Anda di halaman 1dari 48

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Keluarga merupakan satuan unit terkecil dalam masyarakat, yang
terdiri dari dua atau lebih individu, saling bergantung dan mendukung satu
sama lain untuk memenuhi kebutuhan baik emosional, fisik, ekonomi,
budaya, sosial dari masing-masing anggota (Hanson, 2005). Keluarga juga
merupakan support system utama bagi lansia dalam mempertahankan
kesehatannya. Dalam dan melalui keluargalah siklus kehidupan manusia
terbentuk mulai dari lahir sampai meninggal, dari bayi sampai lanjut usia
dan dari sehat sampai sakit. Setiap siklus atau tahapan perkembangan
keluarga, memiliki tugasnya masing-masing. Menurut Duvall dalam
Friedman (2010), tugas keluarga dalam tahapan lanjut usia adalah
mempertahankan suasana rumah yang menyenangkan; adaptasi dengan
perubahan kehilangan pasangan, kekuatan fisik, dan pendapatan;
mempertahankan keakraban suami-istri dan saling merawat;
mempertahankan hubungan dengan anak dan sosial masyarakat;
melakukan life review dan mempertahankan penataan yang memuaskan.
Proses menua adalah proses yang berlangsung secara alamiah,
terus menerus dan fisiologis dari tahapan perkembangan manusia dan
terjadi pada seluruh organ atau sistem tubuh manusia, sehingga rentan
terjadinya masalah kesehatan. Berdasarkan data Susenas 2016, jumlah
lansia di Indonesia mencapai 22,4 juta jiwa atau 8,69 persen dan tahun
2018 diproyeksikan mencapai 24,7 juta jiwa atau 9, 3 persen dari jumlah
penduduk (www.Depkes.go.id ). Meningkatnya jumlah lansia di Indonesia
membawa dampak positif dan negatif. Berdampak positif apabila
penduduk lansia berada dalam keadaan sehat, aktif, dan produktif.
Sebaliknya berdampak negatif bila penduduk lansia memiliki masalah
kesehatan yang kompleks, penurunan pendapatan, peningkatan disabilitas,
kurangnya dukungan sosial, dan lingkungan yang tidak ramah terhadap
2

lansia. Hal ini tentu akan menjadi beban dan tantangan baik bagi keluarga
maupun bangsa dan negara.
Penyakit terbanyak pada lansia menurut hasil Riskesdas 2013
adalah hipertensi, atritis, stroke, penyakit paru obstruksi menahun, DM,
kanker, penyakit jantung koroner, batu ginjal, gagal jantung, dan gagal
ginjal (www. depkes.go id). Penyakit degeneratif ini tentu menimbulkan
masalah kesehatan pada lansia. Masalah kesehatan pada lansia menurut
Kane dan Ouslander (2013), dikenal dengan sebutan 14 I yaitu immobility,
instability, incontinence, intellectual impairment, infection, impairment of
vision-hearing-taste-smell-communication-convalescence-skin integrity,
impaction, isolation, inanition, impecunity, iatrogenesis, immune
deficiency, dan impotence. Masalah kesehatan ini membutuhkan
penanganan yang komprehensif dan holistik baik bagi tenaga kesehatan
maupun bagi keluarga.
Sesuai dengan tema Hari Lanjut Usia Nasional tahun 2018 pada
tanggal 29 Mei, yaitu Lansia Sejahtera, Masyarakat Bahagia dengan
subtema di bidang kesehatan yakni Lansia Sehat Mandiri Diwujudkan dari
Keluarga Sehat, masyarakat diharapkan mengingat dan menyadari bahwa
“sehat” itu dimulai dari keluarga (www.depkes.go.id). Hal ini sejalan juga
dengan tugas keluarga dalam bidang kesehatan menurut Friedman (2010)
yaitu mengenal masalah kesehatan, memutuskan tindakan yang tepat bagi
keluarga, merawat anggota keluarga yang sakit, memodifikasi lingkungan
keluarga dan menggunakan fasilitas kesehatan. Dengan demikian, peran
keluarga sangat penting dalam menjaga dan memelihara kesehatan
anggotanya terutama dalam tahapan perkembangan lanjut usia.
Perawat keluarga merupakan tenaga profesional kesehatan yang
memberikan asuhan keperawatan kepada keluarga untuk mewujudkan
keluarga sehat dan meningkatkan kemandirian keluarga dalam memelihara
kesehatan. Peran perawat keluarga menurut Mubarak (2010) dalam
Ratnawati (2017) adalah sebagai pendidik, koordinator, pelaksana dan
pengawas perawatan, pengawas kesehatan, konsultan, kolaborator,
advokat, fasilitator, penemu kasus, dan modifikator. Dalam
3

pelaksanaannya, perawat menyesuaikan peran tersebut dengan masalah


kesehatan yang dialami keluarga.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana tugas perkembangan keluarga dengan lansia?
2. Apa sajakah masalah kesehatan yang terjadi pada keluarga dengan
lansia?
3. Bagaimana asuhan keperawatan pada keluarga dengan lansia?

C. Tujuan
1. Tujuan Umum
Mahasiswa memahami konsep asuhan keperawatan pada keluarga
dengan lansia dan menerapkannya dalam tatanan nyata.
2. Tujuan Khusus
a. Mahasiswa mampu menjelaskan tentang pengertian keperawatan
keluarga dengan lansia.
b. Mahasiswa mampu menjelaskan tugas perkembangan keluarga
dengan lansia.
c. Mahasiswa mampu menjelaskan masalah kesehatan pada lansia.
d. Mahasiwa mampu melakukan asuhan keperawatan pada keluarga
dengan lansia.
4

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Konsep Lansia
1. Definisi Lansia
Lansia adalah individu yang berusia di atas 60 tahun, pada
umumnya memiliki tanda-tanda terjadinya penurunan fungsi-fungsi
biologis, psikologis, sosial, dan ekonomi (BKKBN, 1995 dalam Muhith,
2016). Lansia merupakan tahap lanjut dari suatu proses kehidupan dengan
berkurangnya daya tahan tubuh dalam menghadapi ransangan dari dalam
dan luar tubuh.
2. Batasan Lansia
Menurut WHO lanjut usia dikelompokkan menjadi :
a. Usia pertengahan (middle age), kelompok usia 45 sampai 59 tahun
b. Lanjut usia (elderly) : antara 60 dan 74 tahun
c. Lanjut usia tua (old) : antara 75 dan 90 tahun
d. Usia sangat tua (very old) : diatas 90 tahun.
Departemen Kesehatan RI membagi lansia sebagai berikut:
a. Kelompok menjelang usia lanjut (45-54 th) sebagai masa vibrilitas
b. Kelompok usia lanjut (55-64 th) sebagai presenium
c. Kelompok usia lanjut (65 th >) sebagai senium
3. Teori Menua
Teori proses menua dibagi menjadi dua, yaitu teori biologis dan
teori kejiwaan sosial (Sheira,1974 dalam Muhith, 2016). Teori Biologis
terdiri dari teori genetik dan mutasi, teori interaksi selular, teori replikasi
DNA, teori ikatan silang, teori radikal bebas, dan teori kekebalan sendiri.
Sedangkan teori kejiwaan sosial terdiri dari teori aktivitas, teori
kepribadian berlanjut, teori pembebasan, teori subkultural, teori strati kasi
usia, dan teori penyesuaian individu dengan lingkungan.
4. Permasalah yang Terjadi pada Usia Lanjut
a. Penyakit terbanyak pada lansia
5

Berdasarkan hasil Riskesdas 2013, sepuluh penyakit


terbanyak pada lansia adalah hipertensi, atritis, stroke, penyakit paru
obstruksi menahun, diabetes melitus, kanker, penyakit jantung
koroner, batu ginjal, gagal jantung, dan gagal ginjal kronik
(www.depkes.go.id)
b. Masalah kesehatan pada lansia
Menurut Kane dan Ouslander (2013), ada empat belas masalah
kesehatan pada lansia, yaitu :
1) immobility (kurang bergerak)
2) instability (berdiri dan berjalan tidak stabil/ mudah jatuh)
3) incontinence (beser buang air kecil dan buang air besar)
4) intellectual impairment (gangguan intelektual/ demensia)
5) infection (infeksi)
6) impairment of vision and hearing, taste, smell, communication,
convalescence, skin integrity (gangguan pancaindra,
komunikasi, penyembuhan dan kulit)
7) impaction (sulit buang air besar)
8) isolation (depresi)
9) inanition (kurang gizi)
10) impecunity (tidak punya uang)
11) iatrogenesis (menderita penyakit akibat obat-obatan)
12) insomnia (gangguan tidur)
13) immune deficiency (menurunnya daya tahan tubuh)
14) impotence (impotensi)

