Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

MODUL 8 HATI DAN SALURAN

EMPEDU SKENARIO 4

FAZILA AZZAHRA

(71210811082)

SGD 3

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS ISLAM SUMATERA UTARA

2022\2023
Lembar Penilaian Makalah

NO Bagian yang Dinilai Skor Nilai

1. Ada makalah 60

2. Keseuaian dengan LO 0 – 10

3. Tata Cara Penulisan 0 – 10

4. Pembahasan Materi 0 – 10

5. Cover dan Penjilidan 0 – 10

TOTAL

NB : LO = Learning Objective
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kita ucapkan atas kehadiran Tuhan Yang Maha Esa karena atas rahmat dan
karunianya penulis dapat menyelesaikan makalah dari pelaksanaan SGD (Small Group Discussion).
Makalah ini disusun berdasarkan pengalaman dan pengamatan penulis selama melakukan kegiatan
berdasarkan paradigma pembelajaran yang baru. Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas penulis
dalam bidang studi kedokteran yang menggunakan metode PBL (Problem Based Learning). Laporan
ini diharapkan dapat sebagai bahan acuan untuk mencapai penggunaan metode baru tersebut
secara berkelanjutan. Penulis berusaha menyajikan bahasa yang sederhana dan mudah dimengerti
oleh semua kalangan untuk mempermudah dalam penyampaian informasi metode pembelajaran
ini.

Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada Dosen tutorial SGD 3 Fakultas Kedokteran
UISU yang telah membimbing penulis selama proses pembelajaran dan SGD. Penulis menyadari
bahwa makalah ini jauh dari kata sempurna, oleh karena itu penulis menerima kritik dan saran yang
positif dan membangun dari para pembaca untuk memperbaiki kekurangan dari makalah ini.
Semoga makalah ini dapat memberi manfaat pada kita semua.
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ..............................................................................................


DAFTAR ISI..............................................................................................................
SKENARIO – 4.........................................................................................................

BAB I ..........................................................................................................................
PENDAHULUAN.......................................................................................................
1.1 Latar Belakang……………………………………………………………………………………………
1.2 Rumusan Masalah...................................................................................

BAB II ....................................................................................................................
PEMBAHASAN ....................................................................................................
2.1 Definisi dan Etiologi Tumor Hati…..………………………..……………………..…….

2.2 Tanda dan Gejala Tumor Hati……...………………………..………….…………………

2.3 Pemeriksaan Penunjang Tumor Hati……………………………………..……….……

2.4 Patogenesis Tumor Hati…………………………………………………………..………….…..

2.5 Diagnosis Banding Tumor Hati……………………………………………..……………….

2.6 Tatalaksana Tumor Hati…..……………………………………………….………………………

BAB III....................................................................................................................
PENUTUP...............................................................................................................
3.1 Kesimpulan ...........................................................................................
3.2 Saran…………………………………………………………………..
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………….
SKENARIO – 4

SEMESTER 3 – MODUL 8 (HATI DAN SALURAN EMPEDU)


SKENARIO 4
HATI BENGKAK

Seorang laki-laki umur 66 tahun datang ke puskesmas bersama anaknya dengan keluhan
perut kanannya bagian atas membengkak dan kadang terasa nyeri serta berat badan
berkurang, meminta surat rujukan supaya di rujuk ke RS. Sebelum memberikan surat
rujukan dokter melakukan anammesa dan didapatkan bahwa keluhan pasien tersebut
sudah lama dirasakan, dan memiliki riwayat penyakit hepatitis sebelumnya. Pasien sebelum
datang ke puskesmas juga sudah pernah ke dokter penyakit dalam dan sudah dilakukan
pemeriksaan USG abdomen dan dinyatakan adanya lesi inhomogen batas tegas dengan tepi
dominan reguler pada lobus kanan hepar, pada USG doppler tampak adanya flow pada
daerah intra lesi serta hasil laboratorium AFP > 300 ng/ml yang meningkat.

