Anda di halaman 1dari 24

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA Tn.

L DENGAN
ANEMIA DI DESA PALA PULAU KECAMATAN PUTUSSIBAU UTARA
KABUPATEN KAPUAS HULU

DOSEN PEMBIMBING
Ns. VALENTINA DWI TINA HENDRY, S.Kep

DISUSUN OLEH:
ETY FARIDA
NIM. 2018K

YAYASAN PENDIDIKAN SANTO HIERONYMUS


AKADEMI KEPERAWATAN DHARMA INSAN
PONTIANAK
2018
BAB I
TINJAUAN TEORI KELUARGA

A. Pengertian Keluarga.
Adalah unit terkecil dari masayarakat yang terdiri atas kepala keluarga dan
beberapa orang yang berkumpul dan tinggal di suatu tempat di bawah suatu atap
dalam keadaan saling ketergantungan (Setiadi,2008).
Keluarga adalah dua atau tiga individu yang tergabung karena hubungan
darah, hubungan perkawinan atau pengangkatan dan mereka hidup dalam suatu
rumah tangga, berinteraksi satu sama lain, dan di dalam peranannya masing-masing,
menciptakan serta mempertahankan kebudayaan (Bailon dan ( Maglaya, 1989 dalam
Setiadi,2008).
Keluarga adalah sekumpulan orang yang dihubungkan oleh ikatan perkawinan,
adopsi, kelahiran yang bertujuan menciptakan dan mempertahankan budaya yang
umum, meningkatkan perkembangan fisik, mental, emosional dan social diri tiap
anggota keluarga (Duval dan logan, 1986 dalam Setiadi,2008).

Dari tiga difinisi diatas penulis dapat menarik kesimpulan bahwa keluarga adalah :
1. Unit terkecil dari masyarakat.
2. Terdiri atas dua orang atau lebih.
3. Adanya ikatan perkawinan dan pertalian darah.
4. Hidup dalam satu rumah tangga.
5. Di bawah asuhan seseorang kepala rumah tangga.
6. Berinteraksi diantara sesama anggota keluarga.
7. Setiap anggota keluarga mempunyai peran masing-masing.
8. Menciptakan, mempertahankan suatu kebudayaan.

B. Bentuk - bentuk Keluarga.


Dalam (Sri Setyowati, 2007) tipe keluarga dibagi menjadi dua macam yaitu :
1. Keluarga Tradisional.
a. Keluarga Inti ( Nuclear Family ) , adalah keluarga yang terdiri dari
ayah, ibu dan anak-anak.
b. Keluarga Besar ( Exstended Family ), adalah keluarga inti di tambah
dengan sanak saudara, misalnya nenek, keponakan, saudara sepupu,
paman, bibi dan sebagainya.
c. Keluarga “Dyad” yaitu suatu rumah tangga yang terdiri dari suami dan
istri tanpa anak.
d. “Single Parent” yaitu suatu rumah tangga yang terdiri dari satu orang
tua (ayah/ibu) dengan anak (kandung/angkat). Kondisi ini dapat
disebabkan oleh perceraian atau kematian.
e. “Single Adult” yaitu suatu rumah tangga yang hanya terdiri seorang
dewasa (misalnya seorang yang telah dewasa kemudian tinggal kost
untuk bekerja atau kuliah)

2. Keluarga Non Tradisional.


a. The Unmarriedteenege mather.
Keluarga yang terdiri dari orang tua (terutama ibu) dengan anak dari
hubungan tanpa nikah.
b. The Stepparent Family.
Keluarga dengan orang tua tiri..
c. Commune Family.
Beberapa pasangan keluarga (dengan anaknya) yang tidak ada
hubungan saudara hidup bersama dalam satu rumah, sumber dan
fasilitas yang sama, pengalaman yang sama : sosialisasi anak dengan
melelui aktivitas kelompok atau membesarkan anak bersama.
d. The Non Marital Heterosexual Conhibitang Family.
e. Keluarga yang hidup bersama dan berganti – ganti pasangan tanpa
melelui pernikahan.
1) Gay And Lesbian Family.
Seseorang yang mempunyai persamaan sex hidup bersama
sebagaimana suami – istri (marital partners).
2) Cohibiting Couple.
Orang dewasa yang hidup bersama diluar ikatan perkawinan
karena beberapa alas an tertentu.
3) Group-Marriage Family.
Beberapa orang dewasa menggunakan alat – alat rumah tangga
bersama yang saling merasa sudah menikah, berbagi sesuatu
termasuk sexual dan membesarkan anaknya.
4) Group Network Family.
Keluarga inti yang dibatasi aturan atau nilai – nilai, hidup
bersama atau berdekatan satu sama lainnya dan saling
menggunakan barang – barang rumah tangga bersama,
pelayanan dan tanggung jawab membesarkan anaknya.
5) Foster Family.
6) Keluarga menerima anak yang tidak ada hubungan keluarga
atau saudara didalam waktu sementara, pada saat orang tua anak
tersebut perlu mendapatkan bantuan untuk menyatukan kembali
keluarga yang aslinya.
7) Homeless Family.
Keluarga yang terbentuk dan tidak mempunyai perlindungan
yang permanent karena krisis personal yang dihubungkan
dengan keadaan ekonomi dan atau problem kesehatan mental.
8) Gang.
Sebuah bentuk keluarga yang destruktif dari orang- orang muda
yang mencari ikatan emosional dan keluarga yang mempunyai
perhatian tetapi berkembang dalam kekerasan dan criminal
dalam kehidupannya.

