Anda di halaman 1dari 9

TUGAS INDIVIDU II

SEJARAH KESEHATAN MASYARAKAT DAN PERKEMBANGNYA DI


INDONESIA

Disusun Oleh Kelompok I

Nama : 1. Luh Ayu Mas Krisnadewi

2. Siti Mawaddah Minangkabau

3. Wiwit Andriyani

4. Khalishah Fitriani

Kelas : B3

Mata Kuliah : Kesehatan Masyarakat

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

PROGRAM STUDI D IV KEBIDANAN

UNIVERSITAS NASIONAL

JAKARTA 2018
A. Definisi Kesehatan Masyarakat Menurut Para Ahli
Menurut Winslow (1920) seorang ahli kesehatan masyarakat mendefinisikan
kesehatan masyarakat (public health) adalah ilmu dan seni mencegah penyakit,
memperpanjang hidup, dan meningkatkan kesehatan melalui usaha-usaha pengorganisasian
masyarakat untuk:

1. meningkatkan sanitasi lingkungan


2. mengendalikan infeksi menular
3. pendidikan secara individual dalam hal hygiene perorangan
4. mengorganisasikan pelayanan medis dan perawatan untuk tercapainya diagnosis
dini dan terapi pencegahan terhadap penyakit
5. pengembangan sosial kearah adanya jaminan hidup yang layak dalam bidang
kesehatan.

Menurut Prayitno (1994) dalam pandangan yang sempit mungkin dapat dikatakan
bahwa Ilmu Kesehatan Masyarakat itu adalah ilmu yang mempelajari sehat dan sakit saja,
dan dalam arti yang luas ternyata Ilmu Kesehatan Masyarakat adalah ilmu yang lebih
menitikberatkan penanganan kasus-kasus pada upaya-upaya pencegahan, bukan pada upaya
kuratif, sebab dalam IKM dikenal adanya 5 tahap pencegahan (The Five Level of Prevention)
yang terdiri atas :

1. Upaya Promotive (meningkatkan pemahaman kesehatan)


2. Upaya Preventive (miningkatkat upaya pencegahan penyakit)
3. Upaya Protective (meningkatkan perlindungan terhadap penyakit)
4. Upaya Curative (upaya penyembuhan terhadap penyakit)
5. Upaya Rehabilitative (upaya pemulihan)

Menurut American Medical Assosiation (Ikatan Dokter Amerika 1948), ilmu


kesehatan masyarakat adalah ilmu dan seni memelihara, melindungi dan meningkatkan
kesehatan masyarakat melalui usaha-usaha pengorganisasian masyarakat mencakup pula
usaha-usaha masyarakat dalam pengadaan pelayanan kesehatan pencegahan dan
pemberantasan penyakit.
B. Sejarah Singkat Kesehatan Masyarakat Dunia
Perkembangan kesehatan masyarakat tidak terlepas dari sejarah kesehatan
masyarakat, yaitu tidak terlepas dari dua tokoh mitologi Yunani Asclepius atau Aesculapius
dan Higea. Asclepius adalah seorang dokter pertama, yang tampan dan pandai yang telah
melakukan pengobatan bahkan bedah dengan prosedur yang baik. Higea adalah asisten
Asclepius. Ia yang melakukan pencegahan penyakit dengan mengajarkan kepada masyarakat
untuk hidup bersih, melaksanakan hidup seimbang, kebersihan diri, menghindari dari
makanan dan minuman yang kotor dan beracun, makan makanan yang bergizi dan cukup
istirahat.

Keduanya akhirnya menjadi suami istri. Menggabungkan 2 aliran kesehatan yang


berbeda tapi tidak saling bertentangan, saling berhubungan satu sama lain.Aliran Asclepius
cenderung menunggu terjadinya penyakit atau setelah sakit, yaitu melalui pengobatan kuratif.
Sedangkan aliran Higea cenderung melakukan pencegahan penyakit (preventif) serta upaya-
upaya peningkatan (promosi) kesehatan.

C. Sejarah Kesehatan Masyarakat di Indonesia


Sejarah perkembangan kesehatan masyarakat di Indonesia dimulai sejak masa
penjajahan Belanda pada abad ke 16. Pada saat itu kesehatan masyarakat dimulai dengan
upaya pemberantasan penyakit cacar dan kolera yang menyebar di masyarakat. Penyakit
kolera mewabah di Indonesia sekitar tahun 1937, kemudia diikuti oleh wabah cacar pada
tahun 1948 yang awalnya disinyalir datang dari negara Singapura. Atas kejadian tersebut
pemerintah hindia Belanda mulai melakukan upaya-upaya kesehatan masyarakat.


