DEFINISI
1.1 PENGERTIAN
Rumah sakit merupakan institusi yang sangat kompleks dan berisiko
tinggi terlebih dalam kondisi lingkungan regional dan global yang sangat
dinamis perubahannya. Keberadaan staf medis dan tenaga kesehatan lainnya
akan sangat menentukan kualitas pelayanan rumah sakitdan demi menjaga
keselamatan pasien, rumah sakit perlu mengambil langkah-langkah
pengamanan dengan cara pemberian kewenangan bagi tenaga kesehatan
melalui mekanisme kredensial.
Credentialing berasal dari bahasa Inggris yang artinya mandat dalam
bahasa Indonesia (kamus bahasa Indonesia). Kredensial adalah proses untuk
mendapatkan, memeriksa, dan menilai kecakapan (kualifikasi) praktisi tenaga
kesehatan untuk memberikan pelayanan perawatan pasien, didalam, atau
untuk rumah sakit (organisasi perawatan kesehatan). Kredensial adalah proses
pembentukan kualifikasi professional yang berlisensi diberikan kepada
anggota atau organisasi, dengan menilai latar belakang dan legitimasi.
Sedangkan menurut Priharjo (1995) Kredensial merupakan proses untuk
menentukan dan mempertahankan kompetensi keperawatan. Proses kredensial
merupakan salah satu kompetensi profesi keperawatan mempertahankan
standar praktik dan akuntabilitas persiapan pendidikan anggotanya.
Credentialing adalah review dari kualifikasi individu atau organisasi.
Jadi, kredensialdapat diartikan sebagai bukti tertulis dari organisasi profesi
dalam upaya mempertahankanstandar praktik dan akuntabilitas anggotanya
Koezier Erb ( 2004).Definisi lain kredensial menurut (Guido, 2006) adalah
suatu bukti pengakuan yang biasanyadalam bentuk tertulis yang menyatakan
bahwa individu atau organisasi mempunyai standar praktek yang
spesifik.Credentialing merupakan suatu bentuk keberhasilan seseorang untuk
memperoleh nilai dari suatu badan kredensial.Credentialing merupakan
keseragaman proses yang telah disetujui oleh semua anggota. Hal ini
berarti badan tersebut dapat menerapkan standar yang sama pada setiap
aplikasi kredensial. Berdasarkan penjelasan diatas disimpulkan bahwa
kredensial adalah proses pengakuan profesi yang diberikan kepada individu
atau organisasi dengan mempunyai otoritas atau dianggap kompeten dalam
melakukan tindakan atau kebijakan. Proses untuk memeriksa secara berkala
kecakapan staf di sebut dengan “ rekredensialing “
1
Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia no.
755/MENKES/IV/2011Mitra bestari adalah sekelompok staf medis dengan
reputasi dan kompetensi profesi yang baik untuk menelaah segala hal yang
terkait dengan profesi medis. Privileging adalahproses di mana suatu
cakupan dan isi tertentu dalam layanan perawatan pasien (yaitu, hak-hak
istimewa klinis) diberikan sebagai wewenang kepada seorang praktisi
kesehatan oleh suatu rumah sakit, berdasarkan evaluasi kredensial dan kinerja
orang tersebut. Proses privileging dilakukan terhadap seluruh praktisi yang
diperbolehkan oleh undang-undang untuk berpraktek tanpa pengawasan
(mandiri), dan bukan hanya dilakukan terhadap dokter. JCI / akreditasi
mensyaratkan seluruh tenaga kesehatan (dokter, perawat, analis laboratorium,
radiografer, fisioterapis, ahli gizi, dll) dilakukan kredensialing.
2
BAB II
TATA LAKSANA KREDENSIAL / REKREDENSIAL
3
profesi setelah memenuhi persyaratan untuk menjlankan profesi
kesehatan tertentu sesuai dengan bidang pekerjaannya.
4. Akreditasi
Akreditasi merupakan suatu proses pengukuran dan pemberian status
akreditasi kepadainstitusi, program atau pelayanan yang dilakukan oleh
organisasi atau badan pemerintah tertentu. Status akreditasi suatu
lembaga merupakan cermin kinerja lembaga yang bersangkutandan
menggambarkan mutu, efisiensi, serta relevansi suatu program-program
yang diselenggarakan. Hal-hal yang diukur dalam akreditasi meliputi
struktur, proses dan kriteria hasil.