3. Struktur Keluarga
Dalam (Setiadi,2008), struktur keluarga terdiri dari bermacam-macam, diantarannya
adalah :
a. Patrilineal : adalah keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara sedarah dalam
beberapa generasi, dimana hubungan itu disusun melalui jalur garis ayah.
b. Matrilineal : adalah keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara sedarah dalam
beberapa generasi di mana hubungan itu disusun melalui jalur garis ibu.
c. Matrilokal : adalah sepasang suami istri yang tingga bersama keluarga sedarah istri.
d. Patrilokal : adalah sepasang suami istri yang tingga bersama keluarga sedarah suami.
e. Keluarga kawinan : adalah hubungan suami istri sebagai dasar bagi pembina
keluarga, dan beberapa sanak saudara yang menjadi bagian keluarga karena adanya
hubungan dengan suami atau istri.
4. Fungsi keluarga
Dalam (Setiadi,2008) fungsi keluarga adalah beberapa fungsi yang dapat dijalankan
keluarga sebagai berikut :
a. Fungsi Biologis
1) Untuk meneruskan keturunan.
2) Memelihara dan membesarkan anak.
3) Memenuhi kebutuhan gizi keluarga
4) Memelihara dan merawat anggota keluarga
b. Fungsi Psikologis
1) Memberikan kasih sayang dan rasa aman.
2) Memberikan perhatian diantara anggota keluarga.
3) Membina pendewasaan kepribadian anggota keluarga.
4) Memberikan identitas keluarga.
c. Fungsi sosialisasi
1) Membina sosial pada anak.
2) Membentuk norma-norma tingkah laku sesuai dengan tingkat perkembangan anak.
3) Menaruh nilai-nilai budaya keluarga.
d. Fungsi Ekonomi
1) Mencari sumber – sumber penghasilan untuk memenuhi kebutuhankeluarga.
2) Pengaturan penggunaan penghasilan keluarga untuk memenuhi kebutuhan keluarga.
3) Menabung untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan keluarga di masa yang akan
datang, misalnya pendidikan anak-anak, jaminan hari tua dan sebagainya.
e. Fungsi pendidikan
1) Menyekolahkan anak untuk memberikan pengetahuan, ketrampilan dan membentuk
perilaku anak sesuai dengan bakat dan minat yang dimiliki.
2) Mempersiapkan anak untuk kehidupan dewasa yang akan datang dalam memenuhi
peranannya sebagai orang dewasa.
3) Mendidik anak sesuai dengan tingkat-tingkat perkembangannya.
Menurut Effendy, (1998) dalam (Setiadi,2008) dari berbagai fungsi diatas ada 3 fungsi
pokok keluarga terhadap anggota keluarganya, adalah :
a) Asih adalah memberikan kasih sayang, perhatian, rasa aman, kehangatan kepada
anggota keluarga sehingga memungkinkan mereka tumbuh dan berkembang sesuai
usia dan kebutuhannya.
b) Asuh adalah memenuhi kebutuhan pemeliharaan dan perawatan anak agar
kesehatannya selalu terpelihara, sehingga diharapkan menjadikan mereka anak-anak
yang sehat baik fisik, mental, sosila dan spiritual.
c) Asah adalah memenuhi kebutuhan pendidikan anak, sehingga siap menjadi manusia
dewasa yang mendiri dalam mempersiapkan masa depannya.

5. Tugas Kesehatan Menurut Friedman (1998), dalam (Murwani, 2007) yaitu :


a. Mengenal masalah kesehatan.
b. Membuat keputusan tindakan kesehatan yang tepat.
c. Memberi perawatan pada anggota keluarga yang sakit.
d. Mempertahankan/menciptakan suasana rumah sehat.
e. Mempertahankan hubungan dengan menggunakan fasilitas kesehatan masyarakat.

