Anda di halaman 1dari 7

PROGRAM KERJA

INSTALASI RAWAT JALAN

RSUD MUNYANG KUTE REDELONG


KABUPATEN BENER MERIAH
TAHUN
2017
KATA PENGANTAR

Segala puji syukur kami panjatkan kehadirah ALLAH Swt yang telah melimpahkan
rahmat hidayahnya kepada kami sehingga dapat menyelesaikan Program Tugas ini untuk
meningkatkan mutu pelayanan pada masyarakat Bener Meriah khususnya, masyarakat indonesia
pada umumnya.

Dalam kesempatan ini kami Instalasi Rawat Jalan tak lupa mengucapkan rasa terima
kasih yang sebesar-besarnya kepada seluruh staf RSUD Munyang Kute khususnya kepada ibu
Kasie dan bapak Kabid Keperawatan, tak lupa pula ucapan terima kasih kami kepada Bapak
Kabid Diklat atas pelatihan yang diberikan pada kami untuk melaksanakan Kegiatan Program
Instalasi Rawat Jalan.

Akhirnya kami berharap Semoga Program Tugas ini akan mendapatkan suatu
kepercayaan untuk kami dan seluruh staf RSUD Munyang Kute dan masyarakat Bener Meriah.

Redelong, Oktober 2016


Kepala Instalasi Rawat Jalan

NURPAZRIYATI, Amd.Keb
NIP.19780920 200504 2 003
A. PENDAHULUAN

Instalasi Rawat Jalan atau Poliklinik adalah satu unit pelayanan masyarakat yang bergerak pada
bidang kesehatan. Dalam penyediaan pelayanan tersebut, poliklinik sangat membutuhkan suatu
sistem yang dapat memberikan pelayanan yang bermutu sesuai dengan standar pelayanan yang
berlaku.

Mutu (kualitas) pelayanan kesehatan menurut Wijono (1999) adalah derajat dipenuhinya standar
profesi atau standar operasional prosedur (SOP) dalam pelayanan pasien dan terwujudnya hasil-
hasil outcome seperti yang diharapkan oleh profesi maupun pasien yang meliputi pelayanan,
diagnosa terapi, prosedur atau tindakan penyelesaian masalah klinis. Sedangkan menurut
Giebing (1994), kualitas pelayanan kesehatan adalah tercapainya kriteria keberhasilan pelayanan
yang telah ditentukan. Peningkatan mutu dan Keselamatan Pasien adalah upaya untuk
meningkatkan mutu secara keseluruhan dengan terus menerus mengurangi risiko terhadap pasien
dan staf baik dalam proses klinis maupun lingkungan fisik, demi tercapai keinginan masyarakat
untuk mendapatkan pelayanan yang berkualitas. Selain pelayanan kesehatan yang berkualitas
juga dituntut pelayanan yang menjunjung/berorientasi pada keselamatan pasien. Cross & Blue
dalam Giebing 1994 mengemukakan bahwa kualitas pelayanan kesehatan berhubungan dengan
lima karakteristik proses pelayanan kesehatan yaitu
1) dapat dicapai;
2) diterima masyarakat;
3) komprehensif ,
4) berkesinambungan dan
5) terdokumentasi.
Akreditasi RS merupakan upaya peningkatan mutu pelayanan rumah sakit yang dilakukan
dengan membangun sistem dan budaya mutu. Melalui akreditasi RS diharapkan ada perbaikan
sistem di RS yang meliputi input,process dan product output (meliputi output dan outcome),
sehingga tercapai pelayanan yang berkualitas meliputi safety, satisfaction,
selfcare, anxiety, comfort dan knowledge.

B. LATAR BELAKANG
a. Terjadinya peningkatan kunjungan pasien baru selama 1 tahun terakhir dan jumlah
kunjungan yang semakin meningkat
b. Waktu tunggu pelayanan poliklinik masih dibawah standard
c. Ringkasan pencapaian SPM instalasi rawat inap
C. TUJUAN
a. Tujuan Umum
Meningkatkan mutu dan keselamatan pasien di instalasi rawat jalan
b. Tujuan Khusus
 Meningkatkan mutu pelayanan klinis
 Meningkatkan mutu manajemen
 Meningkatkan pemenuhan sasaran keselamatan pasien
 Tercapainya monitoring/evaluasi pelayanan/asuhan kesehatan pasien
 Tercapainya profesionalisme petugas kesehatan dalam melakukan tindakan
berdasarkan SPO
 Tercapainya kinerja yang tinggi dari staf instalasi rawat jalan

D. KEGIATAN POKOK DAN RINCIAN KEGIATAN


a. Penyusunan indikator mutu unit kerja (SPM/Standar Pelayanan Minimal)
SPM adalah ketentuan tentang jenis dan mutu pelayanan dasar yang merupakan
urusan wajib daerah yang berhak diperoleh setiap warga secara minimal yang
diberikan oleh Badan Layanan Umum kepada masyarakat.
Dalam penyusunan indikator mutu unit kerja mengacu dari SPM yang mengacu pada
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 65 Tahun 2005 tentang pedoman
penyusunan dan penerapan Standar Pelayanan Minimal. Dengan SPM diharapkan
akan menjamin akses dan mutu pelayanan dasar kepada masyarakat secara merata
dan terjangkau. Untuk pelaporan SPM ini dilakukan secara rutin dan di lanjutkan ke
RS lewat TMKPRS.

