DISUSUN OLEH :
1. AHMAD SHOFA NURHASAN
2. ASEP SURYA LESMANA
3. MEIGY FERDIANSYAH
4. M. YUDHA PERMANA
5. RAMDANI
6. RIZALDY FATURACHMAN ELFENDI
7. ZANI SAMRIZAL
KELAS XII TITL 4
Pada masa ini terdapat juga jabatan lain selain jabatan presiden yaitu
wakil presiden, menteri-menteri dan Komite Nasional Indonesia (KNI) yang
semuanya berfungsi sebagai pembantu presiden. Dengan keadaan seperti
tersebut, maka presiden dapat melaksanakan kekuasaan yang besar, tanpa ada
pengawasan dari badan Iainnya. Namun setelah dikeluarkan Maklumat Wakil
Presiden No. X tanggal 16 Oktober 1945 yang berisi bahwa selama belum
dibentuknya MPR dan DPR, KNIP (Komite Nasional Indonesia Pusat ) diberi
kekuasaan Iegislatif dan ikut menetapkan garis-garis besar haluan negara
(GBHN). Maka sejak saat itu kekuasaan presiden makin berkurang. Kekuasaan
presiden sebagian beralih kepada KNIP. Hal ini menyebabkan berubahnya
kedudukan presiden yaitu yang semula hanya sebagai badan pembantu presiden
menjadi parlemen (Badan Perwakilan Rakyat).
1) Pembubaran Konstituante.
2) Beriakunya kembali Undang-Undang Dasar1945.
3) Pembentukan MPRS dan DPRS.