6. Peran Keluarga
Dalam (Setiadi, 2008), peranan keluarga menggambarkan seperangkat perilaku
interpersonal, sifat, kegiatan yang berhubungan dengan individu dalam posisi dan situasi
tertentu. Berbagai peranan yang terdapat di dalam keluarga adalah sebagai berikut :
a. Peranan ayah : ayah sebagai suami dan istri dan anak-anak, berperan sebagai pencari
nafkah, pendidik, pelindung dan pemberi rasa aman, sebagai kepala keluarga, sebagai
anggota dari kelompok sosialnya serta sebagai anggota masyarakat dari lingkunmgan.
b. Peranan ibu : sebagai istri dan ibu dari anak-anaknya, ibu mempunyai peranan untuk
mengurus rumah tangga, sebagai pengasuh dan pendidik anak-anaknya, pelindung
dan sebagai salah satu kelompok dari peranan sosialnya serta sebagai anggota
masyarakat dari lingkungannya, disamping itu juga ibu dapat berperan sebagai
pencari nafkah tambahan dalam keluarga.
c. Peranan anak : anak- anak melaksanakan peranan psiko-sosial sesuai dengan tingkat
perkembangannya baik fisik, mental, sosial dan spriritual.
7. Tahap Perkembangan Keluarga
Menurut Duval (1985) dalam (Setiadi,2008), membagi keluarga dalam 8 tahap
perkembangan, yaitu:
a. Keluarga Baru (Berganning Family)
Pasangan baru menikah yang belum mempunyai anak. Tugas perkembangan keluarga
tahap ini antara lain adalah :
1) Membina hubungan intim yang memuaskan.
2) Menetapkan tujuan bersama.
3) Membina hubungan dengan keluarga lain, teman dan kelompok social.
4) Mendiskusikan rencana memiliki anak atau KB.
5) Persiapan menjadi orang tua.
6) Memehami prenatal care (pengertisn kehamilan, persalinan dan menjadi orang tua).
b. Keluarga dengan anak pertama < 30 bulan (Child Bearing).
Masa ini merupakan transisi menjadi orang tua yang akan menimbulkan krisis keluarga.
Studi klasik Le Master (1957) dari 46 orang tua dinyatakan 17 % tidak bermasalah
selebihnya bermasalah dalam hal :
1) Suami merasa diabaikan.
2) Peningkatan perselisihan dan argument.
3) Interupsi dalam jadwal kontinu.
4) Kehidupan seksusl dan social terganggu dan menurun.
Tugas perkembangan keluarga tahap ini antara lain adalah :
a) Adaptasi perubahan anggota keluarga (peran, interaksi, seksual dan kegiatan).
b) Mempertahankan hubungan yang memuaskan dengan pasangan.
c) Membagi peran dan tanggung jawab (bagaimana peran orang tua terhadap bayi
dengan memberi sentuhan dan kehangatan).
d) Bimbingan orang tua tentang pertumbuhan dan perkembangan anak.
e) Konseling KB post partum 6 minggu.
f) Menata ruang untuk anak.
g) Biaya / dana Child Bearing.
h) Memfasilitasi role learning angggota keluarga.
i) Mengadakan kebiasaan keagamaan secara rutin.
c. Keluarga dengan Anak Pra Sekolah
Tugas perkembangannya adalah menyesuaikan pada kebutuhan pada anak pra sekolah
(sesuai dengan tumbuh kembang, proses belajar dan kotak sosial) dan merencanakan
kelahiran berikutnya. Tugas perkembangan keluarga pada saat ini adalah :
1) Pemenuhan kebutuhan anggota keluarga.
2) Membantu anak bersosialisasi.
3) Beradaptasi dengan anak baru lahir, anakl yang lain j uga terpenuhi.
4) Mempertahankan hubungan di dalam maupun di luar keluarga.
5) Pembagian waktu, individu, pasangan dan anak.
6) Merencanakan kegiatan dan waktu stimulasi tumbuh dan kembang anak.
d. Keluarga dengan Anak Usia Sekolah (6 – 13 tahun)
Tugas perkembangan kel uarga pada saat ini adalah :
1) Membantu sosialisasi anak terhadap lingkungan luar rumah, sekolah dan
lingkungan lebih luas.
2) Mendoprong anak untuk mencapai pengembangan daya intelektual.
3) Menyediakan aktivitas untuk anak.
4) Menyesuaikan pada aktivitas komuniti dengan mengikut sertakan anak.
5) Memenuhi kebutuhan yang meningkat termasuk biaya kehidupan dan kesehatan
anggota keluarga.
e. Keluarga dengan Anak Remaj a (13-20 tahun).
Tugas perkembangan kel uarga pada say ini adalah :
1) Pengembangan terhadap remaja (memberikan kebebasan yang seimbang dan
brertanggung jawab mengingat remaja adalah seorang yang dewasa muda dan mulai
memiliki otonomi).
2) Memelihara komunikasi terbuka (cegah gep komunikasi).
3) Memelihara hubungan intim dalam keluarga.
4) Mempersiapkan perubahan system peran dan peraturan anggota keluarga untuk
memenuhi kebutuhan tumbuh kembang anggota keluarga.
f. Keluarga dengan Anak Dewasa (anak 1 meninggalkan rumah).
Tugas perkembangan keluarga mempersiapkan anak untuk hidup mandiri dan
menerim,a kepergian anaknya, menata kembali fasilitas dan sumber yang ada dalam
keluarga, berperan sebagai suami istri, kakek dan nenek. Tugas perkembangan keluarga
pada saat ini adalh :
1) Memperluas keluarga inti menjadi keluarga besar.
2) Mempertahankan keinti man.
3) Menbantu anak untuk mandiri sebagai keluarga baru di masyarakat.
4) Mempersiapkan anak untuk hidup mandiri dan menerima kepergian anaknya.
5) Menata kembali fasilitas dan sumber yang ada pada keluarga.
6) Berperan suami – istri kakek dan nenek.
7) Menciptakan lingkungan rumah yang dapat menjadi contoh bagi anak – anaknya.
g. Keluarga Usia Pertengahan (Midle Age Family).
Tugas perkembangan kel uarga pada saat ini adalah :
1) Mempunyai lebih banyak waktu dan kebebasan dalam mengolah minat social dan
waktu santai.
2) Memuluhkan hubungan antara generasi muda tua.
3) Keakrapan dengan pasangan.
4) Memelihara hubungan/kontak dengan anak dan keluarga.
5) Persiapan masa tua/ pension.
h. Keluarga Lanjut Usia.
Tugas perkembangan kel uarga pada saat ini adalah :
1) Penyesuaian tahap masa pension dengan cara merubah cara hidup.
2) Menerima kematian pasangan, kawan dan mempersiapkan kematian.
3) Mempertahankan keakraban pasangan dan saling merawat.
4) Melakukan life review masa lalu.

