Anda di halaman 1dari 11

BAB I

DEFINISI

A. Bahan Berbahaya dan Beracun (B3)


Menurut Peraturan Pemerintah Republik lndonesia Nomor 74 tahun 2001 adalah bahan
yang karena sifat dan atau konsentrasinya dan atau jumlahnya, baik secara langsung
maupun tidak langsung, dapat mencemarkan dan atiau merusak lingkungan hidup, dan
atau dapat membahayakan lingkungan hidup, kesehatan, kelangsungan hidup manusia
serta makhluk hidup lainnya
B. Pengelolaan B3
Pengelolaan B3 adalah kegiatan yang menghasilkan, mengangkut, mengedarkan,
menyimpan, menggunakan dan atau membuang B3
C. Penyimpanan B3
Penyimpanan B3 adalah teknik kegiatan penempatan B3 untuk menjaga kualitas dan
kuantitas B3 dan atau mencegah dampak negative B3 terhadap lingkungan kesehatan
manusia, dan makhluk hidup lainnya
D. Pengemasan B3
Pengemasan B3 adalah kegiatan mengemas, mengisi atau memasukkan B3 ke dalam
suatu wadah dan atau kemasan, menutup dan atau menyegelnya
E. Simbol B3
Simbol B3 adalah gambar yang menunjukkan klasifikasi B3
F. Label B3
Label B3 adalah uraian singkat yang menunjukkan antara lain klasifikasi dan jenis B3
G. Pengangkutan B3
Pengangkutan B3 adalah kegiatan pemindahan B3 dari suatu tempat ke tempat lain
dengan menggunakan sarana angkutan
H. Limbah B3 (Bahan Berbahaya dan Beracun)
Menurut Peraturan Pemerintah Republik lndonesia Nomor tahun 2014 adalah Bahan
Berbahaya dan Beracun yang selanjutnya disingkat B3 adalah zat, energi, dan/atau
komponen lain yang karena sifat, konsentrasi, dan/atau jumlahnya, baik secara
langsung maupun tidak langsung, dapat mencemarkan dan/atau merusak lingkungan
hidup, dan/atau membahayakan lingkungan hidup, kesehatan, serta kelangsungan
hidup manusia dan makhluk hidup lain. Limbah adalah sisa suatu usaha dan/atau
kegiatan. Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun yang selanjutnya disebut Limbah B3
adalah sisa suatu usaha dan/atau kegiatan yang mengandung B3. Limbah yang
dihasilkan oleh Rumah Sakit yang telah dikategorikan bahan berbahaya dan beracun
oleh Rumah Sakit dan peraturan perundangan yang berlaku berupa padat, cair dan gas
adalah sisa suatu kegiatan di Rumah Sakit yang mengandung bahan berbahaya dan
beracun, yang karena sifat atau konsentrasinya, baik secara langsung atau tak langsung
merusak lingkungan hidup, kesehatan maupun manusia.
I. Limbah Rumah Sakit
Limbah yang dihasilkan oleh Rumah Sakit dari semua kegiatan
rumah sakit baik dalam bentuk padat, cair dan gas
J. MSDS (Material Safety Data Sheet)
Adalah dokumen atau bahan tertulis mengenai suatu bahan kimia berbahaya yang
memberikan informasi mengenai bahaya potensial yang terdapat berdampak kesehatan
dari paparan bahan berbahaya dan beracun, cara penanganan yang selamat (aman)
atas bahan yang digunakan termasuk bahan yang terkandung didalamnya dan iuga cara
penyimpanan bahan kimia tersebut. Tujuan spesifik dari penggunaan MSDS di tempat
kerja adalah untuk menjamin bahwa bahaya bahan kimia dan fisik yang ada di tempat
kerja dan cara penanganannya, hal ini dikeluarkan/diterbitkan oleh pabrikan bahan
berasal
BAB II
RUANG LINGKUP