Sebelumnya tahun1807 melalui pemerintahan Gubernur Jenderal Daendels juga sudah


melakukan upaya kesmas dengan langkah penurunan angka kematian bayi, yaitu dengan cara
mendirikan pelatihan dukun bayi sebagai penolong dan perawatan persalinan. Sampai
akhirnya diberikan pelatihan khusus di sekolah dokter Jawa yang didirikan oleh kepala
pelayanan sipil dan militer dr.Bosch. Sekolah ini dikenal juga dengan nama sekolah STOVIA
(School Tot Opleiding Van Indiche Arsten).


Tahun 1888 didirikan Laboratorium kedokteran di Bandung dan tahun 1913 didirikan
sekolah kedokteran yang ke 2 di Surabaya dengan nama NIAS (Nederland Indische Arsten
School). Sampai pada tahun 1927 Stovia berubah menjadi Sekolah Kedokteran, sampai
akhirnya sejak berdirinya Universitas Indonesia sekitar tahun 1947 dimasukan menjadi
Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.
STOVIA dan NIAS mempunyai andil sangat
besar dalam perkembangan kesehatan masyarakat di Indonesia, termasuk ketika mereka ikut
menangani wabah penyakit pes di pulau Jawa dengan memberikan vaksinasi kepada 15 juta
penduduk pulau Jawa dan penyemprotan DTT di rumah-rumah mereka.

Memasuki era kemerdekaan, salah satu tonggak penting perkembangan kesmas di


Indonesia adalah dengan diperkenalkannya Bandung Plan tahun 1951 oleh dr.Y. Leimena dan
dr.Patah. Konsep ini memperkenalkan cara pemulihan sakit (kuratif) dan upaya pencegahan
penyakit (preventif) kepada masyarakat serta lembaga-lembaga kesehatan yang sudah ada.
Hasilnya, pada tahun 1956 dibentuk "Proyek Bekasi" di Lemah Abang sebagai contoh atau
model pelayanan, pelatihan serta pengelolaan program kesehatan masyarakat pedesaan di
Indonesia.

Sekitar bulan Nopember tahun 1967, para ahli kesehatan di seluruh Indonesia
mengadakan seminar pertama yang membahas program kesehatan masyarakat terpadu.
Hasilnya, konsep pusat kesehatan masyarakat yang digagas oleh dr. Achmad Dipodilogo
disepakati bersama sebagai upaya program kesehatan terpadu di seluruh negeri, sampai
akhirnya diresmikan oleh pemerintah menjadi Pusat Pelayanan Kesehatan Masyarakat atau
Puskesmas.

D. Perkembangan Kesehatan Masyarakat di Indonesia


1. Masa Pra Kemerdekaan
Pada tahun 1807 Gubernur Jendral Daendels melakukan pelatihan praktik
persalinan pada para dukun bayi. Pada tahun 1851 didirikan sekolah dokter Jawa di
Batavia yaitu STOVIA. Tahun 1888 di Bandung didirikan Pusat Laboratorium
Kedokteran yang selanjutnya menjadi Lembaga Eykman sekarang. Pada Tahun 1913
didirikan Sekolah Dokter Belanda yaitu NIAS di Surabaya. Tahun 1922 terjadi wabah
Pes, sehingga tahun 1933-1935 diadakan pemberantasan Pes dengan DDT dan
vaksinasi massal.
Hasil penyelidikan Hydric, petugas kesehatan pemerintah waktu itu, penyebab
kesakitan dan kematian yang terjadi di Banyumas adalah kondisi sanitasi, lingkungan
dan perilaku penduduk yang sangat buruk. Hydric kemudian mengembangankan
percontohan dan propaganda kesehatan.
2. Masa Era Kemerdekaan
a. Pra Reformasi
 Masa Orde Lama
Pada tahun 1951 konsep bandung Plan diperkenalkan oleh dr. Y.
Leimena dan dr. Patah, yaitu konsep pelayanan yang menggabungkan
antara pelayanan kuratif dan preventif. Tahun 1956 didirikanlah proyek
Bekasi oleh dr. Y. Sulianti di Lemah Abang, yaitu model pelayanan
kesehatan pedesaan dan pusat pelatihan tenaga. Kemudian didirikan
Health Centre (HC) di 8 lokasi, yaitu di Indrapura (Sumut), Bojong Loa
(Jabar), Salaman (Jateng), Mojosari (Jatim), Kesiman (Bali), Metro
(Lampung), DIY dan Kalimatan Selatan.
Pada tanggal 12 November 1962 Presiden Soekarno
mencanangkan program pemberantasan malaria dan pada tanggal
tersebut menjadi Hari Kesehatan Nasional (HKN).

