Anda di halaman 1dari 19

KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

KAWASAN WISATA KULINER DAN AKULTURASI BUDAYA


MALANGAN DAN DAERAH TIMUR

https://www.academia.edu/33208421/RENCANA_STRATEGIS_PENGEL
OLAAN_KAWASAN_CAGAR_BUDAYA_KEMBANG_JEPUN_SURAB
AYA

http://eprints.undip.ac.id/25249/1/PASAR_FESTIVAL_INDUSTRI_KER
AJINAN_DAN_KULINER_JAWA_TENGAH.pdf

https://eprints.uns.ac.id/2135/1/99060109200910571.pdf
KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN
KAWASAN WISATA KULINER DAN AKULTURASI BUDAYA
MALANGAN DAN DAERAH TIMUR

Disusun Oleh :

INSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL MALANG


PROGRAM STUDI PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kelurahan Tasikmadu adalah kelurahan yang kaya akan hasil sumber daya
alamnya. Yang mana Lokasi yang berada di ujung utara Kota Malang ini bisa dibilang
menjadi lumbung padi untuk daerah sekitarnya, ruang terbuka hijau yang masih sangat
luas dan juga jauhnya kelurahan ini dari pusat kota menjadikan Kelurahan Tasikmadu
ini cocok untuk memaksimalkan sumber daya alamnya.

Dan tak terpungkiri banyaknya hasil budaya leluhur yang masih bertahan dan
dilestarikan di Kelurahan Tasikmadu sampai sekarang membuat Keluraha Tasikmadu
semakin terkenal dan didukung dengan kekayaannya yang berada di daerah tersebut .
Hasil budaya tersebut antara lain tarian-tarian bantengan dan tari-tarian jarang kepang
dll.

Kelurahan Tasikmadu juga sebenarnya masih memiliki beberapa potensi yang


dapat dikembangkan dan dipertahankan, seperti ruko-ruko , kawasan sawah yang luas
dan hal lain yang bisa menjadi aspek dilestarikannya sebuah budaya. Selain itu
pelestarian kawasan yang berada di daerah Tasikmadu ini juga tidak terlepas dari tetap
menjaga warisan jaman leluhur tersebut . Untuk itu penulis tertarik untuk
merencanakan kawasan yang berada di Kelurahan Tasikmadu agar dapat meningkatan
potensi yang dimiliki dari Kelurahan Tasimadu tersebut dengan judul “KONSEP
PERENCANAAN DAN PERANCANGAN KAWASAN WISATA KULINER DAN
AKULTURASI BUDAYA MALANGAN DAN DAERAH TIMUR “
1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan Latar Belakang masalah diatas, maka pembahasan permasalahan


dirumuskan sebagai berikut :

1. Bagaimana Kondisi Gambaran Umum kawasan Kelurahan Tasikmadu ?


2. Bagaimana Analisis Kondisi eksisting Kawasan Kelurahan Tasikmadu ?
3. Bagaimana Strategi yang diperoleh untuk pelestarian budaya dan potensi yang
dimiliki Kawasan Kelurahan Tasikmadu?
4. Bagaimana merancang kawasan wisata kuliner dan akulturasi budaya
malangan dan daerah timur dengan mempertimbangkan lokasi yang ada di
Kelurahan Tasikmadu tersebut ?

1.3 Tujuan

Menyusun konsep perencanaan dan perancangan kawasan wisata wisata kuliner


dan akulturasi budaya malangan dan daerah timur berdasarankan potensi sumber
daya yang dimiliki serta budaya yang ada di Kelurahan Tasikmadu

1.4 Sasaran

Merancangkan kawasan yang ada di Kelurahan Tasikmadu yang didominasi


daerah persawahan . Dalam hal ini berkaitan dengan kegiatan wisata kuliner dan
akulturasi budaya malang-daerah timur yang mana mampu memberikan daya nilai
ruang sehingga pengunjung juga dapat bernostalgia .

1.5 Ruang Lingkup Penelitian

1.5.1 Ruang Lingkup Lokasi


Lokasi Perancanaan kami berada di Kelurahan Tasikmadu, Kecamatan
Lowokwaru,Kota Malang . Yang mana lokasinya yang berada di ujung utara
Kota Malang. Khususnya pada wilayah RT 04 / RW 03 Kelurahan
Tasikmadu.

