Anda di halaman 1dari 3

1.

Berdzikir
Dzikir pagi adalah amalan yang patut digalakkan. Karena selain membuat lebih bersemangat di
pagi hari juga berdampak dimudahkan segala urusan oleh Allah Subhanahu Wata’ala.

Dzikir pagi dibaca saat masuk waktu Subuh hingga matahari terbit. Namun boleh juga dibaca
sampai matahari akan bergeser ke barat. Soal bacaan wirid, ada bermacam-macam pilihan.

Masalah dzikir pagi ini, Allah ta’ala berfirman:

ِ َ‫س ِِّب ُحوهُ بُ ْك َرةً َوأ‬


‫صيال‬ َّ ‫َيا أَيُّ َها ا َّلذِينَ آ َمنُوا اذْ ُك ُروا‬
ً ‫َّللاَ ِذ ْك ًرا َك ِث‬
َ ‫يرا * َو‬
“Hai orang-orang yang beriman, berdzikirlah (dengan menyebut nama) Allah, dzikir yang
sebanyak-banyaknya. Dan bertasbihlah kepada-Nya di waktu pagi dan petang.” [QS. Al-Ahzaab
: 41-42].

Dari Anas Ibnu Mali, Rasulullah bersabda;

‫ص َالةِ ْالغَدَاةِ َحتَّى ت َْطلُ َع‬ َّ َ‫ ” ََل َ ْن أ َ ْقعُدَ َم َع قَ ْوم يَذْ ُك ُرون‬:‫سلَّ َم‬
َ ‫َّللاَ تَعَالَى ِم ْن‬ َ ‫صلَّى هللاُ َعلَ ْي ِه َو‬ َّ ‫سو ُل‬
َ ِ‫َّللا‬ ُ ‫ قَا َل َر‬:َ‫ قَال‬،‫َع ْن أَن َِس ب ِْن َما ِلك‬
‫ب‬ َ ‫ص ِر ِإلَى أَ ْن تَ ْغ ُر‬ ْ
ْ ‫ص َالةِ ال َع‬ َّ َ‫ َو ََل َ ْن أ َ ْقعُدَ َم َع قَ ْوم يَذْ ُك ُرون‬،‫ي ِم ْن أ َ ْن أ َ ْعتِقَ أ َ ْربَ َعةً ِم ْن َولَ ِد ِإ ْس َما ِعيل‬
َ ‫َّللاَ ِم ْن‬ َّ َ‫س أ َ َحبُّ ِإل‬ َّ ‫ال‬
ُ ‫ش ْم‬
ً‫ي َم ْن أَ ْن أَ ْعتِقَ أَ ْربَعَة‬ َ َ
َّ ‫س أ َحبُّ إِل‬ َّ
ُ ‫” الش ْم‬
“Telah bersabda Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam : “Aku duduk bersama orang-orang
yang berdzikir kepada Allah ta’ala mulai shalat Subuh hingga terbit matahari lebih aku senangi
daripada memerdekakan empat orang budak dari anak Ismaa’iil. Dan aku duduk bersama orang-
orang yang berdzikir kepada Allah mulai shalat ‘Ashar hingga tenggelam matahari lebih aku
senangi daripada memerdekakan empat orang budak.” [HR: Abu Daawud, Al-Baihaqiy]
2. Tilawah Al-Qur’an
Tilawah Al-Qur’an, terlebih jika diniati untuk dibaca dengan penuh penghayatan, perenungan
dan kesiapan hati mengikuti dan mengamalkan kandungannya, hal ini akan sangat membantu
fokus otak dan hati untuk lebih siap menyudahi Shubuh dengan kebaikan, ilmu dan spirit iman
yang lebih hidup.

Terlebih waktu Shubuh udara masih bersih, suasana belum bising dan fisik juga masih segar.
Tentu hal tersebut akan memudahkan akal, hati dan emosi lebih cepat merasakan getaran, kesan
dan spirit dari ayat demi ayat yang dibaca.