B. Peran Perawat memberikan Asuhan Keperawatan Kesehatan Keluarga.


Dalam (Setiadi,2008), memberikan asuhan keperawatan kesehatan keluarga ada
beberapa peranan yang dapat dilakukan oleh perawat antara lain :
a. Pemberian Asuhan Keperwatan kepada anggota keluarga.
b. Pengenal/pengamat masalah dan kebutuhan kesehatan keluarga.
c. Koordinator pelayanan kesehatan dan perawatan kesehatan keluarga.
d. Fasilitator menjadikan pelayanan kesehatan itu mudah dijangkau.
e. Pendidikan kesehatan, perawat dapat berperan sebagai pendidikan untuk merubah
perilaku keluarga dari perilaku tidak sehat.
f. Penyulun dan konsultan, perawat dapat berperan memberikan petunjuk tentang
Asuhan Keperawatan dasar terhadap keluarga disamping menjadi penasehat dalam
mengatasi masalah-masalah perawatan keluarga.
C. Proses keperawatan keluarga
1. Pengkajian
Pengkajian adalah suatu tahapan dimana seorang perawat mengambil informasi
secara terus-menerus terhadap anggota keluarga yang dibinanya (Murwani, 2008).
Hal-hal yang dikaji dalam keluarga adalah :
a. Data umum
Pengkajia terhadap data umum keluarga meliputi :
1) Nama kepala keluarga (KK)
2) Alamat dan telepon
3) Pekerjaan kepala keluarga
4) Pendidikan kepala keluarga
5) Komposisi keluarga
6) Tipe keluarga
Menjelaskan mengenai jenis tipe keluarga beserta kendala atau masalah-masalah
yang terjadi dengan jenis tipe keluarga tersebut.
7) Tipe bangsa
Mengkaji asal suku bangsa keluarga tersebut serta mengidentifikasi budaya suku
bangsa tersebut terkait dengan kesehatan.
8) Agama
Mengkaji agama yang dianut oleh keluarga serta kepercayaan yang dapat
mempengaruhi kesehatan.
9) Status sosial ekonomi keluarga
Status ekonomi sosial keluarga ditentukan oleh pendapatan baik dari kepala
keluarga maupun anggota keluarga lainnya. Selain itu status sosial ekonomi keluarga
ditentuka pula oleh kebutuhan-kebutuhan yang dikeluarkan oleh keluarga serta
barang-barang yang dimiliki oleh keluarga.
10) Aktivitas rekreasi keluarga
Rekreasi keluarga tidak hanya dilihat kapan saja keluarga pergi bersama-sama
untuk mengunjungi tempat rekreasi tertentu namun dengan menonton TV dan
mendengarkan radio juga merupakan aktivitas rekreasi.
b. Riwayat dan Tahap Perkembangan Keluarga
Yang perlu dikaji pada tahap perkembangan adalah :
1) Tahap perkembangan keluarga saat ini
Tahap perkembangan keluarga ditentukan dengan anak tertua dari keluarga inti
2) Tugas perkembangan keluarga yang belum terpenuhi
Menjelaskan mengenai tugas perkembangan keluarga yang belum terpenuhi oleh
keluarga serta kendala mengapa tugas perkembangan tersebut belum terpenuhi.
3) Riwayat keluarga Inti.
Menjelaskan mengenai riwayat kesehatan pada inti, yang meliputi riwayat
penyakit keturunan, riwayat kesehatan masing-masing anggota keluarga, perhatian
terhadap pencegahan penyakit ( imunisasi ), sumber pelayanan kesehatan yang bisa
digunakan serta riwayat perkembangan dan kejadian-kejadian atau pengalaman
penting yang berhubungan dengan kesehatan.
4) Riwayat keluarga sebelumnya
Menjelaskan mengenai riwayat kesehatan pada keluarga dari pihak suami dan
istri.

c. Data lingkungan
1) Karakteristik rumah
Karakteristik rumah dididentifikasikan dengan melihat luas rumah, tipe rumah,
jumlah ruangan, jumlah jendela, pemanfaatan ruangan, peletakan perabotan rumah
tangga, jenis septic tank, jarak septic tank dengan sumber air, sumber air minum yang
digunakan serta denah rumah.
2) Karakteristik tetangga dan komunitas RW
Menjelaskan mengenai karakteristik dari tetangga dan komunitas setempat, yang
meliputi kebiasaan, lingkungan fisik, aturan/ kesepakatan penduduk setempat, budaya
setempat yang mempengaruhi kesehatan.
3) Mobiltas geografis keluarga
Mobilitas geografis keluarga ditentukan dengan kebiasaan keluarga berpindah
tempat.
4) Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat
Menjelaskan mengenai waktu yang digunakan keluarga untuk berkumpul serta
perkumpulan keluarga yang ada dan sejauh mana keluarga interaksinya dengan
masyarakat.
5) Sistem pendukung keluarga
Yang termasuk pada sistem pendukung keluarga adalah jumlah keluarga yang
sehat, fasilitas-fasilitas yang dimiliki keluarga untuk menunjang kesehatan. Fasilitas
mencakup, fasilitas fisik, fasilitas psikologis atau dukungan dari anggota keluarga dan
fasilitas sosial atau dukungan dari masyarakat setempat.

d. Struktur keluarga
1) Pola komunikasi keluarga
Menjelaskan mengenai cara berkomunikasi antar anggota keluarga.
2) Struktur kekeuatan keluarga
Kemampuan anggota keluarga mengendalikan dan mempengaruhi orang lain
untuk merubah perilaku.
3) Struktur peran
Menjelaskan peran dari masing-masing anggota keluarga baik secara formal
maupun informal.
4) Nilai atau norma keluarga
Menjelaskan mengenai nilai dan norma yang dianut oleh keluarga, yang
berhubungan denga kesehatan.

