lesi kurang jelas, ductus biliaris
dan vaskular sistem tidak dilatasi dan tampak cairan bebas (ringan/sedang) di cavum
peritoneum dengan kesan : Liver Mass, hepatoma, Ascites.
Pengobatan pada pasien ini berupa simptomatik yaitu pemberian curcuma
yang merupakan hepatoprotektor.
Prognosis dari penyakit hepatoma primer jika tidak diterapi, survival rata-rata
alamiah adalah 4,3 bulan. Kausa kematian umumnya adalah kegagalan sistemik,
perdarahan saluran cerna atas, koma hepatik, dan rupture hati. Faktor yang
mempengaruhi prognosis terutama adalah ukuran dan jumlah tumor, ada tidaknya
thrombus kanker dan kapsul, derajat sirosis yang menyertai, metode terapi, dll9.
26
DAFTAR PUSTAKA
2009.
Hepatocelluler
Carcinoma.
Diakses
dari
RI.
2015.
Profil
Kesehatan
Indonesia
2014.
Jakarta.
http://www.depkes.go.id.
5. Buduhusodo, Unggul. 2012. Tumor Hati. Editor: Ali H. Sulaiman, dkk. dalam
Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid 1 edisi Pertama Revisi. Jakarta: CV.
Sagung Seto.
6. Buduhusodo, Unggul. 2009. Karsinoma Hati. Editor: Aru W Sudoyo, dkk.
dalam Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid III edisi Kelima Revisi. Jakarta
Pusat : Interna Publishing
7. Honda, Hiroshi, dkk. Differential Diagnosis of Hepatic Tumors (Hepatoma,
Hemangioma,
and
Metastasis)
with
CT.
Diakses
dari
27
28