Anda di halaman 1dari 18

KATA PENGANTAR

Puji syukur kita ucapkan kepada Allah SWT, berkat rahmat dan karunia_Nya kami dapat
menyelesaikan tugas makalah Asuhan Keperawatan Kanker Hati.
Kami mengucapkan terima kasih kepada teman-teman dan keluarga yang membantu
memberikan semangat dan dorongan demi terwujudnya karya ini, yaitu makalah
AsuhanKeperawatan Kanker Hati ini.
Kami juga mengucapkan terima kasih kepada dosen pembimbing yaitu Ni Made
Sumartyawati, S.Kep. Ners. M.Kep. yang telah membantu kami, sehingga kami merasa lebih
ringan dan lebih mudah menulis makalah ini. Atas bimbingan yang telah berikan, kami juga
mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang juga membantu kami dalam
penyelesaian makalah ini.
Kami menyadari bahwa teknik penyusunan dan materi yang kami sajikan masih kurang
sempurna.Untuk itu, kami mengharapkan kritik dan saran yang mendukung dengan tujuan
untuk menyempurnakan makalah ini.
Dan kami berharap, semoga makalah ini dapat di manfaatkan sebaik mungkin, baik itu bagi
diri sendiri maupun yang membaca makalah ini.

Mataram, 8 desember 2014

Penulis

BAB I
PENDAHULUAN

1. LATAR BELAKANG

International Agency for cancer Research, GLOBOCAN 2002, menyebutkan kanker hati atau
yang lebih dikenal dengan ca hepar adalah enam dari kanker paling umum yang ditemukan di
seluruh dunia dan merupakan penyebab kematian ketiga akibat kanker secara global.
Kanker hati merupakan jenis kanker yang sering ditemukan di Indonesia. Kanker hati terjadi
apabila sel kanker berkembang pada jaringan hati. Adanya gejala yang ditimbulkan dari
penyakit ini, di antaranya kekurangan berat badan tanpa adanya alasan yang diketahui dan
tanpa berusaha untuk mengurangi berat badan,
kehilangan selera makan secara berkelanjutan, merasa kenyang setelah makan dalam porsi
sedikit, pembengkakan di bagian kanan perut yang berada tepat di bawah tulang rusuk, warna
kulit dan mata yang kuning kehijauan, keletihan yang tidak biasanya dan mual.
Penyakit ini adalah penyakit yang tidak mengenal umur. Selain itu, masalah penyakit kanker
hati ini sangat erat kaitannya dengan penyakit hepatitis B dan hepatitisC. Meningkatnya
penderita kanker hati setiap tahunnya ini disebabkan tingginya kasus hepatitis B dan C kronis
di Indonesia. Dua penyakit ini penyebab terjadinya kanker hati. Selain itu penyakit ini sulit
terdeteksi.
Kanker hati (karsinoma hepatoseluler) disebabkan adanya infeksi hepatitis B kronis apabila
terjadi dalam jangka waktu lama. Hepatitis B adalah penyakit yang disebabkan virus hepatitis
B (VHB) yang menyerang hati. Selain itu hepatitis B dalam jangka waktu lama juga bisa
menyebabkan pengerasan hati (sirosis), bahkan dapat menyebabkan kematian.
Selanjutnya, fakta menunjukkan bahwa hepatitis B adalah penyebab kematian nomor 10 di
dunia. Hingga saat ini, 2 miliar orang terinfeksi di seluruh dunia, dan 350 juta orang
berlanjut menjadi pasien dengan infeksi hepatiatis B kronik. Di Indonesia sendiri
diperkirakan angka kejadian infeksi hepatitis B kronik mencapai 5-10 persen dari total jumlah
penduduk.

1. Tujuan Penulisan
2.
2,1 Tujuan Umum
Penulis mendapat gambaran dan pengalaman tentang penetapan proses asuhan keperawatan
secara komprehensif terhadap klien kanker hati.
2.2 Tujuan Khusus
Setelah melakukan penelitian dan pembelajaran tentang kanker hati maka
mahasiswa/i diharapkan mampu:
1. Melakukan pengkajian keperawatan pada klien dengan kanker hati.
2. Merumuskan diagnosa keperawatan pada klien dengan kanker hati.
3. Merencanakan tindakan keperawatan pada klien dengan kanker hati.
4. Melaksanakan tindakan keperawatan pada klien dengan kanker hati.
5. Melaksanakan evaluasi keperawatan pada klien dengan kanker hati.