1. Standar pelayanan minimal yang dilakukan di instalwatlan adalah:


a. Dokter pemberi pelayanan di poliklinik Spesialis
b. Waktu tunggu di rawat jalan
c. Jam buka pelayanan
d. Kepuasan pelanggan
e. Penegakan diagnosa TB melalui pemeriksaan mikroskop TB
f. Terlaksananya kegiatan pencatatan dan pelaporan TB di RS
2. Indikator Mutu Kunci
a. Indikator Mutu Area Klinis
Indikator area klinis mengacu pada indikator mutu 11 area klinis Rumah Sakit yang
dilakukan Instalasi Rawat Jalan, meliputi :
 Assesmen evaluasi pasien
 Kecepatan pengisian assesmen keperawatan dalam rawat inap tidak boleh lebih
dari 24 jam
3. Insiden Keselamatan Pasien
a. Mengidentifikasi Pasien dengan benar, persentase pelaksanaan standar identifikasi
pasien pada pemberian identitas pasien untuk pasien rawat inap.
b. Komunikasi Yang Efektif, kepatuhan prosedur pemberian obat dengan prinsip
READBACK dari Petugas Rawat Inap kepada DPJP ditandatangani dalam waktu
24 jam.
4. Insiden Kecelakaan Kerja
Untuk meningkatkan perhatian, kesejahteraan, keselamatan dan keamanan petugas/staf
dalam bekerja maka dilakukan pencatatan dan pelaporan insiden kecelakaan kerja sesuai
dengan prosedur yang telah ditetapkan tim K3.
5. Penilaian Kinerja Staf
Adalah penilaian Kinerja /performance Appraisal dari masing-masing staf sesuai profesi
pada saat bertugas, dilakukan oleh atasannya atau pejabat yang berwenang dengan
menggunakan pedoman penilaian kinerja.
6. Penilaian Kinerja Unit
Pencatatan dan penilaian kinerja unit dilihat dari :
Jumlah pengunjung dan kunjungan berdasarkan status pasien dan kelas perawatan
E. SASARAN
a. Standar Pelayanan Minimal
b. Indikator Mutu Area Klinis
c. Indikator Mutu Area Manajemen
F. SKEDUL/JADWAL PELAKSANAAN KEGIATAN PROGRAM UNIT KERJA
TERLAMPIR
G. EVALUASI PELAKSANAAN KEGIATAN DAN PELAPORANNYA
Dalam evaluasi pelaksanaan kegiatan ini dilakukan secara berkala, setiap bulan. Data
dikumpulkan melalui sensus harian oleh masing-masing penanggung jawab pengumpul
data diruangan kemudian disetorkan ke instalasi rawat jalan dan dilakukan analisa dan
rencana tindak lanjut yang selanjutnya dilaporkan kepada rumah sakit melalui komite
PMKP.
Monev dilakukan berkala :
- Harian oleh ruangan
- Bulanan (laporan Ka.Ruangan dan Ka.Instalasi)

Sarana yang dipakai dalam monev adalah :

- Laporan langsung ke pengendali mutu dan instalasi (secara teratur maupun insidentil)
- Rapat bulanan Mutu dan staf
H. PENCATATAN, PELAPORAN DAN EVALUASI KEGIATAN
Dilakukan melalui sensus harian indikator mutu dan pelaporan setiap bulan dari
penanggung jawab ruangan kepada instalasi untuk dianalisa dan pembuatan rencana
tindak lanjut oleh tim mutu instalasi rawat jalan dan dilanjutkan kepada Ka.Rumkit
melalui TMKPRS.
Pencatatan pelaporan insiden keselamatan pasien dilakukan pelaporan dan pembuatan
kronologis untuk dilaporkan instalasi rawat jalan dan dilanjutkan ke TMKPRS.
Evaluasi kegiatan dilakukan oleh Ka.Instalasi untuk selanjutnya dilakukan pembuatan
Rencana Tindak Lanjut
I. PENUTUP
Demikian program kerja peningkatan mutu dan keselamatan pasien di isntalasi rawat
jalan sebagai pedoman dalam pelaksanaan peningkatan mutu pelayanan di lingkup
instalasi rawat jalan.

Redelong, Januari 2017

NURFARIATI, Amd.Keb
NIP.19780920 200504 2 003

Anda mungkin juga menyukai