 Masa Orde Baru


Konsep Bandung Plan terus dikembangkan, tahun 1967
diadakan seminar konsep Puskesmas. Pada tahun 1968 konsep
Puskesmas ditetapkan dalam Rapat Kerja Kesehatan Nasional dengan
disepakatinya bentuk Puskesmas yaitu Tipe A, B & C.
Kegiatan Puskesmas saat itu dikenal dengan istilah ’Basic’. Ada
Basic 7, Basic 13 Health Service yaitu : KIA, KB, Gizi Masyarakat,
Kesling, P3M, PKM, BP, PHN, UKS, UHG, UKJ, Lab, Pencatatan dan
Pelaporan.
Pada tahun 1969, tipe Puskesmas menjadi A & B. Pada tahun
1977 Indonesia ikut menandatangi kesepakatan Visi: ”Health For All By
The Year 2000”, di Alma Ata, negara bekas Federasi Uni Soviet,
pengembangan dari konsep ” Primary Health Care”.
Tahun 1979 Puskesmas tidak ada pen’tipe’an, dan dikembangkan
piranti manajerial Perencanaan dan penilaian Puskesmas yaitu “Micro
Planning” dan Stratifikasi Puskesmas.
Pada tahun 1984 dikembangkan Posyandu, yaitu
pemngembangan dari pos penimbangan dan karang gizi. Posyandu
dengan 5 programnya yaitu, KIA, KB, Gizi, Penangulangan Diare dan
Imunisasi dengan 5 Mejanya (Notoadmodjo, 2005). Pada waktu-waktu
selanjutnya Posyandu bukan saja untuk pelayanan Balita tetpai juga
untuk pelayanan ibu hamil. Bahkanpada waktu-waktu tertentu untuk
promosi dan distribusi Vit.A, Fe, Garam Yodium, dan suplemen gizi
lainnya. Bahkan Posyandun saat ini juga menjadi andalah kegiatan
penggerakan masyarakat (mobilisasi sosial) seperti PIN, Campak, Vit A,
dsb.

b. Pra Reformasi
Waktu terus bergulir, tahun 1997 Indonesia mengalami krisis ekonomi.
Kemiskinan meningkat, kemampuan daya beli masyarakat rendah,
menyebabkan akses ke pelayanan kesehatan renda, kemudian dikembangkan
program kesehatan untuk masyarakat miskin yaitu JPS-BK (Jaring Pengaman
Sosial Bidang Kesehatan).
Tahun 1998 Indonesia mengalami reformasi berbagai bidang termasuk
pemerintahan dan menjadi negara dermokrasi. Tahun 2001 otonomi daerah
mulai dilaksanakan, sehingga dilapangan program-prorgam kesehatan
bernunasa desentralisasi dan sebagai konsekuensi negara demokrasi, program-
program kesehatan juga banyak yang bernuasa ’politis’.
Tahun 2003 JPS-BK kemudian penjadi PKPS-BBM ( Program
Kompensasi Pengurangan Subsidi Bahan Bakar Minyak) Bidang Kesehatan,
tahun 2005 berubah lagi menjadi Askeskin. Pada saat itu juga dikembangkan
Visi Indonesia Sehat Tahun 2010 dengan Paradigma Sehat. Puskesmas dan
Posyandu masih tetap eksis, bahkan Posyandu menjadi andalan ujung tombak
’mobilisasai sosial’ bidang kesehatan.
Dalam era otonomi dan demokrasi menuntut akutanbilitas dan
kemitraan, sehingga berkembang LSM-LSM baik bidang kesehatan, maupun
bukan untuk menuntut akutanbilitas tersebut dalam berbagai bentuk
partisipasi. Sebagai ’partnership’ LSM-LSM tersebut, program kesehatan yang
bertanggung jawab adalah Promosi Kesehatan. Promosi Kesehatan harus
menjadi ujung tombak mewakili program kesehatan secara keseluruhan, baik
sebagai pemasaran-sosial Visi Indonesia Sehat 2010 untuk merubah
paradigma (Paradigma Sehat) petugas kesehatan dan masyarakat.
Tugas lain promosi kesehatan melakukan advokasi, komunikasi
kesehatan dan mobilisasi sosial, baik kepada pihak legislatif, eksekutif
maupun masyarakat itu sendiri. Terutama melalui kemitraan dengan LSM-
LSM tersebut. Dengan kata lain pada era otonomi/desentralisasi saat ini sektor
kesehatan harus diperjuangkan juga secara politik karena sebenarnya saat ini
bidang kesehatan disebut juga sebagai era ’Political Health’, maka peranan
promosi kesehatan sangat menonjol dalam ikut mengakomodasi upaya
tersebut dengan berbagai strategi.
Secara universal perkembangan Kesehatan Masyarakat dibagi menjadi 5
era, dengan dasar pembagian 5 unsur, yaitu unsur jangkuan dengan filosofi
yang dianut dengan titik berat pelayanan, unsur penyelnggaraan pendidikan
dan penelitian pengembangan, seperti pada Tabel 1.1 berikut dibawah ini.