Penyusun Skenario : dr. Julahir Hodmatua Siregar, M. Kes., M. Ked. (PD), Sp. PD
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang masalah

Tumor adalah pertumbuhan jaringan berlebih akibat reproduksi sel yang tak terkendali. Sehingga
jika dilihat sekilas, tumor bisa menyebabkan benjolan di organ maupun jaringan tempatnya muncul.
Kondisi ini bisa terjadi di hampir semua area tubuh, termasuk hati. Tumor hati yang terjadi pun
dapat dikelompokkan menjadi jinak dan ganas.

Tumor hati adalah pertumbuhan abnormal sel-sel hati pada atau di dalam hati . Beberapa jenis
tumor yang berbeda dapat berkembang di hati karena hati terdiri dari berbagai jenis sel. Tumor hati
dapat diklasifikasikan sebagai pertumbuhan jinak (non-kanker) atau ganas (kanker).

Terkadang, kondisi ini tidak membutuhan penanganan serius, tapi ada pula yang membutuhkan
tindakan medis seperti operasi pengangkatan, kemoterapi, hingga terapi radiasi.

1.2. Rumusan Masalah

1. Seorang laki laki 66tahun dengan keluhan perut kanannya bagian atas membengkak dan
kadang terasa nyeri serta berat badan berkurang.
2. Pasien sebelumnya punya riwayat hepatitis.
3. Pasien sebelum datang ke puskesmas juga sudah pernah ke dokter penyakit dalam dan
sudah dilakukan pemeriksaan usg abdomen dan dinyatakan adanya lesi inhomogen batas
tegas dengan tepi dominan reguler pada lobus kanan hepar
4. Hasil laboratorium afp > 300 ng/ml yang meningkat.
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Definisi dan Etiologi Tumor Hati

Definisi : Tumor adalah pertumbuhan jaringan berlebih akibat reproduksi sel yang tak terkendali.
Sehingga jika dilihat sekilas, tumor bisa menyebabkan benjolan di organ maupun jaringan
tempatnya muncul. Kondisi ini bisa terjadi di hampir semua area tubuh, termasuk hati. Tumor hati
yang terjadi pun dapat dikelompokkan menjadi jinak dan ganas.

Tumor hati adalah pertumbuhan abnormal sel-sel hati pada atau di dalam hati . Beberapa jenis
tumor yang berbeda dapat berkembang di hati karena hati terdiri dari berbagai jenis sel. Tumor hati
dapat diklasifikasikan sebagai pertumbuhan jinak (non-kanker) atau ganas (kanker).

Terkadang, kondisi ini tidak membutuhan penanganan serius, tapi ada pula yang membutuhkan
tindakan medis seperti operasi pengangkatan, kemoterapi, hingga terapi radiasi.

Etiologi : Tumor hati terjadi ketika sel-sel di organ hati mengalami perubahan atau mutasi.
Perubahan ini menyebabkan sel-sel tersebut tumbuh secara tidak normal sehingga membentuk
tumor. Belum diketahui apa yang menyebabkan sel-sel hati bermutasi. Namun, ada beberapa
kondisi yang dapat mendukung terjadinya mutasi tersebut. Artinya, seseorang dengan kondisi ini
akan lebih berisiko mengalami tumor hati.

Berikut ini adalah kondisi-kondisi yang dapat meningkatkan risiko terjadinya tumor hati:

1. Infeksi kronis hepatitis B atau hepatitis C


2. Sirosis atau jaringan parut yang terbentuk di hati
3. Penyakit perlemakan hati
4. Konsumsi minuman beralkohol secara berlebihan, Kebiasaan merokok
5. Penyakit hati yang diturunkan dari orang tua, seperti hemokromatosis dan penyakit Wilson
6. Daya tahan tubuh lemah, misalnya akibat menderita HIV/AIDS atau baru menjalani
transplantasi organ tubuh
7. Riwayat batu empedu atau pernah menjalani operasi pengangkatan kandung empedu
(kolesistektomi)
8. Kondisi tertentu, seperti diabetes, lupus, dan berat badan berlebih (obesitas)
9. Paparan aflaktosin, yaitu racun dari jamur yang tumbuh pada bahan pangan tumbuhan
yang tidak disimpan dengan baik
10. Paparan zat kimia, seperti arsenik, vinil klorida, dan trichloroethylene