Bahkan, para penghafal Qur’an, memanfaatkan waktu emas ini sebagai momentum untuk
muroja’ah (mengulang-ulang hafalannya). Andaikata hanya bisa tilawah selembar atau dua
lembar, sebagai langkah awal, ini tentu suatu kemajuan yang harus terus dijaga dan ditingkatkan.

3. Memulai Beraktivitaslah
Rasulullah, tidak menjumpai pagi melainkan bergegas dalam beraktivitas.

Seperti yang Allah firmankan;


‫س ِمي ٌع َع ِلي ٌم‬ ِّ ‫ئ ْال ُمؤْ ِمنِينَ َمقَا ِعدَ ِل ْل ِقت َا ِل َو‬
َ ُ‫َّللا‬ ُ ‫َو ِإ ْذ َغدَ ْوتَ ِم ْن أ َ ْهلِكَ تُبَ ِّ ِو‬
“Dan (ingatlah), ketika kamu berangkat pada pagi hari dari (rumah) keluargamu akan
menempatkan para mukmin pada beberapa tempat untuk berperang.” (QS. Ali Imron [3]: 121).

Jadi, tidak salah jika bangsa Arab mengenal petuah, “Waktu adalah pedang.” Kemudian dalam
bahasa kita dikenal, “Siapa cepat dia dapat.” Dengan kata lain, siapa bergegas dalam beraktivitas
insya Allah dia akan sukses. Sinkron dengan apa yang jamak diketahui orang, “Man jadda
wajada” (Siapa bersungguh-sungguh dia dapat).

Dengan demikian, selesai sholat Subuh, selesai tilawah, jangan rebahkan badan. Tapi bangkit
dan bergeraklah melakukan aktivitas mulia lainnya.

Seperti menyapu rumah, mencuci piring, atau apapun yang pada intinya tubuh bisa bergerak
sehingga lepas dari gelayutan mata yang memaksa diri terus mengangut.

4. Segerakan Mandi
Kebaikan, dalam Islam hukumnya mesti disegerakan, demikian pula halnya dengan mandi di
pagi hari. Andaikata jam keluar rumah terbilang masih siang, menyegerakan mandi pagi jelas
tidak merugikan.

Selain akan memberikan kesegaran lebih dini, waktu untuk melakukan persiapan sebelum
menjalani rutinitas harian di luar rumah, bisa dilakukan lebih awal.

Sehingga mencegah adanya barang tertinggal atau urusan yang terselap, termasuk terhindar dari
berangkat terburu-buru. Dengan begitu, insya Allah, semua urusan akan berjalan sesuai rencana.

Kemudian, dalam tinjauan medis, mandi pagi memberikan banyak keuntungan. Mulai dari
lancarnya peredaran darah, meningkatnya produksi sel darah putih, mengurangi resiko darah
tinggi, serta meningkatkan kesuburan.

5. Beramal
Diriwayatkan sahabat Abu Hurairah dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda;

‫ش ْىء ِمنَ الدُّ ْل َج ِة‬ َّ ‫ َوا ْست َ ِعينُوا بِ ْالغَد َْوةِ َو‬، ‫اربُوا َوأ َ ْبش ُِروا‬
َ ‫الر ْو َح ِة َو‬ َ َ‫ ف‬، ُ‫ َولَ ْن يُشَادَّ ال ِدِّينَ أ َ َحد ٌ إِالَّ َغلَبَه‬، ‫إِ َّن ال ِدِّينَ يُس ٌْر‬
ِ َ‫س ِدِّد ُوا َوق‬
“Sesungguhnya agama itu mudah. Tidak ada seorangpun yang membebani dirinya di luar
kemampuannya kecuali dia akan dikalahkan. Hendaklah kalian melakukan amal dengan
sempurna (tanpa berlebihan dan menganggap remeh). Jika tidak mampu berbuat yang sempurna
(ideal) maka lakukanlah yang mendekatinya. Perhatikanlah ada pahala di balik amal yang selalu
berterusan . Lakukanlah ibadah (secara berterusan) di waktu pagi dan waktu setelah matahari
tergelincir serta beberapa waktu di akhir malam.” [HR. Bukhari no. 39]

