dasar Negara republik indonesia pada sila ke tiga yang berbunyi “persatuan Indonesia”, dan
kembali disebutkan dalam pasal 1 ayat (1) Undang-Undang Dasar Negara Republik Tahun 1945,
yang berbunyi “Negara Indonesia adalah Negara Kesatuan, yang berbentuk Republik. Artinya
bahwa bentuk Negara Kesatuan Republik Indonesia telah dinyatakan secara bulat dan
konstitusional yang tertuang dalam pancasila sebagai Dasar Negara Republik Indonesia dan
Undang-Undang Negara Republik Tahun 1945 baik sebelum maupun sesudah perubahan.
Pasal 18 ayat (1) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945
menyebutkan bahwa “Negara Kesatuan Republik Indonesia dibagi atas daerah-daerah provinsi
dan daerah provinsi dibagi atas kabupaten dan kota yang tiap-tiap provinsi, kabupaten, dan kota
Menurut Sigmund Neumann, Partai politik adalah organisasi dari aktivis-aktivis politik
yang berusaha untuk menguasai kekuasaan pemerintahan serta merebut dukungan rakyat melalui
persaingan dengan suatu golongan atau golongan-golongan lain yang mempunyai pandangan
yang berbeda.
Partai politik lokal adalah partai politik yang hanya ada di tingkat daerah (Provinsi,
Kabupaten atau Kota). Partai lokal tidak mempunyai pengurus ditingkat nasional karena ruang
bersifat istimewa dan khusus. Terkait dengan karakter khas sejarah perjuangan masyarakat Aceh
yang memiliki ketahanan daya perjuangan yang tinggi dalam merebut dan mempertahankan
Munculnya partai politik lokal sendiri merupakan hasil kesepakatan perdamaian di aceh
yang merupakan rangkaian penyelesaian konflik aceh dengan pemerintah Indonesia melalui
Gerakan Aceh Merdeka (GAM) pada tanggal 15 Agustus 2005 di Helsinki, Finlandia merupakan
awal dari harapan baru bagi seluruh masyarakat Aceh untuk hidup yang lebih baik, aman dan
wewenang untuk dapat hidup mandiri, baik itu dibidang ekonomi maupun dibidang politik dan
hukum.
Understanding (MoU) Helsinki adalah diperbolehkannya partai politik lokal di Aceh yang
termuat dalam butir 1.2.1. dengan bunyi “Sesegera mungkin tetapi tidak lebih dari satu tahun
danakan memfasilitasi pembentukan partai politik yang berbasis di Aceh yang memenuhi
persyaratan Nasional. Memahami aspirasi masyarakat Aceh untuk partai-partai politik lokal.
Pemerintah Indonesia dalam tempo satu tahun, atau paling lambat 18 bulan sejak penandatangan
Nota kesepahaman ini, akan menciptakan kondisi politik dan hukum untuk pendirian partai
politik lokal di Aceh dengan berkonsultasi dengan DPR. Pelaksanaan Nota kesepahaman ini
yang tepat waktu akan memberi sumbangan positif bagi maksud tersebut.
Partai Aceh merupakan salah satu partai politik lokal yang berada di provinsi Aceh.
Partai Aceh dibentuk oleh kombatan GAM (Gerakan Aceh Merdeka). Awal pembentukannya
Partai Aceh bernama Gerakan Aceh Merdeka akan tetapi karena pengesahannya ditolak
Pemerintah Republik Indonesia maka kemudian partai ini berubah nama menjadi partai Gerakan
Aceh Mandiri (GAM). Nama GAM juga masih menimbulkan kecurigaan dari Pemerintah
Republik Indonesia. Sehingga pada akhirnya Yusuf Kalla, sebagai Wakil Presiden pada saat itu
membuat kepastian hukum untuk nama yang baru yaitu Partai Aceh.
Setelah MoU di sepakati, Partai lokal Aceh semakin berkembang dan semakin kuat
kedudukannya, khususnya Partai Aceh dalam beberapa penyelenggaraan seperti pada saat
pemilihan baik itu di pilkada maupun pemilu, Partai Aceh selalu mendominasi dibandingkan
partai-partai lokal lainnya. Semenjak awal berdirinya Partai Aceh, kalangan masyarakat sangat
menjunjung tinggi dengan kedudukan Partai Aceh sebagai partai lokal, sehingga saat pemilukada
dilaksanakan sebagian masyarakat berharap hasil dari pemilu tersebut dapat dimenangkan oleh
Partai Aceh pada saat itu, dan masyarakat berharap agar disaat kemenangan itu diperoleh dapat
menjalankan visi dan misi yang telah dijanjikan dengan sesuai, sehingga masyarakat dapat ikut
Namun, pada saat ini keadaannya bertolak belakang, banyak masyarakat yang sudah
tidak mempercayai kedudukan Partai Aceh lagi dikarenakan banyak pihak-pihak ataupun
petinggi-petinggi dari Partai Aceh tersebut lebih mementingkan kepentingan pribadi mereka
daripada masyarakat, sehingga timbulnya perpecahan pendapatan suara pada saat pemilihan
umum yang telah terlaksana pada bulan februari yang lalu, Partai Aceh menurun drastis
A. Rumusan Masalah :
2. Apa saja yang menyebabkan masyarakat mulai kurang mempercayai Partai Aceh
3.