A. Ruang lingkup manajemen ini adalah panduan menyangkut Pengelolaan Bahan


Berbahaya dan Beracun dan limbahnya bagi pegawai Rumah Sakit
B. Ruang lingkup sarana kerja sebagai tempat pengelolaan bahan berbahaya dan beracun
peralatan dan pekerja yang merupakan unsur dalam melaksanakan kegiatan dengan
menggunakan bahan kimia :
1. ldentifikasi Bahan dan Limbah Bahan Berbahaya Dan Beracun
2. Manajemen Bahan Berbahaya
3. Pelaporan dan investigasi Insiden
4. Penanganan Dan Pembuangan Limbah Berbahaya Dan Beracun Yang Aman Sesuai
Ketentuan
5. Prosedur Darurat Saat Tumpahan atau Paparan
6. Alat Pelindung Diri
7. Instalasi Pengolahan Air Limbah
8. Tempat penampungan sementara (TPS)
9. Pelabelan dan Symbol Bahan Dan Limbah Bahan Berbahaya Dan Beracun
BAB III
TATA LAKSANA

A. ldentifikasi Bahan dan Limbah Bahan Berbahaya Dan Beracun


1. Setiap unit memiliki dan memelihara daftar inventarisasi bahan berbahaya di area
masing-masing dan mengirimkan daftar inventarisasi terkini kepada tim K3 minimal
sebulan sekali (daftar area terlampir)
2. Pemeliharaan terhadap inventarisasi bahan berbahaya dan beracun, penyimpanan,
dan pembuangan, dilakukan oleh Tim K3. Bahan berbahaya dan beracun
diklasifikasikan sesuai dengan kategori dan karakteristiknya.
3. Bahan berbahaya dan beracun akan dilakukan pengelolaan sesuai dengan
karakteristiknya, yaitu dimulai dari eliminasi, substitusi, rekayasa teknik sampai
dengan pembuatan prosedur dan penggunaan alat pelindung diri.
4. Rumah Sakit memelihara MSDS terkini untuk seluruh bahan berbahaya dan beracun
yang tercantum dalam daftar inventarisasi. MSDS juga dapat diakses oleh seluruh
karyawan di tempat kerja mereka.
5. Seluruh wadah bahan dan limbah bahan berbahaya dan beracun ditandai dengan
label dan simbol yang standar, sehingga staf dapat mengidentifikasi bahaya dengan
cepat dan mudah. Staf dilatih untuk mengenali dan membaca label dan simbol bahan
berbahaya dan beracun sebagai bagian dari orientasi dan pendidikan berkelanjutan.
B. Manajemen Bahan Berbahaya
1. Penanganan, penyimpanan, dan penggunaan yang aman
a. Bahan berbahaya dan beracun dibeli dan dipakai oleh tiap unit sesuai
kebutuhan masing-masing. Proses seleksi atas bahan tersebut melibatkan Tim
Kesehatan dan Keselamatan Kerja Rumah Sakit (Tim K3) dan unit pembelian.
b. Rumah Sakit telah menentukan area tempat penyimpanan bahan dan limbah
bahan berbahaya dan beracun, dipelihara sesuai ketentuan yang berlaku untuk
memastikan keselamatan bagi pasien, pengunjung, staf (karyawan), masyarakat,
dan lingkungan
c. Fasilitas penyimpanan dilengkapi dengan kabinet/wadah khusus untuk bahan
mudah terbakar, alat pelindung diri yang memadai, spill kit, dan alat pemadam
api. Bahan berbahaya disimpan jauh dari saluran air untuk mencegah
pencemaran lingkungan. MSDS disimpan di tempat penyimpanan yang dapat
dengan mudah dijangkau. Tempat penyimpanan tersebut harus selalu tertutup
dan diawasi oleh petugas yang berwenang di Tim K3 maupun unit terkait
d. Penyimpanan obat B3 yang disimpan di lemari tersendiri, dipasang tanda hazard
B3 (flammable) dan label/symbol B3. Jarak samping lemari minimal 5 cm.
e. Tim K3 melakukan inspeksi secara teratur (sebulan 2 kali) terhadap area-area
tersebut untuk memastikan pemeliharaan yang memadai.
f. Pengguna bahan berbahaya dan beracun mendapat pelatihan perihal prosedur
penggunaan yang aman dan pengelolaan terhadap bahan berbahaya dan
beracun sesuai potensial melaui suatu program pelatihan.
2. Panduan bahan berbahaya dan beracun berintegrasi dengan standar kontrol lnfeksi
yang berhubungan. Hubungan tersebut dilakukan dengan cara kolaborasi antara
komite Tim K3 dengan lnfection Control Committee (PPI)
3. Manajemen dan prosedur kontrol terhadap bahan kimia, Keselamatan Laboratorium,
dan Keselamatan Radiologi akan dijabarkan lebih lanjut pada Panduan Bahan
Berbahaya RS
C. Pelaporan dan investigasi Insiden
1. Seluruh karyawan dilatih untuk melaporkan insiden bahan berbahaya untuk
keperluan tanggap darurat dan penyelidikan. Prosedur pelaporan insiden telah
ditetapkan dimana karyawan wajib melaporkan setiap insiden yang melibatkan
pasien, pengunjung, dan karyawan. Setiap insiden harus dilaporkan pada saat
kejadian untuk menjamin ketepatan dan kelengkapan informasi.
2. Tim K3 menanggapi dengan menyelidiki insiden, membuat rencana aksi, dan
melaksanakannya sesuai waktu yang telah ditentukan.
3. Manajemen risiko dan Tim K3 meninjau laporan insiden yang masuk, menjamin
terjadinya penyelidikan lebih lanjut, dan memantau pelaksanaan rencana aksi.
