Anda di halaman 1dari 12

BAB II

Dasar Teori

Teori perkembangan adalah teori yang memfokuskan pada perubahan-perubahan dan


perkembangan stuktur jasmani ( biologis), perilaku dan fungsi mental manusia dalam berbagai
tahap kehidupannya, mulai dari konsepsi hingga menjelang kematiannya. Mempelajari teori-teori
perkembangan tidak hanya berguna bagi orang tua dan guru dalam memberikan pelayanan dan
pendidikan kepada anak sesuai dengan tahap perkembangannya, melainkan juga berguna dalam
memahami diri kita sendiri dengan cara pendekatan biologis, lingkungan dan suasana serta
interaksi. Teori perkembangan akan memberikan wawasan dan pemahaman tentang sejarah
perjalanan hidup kita sendiri ( sebagai bayi, kanak-kanak, remaja, dewasa atau usia lanjut ).
Lebih dari itu Teori perkembangan juga sangat berguna bagi pengambilan kebijaksanaan dalam
merumuskan program dan bantuan bagi anak-anak dan remaja. Seiring dengan perkembangan
masyarakat temporer yang ditandai oleh perubahan-perubahan yang sangat cepat dalam berbagai
dimensi kehidupan individu, teori perkembangan semakin dirasakan kegunaannya oleh
masyarakat. Masyarakat makin menyadari betapa individu ( anak-anak, remaja, dan bahkan
orang dewasa ) yang hidup pada era modern sekarang ini berada pada masa-masa yang sulit.
Menghadapi individu yang berada dalam masa-masa sulit demilkian, jelas membutuhkan
pemahaman tentang teori perkembangan. Oleh sebab itu kami dari kelompok 2 ( dua )
megangkat tema tentang teori-teori perkembangan di lihat dari segi biologis,lingkungan dan
suasana serta interaksi.

Perkembangan yang terjadi pada anak meliputi segala aspek kehidupan yang mereka jalani
baik bersifat fisik maupun non fisik. Perkembanmgan berarti serangkaian perubahan progresif
yang terjadi sebagai akibat dari proses kematangan dan pengalaman. Perkembangan adalah suatu
proses perubahan, yaitu perubahan dari suatu keadaan menjadi keadaan yang lain, dan ini terjadi
pada diri seseorang secara terus-menerus sepanjang hayatnya. Perkembangan meliputi
perkembangan fisik dan non fisik. Beberapa teori perkembangan manusia telah mengungkapkan
bahwa manusia telah tumbuh dan berkembang dari masa bayi kemasa dewasa melalui beberapa
langkah jenjang. Dalam perjalanan hidupnya menjadi dewasa, perkembangan ruhani tidak lepas
dari pengaruh keturunan dan pengaruh dunia lingkungan tempat seseorang hidup dan dibesarkan.
Aspek-aspek perkembangan meliputi 3 aspek yaitu, perkembangan fisik, intelegensi dan emosi.
BAB IV

PEMBAHASAN
Perkembangan dapat diartikan sebagai perubahan-perubahan yang dialami oleh
seseorang individu (anak usia dini) menuju tingkat kedewasaan atau kematangan yang
berlangsung secara sistematis, progresif dan berkesinambungan baik itu menyangkut
aspek fisik dan psikis, Wiyani (2012:84). Sistematis dimaknai bahwa perubahan dalam
perkembangan itu bersifat saling ketergantungan atau mempengaruhi antara bagian-
bagian organisme. Progresif berarti perubahan yang terjadi bersifat maju, meningkat dan
meluas, baik fisik dan psikis. Sedangkan berkesinambungan berarti perubahan
berlangsung secara bertahap dan berurutan.

Dalam penjelasan mengenai teori perkembangan terdapat perbedaan di dalam


memahami apa yang termasuk dalam perkembangan dan mengenai cara perkembangan
berlangsung. Namun terdapat beberapa prinsip umum yang didukung hampir semua ahli,
yaitu :

a) Manusia berkembang dalam tingkat yang berbeda


Dalam kelas anda akan memiliki seluruh benangan contoh mengenai
tingkat perkembangan yang berbeda. Beberapa siswa akan lebih besar,
terkoordinasi lebih baik, atau lebih dewasa dibannding dengan yabg
lainnya.
b) Perkembangan relatif runtut
Orang cenderung mengembangkan kemampuan tertantu sebelum
kemampuan yang lain.
c) Perkembangan berjalan secara gradual
Sangat jarang perubahan terjadi setiap hari. Jadi di dalam perkembangan
manusia membutuhkan waktu, dan perkembangan itu berjalan relatif
sangat lambat dan tidak setiap hari berlangsung.