1.5.2 Ruang Lingkup Materi


BAB II
KAJIAN TEORI

2.1 Kajian Teori

Berdasarkan dengan judul penelitian oleh penulis mengenai “Konsep Perencanaan


dan Perancangan Kawasan wisata kuliner dan Akulturasi Budaya Malangan dan
Daerah Timur” maka diperlukan penjelasan mengenai perencanaan dan perancangan
serta teori teori yang terkait di dalamnya :

2.1.1 Perencanaan

Perencanaan adalah proses yang mendefinisikan tujuan dari organisasi,


membuat strategi digunakan untuk mencapai tujuan dari organisasi, serta
mengembangkan rencana aktivitas kerja organisasi. Perencanaan merupakan
proses-peroses yang penting dari semua fungsi manajemen sebab tanpa
perencanaan (planning) fungsi pengorganisasian, pengontrolan maupun
pengarahan tidak akan dapat berjalan.

Teori teori Perencanaan ;

Pada hakikatnya, ilmu teori perencanaan berkaitan erat dengan


perencanan kota. Namun dalam perkembangannya perencanaan tidak
dikembangkan berdasarkan teori perencanaan, tetapi sebaliknya teori
perencanaan berkembang sebagai kelanjutan dari pengalaman mengenai
usaha manusia mengatasi keadaan lingkungan kehidupannya. Oleh karena
itu, ilmu ini sangat diperlukan dalam merencanakan sebuah kota, karena
daam teori perencanaan membahas definisi, pemahaman konteks, praktek-
praktek, dan proses-proses dalam perencanaan kota, dan bagaimana
pertumbuhannya dari asal-usul sejarah dan kebudayaan masing-masing.
Teori perencanaan telah berkembang sejak lama dan mengalami
banyak perubahan seiring perkembangan waktu. Perencanaan sendiri telah
mengalami banyak perkembangan sejak Patrick Geddes mencetuskannya
untuk pertama kali. Kebutuhan manusia akan teori tunggal mengenai suatu
perencanaan atau biasa disebut dengan teori perencanaan mengakibatkan
pengaruh para ilmuan di bidang ilmu sosial maupun ilmu pengetahuan alam
semakin dilibatkan dalam praktek perencanaan, riset, dan pendidikan.

Adapun teori-teori perencanaan yang dipergunakan dan menjadi


pijakan bagi perencana dan perencanaan, berupa:

1. Functional Theories

Teori yang dikembangkan lebih berdasar pada pemikiran si


perencana, dengan orientasi lebih pada target oriented planning atas dasari
dugaan-dugaan, sehingga produk perencanaannya pada umumnya lebih
bersifat instrumental atau top-down.

2. Behavioural Theories

Merupakan teori yang dikembangkan dengan lebih memperhatikan


fenomena behavioural melalui gejala-gejala empiris dan lebih berpikir pada
trend oriented planning, serta hasil perencanaannya pada umumnya lebih
bersifat komunikatif atau bottom up.

Keterkaitan antara teori dan perencanaan dalam teori-teori


perencanaan (planning theory) terdiri dari 3 (tiga) teori, yaitu sebagai
berikut:

1. Theory in Planning, adalah pendekatan yang kemudian berkembang


menjadi cabang ilmu pengetahuan yang dipakai dalam perencanaan,
dimana dalam menyatakan eksistensinya ditempuh dengan cara
meminjam berbagai pandangan atau paradigm cabang ilmu pengetahuan
yang telah berkembang lebih dulu, seperti ilmu sosial, ekonomi,
matematika, statistik, antropologi dan lainnya.

2. Theory for Planning, adalah pendekatan yang kemudian berkembang


menjadi suatu teori, dimana proses terbentuknya adalah muncul dari
suatu pengamatan yang original yaitu dari suatu kerangka berpikir yang
memang berbeda dengan kerangka berpikir lain.

3. Theory for Planning, adalah pendekatan yang kemudian mendukung


berbagai kebijakan perencanaanbaik dalam proses atau prosedur dan cara
melaksanakannya maupun substansi perencanaannya.

