Anda di halaman 1dari 6

IHTISAR

Judul : Menjadi guru profesional menciptakan pembelajaran aktif dan


menyenangkan
Pengarang : Dr. E. Mulyasa, M.Pd
Kota : Bandung
Tahun : 2010
Penerbit : PT. Rosdakarya

Guru Profesional adalah Guru yang mampu merencanakan, melaksanakan, dan


mengembangkan kurikulum bagi kelasnya. Karena guru juga merupakan barisan pengembang
kurikulum yang terdepan maka guru pulalah yang selalu melakukan evaluasi dan
penyempurnaan terhadap kurikulum. Menyadari hal tersebut,betapa pentingnya untuk
menigkatkan aktivitas, kreatifitas, kualitas, dan profesionalisme guru. Berbagai upaya untuk
meningkatkan kinerja guru dalam pembelajaran dilakukan melalui berbagai pelatihan ; seperti
pelatihan model pembelajaran, pelatihan pembuatan materi standard. Pembinaan dan
pengembangan lain untuk mendukung pembelajaran yang efektif juga dilaksanakan, seperti
pelatihan manajemen kelas, manajamen sekolah, manajemen gugus, pengadaan dan
penerimaan buku serta sarana belajar. Kualitas guru dapat ditinjau dari segi, dari segi proses
dan dari segi hasil. Dari segi proses guru dikatakan berhasil apabila mampu melibatkan
sebagian besar peserta didik secara aktif, baik fisik, mental maupun sosial dalam proses
pembelajaran. Di samping itu, dapat dilihat dari gairah dan semangat mengajarnya, serta
adanya rasa percaya diri. Sedangkan dari segi hasil, guru dikatakan berhasil apabila
pembelajaran yang diberikannya mampu mengubah perilaku sebagian besar peserta didik ke
arah penguasaan kompetensi dasar yang lebih baik. Untuk memenuhi tuntutan tersebut
diperlukan berbagai kompetensi pembelajaran.
Guru juga dituntut unuk menjadi ahli penyebar informasi yang baik, karena tugas
utamanya antara lain menyampaikan informasi kepada peserta didik. Guru juga berperan
sebagai perencana (designer), pelaksana (implementer), dan penilaian (evaluator)
pembelajaran. Apabila pembelajaran diarahkan untuk memenuhi kebutuhan pribadi para
peserta didik dengan penyediaan ilmu yang tepat dan latihan keterampilan yang mereka
perlukan, haruslah ada ketergantungan terhadap materi standart yang efektif dan
terorganisasi. Untuk itu diperlukan peran baru dari para guru, mereka dituntut memiliki
ktrampilan-keterampilan teknis yang memungkinkan untuk mengorganisasikan materi
standard serta mengelolanya dalam pembelajaran dan pembentukan kompetensi peserta didik.

1
Menyadari hal tersebut paling tidak kita bisa mempersiapkan untuk mengahadapi berbagai
kemungkinan yang akan datang. Kita harus mampu menyiapkan guru professional, kareana
hanya guru demikian yang akan berperan di masa mendatang. Dalam kerangka inilah buku
ini dihadirkan untuk menyiapkan guru, calon guru professional, yang mampu menciptakan
pembelajaran kreatif, dan menyenangkan.
Dalam praktek pendidikan sehari-hari,masih banyak guru yang melakukan kesalahan-
kesalahan dalam menunaikan tugas dan fungsinya. Kesalahan-kesalahan tersebut sering kali
tidak disadari oleh para guru, bahkan masih diantaranya yang menganggap hal biasa dan
wajar. Padahal, sekecil apapun kesalahan yang dilakukan guru, khususnya dalam
pembelajaran, akan berdampak negatif terhadap perkembangan peserta didik. Guru harus
mampu memahami kondisi-kondisi yang memungkinkan dirinya berbuat salah, dan yang
paling penting adalah mengendalikan diri serta menghindari dari kesalahan-kesalahan.
Sehubungan dengan itu, bab ini secara khusus membahas kesalahan-kesalahan yang sering
dilakukan guru dalam pembelajaran dan cara menghindarinya. Dengan demikian, diharapkan
para guru tidak saja menyadari berbagai kondisi yang memungkinkan mereka berbuat salah,
tetapi mampu menghindarkan diri dari hal-hal yang mendorongnya untuk melakukan
kesalahan. Kesalahan tersebut diantaranya adalah : Mengambil Jalan Pintas dalam
Pembelajaran. Menunggu Peserta Didik Berperilaku Negatif. Menggunakan Destructive
Discipline. Mengabaikan Perbedaan Perbedaan Didik. Merasa Paling Pandai. Tidak Adil
(Diskriminatif). Memaksa Hak Peserta Didik.
Pada dasarnya seorang guru memiliki andil yang sangat besar terhadap keberhasilan
pembelajaran dikelas. Guru sangat berperan dalan membantu perkembangan peserta didik
untuk mewujudkan tujuan hidupnya secara optimal. Keyakinan ini muncul karena manusia
adalah makhluk lemah, yang dalam perkembangannya senantiasa membutuhkan orang lain,
sejak lahir, bahkan pada saat meninggal. Semua itu menunjukkan bahwa setiap orang
membutuhkan orang lain dalam perkembangannya, demikian halnya peserta didik; ketika
orang tua mendaftarkan anaknya ke sekolah pada saat itu juga ia menaruh harapan terhadap
guru, agar anaknya dapat berkembang secara optimal. Minat, bakat, kemampuan, dan
potensi-potensi yang dimiliki oleh peserta didik tidak akan bekembang secara optimal tanpa
bantuan guru. Mereka memiliki peran dan fungsi yang sangat penting dalam membentuk
kepribadian anak, guna menyiapkan dan mengembangkan sumber daya manusia (SDM), serta
mensejahterakan masyarakat, kemajuan negara, dan bangsa. Guru juga harus berpacu dalam
memberikan kemudahan belajar bagi seluruh peserta didik, agar dapat mengembangkan
potensinya secara optimal.