4. Tim Kesehatan dan Keselamatan Kerja (Tim K3) menerima laporan insiden secara
teratur dari manajemen Risiko, memantau kecenderungan untuk evaluasi dan
merekomendasikan tambahan rencana aksi.
D. Penanganan Dan Pembuangan Limbah Berbahaya Dan Beracun Yang Aman Sesuai
Ketentuan
1. Terdapat prosedur khusus untuk menyingkirkan limbah bahan berbahaya dan
beracun dari tempat penampungan asalnya oleh lembaga yang berwenang dan
memiliki ijin.
2. Limbah B3/ medis / infeksius, termasuk limbah tajam yang dihasilkan rumah sakit,
diidentifikasi, dipisahkan, dan disimpan diwadah dengan label dan symbol tertentu
yang memadai. Limbah infeksius dikemas menggunakan plastic kuning dengan label
biohazard. Limbah tajam dikemas di dalam wadah khusus berwarna kuning yang
tahan tusukan. Limbah kaca dikemas menggunakan plastic wama kuning yang
transparan. Limbah tersebut kemudian diangkut dengan menggunakan jasa pihak
ketiga yang memiliki ijin ke tempat pemusnahan. Perjanjian dengan Pihak ketiga,
wajib melampirkan syarat-syarat keselamatan sesuai dengan rumah sakit
E. Prosedur Darurat Saat Tumpahan atau Paparan
1. Setiap area yang menggunakan bahan berbahaya dan beracun menyimpan MSDS
dan prosedur darurat yang menjelaskan langkah-langkah terperinci yang harus
dilakukan ketika terjadi tumpahan atau paparan.
2. Untuk tumpahan dengan melakukan penanganan dengan menggunakan spill kit yang
tersedia oleh Tim K3 terkait yang sudah mendapatkan pelatihan dan dibantu petugas
cleaning service dalam pembuangan sisa pembersihan tumpahan. Namun demikian,
jangan lakukan tindakan tersebut jika tidak mengetahui dengan pasti prosedur
penanganannya.
3. Terdapat prosedur darurat yang menjelaskan kewaspadaan khusus, prosedur, dan
alat pelindung diri yang dipakai pada saat terjadi tumpahan atau paparan bahan dan
limbah bahan berbahaya dan beracun.
4. Dalam kondisi terpapar bahan berbahaya dan beracun maka segera lakukan
prosedur sesuai dengan MSDS dari masing-masing bahan berbahaya dan beracun
tersebut, khususnya untuk terpapar di mata maka segera lakukan irigasi mata
dengan menggunakan eye washer dan setelah itu segera ke emergency untuk
pertolongan lebih lanjut.
F. Alat Pelindung Diri
Semua staff dan pekerja yang ada dilingkungan Rumah Sakit harus menggunakan Alat
Pelindung Diri (APD) sesuai bahaya dalam pekerjaannya masing-masing, jenis APD yang
digunakan di Rumah Sakit meliputi : Head Protection, Eye Protection, Ear Protection,
Respiratory Protection, Hand Protection/Gloves, Apron, Foot Protection.
G. Instalasi Pengolahan Air Limbah
lnstalasi Pengolahan Air Limbah adalah instalasi yang berfungsi untuk mengolah air
limbah di Rumah Sakit sehingga tidak menimbulkan dampak yang negatif bagi
lingkungan. Air limbah yang diolah oleh instalasi air limbah (Sewage Treatment Plant
(STP) meliputi:
1. Air Limbah laundry
2. Air Limbah dapur
3. Air Limbah specimen laboratorium
4. Air Limbah kegiatan medis (contoh : darah) dari laboratorium
5. Air Limbah kamar mandi, dan
6. Semua air limbah dari pelayanan rumah sakit, administrasi rumah sakit dan lain-lain
H. Tempat penampungan sementara (TPS)
Tempat Penampungan Sementara terletak di basement 1 Rumah Sakit. Konstruksi
tempat penampungan limbah pada sampah sementara dapat terbuat dari dinding
semen, tertutup dari pintu besi dengan persyaratan sebagai berikut
1. Adanya pemisah/sekat antara limbah B3 dan non B3
2. Tempat penampungan sementara harus kedap air, tertutup dan selalu dalam
keadaan tertutup bila sedang tidak digunakan serta mudah dibersihkan
3. Terletak pada lokasi yang mudah dijangkau kendaraan pengangkut limbah padat
I. Pelabelan dan Symbol Bahan Dan Limbah Bahan Berbahaya Dan Beracun
1. Seluruh bahan dan limbah bahan berbahaya dan beracun diberi label dan symbol
pada wadahnya. Hal itu termasuk juga untuk bahan berbahaya dan beracun yang
dikemas ulang menggunakan wadah yang lebih kecil. Bahan kimia berbahaya diberi
label dan symbol pada setiap kemasannya sebelum didistribusikan untuk digunakan
2. Terdapat dua macam label ukuran kecil untuk botol kecil dan ukuran besar untuk
ukuran gallon. Label dan Symbol ini didapatkan sumbernya di gudang umum namun
penyediaan dan penulisan label berdasarkan sumber bahan berbahaya dan beracun
itu berasal yaitu dari farmasi. Limbah infeksius dikemas menggunakan plastik kuning
dengan label biohazard. Limbah tajam dikemas di dalam wadah khusus berwarna
kuning yang tahan tusukan dengan label biohazard.
BAB IV
DOKUMENTASI