BAB II
TINJAUAN TEORITIS
1.1 .DEFENISI

Kanker hati adalah penyakit kronis pada hepar dengan inflamasi dan fibrosis hepar yang
mengakibatkan distorsi struktur hepar dan hilangnya sebagian besar fungsi hepar. ( Gips &
Willson :1989 )
Kanker hati adalah penyakit gangguan pada hati yang disebabkan karna hepatis kronik dalam
jangka panjang yang menyebabkan gangguan pada fungsi hati. ( Ghofar , Abdul : 2009 )
Kanker hati berasal dari satu sel yang mengalami perubahan mekanisme kontrol dalam sel
yang mengakibatkan pembelahan sel yang tidak terkontrol. Sel abnormal tersebut akan
membentuk jutaan kopi, yang disebut klon. Mereka tidak dapat melakukan fungsi normal sel
hati dan sel terus menerus memperbanyak diri. Sel-sel tidak normal ini akan membentuk
tumor (Anonim,2004).
Kanker hepar atau kanker hati (hepatocellular carcinoma) adalah suatu kanker yang
timbul dari hati. Ia juga dikenal sebagai kanker hati primer atau hepatoma. Hati terbentuk dari
tipe-tipe sel yang berbeda (contohnya, pembuluh-pembuluh empedu, pembuluh-pembuluh
darah, dan sel-sel penyimpan lemak). Bagaimanapun, sel-sel hati (hepatocytes) membentuk
sampai 80% dari jaringan hati. Jadi, mayoritas dari kanker-kanker hati primer (lebih dari 90
sampai 95%) timbul dari sel-sel hati dan disebut kanker hepatoselular (hepatocellular cancer)
atau

Karsinoma

(carcinoma).

Ca Hepar atau yang biasa disebut kanker hati adalah Tumor ganas primer pada hati yang
berasal dari sel parenkim atau epitel saluran empedu atau metastase dari tumor jaringan
lainnya dan kanker hati terjadi apabila sel kanker berkembang pada jaringanhati.. Merupakan
tumor ganas nomor 2 diseluruh dunia , diasia pasifik terutamaTaiwan ,hepatoma menduduki
tempat tertinggi dari tomur-tomur ganas lainnya
3. 1.2. ETIOLOGI
Kanker hati (karsinoma hepatoseluler ) disebabkan adanya infeksi hepatis B kronis yang
terjadi dalam jangka waktu lama. ( ghofar, Abdul : 2009 )
Penyebab kanker hepar secara umum adalah infeksi virus hepatitis B dan C, cemaran
aflatoksin B1, sirosis hati, infeksi parasit, alkohol serta faktor keturunan. (Fong, 2002).
4

Infeksi virus hepatitis B dan C merupakan penyebab kanker hepar yang utama didunia,
terutama pasien dengan antigenemia dan juga mempunyai penyakit kronik hepatitis.
Pasien laki-laki dengan umur lebih dari 50 tahun yang menderita penyakit hepatitis B dan C
mempunyai kemungkinan besar terkena kanker hepar. (Tsukuma dkk., 1993; Mor dkk.,
1998).
Orang yang didiagnosis menderita kanker hati berusia diatas enam puluh tahun. Dari sebuah
survei di Kanada,setiap tahun sekitar 1800 orang didiagnosis menderita kanker hati, dan
separuh lebih adalah lelaki.
1.3. Faktor faktor yang dapat merusak hati dan penyebab kanker hati :

Tidur terlalu malam dan bangun terlalu siang

Tidak buang air di pagi hari

Pola makan yang terlalu berlebihan

Tidak makan pagi

Terlalu banyak mengkonsumsi obat obatan

Terlalu banyak mengkonsumsi bahan pengawet, zat tambahan, zat pewarna, pemanis
buatan.

Minyak goreng yang tidak sehat. Sedapat mungkin kurangi penggunaan minyak
goreng saat menggoreng makanan. Jangan mengkonsumsi makanan yang di goreng
bila kita dalam kondisi penas, kecuali dalam kondisi tubuh yang fit.

