Anda di halaman 1dari 11

DEFINISI HUBUNGAN KERJA

Suatu hubungan yang timbul antara pekerja


dan pengusaha setelah diadakan perjanjian
sebelumnya oleh pihak yang bersangkutan.
Di dalam hubungan kerja harus tertulis
jenis-jenis pekerjaan tertentu yang menjadi
tanggungjawab pekerja sesuai perjanjian.
Pengusaha berkewajiban membayar upah
dan pekerja berhak atas upah dari
pekerjaan yang dilakukannya.
Hairani Tarigan, MM
3 UNSUR DALAM HUBUNGAN KERJA
1. Kerja
Didalam hubungan kerja harus ada pekerjaan
tertentu sesuai perjanjian.
2. Upah
Pengusaha berkewajiban membayar upah dan
pekerja berhak atas upah dari pekerjaan yang
dilakukannya.
3. Perintah
Satu pihak berhak memberikan perintah dan pihak
yang lain berkewajiban melaksanakan perintah.

Hairani Tarigan, MM
HAK PEKERJA DAN PENGUSAHA DALAM
PERJANJIAN KERJA
Hak pekerja Hak Pengusaha
* Pekerja berhak atas upah * Pengusaha berhak
setelah melaksanakan sepenuhnya atas hasil kerja
kewajiban sesuai dengan pekerja.
perjanjian. * Pengusaha berhak atas
* Hak atas fasilitas-fasilitas lain ditaatinya aturan kerja yang
diberikan kepada pekerja.
berupa tunjangan dan dana
* Pengusaha berhak atas
bantuan. perlakuan yang hormat, sopan
* Hak perlakuan yang baik dari dan wajar serta sikap tingkah
pengusaha atas dirinya seperti laku yang layak dari pekerja.
perlindungan kesehatan kerja. * Pengusaha berhak untuk
* Jaminan kehidupan yang melaksanakan tata tertib kerja
wajar dan layak dari pengusaha yang telah dibuat oleh
serta kejelasan status waktu. pengusaha. Hairani Tarigan, MM
KEWAJIBAN PEKERJA DAN PENGUSAHA
DALAM PERJANJIAN KERJA
Kewajiban pekerja Kewajiban pengusaha
* Melaksanakan tugas dengan * Pengusaha berkewajiban
baik sesuai dengan perjanjian membayar imbalan kepada
dan kemampuannya. pekerja.
* Melaksanakan tugas dan * Pengusaha berkewajiban
pekerjaannya tanpa bantuan menyediakan dan mengatur
orang lain kecuali diizinkan oleh fasilitas kerja, tempat kerja.
pengusaha. * Pengusaha berkewajiban
* Mentaati segala peraturan mengatur segala hal yang
kerja dan peraturan tat tertib berada dibawah tanggung
yang berlaku di perusahaan. jawab dalam hubungan kerja.
* Patuh dan taat atas segala * Pengusaha berkewajiban
perintah pengusaha dalam memberikan jaminan sosial
melaksanakan pekerjaan sesuai kepada pekerja.
dengan perjanjian. Hairani Tarigan, MM
DEFINISI UPAH
1. menurut Undang-Undang
Upah adalah hak pekerja/buruh yang diterima dan dinyatakan
dalam bentuk uang sebagai imbalan dari pengusaha / pemberi
kerja kepada pekerja / buruh yang ditetapkan dan di bayarkan
menurut suatu perjanjian kerja, kesepakatan, atau peraturan
perundang-undangan termasuk tunjangan bagi pekerja / buruh
dan keluarganya atas suatu pekerjaan dan/atau jasa yang telah
atau akan dilakukan." (Undang Undang Tenaga Kerja No.13 Tahun
2000, Bab I, pasal 1, Ayat 30)
2. Dewan Penelitian Pengupahan Nasional
Upah ialah suatu penerimaan kerja untuk berfungsi sebagai
jaminan kelangsungan kehidupan yang layak bagi kemanusiaan
dan produksi dinyatakan menurut suatu persetujuan Undang-
undang dan Peraturan dan dibayarkan atas dasar suatu perjanjian
kerja antara pemberi kerja dengan penerima kerja.

