Anda di halaman 1dari 4

Fase Penyembuhan Tulang

Tahapan penyembuhan tulang terdiri dari:


1. Tahap Hematoma dan Inflamasi
Apabila tejadi fraktur pada tulang panjang, maka pembuluh darah kecil
yang melewati kanalikuli dalam system haversian mengalami robekan dalam
daerah fraktur dan akan membentuk hematoma diantara kedua sisi fraktur.
Hematoma yang besar diliputi oleh periosteum. Periosteum akan terdorong
dan mengalami robekan akibat tekanan hematoma yang terjadi sehingga dapat
terjadi ekstravasasi darah kedalam jaringan lunak.
Osteosit dengan lakunannya yang terletak beberapa millimeter dari
daerah fraktur akan kehilangan darah dan mati, yang akan menimbulkan suatu
daerah cincin avaskular tulang yang mati pada sisi-sisi fraktur segera setelah
trauma. Waktu terjadinya proses ini dimulai saat fraktur terjadi sampai 2-3
minggu.
Tahap inflamasi berlangsung beberapa hari dan hilang dengan
berkurangnya pembengkakan dan nyeri. Terjadi perdarahan dalam jaringan
yang cidera dan pembentukan hematoma di tempat patah tulang. Ujung
fragmen tulang mengalami devitalisasi karena terputusnya pasokan darah.
Tempat cidera kemudian akan diinvasi oleh magrofag (sel darah putih besar),
yang akan membersihkan daerah tersebut. Terjadi inflamasi, pembengkakan
dan nyeri.
Dengan adanya patah tulang, tubuh mengalami respon yang sama bila
ada cedera di tempat lain dalam tubuh. Terjadi perdarahan dalam jaringan
yang cedera dan terjadi pembentukan hematoma pada tempat patah tulang.
Ujung fragmen tulang mengalami devitalisasi karena terputusnya pasokan
darah. Tempat cedera kemudian akan diinvasi oleh makrofag (sel darah putih
besar) yang akan membersihkan daerah tersebut. Terjadi inflamasi,
pembengkakan, dan nyeri. Tahap inflmasi berlangsung beberapa hari dan
hilang dengan berkurangnya pembengkakan dan nyeri.
2. Tahap Proliferasi Sel
Kira-kira 5 hari hematom akan mengalami organisasi, terbentuk
benang-benang fibrin dalam jendalan darah, membentuk jaringan untuk
revaskularisasi, dan invasi fibroblast dan osteoblast. Fibroblast dan osteoblast
(berkembang dari osteosit, sel endotel, dan sel periosteum) akan menghasilkan
kolagen dan proteoglikan sebagai matriks kolagen pada patahan tulang.
Terbentuk jaringan ikat fibrus dan tulang rawan (osteoid). Dari periosteum,
tampak pertumbuhan melingkar. Kalus tulang rawan tersebut dirangsang oleh
gerakan mikro minimal pada tempat patah tulang. Tetapi gerakan yang
berlebihan akan merusak sruktur kalus. Tulang yang sedang aktif tumbuh
menunjukkan potensial elektronegatif.
Pada saat ini terjadi reaksi jaringan lunak sekitar fraktur sebagai suatu
reaksi penyembuhan. Penyembuhan fraktur terjadi karena adanya sel-sel
osteogenik yang berproliferasi dari periosteum untuk membentuk kalus
eksterna serta pada daerah endosteum membentuk kalus interna sebagi
aktivitas seluler dalam kanalis medularis. Apabila terjadi robekan yang hebat
pada periosteum, maka penyembuhan sel berasal dari diferansiasi sel-sel
mesenkimal yang berdiferensiasi kedalam jaringan lunak. Pada tahap awal
dari penyembuhan fraktur ini terjadi penambahan jumlah dari sel-sel
osteogenik yang memberi penyembuhan yang cepat pada jaringan osteogenik
yang sifatnya lebih cepat dari tumor ganas. Jaringan seluler tidak terbentuk
dari organisasi pembekuan hematoma suatu daerah fraktur. Setelah beberapa
minggu, kalus dari fraktur akan membentuk suatu massa yang meliputi
jaringan osteogenik. Pada pemeriksaan radiologist kalus belum mengandung
tulang sehingga merupakan suatu daerah radioluscen.
Pada fase ini dimulai pada minggu ke 2-3 setelah terjadinya fraktur dan
berakhir pada minggu ke 4-8.

