Anda di halaman 1dari 15

1.

Jelaskan spesifikasi ruang bersih

 Menurut Michael, 2010 ( sterile drug products : formulation,


packaging, manufacturing and Quality : hal 215-217 )

 Menurut Menurut WHO. 2011 hal;263-264

 Menurut Agoes, 2013, Sediaan Steril Farmasi Industri, Hal :110

 Menurut CPOB, 2006, Pedoman Cara Pembuatan Obat yang Baik,


hal :

Ruang bersih dikelompokkan menjadi 2 tipe utama berdasarkan


metode verifikasi, yaitu ruang bersih konvesional, berfentilasi dan
ruang bersih dengan aliran satu arah. Sehingga ruang bersih dapat
dispesifikasikan sebagai berikut :

Spesifikasi
Penjelasan Peruntukan
Ruang Bersih

Kelas A Zona untuk kegiatan yang berisiko tinggi, misalnya


zona pengisian, wadah tutup karet, ampul dan vial
terbuka, penyambungan secara aseptis.
Umumnya kondisi ini dicapai dengan memasang
unit aliran udara laminar (laminar air flow) di
tempat kerja. Sistem udara laminar hendaklah
mengalirkan udara dengan kecepatan merata
berkisar 0,36 – 0,54 m/detik (nilai acuan) pada
posisi kerja dalam ruang bersih terbuka. Keadaan
laminar yang selalu terjaga hendaklah dibuktikan
dan divalidasi. Aliran udara searah berkecepatan
lebih rendah dapat digunakan pada isolator
tertutup dan kotak bersarung tangan.

Kelas B Untuk pembuatan dan pengisian secara aseptis,


Kelas ini adalah lingkungan latar belakang untuk
zona Kelas A.
Kelas C dan D Area bersih untuk melakukan tahap proses
pembuatan dengan risiko lebih rendah.

White area : area ini juga disebut juga area kelas C, B dan A (dibawah
LAF). Ruangan yang masuk dalam area ini adalah ruangan yang
digunakan untuk penimbangan bahan baku produksi steril, ruang
mixing untuk produksi steril, laboratorium mikrobiologi (ruang uji
sterilitas). Setiap karyawan yang akan memasuki area ini wajib
menggunakan pakaian antistatic (pakaian dan sepatu yang tidak
melepas partikel). Antara grey area dan white area dipisahkan oleh
ruang ganti pakaian white dan air lock.
Gray area : area ini disebut juga area kelas D. ruangan ataupun area
yang masuk dalam kelas ini adalah ruang produksi produk nonsteril,
ruang pengemasan primer, ruang timbang, laboratorium mikrobiologi
(ruang preparasi, ruang uji potensi dan inkubasi), ruang sampling
digudang. Setiap karyawan yang masuk ke area ini wajib mengenakan
gowning (pakaian dan sepatu grey) antara black area dan grey area
dibatasi ruang ganti pakaian grey dan air lock.
Black area : area ini juga disebut area kelas E. ruangan ataupun area
yang termasuk dalam kelas ini adalah koridor yang menghubungkan
ruang ganti dengan ruang produksi, area staging bahan kemas dan
ruang ruamg kemas sekunder. Setiap karyawan wajib mengenakan
sepatu dan pakaian black area (dengan penutup kepala).

2. Kriteria penggunaan ruang bersih ?


 Menurtut goeswin agoes, sediaan farmasi steril 2013 : 110 – 112
 Menurut WHO Manuacturing Practices For Sterile Pharmaceutical
Products,
 Alfonso R. Gennaro. Remington : The Science and Practice Of Pharmacy
Volume 1 Edisi 20th. 2000 : 754
a. Ruang bersih konvensional berventilasi
Kriteria ruang bersih memiliki tipe permukaan dinding dalam ruangan.
Ruangan dikontruksi dari material yang tidak akan menghasilkan partikel
dan mudah dibersihkan. Permukaan dikontruksi sedemikian rupa,
sehingga mudah dibersihkan dan tidak memunculkan retakan yang dapat
menciptakan tumpukan kotoran misalnya dengan menutup permukaan
dinding menggunakan semen sehingga licin dan tidak memantulkan
cahaya.
b. Ruang bersih dengan aliran uni directional ( satu arah )
Aliran uni directional didefinisikan berdasarkan kecepatan udara dan
terbukti bahwa tingkat kebersihan ruangan uni directional secara langsung
professional terhadap kecepatan udara perubahan udara persatuan waktu
terkait dengan volume ruangan yang umumnya tidak menunjukan efek
pada ruangan dengan aliran uni directional beberapa kali (10-100 kali)
kebih besar dari aliran udara yang disuplai pada ruang bersih
konvensional.
c. Area bersih untuk pembuatan produk steril diklasifikasikan sesuai dengan
karakteristik lingkungan yang dibutuhkan
d. ISO 14644-1 (2) harus digunakan untuk klasifikasi kebersihan menurut
untuk konsentrasi partikel udara (penentuan jumlah sampel lokasi,
perhitungan ukuran sampel dan evaluasi ion klasifikasi dari data yang
diperoleh).

