Anda di halaman 1dari 2

Tabel 4.

1 Data Rendemen Sampel Bawang Merah dan Kulit Jeruk


Kelompok Sampel Rendemen
Tidak ada = 0%
1,5 Bawang merah segar Warna destilat = bening
Aroma destilat = kuat
Tidak ada = 0%
2 Bawang merah bubuk Warna destilat = bening
Aroma destilat = sedang
Tidak ada = 0%
3 Kulit bawang merah Warna destilat = bening
Aroma destilat = lemah
Tidak ada = 1,009%
4,6 Kulit jeruk segar Warna destilat = bening
Aroma destilat = kuat
Sumber : Laporan Sementara

Berdasarkan Tabel 4.1, ketiga sampel bawang merah (segar, bubuk, dan kulit) tidak
memiliki rendemen dan destilatnya tidak berwarna (bening). Namun, aroma dari masing-masing
sampel berbeda. Sampel destilat dari bawang merah segar memiliki aroma yang paling kuat, diikuti
oleh bawang merah bubuk dan kulit bawang merah. Sedangkan pada sampel kulit jeruk segar
memiliki redemen sebesar 1,0086% dan warna destilatnya bening. Aroma kulit jeruk yang kuat
dihasilkan oleh sampel ini kelompok 4 dan 6. Aroma khas yang timbul dari minyak atsiri kulit
jeruk peras berasal dari senyawa limonene (Kademi dan Garba, 2017). Sedangkan pada sampel
bawang merah aroma minyak atsiri yang ditimbulkan cenderung berkurang. Perbedaan tingkat
aroma berasal dari perbedaan kadar senyawa yang dihasilkan dari minyak atsiri. Berkurangnya
aroma yang timbul pada massa bahan baku yang terlalu banyak dengan volume pelarut yang tetap
diduga karena komponen yang terekstrak semakin sedikit sebagai akibat dari kemampuan difusi
pelarut yang tidak optimal. Tidak adanya rendemen dalam sampel dapat disebabkan rendemen
yang dihasilkan oleh bahan terlalu kecil sehingga susah dipisahkan. Seikitnya nilai rendemen yang
dihasilkan dapat disebabkan sampel yang diuji terlalu sedikit (Cahyati dkk., 2014). Sama halnya
seperti aroma dan rendemen, warna juga mengindikasikan kandungan zat yang terdapat dalam
minyak atsiri, Menurut Hidayati (2012), biasanya minyak atsiri dengan kualitas yang baik (tidak
rusak) tidak berwarna.
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan oleh Hatijah dkk. (2013), hasil ekstraksi umbi
lapis bawang merah Allium cepa L. menggunakan metode destilasi uap diperoleh 2 ml minyak
atsiri dari 830 gr berat kering, dan memiliki rendemen 0,2%. Sedangkan kulit bawang merah yang
diekstrak dengan metode maserasi, menghasilkan rendemen sebesar 5,381% (Mardiah, 2017).
Pada hasil ekstraksi bawang merah bubuk didapatkan rendemen sebesar 7,84% (Yuswi, 2017).
Selain itu, rendemen pada minyak kulit jeruk kurang lebih sebesar 2,18% (Cahyati dkk., 2014).

Cahyati, S., Yeti K., dan Yusran K. 2014. Efisiensi Isolasi Minyak Atsiri dari Kulit Jeruk dengan
Metode Destilasi Air-Uap Ditinjau dari Perbandingan Bahan Baku dan Pelarut yang
Digunakan. Jurnal Ilmiah Pendidikan Kimia “Hydrogen” 4(2): 103-111.
Mardiah, N. 2017. Penentuan Aktivitas Antioksidan dari Ekstrak Kulit Bawang Merah (Allium
ascalonicum L.) dengan Metode DPPH. Jurnal Pharmascience 4(2): 147-154.
Kademi, H. I. dan Umar G. 2017. Citrus Peel Essential Oils: A Review On Composition And
Antimicrobial Activities. IJFSNPHT 9(5): 38-44.
Hidayati. 2012. Distilasi Minyak Atsiri dari Kulit Jeruk Pontianak dan Pemanfaatannya dalam
Pembuatan Sabun Aroma Terapi. Jurnal Biopropal Industri 3(2) : 1-5.
Hatijah, S., Dirayah R. H., dan Sartini. 2013. Bioaktivitas Minyak Atsiri Umbi Lapis Bawang
Merah Allium cepa L. Lokal Asal Bima Terhadap Bakteri Streptococcus mutans
Penyebab Karies Gigi. Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam. Universitas
Hasanuddin.
Sayuti, M. 2017. Pengaruh Perbedaan Metode Ekstraksi, Bagian dan Jenis Pelarut Terhadap
Rendemen dan Aktifitas Antioksidan Bambu Laut (Isis Hippuris). Technology Science
and Engineering Journal 1(3): 166-175.

Anda mungkin juga menyukai