A. Semua hasil kegiatan harus terdokumentasikan dan di simpan di Tim K3


B. Setiap Tim K3 kerja mempunyai inventaris bahan dan limbah bahan berbahaya dan
beracun sesuai Tim K3 kerja masing-masing berikut MSDS
C. Formulir Laporan Tumpahan Bahan Beracun Berbahaya (B3) bila terjadi tumpahan atau
paparan dilaporkan ke risk management dan TIM K3
A. Simbol dan label B3
B. Formulir Laporan Tumpahan Bahan Beracun Berbahaya (B3)

FORMULIR LAPORAN PENANGANAN TUMPAHAN


BAHAN BERACUN BERBAHAYA (B3) & INFEKSIUS
RAHASIA, TIDAK BOLEH DI COPY, DILAPORKAN MAKSIMAL 2X24 JAM

1. DATA PELAPOR

Nama : _______________________________________________

Umur : _______________________________________________

Jenis Kelamin : _______________________________________________

Bagian/Unit : _______________________________________________

2. RINCIAN KEJADIAN

Tanggal : ___________________________ Jam : _____________

Lokasi Kejadian : _______________________________________________

Jenis Tumpahan : _______________________________________________

Apakah Tumpahan Mengenai Seseorang*:

Ya Tidak

Pembuat Laporan Penerima Laporan

Paraf Paraf

Tanggal Lapor Tanggal Terima

*) Jika pilihan ͞YA͟ maka pelapor melampirkan kejadian menggunakan Formulir Berita Acara
Kronologis
C. Daftar Inventarisasi Bahan Berbahaya dan Beracun (B3)

MSDS
NO NAMA BAHAN LOKASI/UNIT BAHAYA
YA TIDAK

Anda mungkin juga menyukai