Jumlah partikel maksimum yang diizinkan per m3 lebih besar dari


atau sama dengan ukuran tabulasi
Saat istirahata Dalam operasib
Kelas 0.5 µm 5.0 µm 5.0 µm 5.0 µm

A 3 520 20 3 520 20

B 3 520 29 352 000 2 900

C 352 000 2 900 3 520 000 29 000

D 3 520 000 29 000 Tidak Tidak terdefinisi


terdefinisi
e. Karakteristik lain seperti suhu dan kelembaban relative tergantung pada
produk dan sifat dari operasi yang dilakukan
f. Contoh operasi yang akan dilakukan di berbagai kelas adalah diberikan
pada Tabel 2.
Kelas Contoh operasi untuk produk disterilisasi akhir

(lihat bagian 4.12–4.15)

A Mengisi produk saat tidak beresiko

B Persiapan solusi saat berisiko luar biasa. Mengisi produk

C Persiapan solusi dan komponen untuk pengisian selanjutnya

Kelas Contoh operasi untuk persiapan aseptik

(lihat bagian 4.16-4.20)

A Persiapan aseptik dan pengisian

B Persiapan solusi untuk disaring

C Penanganan komponen setelah dicuci


g. Untuk mengontrol kebersihan mikrobiologi dari Kelas A – D di operasi
area bersih harus dipantau
h. Tingkat deteksi kontaminasi mikroba harus ditetapkan untuk tujuan
menetapkan batas siaga dan tindakan dan untuk memantau tren kebersihan
lingkungan di fasilitas. Batas yang dinyatakan dalam colony-forming units
(CFU) untuk pemantauan mikrobiologi bersih wilayah dalam operasi
diberikan pada Tabel 3. Metode pengambilan sampel dan numeric nilai-
nilai yang termasuk dalam tabel tidak dimaksudkan untuk
merepresentasikan spesifikasi, tetapi hanya untuk informasi.
Kelas Sampel Taruh Pelat Cetak
udara piring kontak sarung
(diameter (diameter tangan
(CFU / m3)
90 mm) 55 mm) (5 jari)
(CFU / 4 (CFU /
(CFU / plat)
jam)b sarung
tangan)
A <1 <1 <1 <1

B 10 5 5 5

C 100 50 25 -

D 200 100 50 -

CFU, unit pembentuk koloni.


a
Ini adalah nilai rata-rata.
b
Piring pelapis individu dapat terpapar selama kurang dari 4 jam.
i. Komponen dan sebagian besar produk harus disiapkan paling tidak
Lingkungan kelas D untuk memastikan bioburden dan partikel mikroba
rendah menghitung sebelum penyaringan dan sterilisasi
j. Pengisian produk untuk sterilisasi terminal umumnya harus dilakukan dalam
setidaknya Lingkungan kelas C
k. Persiapan dan pengisian salep, krim, suspensi dan emulsi umumnya harus
dilakukan dalam Lingkungan kelas C sebelumnya sterilisasi terminal
l. Pemeliharaan laboratorium higenis
m. Sering dilakukan disinteksi lantai dan permukaan
n. Meminimalkan jalur masuk dan keluar area
o. Penyiapan bahan baku dan persiapan yang diinginkan yang didukung
pertumbuhan mikroba
p. Penggunaan prangkat aliran udara laminar untuk operasi penting
q. Penggunaan air yang kualitas USP yang sesuai bebas dari kontaminasi
mikroba
3. Jelaskan pengertian steril, sterilisasi, dan teknik aseptik ?

