B. Syarat kopling
Kopling dalam pemakaian dikendaraan, harus memiliki syarat-syarat
minimal sebagai berikut
1. Harus dapat memutus dan menghubungkan putaran mesin ke
transmisi dengan lembut. Kenyamanan berkendara menuntut
terjadinya pemutusan dan penghubungan tenaga mesin
berlangsung dengan lembut. Lembut berarti terjadinya proses
pemutusan dan penghubungan adalah secara bertahap.
2. Harus dapat memindahkan tenaga mesin dengan tanpa slip Jika
kopling sudah menghubung penuh maka antara fly wheel dan plat
kopling tidak boleh terjadi slip sehingga daya dan putaran mesin
terpindahkan 100%.
3. Harus dapat memutuskan hubungan dengan sempurna dan cepat.
Pada saat kita operasionalkan, kopling harus dapat memutuskan
daya dan putaran dengan sempurna, yaitu daya dan putaran harus
betul-betul tidak diteruskan, sedangkan pada saat kopling tidak
dioperasionalkan, kopling harus menghubungkan daya dan putaran
100%. Kerja kopling dalam memutus dan menghubungkan daya
dan putaran tersebut harus cepat atau tidak banyak membutuhkan
waktu.
C. Kopling gesek
1. Pengertian
Kopling gesek merupakan sebuah kopling yang memanfaatkan gaya
gesek yang terjadi pada bidang gesek untuk melakukan pemindahan
daya.
2. Komponen utama kopling gesek
a. Plat kopling
Berfungsi menerima dan meneruskan tenaga mesin dari roda
penerus dan plat penekan ke input shaft transmisi.
b. Tutup kopling
Berfungsi sebagai dudukan komponen-komponen unit kopling,
sebagai tumpuan tuas penekan serta untuk memungkinkan
terjadinya penghubungan tenaga mesin dengan akurat dan cepat.
c. Plat penekan (Pressure plat)
Berfungsi untuk menekan plat kopling terhadap fly wheel dengan
adanya tekanan pegas penekan.
d. Pegas penekan (Pressure spring)
Berfungsi untuk memberikan gaya tekan kepada plat penekan.
e. Bantalan pembebas (Release bearing)
Berfungsi untuk meneruskan gaya dorong dari release fork ke tuas
pembebas/ pegas diaphragma pada saat kopling ditekan
f. Pressure lever Fungsi :
Berfungsi untuk mengungkit plat tekan dalam upaya
membebaskan/ menghubungkan kampas kopling.
𝐹𝑠 = 𝜇𝑠 𝑁
𝐷1 𝐷2
𝑇𝑠 = 𝐹𝑠 ( + )
4 4
Oleh karena pada kondisi ini tidak ada slip diantara kedua plat
kopling maka besarnya daya yang dipindahkan ke poros output
sama dengan daya poros input. Besarnya daya tersebut dapat
dihitung dari hasil kali antara torsi dan putaran poros input atau
poros output.Secara matematika besarnya daya (D) ditulis sebagai
berikut :
𝐷 = 𝑇𝑠 𝑛
Ketika kondisi kopling slip rumusan gaya, torsi dan daya di atas
pada prinsipnya sama akan tetapi koefisien gesek yang digunakan
adalah koefisien gesek kinetik. Untuk membedakan kedua kondisi
maka indek ”s” pada rumus-rumus tersebut diganti dengan ”k”. Hal
yang berbeda dari kedua kondisi adalah bahwa pada kondisi
kopling slip daya yang dipindahkan pada poros input lebih kecil dari
daya pada poros input karena sebagian akan berubah menjadi
energi panas. Keseimbangan daya tersebut dapat ditulis sebagai
berikut:
𝐷𝑖𝑛 = 𝐷𝑜𝑢𝑡 + 𝑄
Daftar notasi :
Fs = gaya gesek tangensial
µs = koefisien gesek static plat kopling
N = gaya normal yang bekerja pada plat kopling
D1= diameter luar plat gesek
D2= diameter poros