B. Konsep Keluarga Lanjut Usia


1. Definisi Keluarga
Keluarga adalah kumpulan dua orang atau lebih yang hidup
bersama dengan keterikatan aturan dan emosional dan individu
mempunyai peran masing-masing yang merupakan bagian dari keluarga
(1998).
6

2. Fungsi Keluarga
Fungsi keluarga menurut Friedman (1998) antara lain :
a. Fungsi afektif (the affective function) adalah fungsi keluarga yang
utama untuk mengajarkan segala sesuatu untuk mempersiapkan
anggota keluarga berhubungan dengan orang lain
b. Fungsi sosialisasi dan penempatan sosial (sosialisation and social
placement function) adalah fungsi pengembangan dan tempat melatih
anak untuk berkehidupan sosial sebelum meninggalkan rumah untuk
berhubungan dengan orang lain di luar rumah
c. Fungsi reproduksi (reproductive function) adalah fungsi untuk
mempertahankan generasi menjadi kelangsungan keluarga
d. Fungsi ekonomi (the economic function) adalah untuk memenuhi
kebutuhan keluarga secara ekonomi dan tempat untuk
mengembangkan kemampuan individu meningkatkan penghasilan
untuk memenuhi kebutuhan keluarga
e. Fungsi perawatan atau pemeliharaan kesehatan (the healthly care
function) adalah untuk mempertahankan keadaan kesehatan anggota
keluarga agar tetap memiliki produktivitas tinggi.
3. Tugas Kesehatan Keluarga
Tugas kesehatan keluarga menurut Friedman (1998) yaitu :
a. Mengenal masalah kesehatan
b. Mengambil keputusan
c. Memberi perawatan pada anggota keluarga yang sakit
d. Modifikasi lingkungan
e. Memanfaatkan fasilitas kesehatan masyarakat
4. Tugas Perkembangan Keluarga Usia Lanjut
Tugas perkembangan keluarga usia lanjut merupakan bagian penting
dalam konsep keluarga usia lanjut. Perawat keluarga perlu memahami
setiap tahap perkembangannya (Mubarak, 2006).
a. Mempertahankan pengaturan hidup yang memuaskan
b. Menyesuaikan terhadap pendapatan yang menurun
c. Mempertahankan hubungan perkawinan
7

d. Menyesuaikan diri terhadap kehilangan pasangan


e. Mempertahankan ikatan keluarga antar generasi
f. Mempersiapkan kematian
g. Meneruskan untuk memahami eksistensi mereka (diadaptasi dari
Caeter dan McGoldrik (1988), Duval dan Miller (1985)

C. Keperawatan Keluarga Lanjut Usia


Friedman (1998) menjelaskan bahwa keluarga lanjut usia adalah
keluarga yang di dalamnya terdapat penduduk lanjut usia atau anggota
keluarga seluruhnya berusia usia lanjut, sedangkan asuhan keperawatan
keluarga dengan lansia adalah suatu bentuk pelayanan keperawatan yang
komprehensif yang diberikan kepada lansia dan keluarga dengan tujuan
meningkatkan kesehatan, rehabilitasi kesehatan, memaksimalkan kemampuan
lansia dan keluarga dalam meningkatkan status kesehatan, serta
meminimalkan dampak proses penuaan/gangguan kesehatan yang terjadi pada
lansia dengan pendekatan proses keperawatan keluarga.
Keluarga sebagai unit terkecil dari masyarakat mempunyai andil yang
besar dalam upaya memelihara kesehatn lanjut usia, namun ada kalanya
keluarga tersebut mengalami keterbasaaan pengetahuan kem ampuan dan
kemauan, sehingga memerlukan bantuan dengan orang lain termasuk tenaga
keperawatan. Asuhan keperwatan untuk usia lanjut di rumah akan menjadi
suatu kebutuhan seiring dengan semakin bertambahnya populasi warga lansia
di Indonesia. Keengganan untuk dirawat di rumah sakit oleh karena berbagai
alasan dari lansia sendiri maupun keluarganya, antara lain karena memang
sudah tidak memerlukan perawatan di rumah sakit, tetapi masih
membutuhkan asuhan perawatan di rumah.
Keberhasilan keperawatan di rumah sakit akan menjadi sia-sia jika
tidak dilanjutkan oleh keluarga di rumah. Secara empiris, bahwa kesehatan
anggota keluarga dan kualitas kehidupan keluarga sangat signifikan. Keluarga
menempati posisi antara individu dan masyarakat, sehingga dalam keluarga
upaya kesehatan masyarakat sekaligus dapat terpenuhi.
8

Langkah-langkah dalam perawatan keluarga seperti yang


dikemukakan Friedman (1998) adalah :
1. Mengadakan hubungan kerjasama yang baik dengan keluarga
a. Memulai kontrak
b. Menyampaikan minat untuk membantu keluarga
c. Menyatakan atau menunjukkan kesediaan membantu memenuhi
kebutuhan-kebutuhan kesehatan yang dirasakan klien
d. Mempertahankan komunikasi dua arah dengan keluarga
2. Melaksanakan pengkajian tahap pertama dalam menentukan masalah
kesehatan.
3. Menggolongkan masalah kesehatan dalam:
a. Ancaman kesehatan
b. Tidak sehat/ kurang sehat
c. Keadaan krisis yang dapat diketahui
4. Menentukan sifat dan luasnya kesanggupan keluarga untuk melaksanakan
tugas-tugas kesehatan terhadap masalah kesehatan yang ada pada nomor
3, lalu merumuskan diagnosa keperawatan keluarga.
5. Menentukan masalah sesuai dengan prioritas
a. Mempertimbangkan sifat dari masalah
b. Menilai kemungkinan-kemungkinan untuk mengubah masalah
c. Menilai potensi-potensi menghindari masalah
d. Menilai persepsi keluarga terhadap sifat masalah dalam hal berat dan
mendesaknya sehingga memerlukan tindakan segera.
6. Menentukan masalah yang harus disesuaikan prioritas.
7. Menentukan tujuan yang nyata dan dapat diukur bersama dengan
keluarga.
8. Merencanakan pendekatan-pendekatan, tindakan-tindakan, kriteria, dan
standar untuk evaluasi.
9. Mengimplementasikan rencana keperawatan.
10. Mengevaluasi keberhasilan dari aspek-aspek rencana perawatan yang
telah dilaksanakan.
9

11. Meninjau kembali masalah perawatan dan membuat rumusan baru


mengenai sasaran sesuai dengan evaluasi.
10

BAB III
KASUS SEMU

A. Uraian Kasus
Tn. X dan Ny. Y merupakan pasangan suami istri yang memiliki 4
orang anak dengan anak tertua berusia 60 tahun bernama Tn. K. Tn X dan
Ny. Y masing-masing berusia 80 tahun dan 79 tahun. Saat ini Tn. X dan
Ny. Y tinggal bersama anak tertua (Tn. K) dan ketiga cucunya. Satu tahun
terakhir Tn. X kesulitan untuk melakukan mobilisasi karena lututnya
sering terasa nyeri (utamanya malam hari), bengkak, kemerahan, sulit
digerakkan, kesemutan. Tn. K mengatakan sudah pernah memeriksakan
kondisi Tn. Y ke Puskesmas dan didapatkan hasil kadar asam urat Tn. X
cukup tinggi (10 mg/dL). Setelah dilakukan pemeriksaan pada Tn. X,
sebagai wali pasien Tn. K mengaku sudah diingatkan untuk menghindari
beberapa makanan tinggi purin seperti bayam, daun singkong, kacang-
kacangan, daun melinjo, dan jeroan. Namun, karena dilingkungan Tn. K
sayur yang tersedia hanya sayur-sayur tersebut, jadi Tn. X dan keluarga
memakan sayur yang dilarang tersebut, apalagi daun singkong dan daun
melinjo merupakan makanan faforit Tn. X sejak dulu. Ketika berjalan, Tn.
K mengaku cukup kesulitan karena merasa nyeri, apalagi ketika bangun
pada pagi hari. Tn. K tidak kuat untuk berjalan jauh dan sudah mulai
mengurangi aktifitasnya sejak 1 tahun terakhir. Selain itu, menurut Ny. Y,
keluarganya memiliki riwayat hipertensi. Setiap ada kunjungan pegawai
kesehatan, Ia dan keluarga selalu memiliki tekanan darah yang tinggi. Ny.
Y menuturkan dalam keluarganya sering memasak makanan yang cukup
asin, karena jika tidak asin Tn. X tidak berselara makan. Meskipun Ny. Y
sebenarnya tahu dan sudah dilarang untuk mengurangi konsumsi garam.
Selain itu, Ny. Y dan Tn. K beberapa kali mengeluhkan pegal/kaku di
daerah leher.
11