2.1.2 Perancangan

Perancangan adalah penggambaran, perencanaan dan pembuatan sketsa


atau pengaturan dari beberapa elemen yang terpisah ke dalam satu kesatuan yang
utuh dan berfungsi Perancangan sistem dapat dirancang dalam bentuk bagan alir
sistem (system flowchart), yang merupakan alat bentuk grafik yang dapat
digunakan untuk menunjukan urutan-urutan proses dari sistem (Syifaun Nafisah,
2003 : 2).

2.1.3 Kawasan wisata Kuliner

Arti wisata kuliner secara umum adalah jalan-jalan yang berfungsi untuk
makan. wisata kuliner secara khusus adalah kegiatan makan-makan ke suatu
tempat yang dilakukan oleh satu/banyak orang dalam kategori untuk hiburan.
Saat ini, wisata kuliner telah menjadi sebuah gaya yang tidak bisa dipisahkan dari
gaya hidup sehari-hari sebab makanan adalah sebuah kebutuhan primer. Jadi
dapat disimpulkan bahwa Kawasan wisata kuliner merupakan suatu Kawasan
atau lingkungan yang diperuntukan bagi banyak orang untuk menikmati kuliner
yang ada di daerah tersebut.
2.1.4 Akulturasi Budaya

Akulturasi budaya (acculturation) adalah berpadun diantara unsur-unsur


kebudayaan yang berbeda dan bersatu dalam upaya membentuk kebudayaan baru
tanpa dengan maksud menghilangkan kepribadian kebudayaannya yang asli.
Definisi akulturasi ini tentusanya berbalik dengan asimilasi, yang mana pengertian
asimilasi adalah adanya penggamburan dua kebudayaan baru dan menghilangkan
kebudayaan yang lama.

2.2. Proses Akulturasi

Manusia adalah makhluk sosio budaya yang memperoleh perilaluknya lewat


belajar. Dari semua aspek belajar manusia, komunikasi merupakan aspek yang
terpenting dan paling mendasar karena kegiatan komunikasi berfungsi sebagai alat
untuk menafsirkan lingkungan fisik dan sosial kita.

Proses yang dilalui individu-individu untuk memperoleh aturan-aturan


(budaya) dimulai dari masa awal hidupnya hingga akhir hayatnya. Melalui proses
sosialisasi dan pendidikan pola-pola budaya ditanamkan ke dalam system syaraf
manusia dan menjadi kepribadian dan perilaku masing-masing indivdu. Proses
belajar ini menjadikan manusia harus berinteraksi dengan manusia yang lain dari
anggota budaya lainnya yang juga memiliki pola-pola komunikasi serupa. Proses
memperoleh pola-pola demikian oleh individu-individu itu disebut enkulturasi.

Proses enkulturasi sendiri mempunyai pengertian proses belajar dan


menyesuaikan alam pikiran serta sikap terhadap adat istiadat, system, norma, serta
semua peraturan yang terdapat dalam kebudayaan seseorang (Koentjaraningrat,
2003 : 145).
Hubungan antara budaya dan individu seperti dalam proses enkulturasi
membuat manusia untuk menyesuaikan dirinya dengan keadaan. Secara bertahap
seorang individu imigran belajar menciptakan situasi-situasi dan relasi-relasi yang
tepat dalam masyarakat pribumi sejalan dengan berbagai transaksi yang ia lakukan
dengan orang lain. Pada saatnya, imigran akan menggunakan cara-cara
berperilaku masyarakat pribumi untuk menyesuaikan diri dengan pola-pola yang
dianut masyarakat setempat begitu juga sebaliknya. Perubahan pola dari pola
lama ke pola yang baru ini disebut akulturasi.

2.3 Faktor Pendorong dan Penghambat Akulturasi

Proses akulturasi dalam masyarakat dipengaruhi oleh faktor pendorong dan


faktor penghambatnya. Kedua faktor tersebut sangat mempengaruri
cepat/lamanya, baik/buruknya, serta berhasil/tidaknya proses akulturasi.

a. Faktor Pendorong

 Kontak dengan kebudayaan lain


 Sistem pendidikan formal yang maju
 Sikap menghargai hasil karya seseorang dan keinginan untuk maju
 Toleransi terhadap perbuatan-perbuatan yang menyimpang
(deviation)
 Sistem terbuka pada lapisan masyarakat
 Adanya penduduk yang heterogen
 Ketidakpuasan masyarakat terhadap bidang-bidang kehidupan
tertentu
 Adanya orientasi ke masa depan
b. Faktor Penghambat