Mengkonsumsi makanan mentah ( sangat matang ) juga menambah beban hati. Sayur
yang digoreng harus dimakan habis saat itu juga, jangan disimpan.

Alkohol

Keturunan

Hepatis B, C

1.4. PATOFISIOLOGI
Kanker hati terjadi akibat kerusakan pada sel sel parenkim hati yang biasa secara langsung
disebabkan oleh primer penyakit hati atau secara tidak langsung oleh obstruksi aliran empedu
atau gangguan sirkulasi hepatik yang menyebabkan disfungsi hati. Sel parenkim hati akan
bereaksi tehadap unsur unsur yang paling toksik melalui penggantian glikogen dengan lipid
sehingga terjadi infiltrasi lemak dengan atau tanpa nekrosis atau kematian sel. Keadaan ini
sering disertai dengan infiltrasi sel radang dan pertumbuhan jaringan fibrosis. Regenerasi sel
dapat terjadi jika proses perjalanan penyakit tidak terlampau toksik bagi sel sel hati.
Sehingga terjadi pengecilan dan fibrosis selanjutnya akan menjadi kanker hati.
4.

MANIFESTASI KLINIK

Kulit menjadi berwarna kuning,

Deman,

Menggigil,

Merasa lelah yang luar biasa,

Nausea,

Nyeri pada perut,

Kehilangan nafsu makan,

Berat badan yang turun drastis,

Nyeri pada punggung

bahu, Urin yang berwarna gelap,

Terjadi pendarahan di bagian dalam tubuh.

1.6.

KLASIFIKASI

Ca Hepar atau kanker hati dapat digolongkan beberapa type yaitu :


1. Kanker Hati Primer

Cholangio Carcinoma kanker yang berawal dari saluran empedu

Hepatoblastoma pada umumnya menyerang anak-anak atau anak yang mengalami


pubertas

Angiosarcoma kanker yang jarang terjadi, bermula di pembuluh darah yang ada
pada hati.
6

Hepatoma (HCC) berawal di hepatosit dan dapat menyebar ke organ yang lain.
Laki- laki dua kali lebih rawan terkena penyakit ini dibandingkan wanita.

2. Kanker Hati Sekunder

Kanker hati sekunder dapat muncul dari kanker hati primer pada organ-organ lain.
Tetapi, pada umumnya bersumber dari perut, pankreas, kolon, dan rektum.

1.7. PEMERIKSAAN
1. Laboratorium:
1)

Darah Lengkap : Hb/Ht dan sel darah merah (SDM) mungkin menurun karena

perdarahan kerusakan SDM dan anemia terlihat dengan hipersplenisme dan defisit besi
leukopenia mungkin ada sebagai akibat hipersplenisme.
2)

Bilirubin serum : meningkat karena gangguan seluler, ketidak mampuan hati untuk

menkonjugasi atau obstruksi bilier.


3)

AST (SGOT) / ALT (SGPT), LDH : meningkat karena kerusakan seluler dan

mengeluarkan enzim.
4)

Alkali fosfatase : meningkat karena penurunan ekskresi.


5. Radiologi :

Ultrasonografi (USG), CT-Scan, Thorak foto, Arteriography, MRI. Dan Laparoskopi


6. Biopsi jaringan hati.
7.
8. PENATALAKSANAAN
9. Penatalaksanaan Non Bedah
Penatalaksanaan atau terapi ini hanya dapat memperpanjang kelangsungan hidup pasien dan
memperbaiki kualitas hidupnya dengan cara mengurangi rasa nyeri serta gangguan rasa
nyaman, namun efek utamanya masih bersifat paliatif. Penatalaksanaan non bedah ini seperti:
1) Terapi Radiasi
2) Kemoterapi
2. Penatalaksanaan Bedah
1)