a. Streril
 Menurut Syamsuni (Ilmu Resep 2007 hal :181)
 Menurut Lachman (The Theory and practice of industrial pharmacy :
619)
 Menurut Bauman RW (Microbiology with Disease By Taxonomy 2001)
Steril adalah keadaan suatu zat yang bebas dari mikroba hidup, baik
yang patogen (menimbulkan penyakit), maupun apatogen atau non patogen
(tidak menimbulkan penyakit), baik dalam bentuk vegetatif (siap untuk
berkembang biak) maupun dalam bentuk spora (dalam keadaan statis tidak
dapat berkembang biak, tetapi melindungi diri dengan lapisan pelindung
yang kuat, atau Steril menunjukan kondisi yang memungkinkan terciptanya
kebebasan penuh dari mikroorganisme.
b. Sterilisasi
 Menurut Farmakope edisi IV 1995
 Menurut Scoville ( The Art Of Compounding Hal 403 )
 Menurut Howard C. Ansel-Ansel’s Pharmaceutical Dosage Forms And
Drug Delivery Systems Edisi 6 –Hal: 410
Sterilisasi adalah suatu proses untuk membunuh atau menghilangkan
bakteri dan mikroorganisme lain atau suatu proses yang dilakukan terhadap
sediaan farmasetik berarti penghancuran sempurnah seluruh mikroorganisme
dan sporanya atau penghilang mikroorganisme dari sediaan
c. Tehnik Aseptik
 Menurut Syamsuni (ilmu Resep: 193)
 Menurut Swarbick (encyclopedia of pharmacy tehnology 3 edition : 127)
 Menurut Journal Aseptic Technique : 2008.
 Menurut Journal sterile Drug Products Produced by aseptic Processing
Current Good Manufacturing Practice : 2004
Cara sterilisasi dengan menggunakan teknik yang dapat memperkecil
kemungkinan terjadinya pencemaran atau kontaminasi dengan mikroba
hingga seminimal mungkin. Teknik aseptik adalah metodologi yang banyak
digunakan dalam industri kesehatan untuk persiapan bahan steril
atauseperangkat tindakan rutin untuk mencegah kultur steril stok media dan
solusi lain dari keberadaan terkontaminasi oleh mikroorganisme yang tidak
diinginkan.

4. Metode-metodesterilisasi (tabelkanmetode, prinsipkerja, keuntungan,


kekurangan, contohbahan, dapus)

Menurut Ansel (pharmaceutical dosage form), Lachman ( theory and practice of


industry), Lukas (formulasisteril) danWHO, (good manufacturing practices for
sterile pharmaceutical products)