e. Fungsi-fungsi keluarga
1) Fungsi afektif
Hal yang perlu dikaji yaitu gambaran diri anggota keluarga, perasaan memiliki
dan dimiliki dalam keluarga, dukungan keluarga terhadap anggota keluarga lainnya,
bagaimana kehangatan tercipta pada anggota keluarga, dan bagaimana keluarga
mengembangkan sikap saling menghargai.
2) Fungsi sosialisasi
Hal yang perlu dikaji bagaimana interaksi atau hubungan dalam keluarga, sejauh
mana anggota keluarga belajar disiplin, norma, budaya dan perilaku.
3) Fungsi perawatan kesehatan
Menjelaskan sejauh mana keluarga menyediakan makanan, pakaian, perlindungan
serta merawat anggota keluarga yang sakit. Sejauh mana pengetahuan keluarga
mengenai sehat sakit. Kesanggupan keluarga di dalam melaksanakan perawatan
kesehatan dapat dilihat dari kemampuan keluarga melaksanakan 5 tugas kesehatan
keluarga, yaitu keluarga mampu mengenal masalah kesehatan, mengambil keputusan
untuk melakukan tindakan, melakukan perawatan terhadap anggota keluarga yang
sakit, menciptakan lingkungan yang dapat meningkatkan kesehatan, dan keluarga
mampu memanfaatkan fasilitas kesehatan yang terdapat dilingkungan setempat.
4) Fungsi reproduksi
Hal yang perlu dikaji megenai fungsi reproduksi keluarga adalah:
a) Berapa jumlah anak
b) Bagaimana keluarga merencanakan jumlah anggota keluarga
c) Metode apa yang digunakan keluarga dalam upaya mengendalikan jumlah
anggota keluarga.
5) Fungsi ekonomi
Hal yang perlu dikaji mengenai fungsi ekonomi keluarga adalah :
a) Sejauh mana keluarga memenuhi kebutuhan sandang, pangan dan papan
b) Sejauh mana keluarga memanfaatkan sumber yang ada di masyarakat dalam
upaya peningkatan status kesehatan keluarga.
c)
f. Stres dan koping keluarga
1) Stresor jangka pendek dan panjang
a) Stresor jangka pendek yaitu stresor yang dialami keluarga yang memerlukan
penyelesaian dalam waktu ± 6 bulan.
b) Stresor jangka panjang yaitu stresor yang dialami keluarga yang memerlukan
penyelesaian dalam waktu lebih dari 6 bulan.
2) Kemampuan keluarga berespon terhadap situasi / stresor
Hal yang perlu dikaji adalah sejauh mana keluarga berespon terhadap situasi /
stresor.
3) Strategi koping yang digunakan
Strategi koping apa yang digunakan keluarga bila meghadapi permasalahan.
4) Strategi adaptasi disfungsional
Dijelaskan mengenai strategi adaptasi disfungsional yang digunakan keluarga bila
menghadapi permasalahan.

g. Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan fisik dilakukan pada semua anggota keluarga. Metode yang
digunakan pada pemeriksaan fisik berbeda dengan pemeriksaan fisik di klinik.
h. Harapan keluarga
Pada akhir pengkajian, perawat menanyakan harapan keluarga terhadap petugas
kesehatan yang ada.

2. Penerapan prioritas masalah


Skala untuk menentukan prioritas Asuhan Keperawatan Keluarga
(Bailon dan Maglaya, 1978 dalam Murwani, 2008)
NO KRITERIA BOBOT
1. Sifat masalah 1
Skala : tidak/ kurang sehat 3
Ancaman kesehatan 2
Keadaan sejahtera 1

2. Kemungkinan masalah dapat dirubah 2


Skala : Mudah 2
Sebagian 1
Tidak dapat 0
3. Potensial masalah untuk dicegah 1
Skala : Tinggi 3
Cukup 2
Rendah 1
4. Menonjolnya masalah 1
Skala : Masalah berat harus segera 2
Ada masalah tetapi tidak perlu
ditangani 1
ditangani
Masalah tidak dirasakan 0