6. Shalat Dhuha
Shalat Dhuha merupakan sunnah mu’akkadah, terbukti telah dilakukan oleh Nabi shallallahu
alaihi wa sallam, sebagaimana diriwayatkan Muslim, dari hadits Aisyah radhiallahu anha, dia
berkata;
َّ ‫ َويَ ِزيد ُ َما شَا َء‬، ‫ض َحى أ َ ْربَعًا‬
ُ‫َّللا‬ ُّ ‫ص ِلِّي ال‬
َ ُ‫سلَّ َم ي‬ َّ ‫صلَّى‬
َ ‫َّللاُ َعلَ ْي ِه َو‬ ُ ‫َكانَ َر‬
َّ ‫سو ُل‬
َ ِ‫َّللا‬
“Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam shalat Dhuha sebanyak empat (rakaat), kadang beliau
menambah sesuai keinginannya.”

Dari Abu Dzar, Nabi shallallahu ‘alihi wa sallam bersabda,

‫صدَقَةٌ َوأَ ْم ٌر‬َ ‫يرة‬ َ ‫صدَقَةٌ َو ُك ُّل ت َ ْك ِب‬


َ ‫صدَقَةٌ َو ُك ُّل ت َ ْه ِليلَة‬
َ ‫صدَقَةٌ َو ُك ُّل تَحْ ِميدَة‬
َ ‫صدَقَةٌ فَ ُك ُّل ت َ ْسبِي َحة‬
َ ‫سالَ َمى ِم ْن أ َ َح ِد ُك ْم‬
ُ ‫صبِ ُح َعلَى ُك ِِّل‬
ْ ُ‫ي‬
‫ض َحى‬ ُّ ‫ال‬ ‫م‬ ‫ا‬ ‫م‬ ‫ه‬ ‫ع‬ َ
‫ك‬ ‫ر‬ ‫ي‬ ‫َان‬ ‫ت‬‫ع‬ ْ
‫ك‬ ‫ر‬ ‫ل‬َ ‫ذ‬ ‫ن‬ ْ ‫م‬ ‫ئ‬ ُ ‫ز‬ ‫ي‬ ‫و‬
َ‫ِ َ ْ ُ ِ َ َ َ ْ ٌ َ ِ ُ ِ َ َ َ ُجْ ِ ِ ِكَ َ َ ِ َ ْ ُ ُ َ ِ ن‬ ٌ ‫ة‬ َ ‫ق‬ ‫د‬ ‫ص‬ ‫َر‬
‫ك‬ ْ
‫ن‬ ‫م‬ ْ
‫ال‬ ‫ن‬ ‫ع‬ ‫ى‬ ‫ه‬‫ن‬
َ ‫و‬ ٌ ‫ة‬ َ ‫ق‬ ‫د‬ ‫ص‬ ‫وف‬ ‫ر‬ ‫ع‬ ‫م‬ ْ
‫ال‬ ‫ب‬
“Pada pagi hari diharuskan bagi seluruh persendian di antara kalian untuk bersedekah. Setiap
bacaan tasbih (subhanallah) bisa sebagai sedekah, setiap bacaan tahmid (alhamdulillah) bisa
sebagai sedekah, setiap bacaan tahlil (laa ilaha illallah) bisa sebagai sedekah, dan setiap bacaan
takbir (Allahu akbar) juga bisa sebagai sedekah. Begitu pula amar ma’ruf (mengajak kepada
ketaatan) dan nahi mungkar (melarang dari kemungkaran) adalah sedekah. Ini semua bisa
dicukupi (diganti) dengan melaksanakan shalat Dhuha sebanyak 2 raka’at.”[HR Muslim]

Adalah Ibnul Qayyim Dalam Kitab Zaadul Ma’ad, (4/378) pernah berkata tentang empat hal
yang akan menghampat datanganya rizki;

“Empat hal yang menghambat datangnya rizki: tidur di waktu pagi,sedikit shalat, malas-malasan
dan berkhianat.”

Semoga empat hal yang dimaksud Ibnu Qayyim tidak masuk di antara kita semua. Selamat
menjemput berkah pagi hari.

Anda mungkin juga menyukai