 Perkembangan ilmu pengetahuan yang lambat


 Sikap masyarakat yang tradisional
 Adanya kepentingan yang telah tertanam dengan kuatnya.
 Kurangnya hubungan dengan masyarakat lain.
 Adanya prasangka buruk terhadap hal-hal baru.
 Adanya hambatan yang bersifat ideologis.
 Adat atau kebiasaan

Faktor-faktor yang menghalangi terjadinya proses perubahan tersebut,


secara umum memang akan merugikan masyarakat itu sendiri. Karena setiap
anggota dari suatu masyarakat umumnya memiliki keinginan untuk mendapatkan
sesuatu yang lebih daripada yang sudah didapatnya. Hal tersebut tidak akan
diperolehnya jika masyarakat tersebut tidak mendapatkan adanya perubahan-
perubahan dan hal-hal yang baru.
BAB III
GAMBARAN UMUM

1. PROFIL KELURAHAN TASIKMADU

Kelurahan Tasikmadu merupakan kelurahan yang terletak di wilayah


Kecamatan Lowokwaru, Kota Malang. Kelurahan ini terdiri dari enam RW
(Rukun Warga) dan 31 RT (Rukun Tetangga).

Secara administratif, Kelurahan Tasikmadu dikelilingi oleh kelurahan


lainnya yang ada di Kota Malang.

 Sebelah utara, Kelurahan Tasikmadu berbatasan langsung dengan


Kelurahan Tunjungtirto, Kecamatan Singosari, Kabupaten Malang.

 Sebelah timur, kelurahan ini juga berbatasan langsung dengan


Kelurahan Balearjosari, Kecamatan Blimbing.

 Sebelah selatan, Kelurahan Tasikmadu berbatasan dengan Kelurahan


Tunggulwulung, Kecamatan Lowokwaru.

 Sebelah barat, Kelurahan Tasikmadu berbatasan dengan Desa


Kepuharjo, Kecamatan Karangploso, Kabupaten Malang.

Tasikmadu dipimpin oleh seorang Lurah. Dalam mengemban tugasnya


sehari-hari, Lurah Tasikmadu dibantu oleh staf dengan jumlah personel 10
orang. Untuk mengurus administrasi kependudukan, warga setempat bisa
datang ke Kantor Kelurahan Tasikmadu yang beralamatkan di Jl. Raya
Tasikmadu, Kecamatan Lowokwaru, Kota Malang.
Dalam menjalankan tugas pemerintahan di wilayahnya, Kelurahan
Tasikmadu memiliki mitra kerja. Mulai dari bidang pendidikan, kesehatan
masyarakat, ekonomi masyarakat, keamanan dan ketertiban, partisipasi
masyarakat, pemerintahan, lembaga masyarakat, hingga pemberdayaan
kesejahteraan keluarga. Selain itu, ada organisasi sosial kemasyarakatan seperti
karang taruna, karang werda, kader lingkungan, PSM (Pekerja Sosial
Masyarakat), Gapoktan (Gabungan Kelompok Tani dan Nelayan), KKB (Kader
Keluarga Berencana), BKB (Bina Keluarga Balita), WKSBM (Wahana
Kesejahteraan Sosial Berbasis Masyarakat), Tokoh Masyarakat, Gerdu Taskin,
PLKB, Dasawisma, PAUD (Pendidikan Anak Usia Dini), TK, Modin, Satgas
Linmas, dan lain-lain.

Menurut laman resminya, Tasikmadu memiliki jumlah penduduk 4.884


jiwa, yang terdiri dari 1.508 KK (Kepala Keluarga). Jumlah tersebut terbagi
menjadi 2.344 orang pria dan 2.540 orang wanita. Mayoritas penduduknya
bermatapencaharian sebagai petani, karena lahan pertanian yang tersedia masih
cukup luas.Walau merupakan bagian dari kota Malang, tasikmadu termasuk
wilayah yang belum banyak berkembang dan masih belum banyak
pembangunan yang terjadi. Hal ini dapat dilihat dari sebagian besar wilayah
didaerah kelurahan tasikmadu yang masih berupa hamparan sawah. Wilayah
terbangun yang menjadi rumah-rumah warga mayoritas hanya wilayah di
samping jalanan utama.