Skoring :
a) Tentukan skore untuk setiap kriteria
b) Skore dibagi dengan angka tertinggi dan kalikanlah dengan bobot
Skore
X bobot
Angka kematian
c) Jumlahkanlah skore untuk semua kriteria
3. Prioritas diagnosa keperawatan
Dengan melihat kriteria yang pertama, yaitu sifatnya masalah, bobot yang
lebih berat diberikan pada tidak / kurang sehat karena pertama
memerlukan tindakan segera dan biasanya disadari dan dirasakan oleh keluarga.
Untuk kriteria kedua, yaitu untuk kemungkinan masalah dapat diubah perawat perlu
memperhatikan terjangkaunya faktor-faktor sebagai berikut :
a) Pengetahuan yang ada sekarang, teknologi dan tindakan untuk menangani
masalah.
b) Sumber daya keluarga : dalam bentuk fisik, keuangan dan tenaga.
c) Sumber daya perawat : dalam bentuk pengetahuan, keterampilan dan waktu.
d) Sumber daya masyarakat : dalam bentuk fasilitas, organisasi dalam masyarakat,
dan sokongan masyarakat.
Untuk kriteria ketiga, yaitu potensial masalah dapat dicegah,
faktor-faktor yang perlu diperhatikan ialah :
a) Lamanya masalah, yang berhubungan dengan jangka waktu maslah itu ada.
b) Tindakan yang sedang dijalankan adalah tindakan-tindakan yang tepat dalam
memperbaiki masalah.
c) Adanya kelompok “high risk” atau kelompok yang sangat peka menambah
potensi untuk mencegah masalah.
Untuk kriteria keempat, yaitu menonjolnya masalah perawat perlu
menilai persepsi atau bagaimana keluarga melihat masalah kesehatan tersebut.
Nilai skore yang tinggi yang terlebih dahulu dilakukan intervensi keperawatan
keluarga (Murwani, 2008).
Diagnosa keperawatan adalah keputusan klinis mengenai, keluarga,
atau masyarakat yang diperoleh melalui suatu proses pengumpulan
data dan analisa data secara cermat, memberikan dasar untuk menetapkan tindakan-
tindakan dimana perawat bertanggungjawab untuk melaksanakannya (Mubarak,
2007).
5. Tahapan tindakan keperawatan keluarga
Tindakan keperawatan terhadap keluarga mencakup hal-hal berikut
ini (Murwani, 2007) :
a) Menstimulasi kesadaran atau penerimaan keluarga mengenal masalah-masalah
kesehatan dengan cara :
1) Memberikan informasi
2) Mengidentifikasi kebutuhan dan harapan tentang kesehatan
3) Mendorong sikap emosi yang sehat terhadap masalah
b) Menstimulasi keluarga untuk memutuskan cara perawatan yang tepat, dengan cara
:
1) Mengidentifikasi konsekuensi tidak melakukan tindakan
2) Mengidentifikasi sumber-sumber yang dimiliki keluarga
3) Mendiskusikan tentang konsekuensi tiap tindakan
c) Memberikan kepercayaan diri dalam merawat anggota keluarga yang sakit dengan
cara :
1) Mendemonstrasikan cara perawatan
2) Menggunakan alat dan fasilitas yang ada di rumah
3) Mengawasi keluarga melakukan perawatan
d) Membantu keluarga untuk menemukan cara bagaimana membuat lingkuan
menjadi sehat, dengan cara :
1) Menemukan sumber-sumber yang dapat digunakan keluarga
2) Melakukan perubahan lingkungan keluarga seoptimal mungkin
e) Memotivasi keluarga untuk memanfaatkan fasilitas kesehatan yang ada, dengan
cara :
1) Mengenakan fasilitas kesehatan yang ada di lingkungan keluarga
2) Membantu keluarga menggunakan fasilitas kesehatan yang ada
6. Evaluasi
Evaluasi merupakan kegiatan membandingkan antara hasil implementasi
dengan kriteria yang telah ditetapkan untuk melihat keberhasilannya. Kegiatan evaluasi
meliputi mengkaji kemampuan status kesehatan keluarga, membandingkan respon
keluarga dengan kriteria hasil dan menyimpulkan hasil kemajuan masalah dan
kemajuan percapaian tujuan keperawatan. Bila hasil evaluasi tidak / berhasil sebagian,
perlu disusun rencana keperawatan yang baru. Perlu diperhatikan juga evaluasi yang
dilakukan beberapa kali dengan melibatkan keluarga sehingga perlu pula direncanakan
waktu yang sesuai dengan kesediaan keluarga (Murwani, 2008).
Evaluasi disusun dengan menggunakan SOAP secara operasional menurut
Murwani (2008) :
S : adalah hal-hal yang dikemukakan oleh keluarga secara subjectif setelah dilakukan
intervensi keperawatan.
O : adalah hal-hal yang ditemui oleh perawat secara objektif setelah dilakukan intervensi
keperawatan.
A : adalah analisa dari hasil yang telah dicapai dengan mengacu pada tujuan yang terkait
dengan diagnosis.
P : adalah perencanaan yang akan datang setelah melihat respon dari keluarga pada tahapan
evaluasi.
2. Prinsip-Prinsip Perawatan Keluarga
Dalam (Setiadi,2008), ada beberapa prinsip penting yang perlu diperhatikan dalam
memberikan Asuhan Keperawatan keluarga adalah :
a. Keluarga sebagai unit atau satu kesatuan dalam pelayanan kesehatan.
b. Dalam memberikan Asuhan Keperawatan Kesehatan keluarga sehat sebagai tujuan
utama.
c. Asuhan keperawatan yang diberikan sebagai sarana dalam mencapai peningkatan
kesehatan keluarga.
d. Dalam memberikan Asuhan Keperawatan keluarga, perawat melibatkan peran aktif
seluruh keluarga dalam merumuskan masalah dan ebutuhan keluarga dalam mengatasi
masalah kesehatannya.
e. Lebih mengutamakan kegiatan-kegiatan yang bersifat proinotif dan preventif dengan
tidak mengabaikan upaya kuratif dan rehabilitatif.
f. Dalam memberikan Asuhan Keperawatan kesehatan keluarga, keluarga
memanfaatkan sumber daya keluarga semaksimal mungkin untuk kepentingan
kesehatan keluarga.
g. Sasaran Asuhan Keperawatan kesehatan keluarga adalah keluarga secara keseluruhan.
h. Pendekatan yang dipergunakan dalam memberikan Asuhan Keperawatan kesehatan
keluarga adalah pendekatan pemecahan masalah dengan menggunakan proses
keperawatan.
i. Kegiatan utama dalam memberikan Asuhan Keperawatan kesehatan keluarga adalah
penyuluhan kesehatan dan Asuhan Keperawatan kesehatan dasar atau perawatan
dirumah.
j. Diutamakan terhadap keluarga yang termasuk resiko tinggi
3. Keluarga Kelompok Resiko Tinggi
Dalam (Setiadi,2008), melaksanakan asuhan keperawatan kesehatan keluarga yang
menjadi prioritas utama adalah keluarga yang tergolong resiko tinggi dalam bidang
kesehatan, meliputi :
a. Keluarga dengan anggota keluarga dalam masa usia subur dengan masalah :
1) Tingkat sosial ekonomi yang rendah.
2) Keluarga kurang tahu atau tidak mampu mengatasi masalah kesehatan sendiri.
3) Keluarga dengan keturunan yang kurang baik atau keluarga dengan penyakit
keturunan.
b. Keluarga dalam anak menjadi resiko tinggi karena :
1) Lahir prematur (BBLR).
2) Berat badan sukar naik.
3) Lahir dengan cacat bawaan.
4) ASI Ibu kurang sehingga tidak mencukupi kebutuhan bayi.
5) Ibu menderita penyakit menular yang dapat mengancam bayi dan anaknya.
c. Keluarga dengan Ibu dengan resiko tinggi kebidanan waktu hamil
1) Umur Ibu (16 tahun/lebih dari 25 tahun).
2) Menderita kekurangan gizi (anemia).
3) Menderita hipertensi.
4) Primipara dan Multipara.
5) Riwayat persalinan atau komplikasi
d. Keluarga mempunyai masalah hubungan antara anggota keluarga
1) Anak yang tidak pernah dikehendaki pernah mencoba untuk digugurkan.
2) Tidak ada kesesuaian pendapat antara anggota keluarga dan sering timbul cekcok
dan ketegangan.
3) Ada anggota keluarga yang sering sakit.
4) Salah satu anggota (suami atau istri) meninggal, cerai, lari meninggalkan rumah.
BAB II
TINJAUAN KASUS