Perkembangan dan pertumbuhan anak dapat diuraikan dalam beberapa butir pemikiran yang
ditinjau dari beberapa sudut pandang yag berbeda dari para ahli. Diantaranya :

A. Teori Psikososial Ericson, ia mengemukan ada delapan tahap perkembangan manusia,


tiga di antaranya adalah tahap perkembangan yang terjadi pada anak usia dini; tahap
percaya dan tidak percaya (usia lahir hingga 1,5 tahun), rasa percaya akan berkembang
jika kebutuhan anak bertemu dengan sikap konsisten dan penuh kasih sayang dari
lingkungan. Tahap otonom dan malu-ragu (usia 1,5-3 tahun), merupakan tahap
kemerdekaan atau kebebasan ketika anak ingin melakukan sesuatu untuk mereka sendiri.
Jika banyak dilarang dan dihukum, mereka cenderung mengembangkan perasaan malu
dan ragu. Tahap inisiatif vs rasa bersalah,). Anak prasekolah menghadapi dunia sosial
yang lebih luas, mereka menghadapi tantangan-tantangan baru yang menuntut perilaku
aktif dan berguna. Anak dituntut untuk bertanggungjawwab tubuh, prilaku, mainan dan
binantang peliharaan mereka dan berinisiatif, Santrock 1 (2011:30).
B. Teori Maturation (kematangan) pertama kali dikemukakan oleh Hall, Rosseau dan Gesel
dalam Sujiono (2009:57), menurut ketiganya, anak-anak harus diberi kesempatan untuk
berkembang. Teori ini meyakini bahwa perkembangan fisik, sosial emosional dan
intelektual mengikuti tahapan perkembangan. Anak dapat mengembangkan potensi
secara optimal atau tidak tergantung dengan lingkungannya.
C. Teori Konstruktivisme, Piaget dalam Sujiono (2009:60) menyataka bahwa perkembangan
kognitif terjadi ketika anak sudah membangun pengetahuannya melalui eksplorasi aktif
dan penyelidikan pada lingkungan fisik dan sosial.
D. Teori Perkembangan Robert Havinghurst
Pendekatan Robert Havinghurst merupakan perkembang bercorak sosiobudaya dan
antropologi. Mengikut pandangan ini, kanakkanak adalah hasil dari tekanan sosiobudaya
yang mempengaruhinya. Nilai dan institusi setiap kebudayan akan mehasilkan personaliti
tertentu. Oleh itu kaitan harus memahami faktor kebudayan, sosiobudaya dan psikologi
untuk membolehkan kita memahami kanak-kanak sepenuhnya.
Manurut Havinghurst selain budaya faktor biologi, sosial dan psikologi juga
mempengaruhi perkembangan seseorang individu yang melahirkan konsep tugas-tugas
perkembangan. Tugas kerja yang dikemukan oleh beliau adalah seperti berikut :
…tugas yang lahir pada masa atau kurang lebih pada satu masa di dalam hidup
individu tersebut, pencapaian tugas ini dengan jayanya akan membawa kegembiraan dan
kejayaan di dalam tugas selanjutnya, manakala kegagalan akan membawa kesedihan
individu tersebut, tidak diperkenankan oleh masyarakat, dan kesusahan dengan tugas-
tugas selanjutnya. Dalam membincangkan peringkat perkembangan kanak-kanak dan
remaja, Havinghurst membahagikannya kepada tiga peringkat.
a. Peringkat bayi dan awal kanak-kanak (sejak lahir – 6 tahun). Peringkat ini kakak-kanak
mula belajar bercakap,membentuk konsep yang mudah tentang realiti sosial dan fizikal
dan berinteraksi dengan orang lain. Kanakkanak boleh bertolak ansur dan menerima
pendapat orang lain.
b. Peringkat pertengahan kanak-kanak (6 – 12 tahun) Kanak-kanak menguasai kemahiran
membaca, menulis ,mengira, menguasai kemahiran tertentu untuk permainan biasa,
belajar konsep hidup seharian, pembentukan moral, ,mencapai kebebsan peribadi dan
memahami perasaan jantina. Mereka juga belajar bergaul dengan individu lain dan
membentuk sikap yang mengakui hak, keupayan dan kelemahan pada setiap individu.
c. Peringkat awal remaja dan remaja ( 12 – 18 tahun )
Bentuk tubuh kanak-kanak akan berubah menjadi baligh dan mula berminat bergaul
dengan berlainan jantina dan ingin mencapai kebebasan daripada ibu bapa dan orang
dewasa. Menerima dan menghargai tubuh badan, membentuk kebebasan emosi memilih
bidang perkerjaan yang sesuai, inginkan tingkah laku yang sesuai dan dapat diterima oleh
masyarakat serta kesedaran terhadap apa yang penting, baik dan betul menjadi lebih
stabil dan mantap.