2
Dalam hal ini, guru harus kreatif, professional, dan menyenangkan, dengan
memposisikan diri sebagai berikut; Orang tua yang penuh kasih saying pada peserta didiknya.
Teman, tempat mengadu, dan mengutarakan perasaan bagi para peserta didik. Fasilitator yang
selalu siap memberikan kemudahan, dan melayani peserta didik sesuai minat, kemampuan,
dan bakatnya. Memberikan sumbangan pemikiran kepada orang tua untuk dpat mengetahui
permasalahan yang dihadapi anak dan memberikan saran pemecahannya. Memupuk rasa
percaya diri, berni dan bertanggung jawab. Membiasakan peserta didik untuk saling
berhubungan (bersilaturahmi) dengan orang lain secara wajar. Mengembangkan proses
sosialisai yang wajar antar peserta didik, orang lain, dan lingkungannya. Mengembangkan
kreativitas. Menjadi pembantu ketika diperlukan. Untuk memenuhi tuntutan diatas, guru
harus mampu memaknai pembelajaran, serta menjadikan pembelajaran sebagai ajang
pembentukan kompetensi dan perbaikan kualitas pribadi peserta didik. Untuk kepentingan
tersebut, dengan memperhatikan kajian Pulias dan Young (1988), Manan (1990), seta Yelon
and Weinstein (1997), dapat diidentifikasikan sedikitnya 19 peran guru, yakni guru sebagai
pendidik, pengajar, pembimbing, pelatih, penasehat, pembaharu (innovator), model dan
teladan, pribadi, peneliti, dan pendorong kreativitas, pembangkit pandangan, pekerja rutin,
pemindah kemah, pembawa ceritera, aktor, emancipator, evaluator, pengawet, dan sebagai
kulminator.
Pembelajaran merupakan suatu proses yang kompleks dan melibatkan berbagai aspek
yang saling berkaitan. Oleh karena itu, untuk menciptakan pembelajaran yang kretif, dan
menyenangkan, diperlukan berbagai keterampilan. Di antaranya adalah keterampilan
membelajarkan atau keterampilan mengajar. Keterampilan mengajar merupakan kompetensi
professional yang cukup kompleks, sebagai integrasi dari berbagai kompetensi guru secara
utuh dan menyeluruh. Turney mengungkapakan terdapat 8 keterampilan mengajar yang
sangat berperan dan menentukan kualitas pembelajaran yaitu keterampilan bertanya memberi
penguatan, mengadakan variasi, menjelaskan, membuka dan menutup pelajaran,
membimbing diskusi kelompok kecil, mengelola kelas, serta mengajar kelompok kecil dan
perorangan. Penguasaan terhadap keterampilan mengajar tersebut harus utuh dan terintegrasi,
sehingga diperlukan latihan yang sistematis, misalnya melalui pembelajaran mikro (micro
teaching). Setiap keterampilan mengajar memiliki komponen dan prinsip-prinsip dasar
tersendiri. Berikut tadi 8 keterampilan dan cara menggunakannnya agar terciptanya
pembelajaran yang kreatif, professional, dan menyenangkan.