A. Konsep dasar penyakit.


a. Pengertian
Anemia adalah istilah yang menunjukkan rendahnya hitung sel darah merah
dan kadar hemoglobin dan hematokrit dibawah normal. Anemia bukan merupakan
penyakit, melainkan merupakan pencerminan keadaan suatu penyakit atau akibat
gangguan fungsi tubuh. Secara fisiologis anemia terjadi apabila terdapat kekurangan
jumlah hemoglobin untuk mengangkut oksigen ke jaringan.
Anemia adalah istilah yang menunjukan rendahnya hitungan sel darah merah
dan kadar hemoglobin dan hematokrit di bawah normal (Smeltzer, 2002).
Anemia adalah keadaan dimana jumlah sel darah merah atau konsentrasi
hemoglobin turun dibawah normal (Wong, 2003).
Anemia adalah berkurangnya hingga di bawah nilai normal sel darah merah,
kualitas hemoglobin dan volume packed red bloods cells (hematokrit) per 100 ml
darah (Price, 2006).

b. Penyebab
Penyebab tersering dari anemia adalah kekurangan zat gizi yang diperlukan
untuk sintesis eritrosit, antara lain besi, vitamin B12 dan asam folat. Selebihnya
merupakan akibat dari beragam kondisi seperti perdarahan, kelainan genetik,
penyakit kronik, keracunan obat, dan sebagainya.
Penyebab umum dari anemia:
 Perdarahan hebat
 Akut (mendadak)
 Kecelakaan 5

 Pembedahan
 Persalinan
 Pecah pembuluh darah
 Penyakit Kronik (menahun)
 Perdarahan hidung
 Wasir (hemoroid)
 Ulkus peptikum
 Kanker atau polip di saluran pencernaan
 Tumor ginjal atau kandung kemih
 Perdarahan menstruasi yang sangat banyak
 Berkurangnya pembentukan sel darah merah
 Kekurangan zat besi
 Kekurangan vitamin B12
 Kekurangan asam folat
 Kekurangan vitamin C
 Penyakit kronik
 Meningkatnya penghancuran sel darah merah
 Pembesaran limpa
 Kerusakan mekanik pada sel darah merah
 Reaksi autoimun terhadap sel darah merah
 Hemoglobinuria nokturnal paroksismal
 Sferositosis herediter
 Elliptositosis herediter
 Kekurangan G6PD
 Penyakit sel sabit
 Penyakit hemoglobin C
 Penyakit hemoglobin S-C
 Penyakit hemoglobin E
 Thalasemia

c. Klasifikasi Anemia
1. Anemia hipoproliferatif
a. Anemia defisiensi besi
b. Anemia penyakit kronik
a. Defisiensi vitamin B12
b. Defisiensi asam folat
2. Anemia hemolitika
Akibat destruksi (penghancuran) sel darah merah
d. Tanda dan Gejala
a. Tanda-tanda umum anemia:
1) Pucat,
2) Tacicardi,
3) Bising sistolik anorganik,
4) Bising karotis,
5) Pembesaran jantung.
b. Manifestasi khusus pada anemia:
1) Anemia aplastik: ptekie, ekimosis, epistaksis, ulserasi oral, infeksi bakteri,
demam, anemis, pucat, lelah, takikardi.
2) Anemia defisiensi: konjungtiva pucat (Hb 6-10 gr/dl), telapak tangan pucat
(Hb < 8 gr/dl), iritabilitas, anoreksia, takikardi, murmur sistolik, letargi, tidur
meningkat, kehilangan minat bermain atau aktivitas bermain. Anak tampak
lemas, sering berdebar-debar, lekas lelah, pucat, sakit kepala, anak tak
tampak sakit, tampak pucat pada mukosa bibir, farink,telapak tangan dan
dasar kuku. Jantung agak membesar dan terdengar bising sistolik yang
fungsional.
3) Anemia aplastik : ikterus, hepatosplenomegali.

