Anda di halaman 1dari 3

LAMPIRAN SURAT KEPUTUSAN DIREKTUR RUMAH SAKIT UMUM

BHAKTI RAHAYU DENPASAR


NOMOR : 168/RSBR.DPS/SK/VI/2015
TENTANG : KEBIJAKAN PELAYANAN BEDAH

KEBIJAKAN PELAYANAN BEDAH


Kebijakan Umum
1. Pelayanan operasi di Unit Bedah Sentral (UBS) ini didukung oleh
kelompok dokter spesialis yang melakukan tindakan operasi atau tindakan
invasif; dan juga oleh kelompok perawat khusus yang telah mendapat
pendidikan/pelatihan perawatan kamar bedah dan atau perawat yang telah
berpengalaman di kamar bedah lebih dari 1 tahun.
2. Pelayanan bedah dilakukan oleh dokter spesialis bedah dari semua disiplin
ilmu yang memiliki izin sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
3. Semua perawat UBS harus memiliki izin sesuai dengan ketentuan yang
berlaku.
4. Penyediaan tenaga di UBS mengacu pada pola ketenagaan.
5. Semua pelayanan harus selalu berorientasi pada mutu dan keselamatan
pasien dan setiap petugas harus bekerja sesuai dengan standar profesi,
standar prosedur operasional yang berlaku, etika profesi dan menghormati
hak-hak pasien.
6. Pelayanan bedah dilaksanakan dalam 24 jam.

Kebijakan Khusus
1. Setiap pasien yang akan dilakukan tindakan operasi diberikan informasi
dan edukasi mengenai prosedur yang akan dijalani, komplikasi yang
mungkin terjadi serta respon terhadap komplikasi tersebut, prosedur pre
operasi dan post operasi, selanjutnya pasien/keluarga menandatangani surat
pernyataan telah mengerti akan semua penjelasan yang telah diberikan
serta menandatangani surat persetujuan tindakan medis ( Informed
Consent)
2. Pemberian edukasi diberikan oleh dokter penanggung jawab pembedahan
didampingi perawat atau oleh dokter umum yang ditunjuk dan
berkompeten didampingi perawat atau oleh perawat senior yang ditunjuk
dan berkompeten didampingi perawat lain.
3. Pada setiap pasien yang akan dilakukan tindakan operasi prinsip
pencegahan dan pengendalian infeksi selalu dijalankan.
4. Setiap petugas yang ikut dalam tim operasi ( dokter spesialis/dokter
umum/perawat assisten, perawat instrumen, perawat on loop) mampu
mengenal anatomi tubuh manusia, menguasai tehnik operasi yang akan
dilakukan, mengenal instrumen yang digunakan dalam pembedahan
tersebut, serta respon terhadap komplikasi yang mungkin timbul.
5. Setiap pasien sewaktu dikamar operasi sebelum dilakukan anestesi
dilakukan identifikasi meliputi :
 nama pasien, umur dan diagnosa
 Jenis anestesi dan Jenis operasi
 Lokasi yang akan dioperasi
 Informed consent
6. Bila terjadi kecelakaan / kegagalan dari tindak operasi yang dimaksud, hal
tersebut dilaporkan kepada tim pasien safety untuk tindak lanjut.
7. Status fisiologis pasien secara terus menerus dimonitor oleh tim anestesi
selama pembedahan berlangsung, apabila pasien dioperasi dengan anestesi
umum atau regional. Bila pasien dilakukan operasi dengan anestesi lokal
maka pemantauan status fisiologis pasien dilakukan oleh dokter bedah
yang bertanggung jawab. Semua temuan ditulis dan dimasukkan dalam
status rekam medis pasien.
8. Penghitungan instrumen dan kasa dilakukan sebelum operasi dan sesudah
operasi sebelum penutupan peritoneum, bila terdapat ketidaksesuaian,
maka dilakukan penghitungan dan pencarian sebelum luka operasi ditutup.
9. Laporan operasi harus ditulis oleh dokter operator secara lengkap yang
meliputi :
- Diagnosa pra operasi dan pasca operasi
- Nama operator, assisten dan instrument
- Nama prosedur dan tehnik pembedahan dari awal insisi sampai dengan
jehit luka insisi.
- Spesimen bedah untuk pemeriksaan jika ada
- Catatan komplikasi spesifik dan perdarahan.
- Tanggal, waktu dan tandatangan dokter operator yang bertanggung
jawab.
Semua laporan didokumentasikan di dalam status pasien.
10. Informasi penjadwalan pasien ( baik elektif maupun darurat) didapat dari
unit rawat inap, IGD, poliklinik spesialis Rumah Sakit Umum Bhakti
Rahayu Denpasar.
11. Bila terjadi penemuan diagnosa baru pada pasien selama operasi
berlangsung dan membutuhkan konsul sito di meja operasi dengan dokter
spesialis lain, dokter operator dapat menginformasikan kepada katim
perawat atau perawat on loop untuk memanggil dokter konsultan yang
dimaksud, dan selanjutnya bila keadaan telah memungkinkan, surat konsul
dapat dituliskan kemudian dan di dokumentasikan di dalam status rekam.

Ditetapkan di: Denpasar


Pada tanggal : 15 Juni 2015
Direktur RSU Bhakti Rahayu Denpasar

dr. Made Sukanegara

Tembusan Kepada Yth :


1. Direktur PT. Bhakti Rahayu (sebagai laporan)
2. Arsip

Anda mungkin juga menyukai