4
penelepon dan jabatannya, nomor telepon yang dituju, dengan siapa
berbicara, tanggal telepon, dan bukti rekaman percakapannya.
4. Kredensialing juga dilakukan dengan cara “verifikasi sumber primer”
ke tempat calon tersebut bekerja sebelumnya, atau ke referensi
professional lainnya. Caranya sama seperti di atas (datang langsung,
surat, fax, email, telepon).Hasil dari proses verifikasi sumber primer ini
kemudian dipakai sebagai bahan dasar untuk melakukan proses
privileging pada tahap awal dan penerimaan sebagai staf medis/tenaga
kesehatan. Oleh karena, kita belum dapat menilai kinerja sesungguhnya
dari calon tersebut. Sehingga, hanya hasil evaluasi dari verifikasi
sumber primer itulah yang dapat kita pakai sebagai dasar.
5
e. Staf Medis mengisi formulir yang disediakan berupa Daftar
Tindakan atau Kewenangan Medis yang ingin dilakukannya
sesuai dengan bidang keahliannya.
f. Sub Komite Kredensial merekomendasikan sekelompok
tindakan medis tertentu yang boleh dilakukan oleh pemohon di
Rumah sakit.
g. Ketua Komite Medis membuat surat rekomendasi
pembuatan/penerbitan Surat Penugasan Klinis beserta Rincian
Kewenangan Klinis kepada Direktur atas dasar rekomendasi dari
Mitra Bestari dan Sub Komite Kredensial.
k. Direktur menerbitkan surat penugasan klinis untuk periode
tertentu (3 tahun).
2. Bagi perawat/bidan
a. Perawat/bidan membuat usulan untuk mendapatkan surat
Penugasan Klinis kepada Komite Keperawatan
b. Ketua Komite Keperawatan menugaskan kepada Sub Komite
Kredensial untuk melakukan kredensialing kepada
perawat/bidan yang bersangkutan
c. Ketua Sub Komite Kredensial memberikan Form Usulan
Kredensial Keperawatan untuk diisi oleh perawat/bidan yang
bersangkutan
d. Perawat/bidan mengisi Form Usulan Kredensial Perawat/bidan
e. Sub Komite kredensial melakukan proses kredensialing kepada
perawat/bidan yang bersangkutan
f. Sub Komite kredensial memberikan rekomendasi hasil
kredensial kepada Ketua Komite Keperawatan
g. Hasil Kredensial berisi rekomendasi setuju dan tidak setuju
h. Apabila dalam rekomendasi team Kredensial disetujui, maka
Ketua Komite Keperawatan mengajukan surat rekomendasi
kepada Direktur Rumah Sakit Graha Medika untuk dibuatkan
Surat Penugasan Klinis.
i. Direktur menandatangani Surat Penugasan Klinis untuk
perawat/bidan yang bersangkutan
3. Bagi tenaga kesehatan yang lain / PPA lainnya
Secara garis besar tahapan pemberian kewenangan kerja klinis
adalah sebagai berikut:
6
a. Staf PPA Lain/Penunjang membuat permohonan untuk
dilakukan kredensial kepada Direktur.
b. Direktur merekomendasikan kepada Ketua Komite Medik,
untuk dilakukan kredensial.
c. Ketua Komite Medik menugaskan kepada Sub Komite
Kredensial untuk melakukan kredensialing kepada tenaga
kesehatan lain yang bersangkutan
d. Sub Komite Kredensial membentuk tim ad-hoc yang terdiri dari
kepala unit sesuai dengan kompetensi masing-masing, kemudian
melakukan kajian terhadap formulir daftar rincian kewenangan
kerja klinis yang telah diisi oleh pemohon
e. Sub Komite Kredensial memberikan Rekomendasi rincian
kewenangan klinis yang telah disetujui kepada Direktur.
f. Direktur RS Graha Medika menerbitkan suatu surat keputusan
untuk menugaskan tenaga kesehatan lain yang bersangkutan
untuk melakukan pelayanan di rumah sakit sesuai dengan
kompetensi yang dimiliki. Penugasan staf tersebut disebut
sebagai penugasan klinis.