B. Tujuan Penelitian :
C. Manfaat Penelitian :
Adapun manfaat penelitian dapat dilihat dari dua segi teoritis dan praktis yaitu :
Manfaat teoritis
2. Dapat menjadi pijakan dan referensi bagi penelitian selanjutnya yang mengambil dan
Manfaat praktis
1. Bagi peneliti.
Diharapkan penelitian ini dapat memperoleh manfaat untuk memperkaya dan
Partai Aceh.
Menjadi masukan bagi public sehingga mendapat pemahaman actual dan konseptual
1. Ruang Lingkup
Ruang lingkup penelitian ini adalah suatu tempat penelitian dilakukan dan dilaksanakan.
Dalam hal ini peneliti memilih lokasi penelitian di kabupaten Aceh Barat Daya, kecamatan
Tangan-Tangan.
2. Definisi Istilah
Daftar istilah ini dimaksudkan agar tidak terjadi salah penafsiran terhadap judul dalam
penelitian yang dimaksud, Istilah-istilah yang perlu dijelaskan yang berkaitan dengan judul
1. Persepsi adalah penafsiran suatu objek, peristiwa atau informasi yang di landasi
demikian, dapat dikatakan juga bahwa persepsi adalah hasil pikiran seseorang dari
Aceh. Partai Aceh dibentuk oleh kombatan GAM (Gerakan Aceh Merdeka). Awal
pembentukannya partai aceh bernama Gerakan Aceh Merdeka akan tetapi karena
berubah nama menjadi partai Gerakan Aceh Mandiri (GAM). Nama GAM juga
pada akhirnya Yusuf Kalla, sebagai Wakil Presiden pada saat itu membuat
E. Landasan Teori
gagasan bahwa rakyat merupakan faktor yang perlu diperhitungkan serta diikutsertakan dalam
proses politik, maka partai politik telah lahir secara spontan dan berkembang menjadi
penghubung antara rakyat di satu pihak dan pemerintah di pihak lain. Pada awal
perkembangannya, pada akhir decade 18-an di Negara-negara Barat seperti Inggris dan Perancis,
kegiatan politik di pusatkan pada kelompok-kelompok politik dalam parlemen. Kegiatan ini
Dengan meluasnya hak pilih,kegiatan poltik juga berkembang diluar parlemen dengan
menjelang masa pemilihan umum. Dalam perkembangan selanjutnya didunia Barat timbul pula
partai yang lahir di luar parlemen. Partai-partai ini kebanyakan bersandar pada suatu asas atau
ideology atau Welthanschauung tertentu seperti sosialisme, fasisme, komunisme, kristen
Menurut Carl J. Friedrich, Partai politik adalah sekelompok manusia yang terorganisir
secara stabil dengan tujuan merebut atau mempertahankan penguasaan terhadap pemerintahan
bagi pimpinan partainya dan berdasarkan penguasaan ini, memberikan kepada anggota partainya
Menurut Sigmund Neumann, Partai politik adalah organisasi dari aktivis-aktivis poltik
yang berusaha untuk menguasai kekuasaan pemerintahan serta merebut dukungan rakyat melalui
persaingan dengan suatu golongan atau golongan-golongan lain yang mempunyai pandangan
yang berbeda.
Menurut Giovanni Sartori, Partai politik adalah suatu kelompok yang mengikuti
pemilihan umum dan, melalui pemilihan umum itu, mampu menempatkan calon-calonnya untuk
Secara mendasar mengenai partai politik di Negara yang demokratis dan di Negara
otoriter terdapat pandangan yang berbeda. Perbedaan pandangan tersebut berimplikasi pada
pelaksanaan tugas atau fungsi partai di masing-masing Negara. Di negara demokratis partai
realtif dapat menjalankan fungsinya sesuai harkatnya pada saat kelahirannya, yakni menjadi
wahana bagi warga Negara berpartisipasi dalam pengelolaan kehidupan bernegara dan
memperjuangkan kepentingannya di hadapan penguasa. Sebaliknya di Negara otoriter, partai
2. Pengertian Masyarakat
Masyarakat adalah suatu sistem hubungan-hubungan yang ditata (Society means a system of
ordered relations)”. Semua ilmu sosial mempelajari manusia sebagai anggota kelompok.