Mengingat Tasikmadu yang masih merupakan bagian dari kota malang,


Hal ini merupakan sebuah potensi (serta masalah disisi lain) dimana suatu saat
pemerintah kota malang pasti akan melakukan perencanaan dimana tasikmadu
akan menjadi wilayah yang terbangun masa yang akan datang. Hal ini
dikarenakan bagaimanapun juga sebuah kota adalah sebuah tempat pusat
kegiatan manusia dengan ekonomi utamanya bukanlah pertanian. Adanya
sebuah wilayah pertanian yang besar dalam sebuah kota akan menjadikan kota
bukan lagi sebagai tempat efektif melakukan segala kegiatan ekonominya.

Melihat kondisi tasikmadu saat ini, beberapa developer mulai melihat


potensi wilayah tasikmadu sebagai sebuah wilayah yang dapat dijadikan area
pembangunan, dalam kasus ini beberapa developer membangun berbagai
perumahan baru. Namun pembangunan ini akan menuntut akan adanya
ketersediaan infrastruktur yang baik, seperti ketersediaan jalan dan ketersediaan
transportasi umum yang menjangkau kawasan serta kesediaan dan kesiapan
dari berbagai utilitas kota seperti air bersih, listrik, sanitasi dan sampah.

Memang beberapa infrastruktur yang diharapkan sudah ada. Seperti


sarana perdagangan dan jasa, sarana kesehatan serta sarana keamanan. Akan
tetapi jika yang dilihat potensi wilayahnya yang pada masa akan datang akan
terjadi banyak pembangunan maka hal ini juga akan menuntut berkembangnya
berbagai infrastruktur dan utilitas kota yang saat ini sudah ada dalam wilayah
Tasikmadu.

Kelurahan Tasikmadu kecamatan lowokwaru merupakan salah satu


kawasan yang memiliki potensi serta masalah dalam pemanfaatan lahan,
sehingga masyarakat secara umum serta pemerintah perlu menganalisis arahan
rencana, khususnya rencana dalam tata guna lahan agar dapat tercapai
kesejahteraan bersama, Baik dalam hal sosial, ekonomi hingga
lingkungan. Berdasarkan Undang-undang dasar pasal 33 tahun 1945
menjelaskan bahwa semua komponen alam baik itu udara, air, dan tanah
merupakan milik bersama, sehingga semaksimal mungkin masyarakat dan
pemerintah berkerja sama dalam menjaga kelestarian serta keseimbangan
dalam perencanaan pembangunan kota agar terwujud permukiman yang layak
tinggal.

SUMBER DAYA ALAM


Kelurahan Tasikmadu adalah kelurahan yang kaya akan hasil sumber
daya alamnya. Lokasi yang berada di ujung utara Kota Malang ini bisa dibilang
menjadi lumbung padi untuk daerah sekitarnya, ruang terbuka hijau yang masih
sangat luas dan juga jauhnya kelurahan ini dari pusat kota menjadikan
Kelurahan Tasikmadu ini cocok untuk memaksimalkan sumber daya alamnya.
Adapun umber daya yang terdapat dalam Kelurahan ini dibagi menjadi
beberapa kategori, yaitu:

 Pertanian
 Perkebunan
 Peternakan
 Sumber Daya Air

SUMBER DAYA MANUSIA


Kelurahan Tasikmadu memiliki beraneka ragam sumber daya
manusia yang kemudian dapat dilihat dari berbagai kategori data berikut:

 Jumlah Penduduk
 Penduduk Musiman
 Usia Penduduk
 Mata Pencaharian
 Agama
BAB IV
DESIGN DAN ANALISA

4.1 Design Perencanaan


Design yang kami gunakan terkait dengan kawasan Perencanaan kami yaitu
menggunakan konsep Daerah Maluku yang mana konsep penggambarannya
menunjukan buah pala dan cengkeh yang merupakan kekayaan alam di wilayah
Maluku . Yang mana pada kawasan perencanaan kami terhampar lahan sawah yang
begitu luas oleh karena itu akan dirancangkan kawasan wisata kuliner dan akulturasi
budaya malangan dan daerah timur . Dalam Hal ini dapat ditunjukan pada gambar-
gambar berikut ini :

4.2 Analisa Perencanaan


BAB V
KESIMPULAN

5.1 Kesimpulan

5.2 Saran

Anda mungkin juga menyukai