Lobektomi hati

2) Transplantasi hati

BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN SECARA TEORITIS
1.1 PENGKAJIAN
1. Identitas
1. Usia : Biasanya menyerang dewasa dan orang tua
2. Jenis kelamin : Kanker hati sering terjadi pada laki laki dari pada perempuan.
3. Pekerjaan : Dapat ditemukan pada orang dengan aktivitas yang berlebihan
2. Riwayat kesehatan
1. Keluhan utama : Keluhan pasien pada waktu dikaji.
2. Riwayat penyakit dahulu : Pasien dahulu pernah menderita penyakit apa dan
bagaimana pengobatanya.
3. Riwayat penyakit sekarang
4. Data fokus terkait perubahan pola fungsi
1. Aktivitas : Klien akan mengalami kelelahan , kelemahan, malaise
2. Sirkulasi : Bradikardi akibat hiperbilirubin berat, akterik pada sclera, kulit dan
membran mukosa.
3. Eliminasi: Warna urin gelap ( seperti teh ), diare feses warna tanah liat.
4. Makanan dan cairan : Anoreksia, berat badan menurun, perasaan mual dan
muntah, terjadi peningkatan edema, asites.
5. Neurosensori : Peka terhadap rangsangan, cenderung tidur, asteriksis
6. Nyeri / Kenyamanan : Kram abdomen, nyeri tekan pada abdomen kuadran
kanan atas, mialgia, sakit kepala, gatal gatal.
7. Keamanan : Urtikaria, demam, eritema, splenomegali, pembesaran nodus
servikal posterior
8. Seksualitas : Perilaku homoseksual aktif atau biseksual pada wanita dapat
meningkatkan faktor resiko.

3.Pemeriksaan fisik
5. Tanda tanda vital
6. Mata
7. Mulut
8. Abdomen
9. Kulit
10. Ekstremitas : Mengalami kelemahan atau peningkatan edema.
4. Pemeriksaan penunjang
HASIL :
Laboratorium:
1. 500 mg/dl, HbsAg positf dalam serum, Kalium, Kalsium. Darah lengkap ; SGOT,
SGPT,LDH, CPK, Alkali Fostatase.
1. AST / SGOT meningkat Nn ( 10 40 unit (4,8 -19 U/L)
2. ALT / SGPT meningkat Nn ( 5 35 unit (2,4 17 U/L)
3. LDH meningkat Nn (165 400 unit (80 192 U/L)
4. Alkali Fostatase meningkat Nn ( 2 -5 unit (20 90 IU/L)
5. Albumin menurun Nn ( 3,5 5,5 g/dl (35-55 g/L)Globulin meningkat Nn ( 1,5 3,0
g/dl (15-30g/L)
5. Pemeriksaan radiologi
1. Pemeriksaan barium esofagus : Menunjukkan peningkatan tekanan portal.
2. Foto rongent abdomen : Pada penderita kanker hati akan terlihat perubahan ukuran
hati.
3. Arteriografi pembuluh darah seliaka : Untuk melihat hati dan pankreas.
4. Laparoskopi : Melihat perbedaan permukaan hati antara lobus kanan dengan kiri
sehingga jika ada kelainan akan terlihat jelas.
5. Biobsi hati : Menentukan perubahan anatomis pada jaringan hati
6. Ultrasonografi : Memperlihatkan ukuran ukuran organ abdomen.
1.2.

DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Tidak seimbangan nutrisi berhubungan dengan anoreksia, mual, gangguan absorbsi,
metabolisme vitamin di hati.
2. Nyeri berhubungan dengan tegangnya dinding perut ( asites ).
3. Intoleransi aktivitas b.d ketidak seimbangan antara suplai O2 dengan kebutuhan
9

4. Resiko terjadinya gangguan integritas kulit berhubungan dengan pruritus,edema dan


asites
1.3. INTERVENSI
Diagnosa 1 : Tidak seimbangan nutrisi berhubungan dengan anoreksia, mual,
gangguan absorbsi, metabolisme vitamin di hati.
Tujuan :
1. Mendemontrasikan BB stabil, penembahan BB progresif kearah tujuan dgn normalisasi
nilai laboratorium dan batas tanda-tanda malnutrisi
2. Penanggulangan pemahaman pengaruh individual pd masukan adekuat .
Intervensi :
1. Pantau masukan makanan setiap hari, beri pasein buku harian tentang makanan
sesuai Indika
2. Dorong pasien utk makan deit tinggi kalori kaya protein dg masukan cairan adekuat.
3. Dorong penggunaan suplemen dan makanan sering / lebih sedikit yg dibagi bagi
selama sehari.
4. Berikan antiemetik pada jadwal reguler sebelum / selama dan setelah pemberian agent
antineoplastik yang sesuai .
Rasional :
1. Keefektifan penilaian diet individual dalam penghilangan mual pascaterapi. Pasien harus
mencoba untuk menemukan solusi/kombinasi terbaik.
2. Kebutuhan jaringan metabolek ditingkatkan begitu juga cairan ( untuk menghilangkan
produksi sisa ). Suplemen dapat memainkan peranan penting dlm mempertahankan masukan
kalori dan protein adekuat.
3. Mual/muntah paling menurunkan kemampuan dan efek samping psikologis kemoterapi
yang menimbulkan stess.