Etiologi :

1. Virus Hepatitis B dan Virus Hepatitis C


2. Bahan-bahan Hepatokarsinogenik :
 Aflatoksin
 Alkohol
 Penggunaan steroid anabolic
 Penggunaan androgen yang berlebihan
 Bahan kontrasepsi oral
 Penimbunan zat besi yang berlebihan dalam hati (Hemochromatosis)

Prognosis

1. Prognosis tumor hati ditentukan oleh sifat radikal dari perawatan bedah dan varian
histologis.
2. Tingkat kelangsungan hidup 2 tahun secara keseluruhan untuk stadium I-II hepatoblastoma
adalah 90%, pada tahap III - 60%, pada tahap IV - 20%. Prognosis stadium karsinoma
hepatoselular III-IV sangat tidak baik.
3. Untuk varian histologis yang menguntungkan dari tumor hati membawa hepatoblastoma
dengan struktur histologis janin dan karsinoma fibrolamellar; untuk merugikan -
hepatoblastoma dengan struktur histologis embrionik dan karsinoma hepatoselular.

2.2 Tanda dan Gejala Tumor Hati

Gejala dan tanda :

1. Berat badan turun tanpa sebab jelas


2. Tidak selera makan, Perut rasanya sudah penuh padahal jumlah makanan yang
masuk sedikit
3. Mual atau muntah
4. Hati bengkak, rasanya bagian bawah tulang rusuk sisi kanan penuh sesak
5. Limpa membesar, rasanya bagian bawah tulang rusuk sisi kiri penuh sesak
6. Sakit perut bagian kanan
7. Perut bengkak atau ada penumpukan cairan di perut
8. Kulit gatal-gatal
9. Kulit dan area mata yang berwarna putih jadi menguning
10. Sering demam
11. Kerap memar atau ada pendarahan yang tidak normal
2.3 Pemeriksaan Penunjang Tumor Hati

Pemeriksaan penunjang :

Tes darah untuk alfa-fetoprotein: Jika sel-sel kanker hati terus berkembang, nilai angka alfa-
fetoprotein akan menjadi sangat tinggi. Alfa-fetoprotein merupakan indeks kanker dan
membantu diagnosis kanker hati pada stadium awal.

USG abdomen: USG digunakan untuk memindai struktur hati untuk mengkonfirmasi ukuran
dan lokasi tumor. Tes ini hanya akan memakan waktu selama beberapa menit dan pasien
harus puasa minum atau makan selama empat jam sebelum tes dilakukan.

Pemindaian dengan komputer: Sinar X digunakan untuk memindai hati dari beberapa sudut
yang berbeda untuk mendapatkan citra hati secara terperinci, yang bisa menampilkan
lokasi dan ukuran tumor secara tepat. Pasien perlu meminum cairan pewarna kontras
khusus dan seluruh proses pemeriksaan ini akan memakan waktu lebih dari 10 menit.

Angiogram: Untuk mengamati aliran darah, pasien disuntikkan cairan pewarna kontras. Tes
ini bisa memastikan lokasi tumor dan pembuluh darah yang memberi nutrisi kepada tumor.

Pencitraan resonansi magnetik: Medan magnet menggantikan sinar X untuk membuat


konstruksi citra penampang tubuh, yang bisa digunakan untuk mengamati lokasi tumor
kanker hati.

