3. Wiwit Andriyani
4. Khalishah Fitriani
Kelas : B3
UNIVERSITAS NASIONAL
JAKARTA 2018
A. Definisi Kesehatan Masyarakat Menurut Para Ahli
Menurut Winslow (1920) seorang ahli kesehatan masyarakat mendefinisikan
kesehatan masyarakat (public health) adalah ilmu dan seni mencegah penyakit,
memperpanjang hidup, dan meningkatkan kesehatan melalui usaha-usaha pengorganisasian
masyarakat untuk:
Menurut Prayitno (1994) dalam pandangan yang sempit mungkin dapat dikatakan
bahwa Ilmu Kesehatan Masyarakat itu adalah ilmu yang mempelajari sehat dan sakit saja,
dan dalam arti yang luas ternyata Ilmu Kesehatan Masyarakat adalah ilmu yang lebih
menitikberatkan penanganan kasus-kasus pada upaya-upaya pencegahan, bukan pada upaya
kuratif, sebab dalam IKM dikenal adanya 5 tahap pencegahan (The Five Level of Prevention)
yang terdiri atas :
Tahun 1888 didirikan Laboratorium kedokteran di Bandung dan tahun 1913 didirikan
sekolah kedokteran yang ke 2 di Surabaya dengan nama NIAS (Nederland Indische Arsten
School). Sampai pada tahun 1927 Stovia berubah menjadi Sekolah Kedokteran, sampai
akhirnya sejak berdirinya Universitas Indonesia sekitar tahun 1947 dimasukan menjadi
Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.
STOVIA dan NIAS mempunyai andil sangat
besar dalam perkembangan kesehatan masyarakat di Indonesia, termasuk ketika mereka ikut
menangani wabah penyakit pes di pulau Jawa dengan memberikan vaksinasi kepada 15 juta
penduduk pulau Jawa dan penyemprotan DTT di rumah-rumah mereka.
Sekitar bulan Nopember tahun 1967, para ahli kesehatan di seluruh Indonesia
mengadakan seminar pertama yang membahas program kesehatan masyarakat terpadu.
Hasilnya, konsep pusat kesehatan masyarakat yang digagas oleh dr. Achmad Dipodilogo
disepakati bersama sebagai upaya program kesehatan terpadu di seluruh negeri, sampai
akhirnya diresmikan oleh pemerintah menjadi Pusat Pelayanan Kesehatan Masyarakat atau
Puskesmas.
b. Pra Reformasi
Waktu terus bergulir, tahun 1997 Indonesia mengalami krisis ekonomi.
Kemiskinan meningkat, kemampuan daya beli masyarakat rendah,
menyebabkan akses ke pelayanan kesehatan renda, kemudian dikembangkan
program kesehatan untuk masyarakat miskin yaitu JPS-BK (Jaring Pengaman
Sosial Bidang Kesehatan).
Tahun 1998 Indonesia mengalami reformasi berbagai bidang termasuk
pemerintahan dan menjadi negara dermokrasi. Tahun 2001 otonomi daerah
mulai dilaksanakan, sehingga dilapangan program-prorgam kesehatan
bernunasa desentralisasi dan sebagai konsekuensi negara demokrasi, program-
program kesehatan juga banyak yang bernuasa ’politis’.
Tahun 2003 JPS-BK kemudian penjadi PKPS-BBM ( Program
Kompensasi Pengurangan Subsidi Bahan Bakar Minyak) Bidang Kesehatan,
tahun 2005 berubah lagi menjadi Askeskin. Pada saat itu juga dikembangkan
Visi Indonesia Sehat Tahun 2010 dengan Paradigma Sehat. Puskesmas dan
Posyandu masih tetap eksis, bahkan Posyandu menjadi andalan ujung tombak
’mobilisasai sosial’ bidang kesehatan.
Dalam era otonomi dan demokrasi menuntut akutanbilitas dan
kemitraan, sehingga berkembang LSM-LSM baik bidang kesehatan, maupun
bukan untuk menuntut akutanbilitas tersebut dalam berbagai bentuk
partisipasi. Sebagai ’partnership’ LSM-LSM tersebut, program kesehatan yang
bertanggung jawab adalah Promosi Kesehatan. Promosi Kesehatan harus
menjadi ujung tombak mewakili program kesehatan secara keseluruhan, baik
sebagai pemasaran-sosial Visi Indonesia Sehat 2010 untuk merubah
paradigma (Paradigma Sehat) petugas kesehatan dan masyarakat.
Tugas lain promosi kesehatan melakukan advokasi, komunikasi
kesehatan dan mobilisasi sosial, baik kepada pihak legislatif, eksekutif
maupun masyarakat itu sendiri. Terutama melalui kemitraan dengan LSM-
LSM tersebut. Dengan kata lain pada era otonomi/desentralisasi saat ini sektor
kesehatan harus diperjuangkan juga secara politik karena sebenarnya saat ini
bidang kesehatan disebut juga sebagai era ’Political Health’, maka peranan
promosi kesehatan sangat menonjol dalam ikut mengakomodasi upaya
tersebut dengan berbagai strategi.
Secara universal perkembangan Kesehatan Masyarakat dibagi menjadi 5
era, dengan dasar pembagian 5 unsur, yaitu unsur jangkuan dengan filosofi
yang dianut dengan titik berat pelayanan, unsur penyelnggaraan pendidikan
dan penelitian pengembangan, seperti pada Tabel 1.1 berikut dibawah ini.
d. Periode 1985-1995
Dibentuklah direktoral peran serta masyarakat, yang diberi tugas
memberdayakan masyarakat. Direktoral PMK berubah menjadi pusat PKM,
yang tugasnya penyebaran informasi, komunikasi, kampanye dan pemasaran
sosial bidang kesehatan. Saat itu pula PKMD menjadi posyandu.