Panaskering Oven

Pemanasan Panasbasah autoklaf

Secarafisik Tanpapemanasa Radiasi


n

Gas

Metodesterilisasi Secarakimia
etilenoksida
No. Metode Prinsip Kerja Keuntungan Kerugian Contoh bahan
1. Sterilisasi Dengan mekanisme Lebih efektifmenghancurkan Karenapanasdankeringk Bahan yang
Fisika Panas mengoksidasi sampai pirogen, Daya tembusnya urangefektifdalammemb dapatdisterilakn :
Kering terjadi koagulasi protein tidak sekorosif uap untuk unuhmikrobadariautokla Larutan(NaCl,
sel logam, fmakasterilisasimemerlu larutan protein,
kantemperatur yang media
lebihtinggidanwaktu pembiakanbakteri)P
yang lebihpanjanng inset, gunting,
petridishdll.
Bahan yang
tidakdptdisterilkan :
Minyaklemak,
gliserin, petrolatum,
minyak mineral,
parafindanberbagais
erbuk yang
stabildalampemanas
2. Sterilisasi Pemaparanuapjenuhpada Sel bakteri dengan kadar Bahanharusdibungkuste Sediaan injeksi dan
Fisika panas tekanantertentuselamaw air besar umumnya lebih rlebihdahuluuntukmenc suspensi
mudahdibunuh
lembab aktudansuhutertentupada egahterjadinyarekonta
suatuobjeksehinggaterja minasisetelahsterilisasi
dipelepasanenergilatenu
ap yang
mengakibatkanpembunu
hanmikroorganismeseca
raireversibelakibatdenat
urasiataukoagulasi
protein sel.
3. Sterilisasi Radiasi pengionan membatumengurangikonta Banyakbahanobatdanba Gamma
Fisika Cara menghancurkan minasi di hanpengemas yang digunakanuntukmen
bukan panas mikroorganisme dengan udaradanpermukaanselama pekaterhadapradiasisehi sterilkanalatkedokte
menghentikan pemrosesansterilisasiruanga nggametodeinitdkdapat ransertaalat yang
reproduksi sebagai n digunakan. terbuatdarilogambah
akibat mutasi letal. ansintetissepertipoli
etilen,
Ultraviolet
digunakan untuk
sterilisasi ruangan
pada penggunaan
aseptis.
4. Sterilisasi Efektik terhadap bentuk Lebih efektif terhadap Kebanyakan desinfektan porselin
Kimia cairan vegetative permukaan yang keras dan tergantung pada sifat
mikroorganisme licin permukaan, sifat dan
derajat kontaminasi dan
aktivitas antimikroba zat
yang digunakan
5. Sterilisasi Sterilisasi dgn gas butuh Proses EtO menyajikan Uap dari EtO (bukan Bahanyang
Kimia Gas waktu 4- 10 jam efektivitas luas dan bentuk cair) dapat termolabilseprtibaha
pemaparan etilen oksida kemungkinan validasi dalam menjadi mudah terbakar nbiologi,
diduga memberikan efek sterilisasi industry bila di dan meledak pada makanandanplastik
sterilisasi dengan bandingkandengan proses konsentrasi diatas 3% di
mempengaruhi sel sterilisasi plasma udara
metabolisme sel bakteri
6. Sterilisasi Penyaringandapatdiguna kemampuanmensterilkansec Penyaringan cairan Sediaanlarutanobat
Mekanik kanuntukmemisahkanpa araefektifzat-zat yang dengan volume besar (air pro injeksi)
rtikel-partikel, tidaktahanpanasdanalatygdig akan mermerlukanwaktu
termasukmikroorganism unakanterbilangekonomis yang lebih lama terutam
e, darilarutandan gas a bila cairan
tanpamenggunakanpana kental.
s. Idealnya,
saringantidakharusmeng Cara ini diharuskan
ubahlarutanatau gas menjalani pengawasan
dengansegalacara, juga yang ketat danmemonito
tidakmenghilangkankon ring karena
stituen yang efek hasil penyaringan d
dikeminginkanataumem apat diperngaruhioleh ba
bawakomponen- nyaknya
komponen yang miokroba dalam larutan
tidakdiinginkan.

5. jenis – jenis sediaan steril


 Menurut ansel’s
 Sterile product,
 berdasarkan rute pemberian
1. rute intravena (i.v)
2. rute intramuscular (i.m)
3. rute intradermal(i.d)
4. rute subkutan (i.s)
5. oral
6. rute subkonjungtiva
7. rute intraveritonial (i.v)