B. Asuhan Keperawatan
1. Pengkajian
a. Data Keluarga

Nama KK Tn. X Bahasa sehari-hari Jawa

Alamat umah Yankes terdekat, Puskesmas, 2 KM


Tambaksari, Surabaya
dan no. telp jarak
Pekerjaan - Transportasi Sepeda motor

Agama dan -
Islam, Jawa Status kelas sosial
suku
Data Anggota Keluarga
Status
Hub dg Pendidikan Pekerjaan Status Gizi TTV (TD,
Nama Umur JK Suku Imunisasi
KK Terakir saat ini (TB,BB,IMT) N, S, RR)
Dasar
Tn. X Ayah 80 thn L Jawa SD - TB : 158 cm TD : 150/90 Belum
BB : 52 mmHg Lengkap
IMT : 20,82 N : 94
x/mnt
S : 36.5 oC
RR :
22x/mnt
Ny. Y Ibu 79 thn P Jawa SD Petani TB : 157 cm TD : Belum
BB : 54 Kg 150/110 Lengkap
12

IMT : 21,90 mmHg


N : 96
x/mnt
S : 36,7 oC
RR : 22
x/mnt
Lanjutan
Nama Alat Bantu/Protesa Status Kesehatan Saat Ini Riwayat Penyakit/Alergi
Tn. K Kacamata Mengeluh nyeri sendiri, sulit Riwayat Hipertensi, alergi (-)
bergerak
Ny. Y Kacamata Mengeluh tekanan darah tinggi, Riwayat Hipertensi, alergi (-)
kadang leher terasa pegal
13

b. Genogram

Tn. X
Ny. Y
(Px)

Tn. K

Keterangan :

: Perempuan : Meninggal

: Laki-laki : Menikah

: Keguguran : Tinggal bersama

Penjelasan : Tn. X dan Ny. Y tinggal bersama anak pertamanya (Tn. K).
Pengambil keputusan dalam keluarga adalah Tn. X.

c. Tahap dan Riwayat Perkembangan Keluarga


Tahap Perkembangan Keluarga saat ini : Tahap VIII Keluarga dengan
lansia
Tugas perkembangan keluarga : (√) Dapat dijalankan, () Tidak dapat
dijalankan
Bila tidak dijalankan sebutkan : -

d. Struktur Keluarga
Pola Komunikasi : (√) Baik, () Disfungsional
Pola dalam keluarga : (√) Tdk ada masalah, () Ada masalah
14

Nilai/norma keluarga : (√) Tak ada konflik nilai, () Ada konflik


Pengambilan keputusan dalam keluarga : Tn.K, sebagai anak pertama

e. Fungsi Keluarga
Fungsi Afektif : (√) Berfungsi, () Tdk Berfungsi
Fungsi Sosial : (√) Berfungsi, () Tdk berfungsi
Fungsi Ekonomi : (√) Baik, () Kurang baik

f. Pola Koping Keluarga


Mekanisme koping : (√) Efektif, () Tidak efektif
Stressor yang dihadapi keluarga : -

g. Data Penunjang Keluarga


1) Rumah dan Sanitasi Lingkungan
a) Kondisi Rumah
Type rumah : Rumah permanen
Lantai : Keramik
Kepemilikan rumah : Pribadi
b) Ventilasi : (√) Baik (10-15% dari luas tanah), () Tidak
Jendela setiap hari dibuka : () Ya, (√) Tidak
Tidak semua jendela dibuka setiap hari, hanya jendela ruang tamu
yang kadang kala dibuka.
c) Pencahayaan Rumah : (√) Baik, () Tidak
Secara keseluruhan baik, hanya saja bagian sumur dan kamar
mandi terpisah dengan rumah (± 4m) dan penerangannya cukup
redup.
d) Saluran Buang Limbah : () Terbuka, (√) Tertutup
e) Air Bersih
Sumber Air bersih : (√) Sumur, () PAM, () Sungai, () Lain-lain
Sebutkan :-
Kualitas air : Jernih, tidak berbau.
15

f) Jamban memenuhi syarat : (√) Ya, () Tidak


Kepemilikan jamban : Pribadi
Jenis Jamban : Leher angsa
Kondisi : Kurang bersih
Jarak septictank dengan sumber air : ± 9m
g) Tempat Sampah
Kepemilikan tempat sampah : Pribadi
Jenis : Terbuka, berupa tanah yang gali, jika lubang sudah
penuh sampah kemudian dibakar.
h) Rasio luas bangunan rumah dengan jumlah anggota keluarga
(8m2/org) : (√) Ya, () Tidak

i) Denah rumah

WC
Gudang
4m
Su Dapur
mur R.
Makan

Mus Kmr.
hola Tdr
R.
Tengah
Kmr. R.
Tdr Keluarga

R.
Tamu Kmr.
Tdr

Keterangan : Rumah Tn. X terdiri dari 3 kamar tidur, mushola, ruang


tamu, ruang tengh, ruang keluarga, dapur, ruang makan, dan gudang.
Untuk sumur dan kamar mandi terpisah dari rumah dengan jarak 4 m.
16

Di dalam kamar mandi juga belum terdapat pegangan tangan. Setiap


kamar memiliki jendela, jendela besar terletak di ruang tamu.

h. PBHS di Rumah Tangga


1) Jika ada Bunifas, persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan : Ya
2) Jika ada bayi, memberi ASI ekslusif : Ya
3) Jika ada balita, menimbang balita tiap bulan : Ya
4) Menggunakan air bersih untuk makan dan minum : Ya
5) Menggunakan air bersih untuk kebersihan diri : Ya
6) Mencuci tangan dengan air bersih dan sabun : Ya, tapi frekuensinya
masih jarang. Yang pasti jika setelah kembali dari sawah atau tangan
kotor pasti akan cuci tangan.
7) Melakukan pembuangan sampah pada tempatnya : Ya
8) Menjaga lingkungan tampak bersih : Ya
9) Mengkonsumsi lauk pauk tiap hari : Ya
10) Melakukan aktifitas fisik setiap hari : Tidak. Jarang melakukan
aktifitas fisik. Dalam seminggu tidak pasti berolahraga. Terlebih ketika
lututnya terasa nyeri, Tn. K tidak pernah melakukan olahraga, hanya
beberapa kali jalan-jalan pada pagi hari.
11) Tidak merokok didalam rumah : Ya. Dalam keluarga tidak ada yang
merokok.
12) Penggunaan alkohol dan zat aditif : Tidak

i. Kemampuan Dalam Melakukan Tugas Kesehatan Keluarga


1) Adakah perhatian keluarga kepada anggotanya yang menderita sakit:
(√) Ada
() Tidak karena
Penanganan yang biasa diberikan keluarga sebagai wujud perhatian
adalah dengan memberikan obat warung.
2) Apakah keluarga mengetahui masalah kesehatan yang dialami anggota
dalam keluarganya : (√) Ya, () Tidak.
17