3
Suatu pendekatan dan metode pembelajaran yang perlu dipahami guru agar dapat
melaksanakan pembelajaran secara efektif dalam meningkatkan hasil pembelajaran
diantaranya :
a. Mengembangkan Pendekatan Pembelajaran. Pendekatan Kompetensi Pendekatan
Keterampilan Proses Pendekatan Lingkungan Pendekatan Kontekstual Pendekatan
Tematik.
b. Memilih Metode Pembelajaran yang Efektif Metode Demonstrasi, Metode
Perolehan Konsep Metode Inquiri, Metode Penugasan Metode Eksperimen,
Metode Ceramah Metode Penemuan, Metode Tanya Jawab Metode Pemecahan
Masalah, Metode Diskusi Metode Karyawisata.
Keberhasilan pembelajaran adalah keberhasilan peserta didik dalam membentuk
kompetensi dan mencapai tujuan, serta keberhasilan guru dalam membimbing peserta didik
dam pembelajaran. Hal ini penting dalam rangka menyukseskan implementasi kurikulum,
karena keberhasilan kurikulum pada hakikatnya adalah keberhasilan pembelajaran.
Membimbing Peserta Didik yang Lamban Intelegensi merupakan suatu kemampuan mental
yang bersiafat umum (general ability) untuk membuat atau mengadakan analisa,memecahkan
masalah, menyelesaikan diri, dan menarik generalisasi, serta merupakan kesanggupan
berpikir seseorang. 2. Membimbing Peserta Didik yang Cerdasdi atas Normal Peserta didik
yang tergolong cerdas adalah mereka yang memiliki IQ di atas normal. Sistem pendidikan di
Indonesia telah menyentuh anak-anak luar iasa melalui sekola-sekolah luar biasa atau sekolah
khusus. Sehubungan dengan itu, sedikitnya guru harus memahami cirri-ciri anak luar biasa di
atas normal, dan cara memberikan bimbingan yang tepat. 3. Individualisasi Pembelajaran
Untuk menciptakan suasana pembelajran yang efektif, kreatif, dan hendaknya pembelajaran
tidak terbatas pada pembelajaran klasikal,tetapi perlu diupayakan pemelajarn yang dapat
melayani perbedaan peserta didik secara individual. Upaya yang dapat dilakukan dalam
rangka individualisasi pembelajaran antar lain mencakup pembelajaran dengan modul,
pembelajaran berprogama, dan pembelajaran melaui elektronik.
Berdasarkan jenisnya, penelitian dapat dikelompokkan menjadi penelitian murni,
terapan, dan strategis ,penelitian akademis,penelitian deskriptif dan evaluative,pemecahan
masalah, penelitian dasar, terapan, instruman, dan tindakan. Semua jenis penelitian tersebut
memiliki sifat dasar, yakni cara-cara yang terencana, cermat, sistematis, dan realiabilitas
dalam menemukan dan memperdalam satu pemahaman.

4
BAB 8. MENDONGKRAK KUALITAS PEMBELAJARAN
Bab ini membahas tentang Guru kreatif, professional, dan menyenagkan harus
memiliki berbagai konsep dan cara untuk mendongkrak kualitas pembelajaran .Berikut jurus
jitu untuk mendongkrak kualitas pembelajaran, antara lain dengan mengembangkan
kecerdasan emosi, mengembangkan kreativitas dalam pembelajaran, mendisiplinkan peserta
didik dengan kasih sayang, membangkitkan nafsu belajar, memecahkan masalah,
mendayagunakan sumber belajar, dan melibatkan masyarakarat dalam pembelajaran.
BAB 9.UJI KOMPETENSI GURU
Pada bab ini dijelas kan bahwa Uji kompetensi guru dapat dilakukan secara nasional,
regional, maupun local. Secara nasional dapat dilakukan oleh pemerintah pusat untuk
mengetahui kualitas dan standard kompetensi guru, dalam kaitannya dengan pembanguna
pendidikan secara keseluruhan.
BAB 10. UNDANG-UNDANG GURU
Pada bab ini terdapat Undang-Undang Guru, yang mengatur secara khusus berbagai
aspek tentang dunia guru, baik yang menyangkut hak maupun kewajibannya. Ada Undang-
Undang sisdiknas tentang Guru. Pasal 39, Pasal 40, Pasal 41, Pasal 43, Pasal 44. Dan bab
perlindungan hokum ada pasal 36.

5
6

Anda mungkin juga menyukai