D. Teori Perkembangan Sigmund Frued

Teori psikoanaliti yang dikemukakan oleh Freud dikatakan sebagai teori biologi tentang
personaliti. Mengikut teori ini kanak-kank perlu mendapat kepuasan dan keperluan asas yang
cukup sebelum mereka berkembang ke peringkat umur seterusnya. Jika keperluan ini tidak
dipenuhi maka kanak-kanak tersebut akan menghadapi masalah untuk bergaul dengan
masyarakat.

Konsep penting di dalam teori psikoanalitik Freud ialah konsep struktur personaliti yang
terbahagi kepada id, ego dan superego. Id memang sedia ada ketika lahir yang merupakan
bahagian personaliti tidak sedar berkiatan dengan kepuasan keperluan yang dikawal oleh
keseronokan dan mengelakkan kesakitan. Id didorong oleh libido (nafsu seks) yang merupakan
tempat menyimpan desakan asas keinginan manusia. Ego pula bertindak mengawal keinginnan
Id agar tidak melanggar nilai dan norma masyarakat. Superego (kata hati atau penapis) pula
mewakili pengawal sosial bagi struktur psikik ataupun merupakan bahagian personaliti yang
bermoral. Bahagian ini berkembang secara beransur-ansur ketika kanak-kanak menghayati
moral. Superego menghantar maklumat tentang nilai-nilai moral kepada ego yang bertindak
untuk mengawal Id.
Menurut Freud proses perkembangan kanak-kanak terdiri daripada peringkat yang telah
ditentukan menurut beberapa urutan

seperti di bawah;

a. Peringkat Oral ( dari lahir - 18 bulan )


Pada peringkat ini kanak bersifat pasif dan amat bergantung kepada orang lain. Mereka
memperolehi kepuasan melalui aktiviti menghisap, menggigit dan menelan.
b. Peringkat Anal / dubur ( 2 – 4 tahun ).
Pada peringkat ini kanak-kanak bersedia menguasai dan mengawal fungsi bilologi.
Kanak-kanak akan memberi lebih perhatian terhadap kawalan membuang air besar dan
iar kecil yang akan memberikan perasaan hormat kendiri.

c. Peringkat falik / Kubul ( 4 – 6 tahun )

Pada peringkat ini kanak-kanak mula mendapat keseronokan daripada organ kejantinaan.
Kanak-kanak lelaki lebih tertarik kepada ibu (kompleks Oedipus) dan kanak-kanak permapuan
kepada bapa (kompleks Elektra).

d. Peringkat Pendalaman ( 6 – 12 tahun )


Pada peringkat ini, kanak-kanak menumpukan kasih

sayang kepada orang lain seperti rakan sebaya. Kanakkanak juga terlibat dengan dengan unsur-
unsur pendidikan, bermasyarakat dan mengalami perkembangan superego.

e. Peringkat Kejantinan ( 12 tahun ke atas )

Pada peringkat ini, remaja mula menaruh minat terhadap rakan sebaya yang berlainan
jantina akibat daripada libido yang terdapat di dalam diri seseorang akan mendorongnya untuk
menaruh minat terhadap individu di luar keluarga.