Hairani Tarigan, MM
DEFINISI UPAH
3. Gitosudarmo (1995) memberikan definisi atau pengertian gaji
pokok sebagai imbalan yang diberikan oleh pemberi kerja kepada
karyawan, yang penerimaannya bersifat rutin dan tetap setiap
bulan walaupun tidak masuk kerja maka gaji akan tetap diterima
secara penuh.
3. Handoko (1993) memberikan definisi atau pengertian gaji
pokok sebagai pemberian pembayaran finansial kepada karyawan
sebagai balas jasa untuk pekerjaan yang dilaksanakan dan
sebagai motivasi pelaksanaan kegiatan di waktu yang akan
datang. Gaji pokok dikatakan sebagai imbalan balas jasa karena
merupakan upaya organisasi dalam mempertahankan dan
meningkatkan kesejahteraan anggotanya
Upah merupakan penghargaan dari tenaga karyawan yang
dimanifestasikan sebagai hasil produksi yang berwujud uang,
atau suatu jasa yang dianggap sama dengan itu, tanpa suatu
jaminan yang pasti dalam tiap-tiap minggu atau bulan.

Hairani Tarigan, MM
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
BESARAN UPAH YANG DITERIMA KARYAWAN

• Penawaran dan permintaan karyawan.


• Organisasi buruh.
• Kemampuan untuk membayar.
• Produktivitas.
• Biaya hidup.
• Peraturan pemerintah

Hairani Tarigan, MM
TATA TERTIB KERJA
Tata tertib kerja diberlakukan bagi semua
karyawan, agar dapat melaksanakan tugas
jabatan operasionalnya secara optimal, dan
terciptanya suasana kerja yang aman, tertib
dan teratur di perusahaan. Setiap karyawan
berkewajiban menaati peraturan yang berlaku
dan berusaha sebaik-baiknya menghindari
perbuatan atau tingkah laku yang
bertentangan dengan tata tertib kerja di
perusahaan.
Hairani Tarigan, MM
CONTOH TATA TERTIB KEHADIRAN
• Jam kerja di perusahaan adalah minimal 40 jam kerja per minggu
sesuai dengan Keputusan Menakertrans No. 102/VI/2004. Jam
kerja normal bagi karyawan adalah 5 (lima) hari kerja, pukul 08.30
sampai dengan 17.00 WIB.
• Setiap karyawan sudah harus siap di tempat kerjanya 10 (sepuluh)
menit sebelum saat dimulainya jam kerja.
• Perhitungan absensi dapat menjadi dasar pemberian uang hadir,
untuk penilaian kinerja karyawan yang bersangkutan serta untuk
penerapan sanksi administratif bilamana perlu.
• Keterlambatan masuk kerja mencapai 30 (tiga puluh) menit dan
atau datang terlambat lebih dari 3 (tiga) kali dalam 1 (satu) bulan
dianggap melanggar tata tertib, dan akan mendapatkan sanksi
administratif kecuali bila telah diberitahukan dan mendapat izin
dari atasan langsung.

Hairani Tarigan, MM
PELANGGARAN DAN SANKSI

Peringatan Lisan
Dalam hal prestasi kerja yang buruk atau
pelanggaran ringan atas peratuan yang berlaku,
maka karyawan akan ditegur dan dinasehati
oleh pimpinan atau pejabat perusahaan yang
berwenang yang harus menunjukkan bukti
kekurangan dari karyawan yang bersangkutan
dan meminta karyawan tersebut untuk
melakukan perbaikan atas kekurangan tersebut.

Hairani Tarigan, MM
PELANGGARAN DAN SANKSI
Peringatan Tertulis
Untuk pelanggaran yang lebih berat terhadap peraturan yang berlaku atau prestasi
kerja yang tidak memuaskan dari seorang pegawai berlanjut terus, perusahaan
wajib untuk mengeluarkan surat peringatan. Surat peringatan tersebut harus
secara terinci memuat kekurangan pegawai melalui tahapan sebagai berikut:
1. Surat Peringatan Pertaman : Dikeluarkan oleh perusahaan yang berlaku
selama 6 (enam) bulan sejak tanggal dikeluarkan.
2. Surat Peringatan Kedua : Dikeluarkan bagi pegawai yang telah menerima
surat peringatan pertama, tapi masih gagal untuk memperbaiki kekurangan-
kekurangannya, dan atau melakukan pelanggaran tata tertib dan atau
Peraturan Perusahaan lain dalam waktu berlakunya Surat Peringatan
Pertama. Surat Peringatan Kedua dikeluarkan dan berlaku selama 6 (enam)
bulan sejak tanggal dikeluarkan.
3. Surat Peringatan Ketiga : Surat Peringatan Ketiga harus disetujui oleh Direktur
dan berlaku selama 6 (enam) bulan sejak tanggal dikeluarkannya. Bila dengan
Surat Peringatan Ketiga ini masih juga tidak ada perbaikan dari pegawai yang
bersangkutan, maka tindakan Pemutusan Hubungan Kerja dapat ditempuh
• Hairani Tarigan, MM

Anda mungkin juga menyukai