Daftar pelayanan / tindakan yang telah dia tandai dan disetujui pihak
rumah sakit itulah yang menjadi dasar privileging atau
kewenangannya. Artinya, petugas tersebut tidak boleh melakukan
pelayanan / tindakan diluar privileging(kewenangan )yang sudah
disetujui.
4. Setelah proses di atas selesai, calon tersebut akan menerima surat
penugasan klinis stafmedis / Perawat/ Bidan/ Tenaga kesehatan
lainnya. Yang dimaksud dengan penugasan klinis adalah surat
keputusan yang dikeluarkan oleh Direksi, yang menyatakan staf
medis / perawat/ bidan / tenaga kesehatan yang lain boleh
memberikan pelayanan pelayanan klinis di Rumah Sakit berdasarkan
kewenangan klinis yang telah ditetapkan baginya. Mulailah aktifitas
penilaian kinerja dilakukan.
5. Penilaian kinerja tersebut harus bersifat objektif dan berbasis pada
bukti. Hasil penilaian ulang bisa berupa tidak ada perubahan
tanggung jawab, perluasan tanggung jawab, pembatasan tanggung
jawab, masa konseling dan pengawasan, atau tindakan lain yang
sesuai. Kita tidak perlu menunggu satu tahun untuk melakukan
perubahan jika diperlukan.
7
II.4 TAHAP PELAKSANAAN REKREDENSIAL DAN KREDENSIAL
TAMBAHAN
Rekredensial adalah proses re-evaluasi terhadap staf klinis yang telah
memiliki kewenangan klinis (clinical privilege) dan surat penugasan klinis
(clinical appointment) untuk menentukan kelayakan kembali pemberian
kewenangan klinis tersebut.
Walaupun staf klinis telah mendapatkan surat penugasan (clinical
appointment) dari direktur namun surat penugasan tersebut mempunyai
masa berlaku. Masa berlaku surat penugasan dari Direktur Rumah Sakit
Graha Medika yaitu selama 3 tahun, hal tesebut sesuai dengan kebijakan
yang berlaku. Selain itu, surat penugasan dapat berakhir setiap saat bila staf
klinis tersebut dinyatakan tidak kompeten untuk melakukan tindakan medis
tertentu, dan apabila staf tersebut memiliki kompetensi baru dapat dilakukan
kredensial tambahan.
Pada akhir masa berlakunya surat penugasan tersebut, rumah sakit
harus melakukan rekredensial terhadap tenaga klinis. Proses rekredensial ini
lebih sederhana dibandingkan dengan proses kredensial awal sebagaimana
diuraikan diatas karena rumah sakit telah memiliki informasi setiap staf
klinis yang melakukan tindakan medis dirumah sakit tersebut.
Proses Rekredensial mempertimbangkan
1. Perawatan pasien-praktis menyediakan perawatan pasien dengan belas
kasih, tepat, dan efektif untuk promosi kesehatan, pencegahan penyakit,
pengobatan penyakit, dan perawatan pasien terminal.
2. Pengetahuan medis/klinis akan bidang biomedis, klinis dan ilmu sosial
yang ada dan berkembang serta aplikasi pengetahuan tersebut pada
perawatan pasien dan menyalurkan ilmu kepada orang lain.
3. Pembelajaran dan perbaikan berbasis praktik dengan menggunakan bukti
dan metode ilmiah untuk menyelidiki, mengevaluasi dan memperbaiki
praktik-praktik perawatan pasien.
4. Keterampilan interpersonal dan komunikasi yang memungkinkan mereka
untuk membangun dan mempertahankan hubungan profesional dengan
pasien, dan anggota-anggota tim perawatan kesehatan lainnya.
5. Profesionalisme tercermin dari komitmen untuk pengembangan
profesional berkelanjutan, praktik etis, pemahaman dan kepekaan
terhadap keragaman, sikap bertanggung jawab terhadap pasien, profesi
mereka, dan masyarakat.
8
6. Praktik berbasis sistem melalui pemahaman konteks dan sistem dimana
pelayanan kesehatan disediakan.
9
BAB III
PENUTUP
10