Pemeriksaan penunjang lain:

1. Alfa-fetoprotein: Protein serum normal yang disintesis oleh sel hati fetal, sel yolk-
sac dan sedikit sekali oleh saluran gastrointestinal fetal.
2. Nilai diagnostik atau sugestif untuk HCC bila kadar AFP > 400 ng/mL.
3. DCP (des-gamma carboxy prothrombin) atau PIVKA-2, pada HCC kadarnya akan
meningkat.
4. AFP-L3 (suatu subfraksi AFP), memiliki angka sensitifitas dan spesifisitas paling baik
untuk HCC.
5. Ultrasonografi, memiliki sensitivitas 70-80%.
2.4 Patogenesis Tumor Hati

Neoplasma hepar merupakan pertumbuhan jaringan hepar yang abnormal. Neoplasma hepar
dapat dibagi menjadi 2 tipe, yaitu tipe jinak dan maligna atau ganas.

Terjadinya neoplasma hepar dihubungkan dengan mutasi genetik ditambah dengan beberapa
faktor risiko. Infeksi virus hepatitis B dan hepatitis C merupakan salah satu faktor utama terjadinya
neoplasma hepar.

Mutasi atau perubahan sel-sel pada organ hati, yang berakibat tidak terkendalinya pertumbuhan
sel, sehingga membentuk tumor.

2.5 Diagnosis Banding Tumor Hati

Tumor Hati Jinak :

1. Hemangioma hati

Hemangioma hati (HH) adalah tumor hati jinak yang paling umum pada masa bayi dan
harus dibedakan dari hemangioma hati yang salah nama yang terlihat pada orang dewasa,
yang sebenarnya berhubungan dengan malformasi vena hepatik.

2. Hiperplasia nodular fokal

Hiperplasia nodular fokal (FNH) hati adalah lesi jinak yang jarang, biasanya terlihat pada
anak yang lebih tua daripada bayi. Anak perempuan lebih terpengaruh daripada anak laki-
laki. Temuan insidental tanpa gejala pada studi diagnostik biasanya diamati.

3. Hamartoma mesenkimal

Setelah hemangioma, hamartoma mesenchymal hati (MHL) adalah tumor hati jinak kedua
yang paling umum di masa kanak-kanak, tetapi tumor ini relatif jarang. Kebanyakan MHLs
adalah massa multikistik jinak besar yang hadir dalam 2 tahun pertama kehidupan.
Diagnosis prenatal MHL telah dilaporkan, paling sering pada trimester terakhir kehamilan
dan mungkin menjadi penyebab hidrops parah.
Tumor Hati Ganas :

1. Hepatoblastoma

Hepatoblastoma (HB) adalah tumor hati ganas yang paling umum pada masa bayi dan anak
usia dini, terhitung lebih dari 65% dari semua kanker hati yang didiagnosis pada anak di
bawah usia 15 tahun. Publikasi terbaru menunjukkan bahwa tingkat kejadian HB telah
meningkat dalam beberapa dekade terakhir.

2. Rhabdomyosarcoma saluran empedu

Rhabdomyosarcoma (RMS) dari pohon bilier adalah neoplasma mesenchymal langka yang
muncul sebagai massa bilier intraluminal atau sekelompok massa seperti anggur dan
biasanya hadir dengan fitur ikterus obstruktif.. Usia rata-rata saat presentasi adalah 3
tahun, tetapi harus dimasukkan dalam diagnosis banding bayi dengan ikterus dan massa di
porta hepatis.

3. Tumor rhabdoid ganas

Tumor rhabdoid ganas hati (MRTL) adalah neoplasma langka dan agresif yang berbagi fitur
klinis dengan HB seperti dominasi laki-laki, trombositosis, anemia, dan hanya gangguan
moderat fungsi hati secara keseluruhan pada presentasi.

2.6 Tatalaksana Tumor Hati

1. Pembedahan.

 Tujuan terapi bersifat kuratif


 Indikasi pembedahan adalah nodul kecil, tunggal, tanpa peningkatan tekanan portal
 Reseksi hepar merupakan terapi pilihan untuk KHS yang non sirotik
 Sekitar 5-15 % pasien KHS yang memenuhi syarat
 Hepatektomi kanan resiko > kiri
 Angka rekurensi setelah 5 tahun > 70
 Angka mortalitas 2-3 % apabila memenuhi kriteia berikut :
o -Satu modul ukuran < 2 cm
o -Child – Pugh A-B3)
o -Tidak didapatkan hipertasi portal dan peningkatan kadarbilirubin.
2. Trasnplantasi Hepara.