Keluarga sudah pernah periksa dan mengetahui bahwa kadar asam urat
Tn. X tinggi, namun keluarga sulit menghindari makanan yang
dilarang untuk dikonsumsi.
3) Apakah keluarga mengetahui penyebab masalah kesehatan yang
dialami anggota dalam keluarganya? : (√) Ya, () Tidak
Keluarga mengatakan sudah diberitahu untuk menghindari kacang-
kacangan dan beberapa sayur seperti daun singkong serta daun
melinjo.
4) Apakah keluarga mengetahui tanda dan gejala masalah kesehatan yang
dialami anggota dalam keluarganya? : (√) Ya, () Tidak
Keluarga mengetahui namun tidak secara spesifik, Tn. X mengatakan
biasanya lututnya akan terasa nyeri dan sulit digerakkan ketika
memakan makanan yang dilarang.
5) Apakah keluarga mengetahui akibat masalah kesehatan yang sedang
dialami anggota keluarga bila tidak diobati/dirawat? : (√) Ya, () Tidak
Tn. X dan Ny. Y mengatakan petugas Puskemas sudah menjelaskan.
6) Pada siapa keluarga dapat menggali informasi tentang masalah
kesehatan yang dialami keluarga? Keluarga mengatakan mendapat
informasi dari petugas Puskesmas terdekat dan tetangga.
7) Keyakinan keluarga tentang masalah kesehatan yang dialami anggota
keluarga : Tn. X dan Ny. Y mengatakan sudah wajar, namanya juga
orang tua jadi wajar mengalami sakit seperti Tn. X sekarang.
8) Apakah keluarga melakukan upaya peningkatan kesehatan yang
dialami anggota keluarganya : () Ya, (√) Tidak
Keluarga tidak tahu bagaimana caranya, hanya kalau misal nyeri sendi
Tn. X sangat sakit akan diperiksa ke Puskesmas.
9) Apakah keluarga mengetahui kebutuhan pengobatan masalah yang
dialami anggota keluarga? : (√) Ya, () Tidak. Selain dengan obat
warung untuk nyeri sendi, keluarga juga membawa Tn. X ke
Puskesmas.
10) Apakah keluarga dapat melakukan cara merawat anggota keluarga
dengan masalah kesehatan yang dialaminya? : (√) Ya, () Tidak. Tn. X
18

hanya mencoba untuk memijat lututnya yang nyeri dengan pelan, dan
bergerak sedikit-sedikit setelah bangun dari tidur. Ny. Y kadang kala
pada malam hari membalurkan minyak gosok untuk mengurangi nyeri.
11) Apakah keluarga dapat melakukan pencegahan masalah kesehatan
yang dialami anggota keluarganya? : () Ya, (√) Tidak
Keluarga masih mengonsumsi makanan yang dilarang untuk
dikonsumsi, misalnya kacang-kacangan, daun singkong, dan daun
melinjo dengan alasan tidak ada sayuran lain. Keluarga pernah
mencoba untuk menanam sayur sendiri namun gagal.
12) Apakah keluarga mampu memelihara atau memodifikasi lingkungan
yang mendukung kesehatan anggota keluarga yang mengalami
masalah kesehatan? : () Ya, (√) Tidak. Tn. X mengalami kesulitan
berjalan, namun keadaan kamar mandi yang berada di luar rumah tidak
diberi penerangan yang terang, jarak kamar Tn. X dengan kamar mandi
juga cukup jauh.
13) Apakah keluarga mampu menggali dan memanfaatkan sumber di
masayarakat untuk mengatasi masalah kesehatan anggota
keluarganya? : (√) Ya, () Tidak. Keluarga memeriksakan diri ke
Puskesmas.
j. Kemandirian Keluarga
Kriteria I II III IV

Menerima petugas puskesmas √

Menerima pelayanan kesehatan sesuai rencana √

Menyatakan masalah kesehatan secara benar √

Memanfaatkan fasilitas kesehatan sesuai anjuran √

Melaksanakan perawatan sederhana sesuai anjuran √

Melaksanakan tindakan pencegahan secara aktif

Melaksanakan tindakan promotif secara aktif


19

k. Pemeriksaan Fisik

Tn. X Ny. Y Tn. X Ny. Y


Nyeri spesifik: Ada - Inkontinensia - sering merasa
ingin BAK,
urin sering
menetes
Lokasi Sendi lutut, jari-jari kaki - Sistem Muskuloskeletal
Tipe Ngilu, seperti ditusuk- - Tonus otot kurang √ √
tusuk jarum
Durasi Seringnya setelah bangun - Paralisis - -
tidur dan malam hari
Intensitas Sering khususnya setelah - Hemiparesis - -
makan makanan yang
dilarang
Status mental: Tidak depresi (Skor Tidak depresi (skor ROM kurang - -
GDS : 1) GDS : 0)
Bingung - - Gangg.Keseimb TUG : 17,8 dtk TUG : 15,3 dtk
Cemas - - Sistem pencernaan:
Disorientasi - - Intake cairan kurang - 1000 cc/hari
Depresi - - Mual/muntah - -
Menarik diri - - Nyeri perut - -
Sistem Kulit kemerahan dan Kulit kuning langsat, Muntah darah - -
integumen: bengkak di bagian jari tidak ada lesi, tidak
20

kaki serta lutut, terasa bengkak.


panas, tidak ada lesi.
Cianosis - - Flatus - -
Akral Dingin - - Distensi abdomen - -
Diaporesis - - Colostomy - -
Jaundice - - Diare - -
Luka - - Konstipasi - -
Mukosa mulut - √ Bising usus - -
kering
Kapiler refil CRT <2 dtk CRT <2 dtk Terpasang Sonde - -
time lebih 2
detik
Sistem RR : 22 x/mnt RR : 22 x/mnt Sistem persyarafan:
Pernafasan
Stridor - - Nyeri kepala - Tengkuk leher
sering pegal
Wheezing - - Pusing - -
Ronchi - - Tremor - -
Akumulasi - - Reflek pupil anisokor - -
sputum
Sistem Paralisis : Lengan kiri/ - -
perkemihan:
Lengan kanan/ Kaki kiri/
21

Kaki kanan
Disuria Anestesi daerah perifer - -
Hematuria Riwayat pengobatan
Frekuensi 9 x/hari 11x/hari Alergi Obat - -
Retensi Jenis obat yang Obat penurun asam Obat penurun
urat tekanan darah
dikonsumsi
tinggi

l. Pemeriksaan Penunjang
Hasil Laboratorium Tn. X Ny. Y
Asam urat 10 mg/Dl 6 mg/dL
Kolesterol 150 mg/dL 200 mg/dL
22

2. Analisis Data
Tanggal Analisa : 27 Oktober 2018
No. Tanggal Data Masalah
1. 27 Oktober DS : Risiko jatuh pada Tn. X
2018 - Tn. X mengatakan (SDKI D.0143)
aktifitasnya terbatas
karena merasakan nyeri di
sendi lutut dan jari kaki
DO :
- Skor TUG : 17,8 (risiko
tinggi jatuh)
- Tn. X berjalan dengan
pelan, membungkuk
sambil memegang lutut
- Usi Tn. X 80 tahun
- Jarak kamar tidur ke
kamar mandi cukup jauh
- Lampu di kamar mandi
kurang terang (redup)
2. 27 Oktober DS : Manajemen kesehatan
2018 - Tn. X tahu jika kadar asam keluarga Tn. X tidak
urat dalam darahnya efektif (SDKI D.0115)
tinggi, tapi tidak tahu cara
apa yang dapat dilakukan
untuk menangani gejala di
rumah.
- Ny. Y mengatakan untuk
mengatasi nyeri Tn. X
pada malam hari biasanya
ia membantu mengoleskan
minyak gosok.
- Tn. X dan Ny. Y
mengatakan meskipun
sudah dilarang untuk
mengonsumsi makanan
yang mengandung purin
(kacang-kacangan, daun
singkong, dll), keluarga
tetap mengonsumsi
makanan tersebut dengan
alasan tidak ada sayuran
23

lain di lingkungan
rumahnya.
- Keluarga Tn. K jarang
melaukan aktifitas
fisik/berolahraga
DO :
- Kadar asam urat Tn. X :
10 mg/dL
- Jari kaki bengkak, merah
24