Diagnosa 2 : Nyeri berhubungan dengan tegangnya dinding perut ( asites )


10

Tujuan :
1. Mendemontrasikan penggunaan keterampilan relaksasi dan aktivitas hiburan sesuai
indikasi nyeri.
2. Melaporkan penghilangan nyeri maksimal / kontrol dengan pengaruh minimal pada AKS.
Intervensi :
1. Tentukan riwayat nyeri misalnya lokasi , frekwensi, durasi dan intensitas ( 0-10 ) dan
tindakan penghilang rasa nyeri misalkan berikan posisi yang duduk tengkurap dengan dialas
bantal pada daerah antara perut dan dada.
2. Berikan tindakan kenyamanan dasar misalnya reposisi, gosok punggung.
3. kaji tingkat nyeri / kontrol nilai
Rasional :
1. memberikan data dasar untuk mengevaluasi kebutuhan / keefektifan intervensi
2. meningkatkan relaksasi dan membantu memfokuskan kembali perhatian
3. kontrol nyeri maksimum dengan pengaruh minimum pada AKS.
Diagnosa 3 : Intoleransi aktivitas b.d ketidak seimbangan antara suplai O2 dengan
kebutuhan
Tujuan :
Dapat melakukan aktivitas sesuai kemampuan tubuh.

Intervensi :
1. Dorong pasein untuk melakukan apa saja bila mungkin, misalnya mandi, bangun dari
kursi/ tempat tidur, berjalan. Tingkatkan aktivitas sesuai kemampuan.
2. Pantau respon fisiologi terhadap aktivitas misalnya; perubahan pada TD/ frekuensi
jantung / pernapasan.
3. Beri oksigen sesuai indikasi

Rasional :
11

1. Meningkatkan kekuatan / stamina dan memampukan pasein menjadi lebih aktif tanpa
kelelahan yang berarti.
2. Teloransi sangat tergantung pada tahap proses penyakit, status nutrisi, keseimbnagan cairan
dan reaksi terhadap aturan terapeutik.
3. Adanya hifoksia menurunkan kesediaan O2 untuk ambilan seluler dan memperberat
keletihan.
Diagosa 4 :Resiko terjadinya gangguan integritas kulit berhubungan dengan
pruritus,edema dan asites
Tujuan :
1. Mengedentifikasi fiksi intervensi yang tepat untuk kondisi kusus.
2. Berpartisipasi dalam tehnik untuk mencegah komplikasi / meningkatkan penyembuhan
Intervensi :
1. Kaji kulit terhadap efek samping terapi kanker. Perhatikan kerusakan atau
perlambatan penyembuhan
2. Mandikan dengan air hangat dan sabun
3. Dorong pasien untuk menghindari menggaruk dan menepuk kulit yang kering dari
pada menggaruk.
4. Balikkan / ubah posisi dengan sering
5. Anjurkan pasein untuk menghindari krim kulit apapun ,salep dan bedak kecuali seijin
dokter
Rasional :
1. Efek kemerahan atau reaksi radiasi dapat terjadi dalam area radiasi dapat terjadi
dalam area radiasi. Deskuamasi kering dan deskuamasi kering,ulserasi.
2. Mempertahankan kebersihan tanpa mengiritasi kulit.
3. Membantu mencegah friksi atau trauma fisik.
4. Untuk meningkatkan sirkulasi dan mencegah tekanan pada kulit/ jaringan yang tidak
perlu.
5. Dapat meningkatkan iritasi atau reaksi secara nyata.
1.4. EVALUASI
1. Kebutuhan akan nutrisi dapat terpenuhi
12

2. Nyeri yang dirasakan klien dapat berkurang


3. Klien dapat melakukan aktivitas sesuai kemampuan tubuh
4. Klien dapat turut berpartisipasi dalam tehnik untuk mencegah komplikasi