Timbulnya kelompok-kelompok itu ialah karena dua sifat manusia yang bertentangan satu sama
lain di satu pihak ia ingin bekerja sama di pihak lain ia cenderung untuk bersaing dengan sesama
manusia.
tolak ukur, dari demokrasi itu. Hasil pemilihan umum yang di selenggarakan dalam suasana
dengan agak akurat partisipasi masyarakat serta aspirasi masyarakat. Sekalipun demikian,
disadari bahwa pemilihan umum tidak merupakan satu-satunya tolak ukur dan perlu dilengkapi
Dalam dunia ilmu politik dikenal bermacam-macam sistem pemilihan umum dengan
berbagai variasinya, akan tetapi umumnya berkisar pada dua prinsip pokok yaitu :
F. Metodelogi Penelitian
1. Pendekatan Penelitian
Dalam penelitian yang berjudul Persepsi Masyarakat Terhadap Partai Aceh pasca pemilu
2017 ini penulis menggunakan pendekatan kualitatif, metode deskriptif. Metodologi penelitian
kualitatif adalah sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata
tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati.
Penelitian ini diarahkan pada latar individu tersebut secara holistic atau utuh. Jadi, dalam
hal ini tidak boleh mengisolasikan individu atau organisasi ke dalam variabel atau hipotesis,
Penelitian kualitatif, yang juga disebut penelitian interpretif atau penelitian lapangan adalah
suatu metodologi yang dipinjam dari disiplin ilmu seperti sosiologi dan antropologi dan
induktif dan sangat percaya bahwa terdapat banyak perspektif yang akan dapat diungkapkan.
Peneliti kualitatif berfokus pada fenomena sosial dan pada pemberian suara pada perasaan dan
persepsi dari partisipan di bawah studi (Lodico, Spaulding, dan Voegtle (2006) dalam Emzir,
2011:2).
a. Lokasi : lokasi yang dimaksud dalam penelitian ini adalah di kecamatan Tangan-
a. Subjek penelitian
Yang dimaksud subjek penelitian adalah subjek, tempat, atau benda yang diamati dalam
rangka pemilihan sebagai sasaran (Kamus Bahasa Indonesia, 2011:862). Jadi dapat disimpulkan
bahwa subjek merupakan informan yang tahu betul tentang objek yang akan diteliti. Adapun
subjek penelitian dalam tulisan ini adalah tokoh masyarakat yaitu tuha peut yang ada di Desa
Gunung Cut, Desa Gampong Adan, Desa Drien jaloe dan Desa Mesjid sebanyak 16 orang.
b. Objek penelitian
Yang dimaksud objek penelitian adalah hal yang menjadi sasaran penelitian (Kamus
Bahasa Indonesia, 2011:622). Menurut (Supranto, 2000:21) objek penelitian adalah himpunan
elemen yang dapat berupa orang, organisasi atau barang yang akan diteliti.
Metode pengumpulan data dimaksudkan adalah usaha untuk memperoleh data-data atau
keterangan yang benar dan dapat dipertanggung jawabkan, untuk memperoleh data tentang
masalah yang akan di ungkap dalam penelitian ini. Sumber data yang digunakan untuk
1. Wawancara
Dalam bentuknya yang paling sederhana wawancara terdiri atas sejumlah pertanyaan
yang dipersiapkan oleh peneliti dan diajukan kepada seseorang mengenai topik penelitian secara
terbuka, yaitu merupakan gabungan dari wawancara tertutup dan terbuka yang mana peneliti
Tujuan dari wawancara ini adalah untuk menemukan permasalahan atau jawaban secara
2. Dokumentasi
Mengumpulkan data dari berbagai sumber tertulis berupa buku, jurnal ilmiah, dokumen,
Metode analisis data untuk mengambil kesimpulan tentang masalah yang akan diteliti. data-
data yang diperoleh dari hasil penelitian harus dianalisis secara tepat agar kesimpulan yang
1. Reduksi Data, dalam tahap ini peneliti melakukan pemilihan, dan pemusatan perhatian
dengan mencari makna setiap data yang diperoleh dari lapangan (Moleong, 2002:80).
DAFTAR PUSTAKA
Budiardjo Miriam. 2008. Dasar-Dasar Ilmu Politik. Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama
Emzir. 2011. Metodologi Penelitian Kualitatif : Analisis data. Jakarta : PT Raja Grapindo
Persada