3. Prioritas Masalah
Dx. No Kriteria Skala Bobot Skor Rasional
Risiko jatuh pada 1 Sifat Masalah Masalah belum terjadi yaitu karena
Tn. X (SDKI Skala : Tn. X yang memiliki gangguan
D.0143)  Tidak/kurang sehat (aktual) 3 2/3 x 1 keseimbangan dan lingkungan yang
 Ancaman kesehatan 2 1 = tidak aman menyebabkan Tn. X
(resiko) 2/3 berisiko jatuh. Tn. X tidak memiliki
 Keadaan sejahtera 1 riwayat jatuh.
(sejahtera)
2 Kemungkinan masalah dapat Karena salah satu penyebab
diubah munculnya diagnosa risiko jatuh
Skala : adalah lingkungan yang tidak aman
 Mudah 2 2/2 x 2 (pencahayaan dan jarak kamar ke
 Sebagian 1 2 = kamar mandi) sehingga masalah
 Tidak dapat 0 2 mudah diubah.
3 Potensial Masalah untuk dicegah Untuk mengatasi gangguan berjalan
Skala : karena nyeri Tn. X dan Ny. Y sudah
 Tinggi berusaha mencari pengobatan
 Cukup 3 2/3 x 1 dengan memeriksanakan Tn. X ke
 Rendah 2 1 = puskesmas, namun untuk
1 2/3 menciptakan lingkungan yang aman
belum diperhatikan.
4 Menonjolnya masalah (dari sudut Tn. X dan Ny. Y mengatakan bahwa
pandang keluarga) kedua sadar jika sudah tua, jadi
25

Skala : memiliki kesulitan berjalan itu wajar


 Masalah berat, harus 2 ½x1 meskipun kadang takut, jadi tidak
segera ditangani = apa-apa. Tn. X dan Ny. Y bisa
 Ada masalah tapi tidak 1 1 ½ berjalan pelan-pelan. Alhamdulillah
perlu ditangani lebih selama ini baik Tn. X dan Ny. Y
dalam belum pernah jatuh.
 Masalah tidak dirasakan 0
Skor total : 3 5/6
Dx. No Kriteria Skala Bobot Skor Rasional
Manajemen 1 Sifat Masalah Masalah sudah terjadi. Tn. X sudah
kesehatan keluarga Skala : pernah berobat untuk memeriksa
Tn. X tidak efektif  Tidak/kurang sehat 3 3/3 x 1 asam urat. Namun, belum mampu
(SDKI D.0115) (aktual) = merawat dengan benar. Tn. X dan
 Ancaman kesehatan (resiko) 2 1 1 Ny. Y sudah tahu dilarang untuk
 Keadaan sejahtera mengonsumsi makanan yang
(sejahtera) 1 mengandung purin, tapi keluarga
tetap mengonsumsinya.
2 Kemungkinan masalah dapat Keluarga kesusahan untuk mengatur
diubah makanan yang sesuai dengan Tn. X
Skala : karena bahan makanan di
 Mudah 2 1/2 x 2 lingkungannya terbatas, namun
 Sebagian 1 2 = keluarga juga pernah mencoba untuk
 Tidak dapat 0 1 menanam sayuran sendiri yang
sesuai untuk Tn. X tetapi gagal.
26

Selain itu, Tn. X dan Ny. Y juga


jarang berolahraga karena tidak
terbiasa. Namun keduanya tetap
berusaha untuk berolahraga
meskipun hanya jalan-jalan sore.
3 Potensial Masalah untuk dicegah Tn. X dan keluarga sudah berinsiatif
Skala : memeriksakan kadar asam urat
 Tinggi 3 2/3 x 1 pasien ke puskesmas. Untuk
 Cukup 2 1 = penanganan gejala penyakit asam
 Rendah 1 2/3 urat, keluarga belum tahu yang benar
bagimana, Ny. Y hanya
mengoleskan minyak gosok untuk
mengurangi nyeri pada sendi lutut.
4 Menonjolnya masalah (dari sudut Ny. Y mengatakan bahwa jika Tn. X
pandang keluarga) tidak merasakan nyeri yang sangat,
Skala : tidak akan diperiksakan karena
 Masalah berat, harus 2 ½x1 dengan diolesi minyak gosok saja
segera ditangani = sudah mendingan. Lagipula menurut
 Ada masalah tapi tidak 1 1 ½ keluarga, mengonsumsi obat-obatan
perlu ditangani lebih dari Puskesmas terlalu banyak juga
dalam tidak baik.
 Masalah tidak dirasakan 0
Skor Total : 3 1/6
27

4. Diagnosa Keperawatan
a. Risiko jatuh pada Tn. X (SDKI D.0143)
b. Manajemen kesehatan keluarga Tn. X tidak efektif (SDKI D.0115)
5. Intervensi Keperawatan

Diagnosa Tujuan Evaluasi


Keperawatan Intervensi
TUM TUK Kriteria Standar

Risiko jatuh Risiko jatuh pada Setelah dilakukan 1. Keluarga mampu  Tidak berjalan Identifikasi Risiko (6610)
pada Tn. X Tn. X dapat tindakan selama 6 mengidentifikasi: lambat karena
(SDKI berkurang atau kali pertemuan a. Cara berjalan 1. Kaji ulang riwayat
sakit (3)
kesehatan masa lalu
D.0143) hilang dalam 2 minggu, Tn. K (0222)  Rentang
keluarga mampu : b. Faktor penuaan (penyakit medis, diagnosa
pergerakan sendi
fisik pada Tn. X keperawatan, dan
cukup luas (3)
1. Keluarga (0113) perawatannya)
mampu 2. Kaji ulang data yang
2. Keluarga  Keluarga aktif
mengenal berpartisipasi aktif didapatkan dari
mencari
masalah dalam pengambilan pengkajian risiko secara
informasi dengan
kesehatan keputusan perawatan rutin :
bertanya kepada
risiko jatuh kesehatan (1606): a. Cara berjalan
perawat (5)
pada Tn. X b. Kemampuan rentang
a. Mencari  Keluarga
2. Keluarga informasi yang garak sendi
melakukan saran
mampu terpercaya c. Tes keseimbangan
dari perawat
berpartisipasi (160603) (Time Up Go Test)
untuk
28

dalam b. Menggunakan menghilangkan 3. Pertimbangkan


mengambil teknik risiko jatuh pada ketersediaan dan kualitas
keputusan penyelesaian Tn. X (5) sumber-sumber yang ada
perawatan masalah untuk (psikologi, finansial,
kesehatan mencapai tingkat pendidikan dan
anaknya (1606) outcame yang keluarga)
3. Keluarga diinginkan Peningkatan Keterlibatan
mampu (160611) keluarga (7110)
melakukan 3. Keluarga mampu  Keluarg
perawatan melakukan 4. Identifikasi kemampuan
menyediakan
untuk perawatan untuk keluarga untuk terlibat
pegangan tangan
mengurangi mengurangi risiko dalam perawatan klien
untuk digunakan
risiko jatuh jatuh 5. Dorong perawatan oleh
Tn. X (5)
4. Keluarga a. Keluarga anggota keluarga :
mampu menunjukkan a. Pengurangan nyeri
memodifikasi perilaku sendi akibat asam urat
lingkungan pencegahan jatuh b. Menyediakan
untuk (1909) lingkungan yang
nyaman dan
mengurangi 4. Keluarga  Memberikan
risiko jatuh menciptakan pencegahan jatuh
penerangan
pada Tn. K lingkungan yang (pencahayaan,
interior
5. Keluarga aman bagi Tn. X pegangan tangan, alas
khususnya sumur
mampu (1910) kaki yang sesuai, dll)
dan kamar mandi
menggunakan Pencegahan Jatuh (6490)
(5)
29

fasilitas  Memberikan 6. Kaji ulang risiko jatuh


kesehatan kemudahan akses bersama klien dan
ke kamar mandi keluarga
bagi Tn. X (5) 7. Identifikasi karakteristik
5. Keluarga memahami  Memanfaatkan dari lingkungan yang
sumber-sumber sumber mungkin meningkatkan
kesehatan (1806) perawatan potensi jatuh :
kesehatan a. pencahayaan kurang
terkemuka, b. Tidak ada pegangan
contohnya klinik, kamar mandi
puskesmas, dll c. Jarak kamar tidur
(5) klien ke kamar mandi
 Memanfaatkan cukup jauh)
sumber 8. Monitor gaya berjalan
perawatan (kecepatan,
darurat, keseimbangan, kelelahan
contohnya IGD dan ambulasi)
Puskesmas (5) 9. Letakkan benda-benda
 Memahami dalam jangkauan yang
pentingnya mudah bagi klien
perawatan tindak 10. Ajarkan klien bagaimana
lanjut (5) jika jatuh, untuk
mengurangi cedera
Manajemen Lingkungan
30