1.1 Aspek-Aspek Perkembangan Anak Usia Dini


Ada beberapa aspek perkembangan anak prasekolah menurut beberapa pemerhati anak-
anak sebagai berikut.

1. Perkembangan Fisik
Santrock (2011:36) mengemukakan ada beberapa hal yang termasuk ke dalam
perkembangan fisik:
a) Tinggi badan anak mengalami penambahan 6 cm dan berat badan 2-kg
pertahun. Namun pola pertumbuhan bervariasi secara individual. Ada
pengaruh faktor bawaan, defisiensi hormon pertumbuhan dan masalah
fisik yang terjadi pada masa kanak-kanak.
b) Perkembangan otak. Pada usia 6 tahun, otak telah mencapai 95 persen
volume dewasanya. Sebagian peningkatan tersebut dusebabkan oleh
peningkatan jumlah dan ukuran ujung-ujung syaraf reseptor.
Neurotranmiter yang konsentrasinya meningkat pada usia 3-6 tahun adalah
dopamin. Peningkatan kematangan otak berkontribusi terhadap
perubahan-perubahan kemampuan kognitif.
c) Motorik kasar. Gerak motorik kasar adalah gerak anggota badan secara
kasar atau keras. Semakin anak bertambah dewasa dan kuat tubuhnya,
maka gaya geraknya semakin sempurna. Hal ini mengakibatkan tumbuh
kembang otot semakin membesar dan menguat, dengan demikian
ketrampilan baru selalu bermunculan dan semakin bertambah kompleks.
Contoh gerakan motorik kasar adalah, melakukan gerakan berjalan,
berlari, melompat, melempar dan sebagainya.
d) Perkembangan Gerak Motorik halus. Perkembangan motorik mengikuti
hukum arah perkembangan. dan kemampuan fisik tersebut diatas terjadi
secara teratur dan bertahap sesuai dengan pertambahan umur.
2. Perkembangan Kognitif
Piaget dalam Suyadi (2010:85) bahwa perkembangan kognitif, khususnya
intelektual, merupakan sebagai proses konstruksi. Secara sederhana, perkembangan
kognitif terdiri atas dua bidang, yakni logika-matematika dan sains, untuk
mengingkatkan hal tersebut maka anak dilatih meningkatkan pengertian pada bilangan,
menemukan hubungan sebab akibat dan meningkatkan kemampuan berpikir logisnya,
Selain hal-hal tersebut, Anthoni Robin dalam C.J Simister (2013:56) menjadikan
bertanya logis adalah sebuah kemampuan anak-anak yang harus terus ditumbuhkan
secara terus menerus karena, bertanya sebagai tanda keingintahuan adalah salah satu
karakteristik paling permanen dan pasti dari pemikiran yang kuat. Keingintahuan
menandakan semangat yang aktif, terbuka dan berorientasi pada pemecahan masalah dan
merupakan elemen penting dari kreativitas, inovassi dan kemajuan anak-anak.

3. Perkembangan Sosio-Emosional
Perkembangan sosial-emosional adalah kepekaan anak untuk memahami
perasaan orang lain ketika berinterasi dalam kehidupan sehari hari, Untuk dapat
mengembangkan atau mencerdaskan sisio emosional anak anak diberikan stimulus
melalui permainan yang sesuai dengan tingkat perkembangan sosio emosional anak.
Pola perkembangan sosio emosional anak usia dini diantaranya: takut, malu, khawatir,
cemas, marah, cemburu, dukua cita, rasa ingin tahu, dan kegembiraan.

4. Perkembangan Bahasa
anak pada usia sesitiv merupakan penjelajah lingkungan dengan menggunakan
tangan dan lidah (yang mengarah keperkembangan bahasa). Ini dapat djadikan sebagai
salah satu cikal bakal perkembangan berbahasa anak. kemampuan berbahasa anak
tumbuh dan berkembang pesat selama masa prasekolah. Anak belajar bahasa secara
intuitif tanpa banyak instruksi. Hasilnya adalah terus bertambah kosakata, jumlah kata
yang diketahui anak dan penggunaan kalimat yang panjang, tata bahasanya juga terus
berkembang pada masa ini.