 Tujuan terapi adalah kuratif


 Efektif apabila jumlah nodul tunggal & ukuran nodul < 5cm atau jumlah nodul <3cm
 dan ukuran <3cm dan tidak ada peningkatanportal/ bilirubin.

3. Ablasi perkutan

 Ablasi perkutan metode radio frequency/percutaneous ethanol injection (PEI)


 Tujuan terapi adalah kuratif dengan cara membuat nekrosis nodul.

4. Kemoembolisasi / TACE

Transcatheter arterial embolization (TAE) adalah membuat obstruksi arteri hepatika melalui
prosedur angiografi dengan memasukkan zat yang membuat embolisasi (gealfoam,
polyvinyl alkohol, starch micropheres). Transarterial chemoembolization (TACE) merupakan
tindakan TAE yang dikombinasikan dengan memasukkan obat kemoterapi. Tujuan
TACE/TAE adalah memberikan obat kemoterapi atau embolisasi agar sel sel kanker ngalami
nekrosis.

5. Sorafenid

Sorafenid merupakan obat yang menghambat proliferasi sel tumor dan angiogenesis serta
meningkatkan apoptosis

 Indikasi sorafenid adalah pasien dengan KHS stadium lanjut


 Dosis 2x400mg (Nexapar) dan dosis diberikan 2x200mh apabila terjadi efek samping
 Respon terapi- harapan hidup 3 bulan lebih lama dibandingkan placebo
 Sorefenid diberikan selama pasien mendapatkan respon klinis dan dihentikan
apabila terjadi reaksi toksisitas yang dapat ditoleransi pasien
 Efek samping obat berupa gastrointestinal (anoreksi, mual, muntah) gangguan kulit
(alopesia, kulit kering, pruritas dan rash) gangguan fungsi hepar.
BAB III

PENUTUP

3.1 KESIMPULAN

Jadi, Tumor adalah pertumbuhan jaringan berlebih akibat reproduksi sel yang tak terkendali.
Sehingga jika dilihat sekilas, tumor bisa menyebabkan benjolan di organ maupun jaringan
tempatnya muncul. Kondisi ini bisa terjadi di hampir semua area tubuh, termasuk hati. Tumor hati
yang terjadi pun dapat dikelompokkan menjadi jinak dan ganas.

Tumor hati adalah pertumbuhan abnormal sel-sel hati pada atau di dalam hati . Beberapa jenis
tumor yang berbeda dapat berkembang di hati karena hati terdiri dari berbagai jenis sel. Tumor hati
dapat diklasifikasikan sebagai pertumbuhan jinak (non-kanker) atau ganas (kanker).

Terkadang, kondisi ini tidak membutuhan penanganan serius, tapi ada pula yang membutuhkan
tindakan medis seperti operasi pengangkatan, kemoterapi, hingga terapi radiasi.

3.2 SARAN

Saya sebagai penulis mohon saran dan kritik yang positif dari dokter, dan teman-teman untuk
menyempurnakan tugas makalah skenario ini. Karena saya menyadari tugas makalah ini masih
kurang sempurna.
DAFTAR PUSTAKA

Aru, W. Sudoyo, dkk.(2006). Buku ajar Ilmu Penyakit Dalam, jilid 1 Edisi Empat.Jakarta : Balai
Penerbitan FK-UI.

Pineda, I & Laureano, R, 2014, "Differential Diagnosis and Management of Liver Tumors in Infants",
World Journal of Hepatology, Vol. 6, No. 7

Liver Cancer / Indonesian. Copyright © 2017 Hospital Authority. All rights reserved

Anda mungkin juga menyukai