(6480)

11. Ciptakan lingkungan yang


aman bagi klien :
a. Pencahayaan yang
cukup untuk
membantu
penglihatan
b. Kemudahan akses ke
kamar mandi (jarak
kamar tidur dan
kamar mandi tidak
terlalu jauh)
c. Sediakan pegangan
tangan di kamar
mandi
Panduan sistem pelayanan
kesehatan (7400)

12. Jelaskan sistem perawatan


segera
13. Bantu pasien atau
keluarga untuk
berkoordinasi dan
mengkomunikasikan
31

perawatan kesehatan
Manajemen Manajemen Setelah dilakukan 1. Keluarga  Mampu Pengajaran proses penyakit
kesehatan keluarga dalam tindakan selama 6 menanyakan tentang menyebutkan 4 arthritis (5602)
keluarga Tn. X mempertahankan kali pertemuan penyakit asam faktor penyebab
tidak efektif kesehatan dan dalam 2 minggu, urat/arthritis (1831) 1. Kaji tingkat pengetahuan
penyakit asam
(SDKI melakukan keluarga mampu : a. Menanyakan keluarga tentang proses
urat (4) :
D.0115) perawatan pada faktor penyebab penyakit dan
keturunan,
Tn. X menjadi 1. Keluarga (183101) penatalaksanaannya
penyakit DM,
efektif mampu b. Menanyakan 2. Jelaskan mengenai proses
gangguan ginjal
mengenal tanda dan gejala penyakit sesuai kebutuhan
dan hipertensi,
masalah awal penyakit (melakukan penyuluhan)
tingginya
kesehatan asam urat a. Faktor penyebab
konsumsi purin,
dalam keluarga (183103) b. Tanda dan gejala awal
mengonsumsi
2. Keluarga c. Menanyakan serta lanjut
alkohol, obesitas,
mampu manfaat olahraga c. Penatalaksanaan
penggunaan obat-
berpartisipasi teratur pada untuk mengurangi
obatan
dalam pasien asam urat gejala : manajemen
diuretik/analgetik
mengambil (183109) nyeri
dalam waktu
keputusan d. Menanyakan cara d. Penatalaksanaan
lama, usia
perawatan dalam pengelolaan
mengatasi nyeri  Mampu
kesehatan asam urat penyakit : manajemen
menyebutkan 3
anaknya (1606) (183114) diet, manajemen
tanda dan gejala
3. Keluarga e. Menanyakan cara aktifitas (olahraga)
awal asam urat
mampu mengatur pola untuk membantu
(4) : kesemutan
32

memberikan makan yang baik dan line; sendi pengeluaran zat purin
perawatan pada bagi penderita bengkak, 3. Gunakan media
Tn. K asam urat kemerahan, panas, penyuluhan yang menarik
4. Keluarga (183123) nyeri; nyeri utama seperti leaflet, ppt, lembar
mampu pada malam balik
menyediakan hari/saat bangun 4. Memilih dan
lingkungan tidur pagi hari, mengkoordinasikan
yang aman dan nyeri terjadi waktu yang tepat untuk
nyaman bagi berulang-ulang, keluarga saat dilakukan
klien pada penyakit implementasi
5. Keluarga asam urat parah 5. Berikan penjelasan
mampu akan mengurangi pentingnya mengambil
memahami pergerakan sendi; keputusan terhadap
sumber-sumber serangan timbul langkah yang harus
kesehatan secara mendadak diambil ketika keluarga
(1806)  Mampu sakit
menjelaskan Peningkatan Keterlibatan
manfaat olahraga keluarga (7110)
untuk membantu
6. Identifikasi kemampuan
pengeluaran atau
keluarga untuk terlibat
penghancuran zat
dalam perawatan klien
purin (4)
7. Dorong perawatan oleh
 Mampu
anggota keluarga :
menjelaskan 1
a. Pembatasan purin :
33

cara mengatasi Hindari makanan


nyeri akibat yang mengandung
penyakit asam purin yaitu : Jeroan
urat (4) : (jantung, hati, lidah
mengistirahatkan ginjal, usus), sarden,
sendi, kerang, ikan herring,
memberikan udang, kacang-
kompres hangat kacangan, bayam,
dengan campuran daun singkong, daun
jahe, penggunaan melinjo, dll
obat anti b. Minum banyak air
inflamasi (lebih dari 3,5 liter
 Mampu atau 8-10 gelas sehari)
menyebutkan 3 untuk membantu
makanan yang mengeluarkan asam
harus dihindari urat dari tubuh
karena kandungan melalui urin
purin tinggi (4) : c. Olahraga ringan :
Jeroan (jantung, olahraga yang teratur
hati, lidah ginjal, untuk memperbaiki
usus), sarden, kondisi kekuatan dan
kerang, ikan kelenturan sendi serta
herring, udang, memperkecil risiko
kacang-kacangan, terjadinya kerusakan
34

bayam, daun sendi akibat radang


singkong, daun sendi
melinjo Manajemen Nyeri (1400)
2. Keluarga  Keluarga aktif
8. Kaji nyeri secara
berpartisipasi aktif mencari informasi
komprehensif (lokasi,
dalam pengambilan dengan bertanya
karakteristik, frekuensi,
keputusan perawatan kepada perawat
skala)
kesehatan (1606): (5)
9. Pastikan perawatan
a. Mencari  Keluarga
analgesik pada klien
informasi yang melakukan saran
diberikan secara benar
terpercaya dari perawat
10. Dorong klien untuk
(160603) untuk
memonitor nyeri dan
b. Menggunakan menghilangkan
menangani nyeri dengan
teknik risiko jatuh pada
tepat
penyelesaian Tn. X (5)
11. Ajarkan teknik non
masalah untuk farmakologis :
mencapai a. Relaksasi napas dalam
outcame yang b. Kompres hangat, bisa
diinginkan dengan
(160611) dikombinasikan
3. Keluarga mampu  Mengontrol
dengan parutan jahe
memberikan kepatuhan diet :
(kompres jahe)
perawatan pada Tn. memakan
12. Istirahatkan sendi agar
X makanan yang
cepat sembuh dan
35

a. Keluarga disarankan (4) : mengurangi nyeri


bertanya sawi putih, labu, Bantuan Pemeliharaan rumah
bagaimana cara tomat, kentang, (7180)
merawat Tn. X dll
13. Libatkan keluarga dalam
(260902)  Melakukan
memutuskan kebutuhan
kontrol nyeri
pemeliharaan rumah
dengan kompres
seperti penyusunan
hangat parutan
perabotan rumah dan
jahe setiap kali
penataan ruang
Tn. X merasakan
14. Berikan lingkungan yang
nyeri (4)
bersih dan aman bagi Tn.
 Mendorong Tn. X
X dan Ny. Y
untuk melakukan
Panduan sistem pelayanan
olahraga ringan
kesehatan (7400)
tiap 2 kali sehari
(5) 15. Jelaskan sistem perawatan
4. Keluarga  Mengatur ruangan segera
menyediakan agar memudahkan Bantu pasien atau keluarga
lingkungan yang Tn. X ketika untuk berkoordinasi dan
aman bagi Tn. X berjalan tidak mengkomunikasikan
tersandung (5) perawatan kesehatan
5. Keluarga memahami  Memanfaatkan
sumber-sumber sumber perawatan
kesehatan (1806) kesehatan
36

terkemuka,
contohnya klinik,
puskesmas, dll (5)
 Memanfaatkan
sumber perawatan
darurat,
contohnya IGD
Puskesmas (5)
 Memahami
pentingnya
perawatan tindak
lanjut (5)

