Anda di halaman 1dari 4

TINJAUAN PUSTAKA

A. Definisi Evakuasi dan Transportasi


Evakuasi adalah kegiatan memindahkan korban dari lokasi kecelakaan
ketempat lain yang lebih aman dengan cara-cara yang sederhana yang
dilakukan sulit dijangkau saat keadaan darurat (Almarogi, 2013). Menurut
Irna (2013) transportasi pasien adalah sarana yang digunakan untuk
mengangkut penderita atau korban dari lokasi bencana ke sarana ke sehatan
yang memadai dengan aman tanpa memberatkan penderita.

B. Mekanika Tubuh Saat Mengangkat

Tulang yang paling kuat di tubuh manusia adalah tulang panjang,


dan yang paling kuat diantaranya adalah tulang paha (femur). Otot-otot yang
beraksi pada tulang-tulang tersebut juga paling kuat. Dengan demikian
maka pengangkatan harus dilakukan dengan tenaga terutama pada paha, dan
bukan dengan membungkuk diantara kelompok otot, maka kelompok
fleksor lebih kuat dibandingkan kelompok ekstentor. Dengan demikan pada
saat mengangkat tandu, tangan harus menghadap kedepan, dan bukan
kebelakang. Semakin dekat beban ke sumbu tubuh, semakin ringan
pengangkatan. Dengan demikian maka ussahakan agar tubuh sedekat
mungkinke beban (tandu) yang akan diangkat. Kaki menjadi tumpuan
utama saat mengangkat. Jarak antara kedua kaki yang paling baik saat
mengangkat adalah berjarak sebahu kita. Kenali kemampuan diri sendiri.
Bila merasa tidak mampu, mintalah pertolongan petugas lain, dan jangan
memaksakan mengangkat karena akan membahayakan korban gawat
darurat, pasangan dan kita sendiri (Btcls, 2016)
C. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam mengangkat korban gawat
darurat
1. Kenali kemampuan diri dan kemampuan pasangan kita
2. Nilailah beban akan diangkat secara bersama, dan bila merasa tidak
mampu jangan dipaksakan. Selalu komunikasi secara teratur dengan
pasangan kita.
3. Kedua kaki berjarak sebahu kita, satu kaki sedikit di depan kaki
sebelahnya.
4. Berjongkok, jangan membungkuk saat mengangkat. Punggung harus
selalu dijaga lurus
5. Tangan yang memegang menghadap kedepan.
6. Jarak antara kedua tangan yang memegang (misalnya tandu) minimal
30cm.
7. Tubuh sedekat mungkin ke beban yang harus diangkat. Bila terpaksa ,
jarak maksimal tangan kita ke tubuh kita adalah 50cm.
8. Jangan memutar tubuh saat mengangkat.
9. Hal-hal tersebut juga berlaku saat menarik atau mendorong korban
gawat darurat (Btcls, 2016).

D. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam mengangkat korban gawat


darurat.
Pemindahan korban gawat darurat dalam keadaan emergensi
contohnya adalah :
1. Ada api atau bahaya api atau ledakan
2. Ketidakmampuan menjaga gawat darurat terhadap bahaya lain pada
TKP atau benda jatuh.
3. Usaha mencapai korban gawat darurat lain yg lebih urgent .
Pemindahan Emergensi

a. Tarikan baju
Kedua tangan korban gawat darurat harus diikat untuk mencegah naik
kearah kepala waktu baju ditarik. Bila tidak sempat, masukkan kedua
tangan dalam celananya sendiri
b. Tarikan Selimut
Korban gawat darurat ditaruh dalam selimut , yang kemudian ditarik.
c. Tarikan lengan
Dari belakang korban gawat darurat, kedua lengan paramedic masuk
dibawah ketiak korban gawat darurat memegang kedua lengan bawah
korban gawat darurat.
d. Ekstrikasi
Dilakukan pada korban gawat darurat dalam keadaan harus di keluarkan
secepat.

Pemindahan Non Emergensi

a. Pengangkatan dan pemindahan secara langsung


Dilakukan oleh 2 atau 3 petugas. Harus di ingat bahwa cara ini tidak
boleh dilakukan bila ada kemungkina fraktur cervikal.prinsip
pengangkatan harus di lakukan.
b. Pemindahan dan pengangkatan memakai seprei
Sering dilakukan di RS tidak boleh dilakukan bila ada dugaan fraktur
cervikal (Btcls, 2016).
E. Perlengkapan untuk memindahkan korban gawat darurat
Beberapa perlangkap untuk memindahkan korban gawat darurat seperti
brankar (wheeled stretcher), Tandu sekop (scoop stretcher, orthopaedic
stretcher) long spine board, serta short spine board dan KED ( Kendrick
Extrication Device).
brankar (wheeled stretcher)
Hal-hal yang harus diperhatikan :
a. Korban gawat darurat selalu di selimuti.
b. Kepada korban gawat darurat/ keluarga selalu diterangkan tujuan
perjalanan
c. Korban gawat darurat sedapat mungkin selalu dilakukan “ strapping”
(fiksasi). Sebelum pemindahan
d. Brankar berjalan dengan kaki korban gawat darurat di depan, kepala
dibelakang supaya korban gawat darurat dapat melihat arah perjalanan
brankar. Posisi ini dibalik bila akan naik tangga ( jarang terjadi).
Sewaktu dalam ambulance menjadi terbalik, kepala di depan (dekat
pengemudi) supaya paramedic dapat bekerja (bila perlu intubasi,
dsb).pada wanita inpartu posisi dalam ambulance boleh dibalik supaya
paramedic dapat membantu partus.
e. Jangan sekali-kali meninggalkan korban gawat darurat sendirian diatas
brankar. Korban gawat darurat mungkin berusaha membalik, yang
berakibat terbaliknya brankar
f. Selalu berjalan hati-hati (Btcls, 2016)

Anda mungkin juga menyukai