3. Tahap Pembentukan Kalus


Pertumbuhan jaringan berlanjut dan lingkaran tulang rawan tumbuh
mencapai sisi lain sampai celah sudah terhubungkan. Fragmen patahan tulang
digabungkan dengan jaringan fibrus, tulang rawan, dan tulang serat matur.
Setelah pembentukan jaringan seluler yang tumbuh dari setiap fragmen
sel dasar yang berasal dari osteoblast dan kemudian pada kondroblast
membentuk tulang rawan. Tempat osteoblas diduduki oleh matriks interseluler
kolagen dan perlekatan polisakarida oleh garam-garam kalsium pembentuk
suatu tulang yang imatur.
Bentuk kalus dan volume dibutuhkan untuk menghubungkan defek
secara langsung berhubungan dengan jumlah kerusakan dan pergeseran tulang.
Perlu waktu tiga sampai empat minggu agar fragmen tulang tergabung dalam
tulang rawan atau jaringan fibrus. Secara klinis fargmen tulang tidak bisa lagi
digerakkan.
Bentuk tulang ini disebut moven bone. Pada pemeriksaan radiolgis
kalus atau woven bone sudah terlihat dan merupakan indikasi radiologik
pertama terjadinya penyembuhan fraktur.

4. Tahap Penulangan Kalus (Osifikasi)


Woven bone akan membentuk kalus primer dan secara perlahan-lahan
diubah menjadi tulang yang lebih matang oleh aktivitas osteoblas yang
menjadi struktur lamellar dan kelebihan kalus akan di resorpsi secara bertahap.
Pada fase 3 dan 4 dimulai pada minggu ke 4-8 dan berakhir pada minggu ke 8-
12 setelah terjadinya fraktur.
Pembentukan kalus mulai mengalami penulangan dalam dua sampai
tiga minggu patah tulang, melalui proses penulangan endokondral. Patah
tulang panjang orang dewasa normal, penulangan memerlukan waktu tiga
sampai empat bulan. Mineral terus menerus ditimbun sampai tulang benar-
benar telah bersatu dengan keras. Permukaan kalus tetap bersifat
elektronegatif.

5. Tahap Menjadi Tulang Dewasa (Remodeling)


Tahap akhir perbaikan patah tulang meliputi pengambilan jaringan
mati dan reorganisasi tulang baru ke susunan struktural sebelumnya.
Remodeling memerlukan waktu berbulan-bulan sampai bertahun-tahun
tergantung beratnya modifikasi tulang yang dibutuhkan, fungsi tulang, dan
pada kasus yang melibatkan tulang kompak dan kanselus-stres fungsional
pada tulang.
Bilamana union telah lengkap, maka tulang yang baru akan
membentuk bagian yang meyerupai bulbus yang meliputi tulang tetapi tanpa
kanalis medularis. Pada fase remodeling ini perlahan-lahan terjadi resorpsi
secara osteoklastik dan tetapi terjadi osteoblastik pada tulang dan kalus
eksterna secara perlahan-lahan menghilang. Kalus intermediet berubah
menjadi tulang yang kompak dan berisi system haversian dan kalus bagian
dalam akan mengalami peronggaan untuk membentuk susmsum.
Pada fase terakhir ini, dimulai dari minggu ke 8-12 dan berakhir
sampai beberapa tahun dari terjadinya fraktur. Tulang kanselus mengalami
penyembuhan dan remodeling lebih cepat daripada tulang kortikal kompak,
khususnya pada titik kontak langsung.
Selama pertumbuhan memanjang tulang, maka daerah metafisis
mengalami remodeling (pembentukan) dan pada saat yang bersamaan epifisis
menjauhi batang tulang secara progresif. Remodeling tulang terjadi sebagai
hasil proses antara deposisi dan resorpsi osteoblastik tulang secara bersamaan.
Proses remodeling tulang berlangsung sepanjang hidup, dimana pada anak-
anak dalam masa pertumbuhan terjadi keseimbangan (balance) yang positif,
sedangkan pada orang dewasa terjadi keseimbangan yang negative.
Remodeling juga terjadi setelah penyembuhan suatu fraktur.
Tahap akhir perbaikan patah tulang meliputi pengambilan jaringan
mati dan reorganisasi tulang baru ke susunan struktural sebelumnya.
Remodelling memerlukan waktu berbulan-bulan samapai bertahun-tahun
tergantung beratnya modifikasi tulang yang dibutuhkan, fungsi tulang, dan
pada kasus yang melibatkan tulang kompak dan kanselus , stress fungsional
pada tulang. Tulang kanselus mengalami penyembuhan dan remodeling lebih
cepat dari pada tulang kortikal kompak, khususnya pada titik kontak langsung.
Ketika remodeling telah sempurna, muatan permukaan patah tulang tidak lagi
bermuatan negatif. (Sjamsuhidayat, 2010)

Anda mungkin juga menyukai