6. Implementasi dan Evaluasi Formatif


No. Dx. Keperawatan Implementasi Evaluasi
1. Risiko jatuh pada Tn. X 1. Kaji ulang riwayat kesehatan masa lalu S:
(SDKI D.0143) (penyakit medis, diagnosa keperawatan, - Tn. X mengatakan ketika berjalan masih
dan perawatannya) terasa nyeri namun sudah berkurang (2)
2. Kaji ulang data yang didapatkan dari P : Peningkatan kadar asam urat
pengkajian risiko secara rutin : Q : Ngilu, seperti ditusuk jarum
a. Cara berjalan R : Sendi lutut, jari kaki
b. Kemampuan rentang garak sendi S : Skala 4
c. Tes keseimbangan (Time Up Go Test) T : Bangun tidur
37

3. Pertimbangkan ketersediaan dan kualitas - Keluarga mengatakan paham tentang


sumber-sumber yang ada (psikologi, risiko jatuh akibat kondisi asam urat Tn.
finansial, tingkat pendidikan dan keluarga) X (4)
4. Identifikasi kemampuan keluarga untuk - Keluarga mengatakan sekarang akan
terlibat dalam perawatan klien lebih berhati-hati dan memantau terus
5. Dorong perawatan oleh anggota keluarga : aktivitas Tn. X (5)
a. Pengurangan nyeri sendi akibat asam - Keluarga mengatakan paham dan dapat
urat melakukan penangan pertama pada Tn. X
b. Menyediakan lingkungan yang jika terjadi jatuh meskipun belum lancar
nyaman dan pencegahan jatuh (4)
(pencahayaan, pegangan tangan, alas
kaki yang sesuai, dll) O:
6. Kaji ulang risiko jatuh bersama klien dan - TUG Tn. X : 17,6 detik
keluarga - Cara berjalan Tn. X masih membungkuk
7. Identifikasi karakteristik dari lingkungan dan memegang lutut (1)
yang mungkin meningkatkan potensi - Lampu kamar mandi sudah diganti
jatuh : dengan yang lebih terang (5)
a. pencahayaan kurang - Tn. X pindah ke kamar cucunya yang
b. Tidak ada pegangan kamar mandi posisi kamarnya dekat dengan kamar
c. Jarak kamar tidur klien ke kamar mandi (5)
mandi cukup jauh) - Di kamar mandi belum ada pegangan
8. Monitor gaya berjalan (kecepatan, tangan (1)
keseimbangan, kelelahan dan ambulasi)
9. Letakkan benda-benda dalam jangkauan A : Masalah teratasi sebagian
38

yang mudah bagi klien


10. Ajarkan klien bagaimana jika jatuh, untuk P : lanjutkan intervensi : 2, 10, 11c
mengurangi cedera
11. Ciptakan lingkungan yang aman bagi
klien :
a. Pencahayaan yang cukup untuk
membantu penglihatan
b. Kemudahan akses ke kamar mandi
(jarak kamar tidur dan kamar mandi
tidak terlalu jauh)
c. Sediakan pegangan tangan di kamar
mandi
12. Jelaskan sistem perawatan segera
13. Bantu pasien atau keluarga untuk
berkoordinasi dan mengkomunikasikan
perawatan kesehatan
2. Manajemen kesehatan 1. Kaji tingkat pengetahuan keluarga tentang S:-
keluarga Tn. X tidak proses penyakit dan penatalaksanaannya O:
efektif (SDKI D.0115) 2. Jelaskan mengenai proses penyakit sesuai - Pengetahuan keluarga bertambah :
kebutuhan (melakukan penyuluhan)  Keluarga mampu menyebutkan 4
a. Faktor penyebab faktor penyebab arthritis dari 7 faktor
b. Tanda dan gejala awal serta lanjut penyebab (4)
c. Penatalaksanaan untuk mengurangi  Keluarga mampu menyebutkan 3
gejala : manajemen nyeri tanda dan gejala awal serta tanda
39

d. Penatalaksanaan dalam pengelolaan memburuknya penyakit arthritis (4)


penyakit : manajemen diet, manajemen  Keluarga dapat menjelaskan manfaat
aktifitas (olahraga) untuk membantu melakukan olahraga ringan pada Tn.
pengeluaran zat purin X (4)
3. Gunakan media penyuluhan yang menarik  Keluarga dapat menjelaskan cara-
seperti leaflet, ppt, lembar balik cara untuk mengurangi nyeri tanpa
4. Memilih dan mengkoordinasikan waktu obat (4)
yang tepat untuk keluarga saat dilakukan  Keluarga dapat menyebutkan 3 jenis
implementasi makanan yang diperbolehkan dan 3
5. Berikan penjelasan pentingnya mengambil jenis makanan yang dilarang pada
keputusan terhadap langkah yang harus Tn. X (4)
diambil ketika keluarga sakit - Dalam 2 minggu ini keluarga Tn. X
6. Identifikasi kemampuan keluarga untuk pernah sekali memasak daun melinjo
terlibat dalam perawatan klien karena Tn. X sangat ingin memakannya
7. Dorong perawatan oleh anggota keluarga : (3)
a. Pembatasan purin : hindari makanan - Keluarga Tn. X mulai membiasakan
yang mengandung purin yaitu : Jeroan untuk makan makanan yang disarankan,
(jantung, hati, lidah ginjal, usus), dalam 2 minggu ini keluarga sudah
sarden, kerang, ikan herring, udang, mencoba memasak kentang, sawi, dan
kacang-kacangan, bayam, daun labu, keluarga juga mulai menanam sawi,
singkong, daun melinjo, dll labu dan tomat dibelakang rumah untuk
b. Minum banyak air (lebih dari 3,5 liter konsumsi (4)
atau 8-10 gelas sehari) untuk - Setiap terasa nyeri Ny. Y akan
membantu mengeluarkan asam urat memberikan kompres jahe kepada Tn. X
40

dari tubuh melalui urin atau kadang jika tidak ada jahe hanya di
c. Olahraga ringan : olahraga yang kompres hangat dan diolesi minyak
teratur untuk memperbaiki kondisi gosok (4)
kekuatan dan kelenturan sendi serta - Tn. X masih jarang minum, sehari 4-5
memperkecil risiko terjadinya gelas (3)
kerusakan sendi akibat radang sendi
8. Kaji nyeri secara komprehensif (lokasi, A : Masalah teratasi sebagian
karakteristik, frekuensi, skala)
9. Pastikan perawatan analgesik pada klien P : Lanjutkan intervensi : 1, 2d, 7a, 7b, 7c
diberikan secara benar
10. Dorong klien untuk memonitor nyeri dan
menangani nyeri dengan tepat
11. Ajarkan teknik non farmakologis :
a. Relaksasi napas dalam
b. Kompres hangat, bisa dengan
dikombinasikan dengan parutan jahe
(kompres jahe)
12. Istirahatkan sendi agar cepat sembuh dan
mengurangi nyeri
13. Libatkan keluarga dalam memutuskan
kebutuhan pemeliharaan rumah seperti
penyusunan perabotan rumah dan
penataan ruang
14. Berikan lingkungan yang bersih dan aman
41

bagi Tn. X dan Ny. Y


15. Jelaskan sistem perawatan segera
16. Bantu pasien atau keluarga untuk
berkoordinasi dan mengkomunikasikan
perawatan kesehatan