Tabel 1.1 : Era Perkembangan Kesehatan Masyarakat


Unsur Empirical Basic Clinical Public Political
Pengemba- Health Era Science Era Science Era Health Science
ngan < 1850 (1850-1900) (1900-1950) Science Era Era
(1950-1900) >1900
Titik Berat Gejala- Bakteri & Pasien Masyarakat/ Masyarakat
Pelayanan Gejala Penyakit (Penderita) penduduk dan
Penyakit Lingkungan
Kesehatan
Cara Mengikuti Diagnosa Polikinilk/ Kelinik & RS
Penyelang- petunjuk Laboratorium Balai balai Pendidikan
garaan secara Pengobatan Kesehatan dan daerah
Pendidikan mutlak dari sebagai Masyarakat lokasi
pengajar tempat dan praktik
praktik masyakrakjat
sebagai
tempat
praktik
Penelitian Pengalaman Pengembang Pengembang Pengembang Selain
dan Empiris an an Iptek an pengemban
Pengemba- (historical) Laboratorium Kedokteran masyarakat gan Iptek
ngan dan dengan Kedokteran
pengembanga dan masy,
n tolok ukur juga
dan kreteria- dikembanga
kreteria nkan bidang
ilmu yang
lain seperti
ekonomi,
sosial dan
politik.

3. Perkembangan promosi kesehatan di Indonesia


Perkembangan promosi kesehatan tidak terlepas dari perkembangan sejarah
kesehatan masyarakat di Indonesia dan dipengaruhi juga oleh perkembangan
promosi kesehatan international, yaitu secara seremonial di Indonesia dimulai
program pembangunann kesehatan masyarakat desa pada tahun 1975, dan tingkat
internasional deklarasi Alma Ata tahun 1978 tentang Primary Health Care
(Departemen Kesehatan, 1994). Kegiatan PHC tersebut sebagai tonggak sejarah
cikal-bakal promosi kesehatan.
a. Sebelum tahun 1965 (sebelum sampai awal kemerdekaan)
Pada saat itu istilahnya adalah pendidikan kesehatan. Dalam program-
program kesehatan, pendidikan kesehatan hanya sebagai pelengkap pelayanan
kesehatan terutama pada saat terjadi keadaan kritis seperti wabah penyakit,
bencana, dsb. Sasarannya perseorangan, dengan sasaran program lebih
kepada perubahan pengetahuan seseorang.

b. Periode tahun 1965-1975


Pada periode ini mulai perhatiannya kepada masyarakat. Saat itu juga
dimulainya peningkatan professional tenaga melalui program Health
Educational Servise (HES). Tetapi intervensi program masih banyak yang
bersifat individual walau sudah mulai aktif ke masyarakat. Sasaran program
adalah perubahan pengetahuan masyarakat tentang kesehatan.
c. Periode 1975-1985
Istilahnya mulai berubah menjadi penyuluh kesehatan. Saat itu program
UKS di SD diperkenalkannya dokter kecil. Saat itu juga posyandu lahir
sebagai pusat pemberdayaan dan mobilisasi masyarakat. Sasaran program
adalah perubahan perilaku masyarakat tentang kesehatan.

d. Periode 1985-1995
Dibentuklah direktoral peran serta masyarakat, yang diberi tugas
memberdayakan masyarakat. Direktoral PMK berubah menjadi pusat PKM,
yang tugasnya penyebaran informasi, komunikasi, kampanye dan pemasaran
sosial bidang kesehatan. Saat itu pula PKMD menjadi posyandu.

e. Periode 1995 sampai sekarang


Istilah PKM menjadi promosi kesehatan. Promosi kesehatan bukan saja
perubahan perilaku, tetapi perubahan kebijakan atau perubahan menuju
perubahan system atau faktor lingkungan kesehatan. Pada tahun 1997
diadakan konvensi internasional promosi kesehatan dengan tema “Health
Promotion Towards The ‘st Century, Indonesian Policy for The Future”
dengan melahirkan „The Jakarta Declaration‟.

Anda mungkin juga menyukai