Anda di halaman 1dari 3

Amniotic fluid complication oligohydramnions, hydramnios, meconium, nuchal cord

Zahra Aulia Astrid Herera

Jurusan Keperawatan, Universitas Sriwijaya, jl

Email : zh_aulia94@yahoo.com

bayi disebabkan berat badan lahir rendah,


asfiksia, tetanus, infeksi, dan masalah
Pendahuluan pemberian minum. (Djaja S, 2003)
Angka kematian maternal ialah Ketuban pecah dini adalah pecahnya
jumlah kematian maternaldiperhitungkan pecahnya ketuban sebelum terdapat tanda
terhadap 100.000 kelahiran hidup. Sebab-
persalinan, dan setelah di tunggu satu jam
sebab kematian ini dapat dibagi dalam dua sebelum terdapat tanda persalinan, dan
golongan, yakni yang langsung disebabkan setelah di tunggu satu jam belum dimulainya
oleh komplikasi-komplikasi kehamilan, tanda persalinan. Bahaya ketuban pecah dini
persalinan nifas, dan sebab-sebab yang lain
adalah kemungkinan infeksi dalam rahim dan
seperti penyakit jantung, kanker dan persalinan prematuritas yang dapat
sebagainya. Sedang angka kematian bayi meningkatkan morbiditas dan mortalitas ibu
sampai umur 1 tahun terhadap 1000
dan bayi. Ketuban pecah dini menyebabkan
kelahiran. Di negara-negaramaju kematian hubungan langsung antara dunia luar dan
perinatal ini mencapai angka di bawah 25 per ruangan dalam rahim, sehingga memudahkan
1000. (Wiknjosastro. 2007; h. 7-8)
terjadinya infeksi asenden. (Manuaba, 2012)
Berdasarkan pengamatan WHO, Insiden ketuban pecah dini berkisar
angka kematian ibuadalah sebesar 500.000 2,7% sampai 17,5%, bergantung pada lama
jiwa dan anka kematian bayi sebesar periode laten yang digunakan untuk
10.000.000 jiwa tiap tahunya. Kejadian
menegakkan diagnosis. Insiden ketuban pecah
kematian ibu dan bayi sebagian besar dini lebih tinggi pada wanita dengan servik
terdapat di negara berkembang yaitu sekitar inkompeten, polihidramnion, malpresentasi
98% sampai 99%. Kematian maternal dapat janin atau kelainan letak, kehamilan kembar,
terjadi pada saatpertama pertolongan atu infeksi vagina/seviks. Insiden KPD pada
persalinan. Penyebab utama kematian ibu tahun 2012 di provinsi lampung sebesar 3,8
adalah trias klasik (perdarahan, infeksi, per 100.000 kelahiran hidup. Kpd
gestosis). Sedangkan penyebab kematian menyebabkan AKI di provinsi Lampung
perinataladalah asfiksia neonatorum, trauma sebesar 13,6% dan menyebabkan AKB sebesar
persalinan, prematuritas, atau berat bayi lahir 17,1% akibat komplikasi asfiksia. (Profil
rendah (BBLR), dan infeksia neonatorum. Kesehatan Provinsi Lampung, 2012 dalam
(Manuba, 2010; h. 152) Nurul, 2015)
Survey Demografi dan Kesehatan
Metode Penelitian
Indonesia (SDKI) tahun 2007 mendapatkan
angka kematian bayi (AKB) di indonesia, 35 Jenis penelitian ini adalah penelitian
bayi per 1000 kelahiran hidup. Bila di rincikan kualitatif, penelitian deskriptif analitik dengan
157.000 bayi meninggal per tahun atau 430 pendekatan Case Control (Retropektif study
bayi per hari. Bebrapa penyebab kematian yangdi maksudkan untuk mengkaji hubungan
antara efek dapat berupa penyakit atau Definisi SAM adalah sindrom atau
kondisi kesehatan) dengan faktor resiko kumpulan berbagai gejala klinis dan radiologis
tertentu. akibat janin atauneonatus menghirup atau
mengaspirasi mekonium. Sindrom aspirasi
Pembahasan mekonium ini dapat terjadi sebelum, setelah
1. Persentasi Bokong proses persalinan. Mekonium yang terhirup
dapat menutup bagian atau seluruh jalan
Persentasi bokong merupakan keadaan napas neonatus.
dimana janin terletak memajang dengan
kepala di fundus uteri dan bokong di bawah Penyebab aspirasi mekonium mungkin
kavum uteri (Prwirohardjo, 2010). Presentasi sudah terjadi intrauterin atau segera sesudah
bokong dalam persalinan terdapat 3-4% lahir. Hipoksia janin kronik dan asidosis dapat
kehamilan. Insidensnya berkurang mendekati mengakibatkan gaspringi janin yang
cukup bulan dan bertambah pada persalinan mempunyai konsekuensi aspirasi mekonium
premature (Oxorn, 2010) intrauteri. Beberapa bukti dilaporkan bahwa
kejadian kronik intrauterin bertanggung jawab
Buletin praktis American Collage of untuk kasus SAM berat yang berbeda denga
Obstetricians and Ginecologist (ACOG) pada kejadian peripartum akut. Berbeda dengan,
tahun 2007 menganjurkan pada kasus bayi yang lahir bugar yang menghirup AAK
ketuban pecah dini aterm, persalinan dari nasofaring padaa saat lahir dapat
sebaiknya diinduksi segera untuk mengurangi berkembang menjadi SAM ringan sampai
resiko komplikasi ibu dan janin, sesuai dengan berat (Gelfand,2004)
pertimbangan persentasi janin dan keadan
janin. Namun, pada kasus ini dilakukan 3. Kelainan Letak
observasi terlebih dahulu mengenai Insiden ketuban pecah dini lebih tinggi
perkembangan proses persalinan. Sesuai
pada wanita dengan kelaian letak. Salah satu
protap , indikasi induksi dilakukan minimal contoh kelainan letak yaitu persentasi bokong
pada KPSW 12 jam. atau letak sungsang dimana keadaan tersebut
2. Mekonium dapat berlangsung lama karena yang
menekan jalan lahir bukan kepala melainkan
Air ketuban keruh bercampur mekonium bokong sehingga berakibat pembukaan
(AAK) dapat menyebabkan sindrom aspirasi menjadi lama dan mudah untuk menjadi
mekonium (SAM) yang mengakibatkan asfiksia ketuban pecah dini. Kehamilan persentasi
neonatorum yang selanjutnya dapat bokong bila dibandingkan dengan kehamilan
berkembang menjadi infeksi neonatal. Insiden persentasi kepala akan menghadapi resiko
air ketuban keruh terjadi pada 6%-25% yang lebih besar baik pada ibu maupun bayi.
kelahiran hidup, namun tidak semua neonatus Insiden dari persentasi bokong adalah 3% dari
yang mengalami AKK berkembang menjadi semua persalinan. Sebab terjadinya letak
SAM. Neonatus dengan AKK 2%-36% sungsang adalah multipara, prematuritas,
menghirup mekonium sewaktu di dalam hidramnion, plasenta previa, kelainan bentuk
rahimatau saat napas pertama, sedangkan kepala (fadlun,2011).
neonatus yang mempunyai AKK 11%
berkembang menjadi SAM dengan berbagai Letak janin pada uterus bergantung pada
drajat ( Klein, 2004 ) proses adaptasi janin terhadap ruangan dalam
uterus. Pada kehamilan <32 minggu, jumlah
air ketuban relative lebih banyaksehingga Hal ini dapat di simpulkan bahwa tidak
memungkinkan janin bergerak leluasa, dan terdapat hubungan antarariwayat
demikian janin dapat menempatkan diri polihidramnion dengan kejadian KPD.
dalam letak sungsang atau letak lintang.pada
kehamilan trimester akhir janin tumbuh Polihidramnion adalah jumlah air ketuban
dengan cepat dan jumlah air ketuban relative lebih banyak dari normal atau lebih dari dua
berkurang. Karena bokong dengan tungkai liter dimana normal air ketuban itu adalah
yang terlipat lebih besar dari pada kepala 500-1500 ml, hal ini akan menyebabkan
maka bokong dipaksa untuk menempati ruang peningkatan tekanan (distensi) dan
yang lebih luas di fundus uteri, sedangkan menstimulasi selaput ketuban untuk mudah
kepala berada dalam ruangan yang lebih kecil pecah.
disegmen bawah uterus (Maria, 2007).
Kesimpulan
4. Lingkar Panggul Luar