7. Evaluasi Sumatif
No. Dx. Keperawatan Pernyataan Ya Tidak Keterangan
1. Risiko jatuh pada Tn. X 1. Ny. Y dan Tn. K mengatakan √ 1. Keluarga mengatakan sering
(SDKI D.0143) paham terhadap risiko jatuh memerhatikan cara berjalan Tn.
yang bisa dialami Tn. X X, tambah lambat atau tambah
membungkuk
2. Ny. Y dan Tn. K terlibat dalam √ 2. Ny. Y membantu Tn. X dalam
perawatan Tn. XX untuk memenuhi kebutuhannya, seperti
mencegah risiko jatuh membantu berjalan jika tidak ada
pegangan
3. Keluarga sudah menyiapkan √ 3. Keluarga mengatakan sudah
lingkungan yang aman bagi Tn. mengganti lampu sumur dan
X kamar mandi serta menyediakan
pegangan di kamar mandi untuk
Tn. X
4. Keluarga memahami fasilitas √ 4. Keluarga memutuskan akan
kesehatan mana yang dapat langsung membawa Tn. X ke
digunakan
42

puskesmas terdekat bila


mengalami jatuh
2. Manajemen kesehatan 1. Keluarga mengatakan paham √ 1. Keluarga mampu
keluarga Tn. X tidak tentang proses penyakit asam menyebutkan faktor
efektif (SDKI D.0115) urat penyebabm tanda dan gejala,
dan penatalaksanaan yang
benar pada penderita asam
urat (diet tepat, olahraga, dan
manajemen nyeri)
2. Keluarga menanyakan √ 2. Ny. Y bertanya setelah
bagaimana cara merawat dilakukan penyuluhan oleh
penyakit asam urat Tn. X mahasiswa
3. Keluarga mengatakan ingin √ 3. Keluarga mencoba untuk
membantu merawat Tn. X hanya mengonsumsi makanan
yang disarankan, mendorong
Tn. X untuk berolahraga dan
minum yang cukup, ketika
nyeri Ny. Y mengaplikasikan
kompres hangat dengan
parutan jahe pada persendian
Tn. X
4. Keluarga menyiapkan 4. Ny. Y dan menantunya
lingkungan yang aman bagi Tn. √ mengatur barang-barang di
X rumah dengan jarak longgar
agar tidak mengganggu Tn. X
ketika berjalan
5. Keluarga sudah paham untuk √ 5. Keluarga membawa Tn. X ke
berobat jika nyeri terasa sangat puskesmas untuk meminta
43

sakit dan sendi sangat sulit obat yang mengurangi kadar


digerakkan asam urat
44

BAB IV
PENUTUP
A. Simpulan
Keluarga sebagai satuan unit terkecil dalam masyarakat merupakan
support system yang baik dalam pemenuhan kebutuhan dan kesehatan
lansia. Friedman (2010), menjelaskan bahwa keluarga lanjut usia adalah
keluarga yang di dalamnya terdapat penduduk lanjut usia atau anggota
keluarga seluruhnya berusia usia lanjut. Tugas perkembangan pada
keluarga dengan lansia secara garis besar yaitu menyesuaikan perubahan-
perubahan yang terjadi seperti penurunan pendapatan dan keterbatasan
serta tetap membangun hubungan yang baik dalam perkawinan. Selain itu,
bagi keluarga juga hendaknya menyiapkan kehidupan akhir atau kesiapan
terhadap adanya kematian. Masalah kesehatan yang sering dialami lansia
bisa diringkas menjadi 14 “I”, diantaranya immobility, isolation,
impotence, dan insomnia. Semua masalah kesehatan tersebut harus
tertangani dengan baik dengan mempertimbangkan pemenuhan tugas
perkembangan keluarga. Keberhasilan keluarga dalam tugas
perkembangan keluarga dengan lansia dan mengatasi masalah kesehatan
pada lansia akan meningkatkan kualitas hidup lansia. Peran perawat sangat
penting dalam membantu keluarga dengan lansia, terutama untuk
meningkatkan kemandirian keluarga merawat lansia.

B. Saran
Dalam pengkajian keluarga dengan lansia, seringkali kita
mengalami keterbatasan komunikasi karena lansia mengalami gangguan
kognitif maupun penurunan fungsi indra. Sehingga dalam pengkajian
hendaknya dikaji pula kemampuan keluarga untuk berkomunikasi dan
menerima informasi perawatan yang akan kita berikan.
45

Lampiran 1

Hasil perhitungan dengan instrumen GDS dan TUG untuk menilai status mental,
dan keseimbangan.

1) GDS (Geriatric Depressoion Scale)


Nama : Tn. X
Tanggal Pemeriksaan : 24 Oktober 2018

Jawaban
No Pertanyaan
Ya Tdk Hasil
1. Anda puas dengan kehidupan anda saat ini 0 1 0
2. Anda merasa bosan dengan berbagai aktifitas dan 1 0 0
kesenangan
3. Anda merasa bahwa hidup anda hampa / kosong 1 0 0
4. Anda sering merasa bosan 1 0 1
5. Anda memiliki motivasi yang baik sepanjang waktu 0 1 0
8. Anda takut ada sesuatu yang buruk terjadi pada anda 1 0 0
7. Anda lebih merasa bahagia di sepanjang waktu 0 1 0
8. Anda sering merasakan butuh bantuan 1 0 0
9. Anda lebih senang tinggal dirumah daripada keluar 1 0 0
melakukan sesuatu hal
10. Anda merasa memiliki banyak masalah dengan ingatan 1 0 0
anda
11. Anda menemukan bahwa hidup ini sangat luar biasa 0 1 0
12. Anda tidak tertarik dengan jalan hidup anda 1 0 0
13. Anda merasa diri anda sangat energik / bersemangat 0 1 0
14. Anda merasa tidak punya harapan 1 0 0
15. Anda berfikir bahwa orang lain lebih baik dari diri anda 1 0 0
Jumlah

Interpretasi :Jika Diperoleh skore 5 atau lebih, maka diindikasikan depresi


46

Kesimpulan : Jumlah skor klien 1 yang artinya klien tidak mengalami


depresi.

Nama : Ny. Y
Tanggal Pemeriksaan : 24 Oktober 2018

Jawaban
No Pertanyaan
Ya Tdk Hasil
1. Anda puas dengan kehidupan anda saat ini 0 1 0
2. Anda merasa bosan dengan berbagai aktifitas dan 1 0 0
kesenangan
3. Anda merasa bahwa hidup anda hampa / kosong 1 0 0
4. Anda sering merasa bosan 1 0 0
5. Anda memiliki motivasi yang baik sepanjang waktu 0 1 0
8. Anda takut ada sesuatu yang buruk terjadi pada anda 1 0 0
7. Anda lebih merasa bahagia di sepanjang waktu 0 1 0
8. Anda sering merasakan butuh bantuan 1 0 0
9. Anda lebih senang tinggal dirumah daripada keluar 1 0 0
melakukan sesuatu hal
10. Anda merasa memiliki banyak masalah dengan ingatan 1 0 0
anda
11. Anda menemukan bahwa hidup ini sangat luar biasa 0 1 0
12. Anda tidak tertarik dengan jalan hidup anda 1 0 0
13. Anda merasa diri anda sangat energik / bersemangat 0 1 0
14. Anda merasa tidak punya harapan 1 0 0
15. Anda berfikir bahwa orang lain lebih baik dari diri anda 1 0 0
Jumlah

Interpretasi :Jika Diperoleh skore 5 atau lebih, maka diindikasikan depresi


Kesimpulan : Jumlah skor klien 0 yang artinya klien tidak mengalami
depresi.
47

2) TUG (Time Up Go Test)


Nama : Tn. X
Tanggal Pengkajian : 24-26 Oktober 2018
No Tanggal Pemeriksaan Hasil TUG (detik)
1 24 Oktober 2018 17,8 detik
2 25 Oktober 2018 18,1 detik
3 26 Oktober 2018 17,5 detik
Rata-Rata Waktu TUG 17,8 detik
Interpretasi hasil Klien Risiko Tinggi Jatuh
Hasil pengamatan Cara berjalan klien lambat, agak
membungkuk sambil memegang lutut,
punggung agak bungkuk.

Nama : Ny. Y
Tanggal Pengkajia : 24-26 Oktober 2018
No Tanggal Pemeriksaan Hasil TUG (detik)
1 24 Oktober 2018 15,4 detik
2 25 Oktober 2018 14,8 detik
3 26 Oktober 2018 15,7 detik
Rata-Rata Waktu TUG 15,3 detik
Interpretasi hasil Klien Risiko Tinggi Jatuh
Hasil pengamatan Cara berjalan klien lambat, tidak stabil,
agak pincang, punggung agak bungkuk.
48

Anda mungkin juga menyukai