BAB IV
KESIMPULAN
13

1.1. KESIMPULAN
Kanker Hati adalah Tumor ganas primer pada hati yang berasal dari sel parenkim atau epitel
saluran empedu atau metastase dari tumor jaringan lainnya dan kanker hati terjadi apabila sel
kanker berkembang pada jaringan hati.. Merupakan tumor ganas nomor 2 diseluruh dunia,
diasia pasifik terutama Taiwan ,hepatoma menduduki tempat tertinggi dari tomur-tomur
ganas lainnya.
Kanker hati disebabkan karena adanya infeksi hepatitis B kronis apabila terjadi dalam jangka
waktu lama. Hepatitis B adalah penyakit yang disebabkan virus hepatitis B (VHB) yang
menyerang hati
Penyakit ini adalah penyakit yang tidak mengenal umur. Selain itu, masalah penyakit kanker
hati ini sangat erat kaitannya dengan penyakit hepatitis B dan hepatitis C
Meningkatnya penderita kanker hati setiap tahunnya ini disebabkan tingginya kasus hepatitis
B dan C kronis di Indonesia. Dua penyakit ini penyebab terjadinya kanker hati. Selain itu
penyakit ini sulit terdeteksi.
Selanjutnya, fakta menunjukkan bahwa hepatitis B adalah penyebab kematian nomor 10 di
dunia. Hingga saat ini, 2 miliar orang terinfeksi di seluruh dunia, dan 350 juta orang berlanjut
menjadi pasien dengan infeksi hepatiatis B kronik.
Di Indonesia sendiri diperkirakan angka kejadian infeksi hepatitis B kronik mencapai 5-10
persen dari
total jumlah penduduk.
Pengobatan yang biasa dilakukan untuk pasien dengan Ca Hati antara lain yaitu
Transplantasi, Terapi radiasi, Kemoterapi, Kemoembolisasi, Terapi gen, Cryotherapy, Ablasi
radiofrekuensi, dan Pembedahan.
6. SARAN
Disarankan untuk ssemua masyarakat, bahwa penyakit kanker hati ini tidak mengenal umur,
yang bias terjadi pada ank anak, remaja, dewasa maupun lansia. Jadi kita sebagai masyarakat
jangan pernah mendekati factor resiko, misalnya tidur terlalu malam dan bagung terlalu
siang, lalu makan tidak teratur. Mulai sekarang tanamkan dalam diri kita bahwa bahwa sehat
itu penting.

DAFTAR PUSTAKA

14

Doenges, Marilynn E., 1999, Rencana Asuhan Keperawatan Pedoman Untuk Perencanaan
dan Pendokumentasian Perawatan Pasien, Edisi 3, EGC : Jakarta
Inayah, Iin, 2004, Asuhan Keperawatan Pada Klien Dengan Gangguan Sistem Pencernaan,
Edisi 1, Salemba Medika : Jakarta
Smeltzer, Suzanne C., 2001, Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunner dan
Suddarth, Edisi 8, EGC : Jakarta
www.google.co.id,tujuan pembelajaran askep hepar pembelajaran system endokrin.
Diambil pada 6 November 2012, 20:15pm

MAKALAH
Kanker Hati
15

Diajukan Untuk Tugas Mata Kuliah keperawatan


Pencernaan

DISUSUN OLEH :
Melia Mardianti, Amd kep
Nasiah, Amd kep
Ratnaningsih, Amd kep

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
MATARAM
2014
DAFTAR ISI
16

Kata Pengantar.. ii
Daftar isi.. iii
BAB I PENDAHULUANA.
Latar Belakang... 1
Tujuan Penulisan 1
Tujuan umum.. .. 1
Tujuan khusus.1
BAB II PEMBAHASANA.
Definisi . 2
Etiologi . 4
Faktor-faktor yang dapat merusak hati.. . 5
Patofisiologi 6
Manifestasi klinik..... 6
Pemeriksaan . .. 7
BAB III ASUHAN KEPERAWATAN.
Pengkajian 8
Diagnosa .9
Intervensi .10
Evaluasi ..13
BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN
kesimpulan..14
Saran.14
DAFTAR PUSTAKA

17

18

Anda mungkin juga menyukai