e. Patofisiologi
Timbulnya anemia mencerminkan adanya kegagalan sum-sum tulang atau
kehilangan sel darah merah berlebihan atau keduanya. Kegagalan sum-sum tulang
dapt terjadi akibat kekurangan nutrisi, pajanan toksik, inuasi tumor, atau
kebanyakan akibat penyebab yang tidak diketahui. Sel darah merah dapat hilang
melalui perdarahan atau hemolisis (destruksi) pada kasus yang disebut terakhir,
masalah dapat akibat efek sel darah merah yang tidak sesuai dengan ketahanan sel
darah merah normal atau akibat beberapa factor diluar sel darah merah yang
menyebabkan destruksi sel darah merah.
Lisis sel darah merah (disolusi) terjadi terutama dalam system fagositik atau
dalam system retikuloendotelial terutama dalam hati dan limpa. Sebagai hasil
samping proses ini bilirubin yang sedang terbentuk dalam fagosit akan masuk dalam
aliran darah. Setiap kenaikan destruksi sel darah merah (hemolisis) segera
direpleksikan dengan meningkatkan bilirubin plasma (konsentrasi normalnya 1
mg/dl atau kurang ; kadar 1,5 mg/dl mengakibatkan ikterik pada sclera.
Anemia merupakan penyakit kurang darah yang ditandai rendahnya kadar
hemoglobin (Hb) dan sel darah merah (eritrosit). Fungsi darah adalah membawa
makanan dan oksigen ke seluruh organ tubuh. Jika suplai ini kurang, maka asupan
oksigen pun akan kurang. Akibatnya dapat menghambat kerja organ-organ penting,
Salah satunya otak. Otak terdiri dari 2,5 miliar sel bioneuron. Jika kapasitasnya
kurang, maka otak akan seperti komputer yang memorinya lemah, Lambat
menangkap. Dan kalau sudah rusak, tidak bisa diperbaiki.
f. Pemeriksaan Diagnostik
a. Kadar Hb, hematokrit, indek sel darah merah, penelitian sel darah putih, kadar
Fe, pengukuran kapasitas ikatan besi, kadar folat, vitamin B12, hitung trombosit,
waktu perdarahan, waktu protrombin, dan waktu tromboplastin parsial.
b. Aspirasi dan biopsy sumsum tulang. Unsaturated iron-binding capacity serum
c. Pemeriksaan diagnostic untuk menentukan adanya penyakit akut dan kronis
serta sumber kehilangan darah kronis.

g. Penatalaksanaan Medis
Pada anemia defisiensi zat besi, folat, atau vitamin B12, maka cara yang dapat
dilakukan adalah mengonsumsi makanan yang mengandung zat tersebut. Untuk
diperhatikan:
1. Sumber zat besi adalah daging berwarna merah (sapi, kambing, domba),
buncis, sayuran hijau, telur, kacang-kacangan, sea food. Sumber folat adalah
buah segar, sayuran hijau, kembang kol, hati, ginjal, produk olahan susu.
Sebaiknya sayuran dikonsumsi mentah atau setengah matang. Sumber vitamin
B12 adalah daging dan produk olahan susu, daging, hati, ginjal, tiram, keju,
dan telur.
2. Mengonsumsi suplemen zat besi mungkin diperlukan dalam beberapa tahun
dengan mewaspadai efek sampingnya. Kelebihan zat besi mengakibatkan
kelelahan, muntah, diare, sakit kepala, mudah tersinggung, dan muncul
masalah pada persendian.
3. Vitamin C diperlukan untuk membantu penyerapan besu di dalam saluran
pencernaan, kecuali penderita gangguan pencernaan. Sebab vitamin C bisa
memperparah penderita gangguan pencernaan.
4. Hindari kafein, misalnya kopi atau teh dalam jumlah banyak, karena kafein
dapat mengganggu penyerapan besi di saluran pencernaan.
5. Hindari alkohol dan obat-obatan tertentu yang dapat mengakibatkan defisiensi
asam folat.
6. Jika Anda seorang vegetarian, konsultasikan kepada dokter atau ahli nutrisi
tentang diet untuk mencukupi kebutuhan vitamin B12. Mungkin diperlukan
suplemen untuk mencukupi kebutuhan tersebut.
7. Kekurangan vitamin B12 juga dapat disebabkan oleh infeksi parasit,
konsultasikan ke dokter untuk mengatasi infeksi tersebut.
Hubungi dokter bila:
a. Penderita merasakan kelelahan menetap, kesulitan bernapas, denyut nadi
cepat (di atas 100 kali/menit), kulit menjadi pucat atau terdapat tanda lain
terjadinya anemia.
b. Periode menstruasi sangat mengganggu, atau terdapat penyakit perlukaan
saluran cerna (ulkus), hemoroid (wasir), atau kanker kolon (usus besar).
h. Komplikasi
Komplikasi umum akibat anemia adalah:
a. Gagal jantung,
b. Parestisia dan
c. Kejang

B. Kasus.
DAFTAR PUSTAKA

Alimul Aziz, Uliyah Musrifatul. (2006). Keteramplan Dasar Praktik Kebidanan. Jakarta:
Salemba Medika
Doenges, Marilynn E. 1999. Rencana Asuhan Keperawatan. Jakarta : EGC

http://www.mamashealth.com/stomach/Anemia.asp

http://www.gicare.com/pated/ecdgs46.htm

Lismidar , dkk. (2005). Proses Keperawatan. Jakarta : Universitas Indonesia

Soeparman, Waspadji Sarwono.(2000). Ilmu Penyakit Dalam Jilid 2. Jakarta: FKUI

Anda mungkin juga menyukai