Di daerah tempat penelitian menunjukkan


bahwa ukuran panggul luar yang normal dan Saran
tidak normal memiliki jumlah yang seimbang
a. Bagi Dinas Kesehatan
atau sama, hal ini dikarenakan ukuran panggul
Diharapkan dapat melakukan
dari masing-masing ibu dapat dipengaruhi
tindakan preventif dan meningkatkan
oleh gizi, lingkungan dan gen atau keturunan
pelayanan kesehatan bagi wanita
seperti pada teori ( wiknjoksastro, 2008 )
khususnya pada ibu hamil untuk
Pada saat peneliti melakukan penelitian di meningkatkan dan menjaga
lahan, peneliti menemukan beberapa kasus kesehatan.
kejadian partus lama yaitu pada saat b. Bagi Masyarakat
responden datang dengan pembukaan 3 Diharapkan ibu hamil mengetahui
cmdengan 12 jam tetapi pembukaan tidak komplikasi yang mungkin terjadi pada
bertambah namun skala nyeri yan di alami saat persalinan baik bagi ibu maupun
responden makin bertambah dan kontraksi bayinya sehingga dapat dilakukan
semakin sering dirasakan. upaya pencegahan dengan cara
meningkatkan dan menjagakesehatan
Hal ini sesuai dengan teori dalam selama hamil, seperti dengan cara
persalinan tidak hanya (pessage) atau jalan mengatur pola hidup sehat dan
lahir saja yang mempengaruhi lama persalinan melakukan periksa hamil secara rutin.
melainkan ada tenaga (power), janin dan
plasenta (pasangger), faktor psikis ibu
bersalin, penolong merupakan faktor penting
pada saat persalinan (Manuaba, 2007).

5. Polihidramnion

Hasil analisis data menunjukkan bahwa


ibu hamil yang tidak mempunyai riwayat
polihidramnion yang mengalami KPD
jumlahnya lebih banyak dibandingkan dengan
ibu yang mempunyai riwayat polihidramnion.

Anda mungkin juga menyukai