Empat tingkat perkembangan kognitif yang dikemukakan Piaget yaitu :


a. Masa Bayi (Bakita) : Tingkat Sensomotori
Periode perkembangan pada tingkat ini didasarkan pada informasi yang
diperoleh dari indera (sensori) dan dari tindakan atau gerakan tubuh (motor)
bayi. Prestasi terbesar bayi adalah kesadaran bahwa lingkungan benar-benar di
luar jangkauannya, baik yang bayi mampi rasakan ayau tidak. Prestasi besar
kedua periode sensormotor adalah mukainya tindakan dengan tujuan terarah
yang logis. Memikirkan mengenai benda yang akrab atau disenangi oleh bayi.
b. Masa Anak-anak Awal : Tingkat Pra-Operasional
Itelegensi sensormotor sangat tidak efektif unyuk perencanaan ke depan atau
mengingat informasi. Untuk itu anak memerlukan apa yang disebut Piaget
sebagai operasi, atau tindakan yang dilakukan secara mental atau
berani.Menurut Piaget, langkah awal tindakan berpikir adalah interalisasi
tindakan. Pada akhir tingkat sensormotor anak dapat menggunakan banyak
skema tindakan.
c. Tingkat Operasional Konkrit
Pada masa ini anak-anak bergerak maju berpikir secara logis. Piaget
menggunakan kata operasional konkrit untuk mendiskripsikan tingkat pemikiran
siap pakai ini. Krakter dasar tingkat ini adalah bahwasannya siswa mengetahui :
 Stabilitas logis dunia fisik
 Fakta bahwa elemen-elemen dapat diubah atau ditransformasikan dan
tetap banyak menjaga banyak karakter aslinya
 Bahwa perubahan-perubahan ini di balik
d. Tingkat Operasional Formal
Pada tingkat operasional formal, semua karakter operasi terdahulu terus
menguat. Pemikiran formak adlah mampu membalik, internal, dan mampu
terorganisir dalam sistem, bagian-bagian saling bergantung. Operasi formal
mencakup apa yang biasa kita kenal sebagai alasan ilmiah. Hipotesa dapat dibuat
dan eksperimen mentak berguna untuk mengujinya, dengan variabel yang
diisolasi atau dikontrol.

Untuk jelasnya dibawah ini adalah tabel perkembangan kognitif versi Piaget :
Tingkat Usia yang sesuai karakter
Sensomotor 0-2 tahun Mulai menggunakan imitasi
(meniru), memori, dan pikiran
mulai mengetahui bahwa
objek tidak sirna ketika hilang,
berubahnya dari tindakan
refleks menuju tindakan yang
terarah
Pra-Operasional 2-7 tahun Mulai berkembangan bahasa
dan kemampuan berpikir
dengan bentuk simbolis
Mampu memikirkan operasi
secara logis
Memiliki kesulitan
mengetahui sufut pandang
orang lain
Operasional Konkrit 7-11 tahun Mampu memecahkan
masalah-masalah konkrit
dengan cara logis
Memahami hukum
perlindungan
Operasional Formal 11-15 tahun Mampu memecahkan masalah
abstrak dengan cara logis
Pemikiran menjadi lebih
ilmiah
Mengembangkan terhadap
isu-isu sosial
DAPUS

 Tim Penulis Buku Psikologi Pendidikan. 1993. Psikologi


Pendidikan. Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas
Negeri Yogyakarta : Yogyakarta
 Wiyani, Ardy. (2012). Save Our Children From School Bullying.
Jogjakarta : Ar- ruzz Media.
 Santrock. (2011). Life-Span Development: Perkembangan Masa-Hidup.
Edisi 30. Jilid 1. Alih Bahasa: Widyasinta Benedictine. Jakarta: Erlangga.
 Sujiono, Yuliani Nurani. 2009. Konsep Dasar Pendidikan Anak Usia Dini.
Jakarta: PT Indeks
 Suyadi. (2010). Psikologi Belajar Anak Usia Dini. Yogyakarta :
PEDAGOGIA.

Anda mungkin juga menyukai