6. Pembagian Ruang Produksi (CPOB)

 Menurut Peraturan BPOM Nomor 13 Tahun 2018


a. Area Penimbangan
Penimbangan bahan awal dan perkiraan hasil nyata produk dengan cara
penimbangan hendaklah dilakukan di area penimbangan terpisah yang
didesain khusus untuk kegiatan tersebut. Area ini dapat menjadi bagian
dari area penyimpanan atau area produksi.
b. Area Produksi
1. Untuk memperkecil risiko bahaya medis yang serius akibat terjadi
pencemaran silang, suatu sarana khusus dan self-contained harus
disediakan untuk produksi obat tertentu seperti produk yang dapat
menimbulkan sensitisasi tinggi (misal golongan penisilin) atau
preparat biologis(misal mikroorganisme hidup). Produk lain seperti
antibiotika tertentu, hormon tertentu (misal hormon seks), sitotoksika
tertentu, produk mengandung bahan aktif tertentu berpotensi tinggi,
dan produk nonobat hendaklah diproduksi di bangunan terpisah.
2. Pembuatan produk yang diklasifikasikan sebagai racun seperti
pestisida dan herbisida tidak boleh dibuat di fasilitas pembuatan prod k
obat
3. Tata letak ruang produksi sebaiknya dirancang sedemikian rupa untuk:
 memungkinkan kegiatan produksi dilakukan di area yang saling
berhubungan antara satu ruangan dengan ruangan lain mengikuti
urutan tahap produksi dan menurut kelas kebersihan yang
dipersyaratkan;
 mencegah kesesakan dan ketidakteraturan; dan
 memungkinkan komunikasi dan pengawasan yang efektif
terlaksana.
4. Luas area kerja dan area penyimpanan bahan atau produk yang sedang
dalam prose hendaklah memadai untuk memungkinkan penempatan
peralatan dan bahan secara teratur dan sesuai dengan alur
proses,sehingga dapat memperkecil risiko terjadi kekeliruan antara
produk obat atau komponen obat yang berbeda, mencegah pencemaran
silang dan memperkecil risiko terlewat atau salah melaksanakan
tahapan proses produksi atau pengawasan.
5. Permukaan dinding, lantai dan langit-langit bagian dalam ruangan di
mana terdapat bahan baku dan bahan pengemas primer, produk antara
atau produk ruahan yang terpapar ke lingkungan hendaklah halus,
bebas retak dan sambungan terbuka, tidak melepaskan partikulat, serta
memung-kinkan pelaksanaan pembersihan (bila perlu disinfeksi) yang
mudah dan efektif.
6. Konstruksi lantai di area pengolahan hendaklah dibuat dari bahan
kedap air, permukaannya rata dan memungkinkan pembersihan yang
cepat dan efisien apabila terjadi tumpahan bahan. Sudut antara dinding
dan lantai di area pengolahan hendaklah berbentuk lengkungan

Pipa, fiting lampu, titik ventilasi dan instalasi sarana penunjang lain
hendaklah didesain dan dipasang sedemikian rupa untuk
menghindarkan pembentukan ceruk yang sulit dibersihkan. Untuk
kepentingan perawatan, sedapat mungkin instalasi sarana penunjang
seperti ini hendaklah dapat diakses dari luar area pengolahan

c. Area Penyimpanan
1. Area penyimpanan hendaklah memiliki kapasitas yang memadai untuk
menyimpan dengan rapi dan teratur berbagai macam bahan dan produk
seperti bahan awal dan bahan pengemas, produk antara, produk ruahan
dan produk jadi, produk dalam status karantina, produk yang telah
diluluskan, produk yang ditolak, produk yang dikembalikan atau
produk yang ditarik dari peredaran.
2. Area penyimpanan hendaklah didesain atau disesuaikan untuk
menjamin kondisi penyimpanan yang baik; terutama area tersebut
hendaklah bersih, kering dan mendapat penerangan yang cukup serta
dipelihara dalam batas suhu yang ditetapkan.
3. Apabila kondisi penyimpanan khusus (misal suhu, kelembaban)
dibutuhkan, kondisi tersebut hendaklah disiapkan, dikendalikan,
dipantau dan dicatat di mana diperlukan.
4. Area penerimaan dan pengiriman barang hendaklah dapat memberikan
perlindungan bahan dan produk terhadap cuaca. Area penerimaan
hendaklah didesain dan dilengkapi dengan peralatan yang sesuai untuk
kebutuhan pembersihan wadah barang bila perlu sebelum dipindahkan
ke tempat penyimpanan.
5. Apabila status karantina dipastikan dengan cara penyimpanan di area
terpisah, maka area tersebut hendaklah diberi penandaan yang jelas
dan akses ke area tersebut terbatas bagi personil yang berwenang.
Sistem lain untuk menggantikan sistem karantina barang secara fisik
hendaklah memberi pengamanan yang setara.
6. Hendaklah disediakan area terpisah dengan lingkungan yang terkendali
untuk pengambilan sampel bahan awal. Apabila kegiatan tersebut
dilakukan di area penyimpanan, maka pengambilan sampel hendaklah
dilakukan sedemikian rupa untuk mencegah pencemaran atau
pencemaran silang. Prosedur pembersihan yang memadai bagi ruang
pengambilan sampel hendaklah tersedia.
7. Area terpisah dan terkunci hendaklah disediakan untuk penyimpanan
bahan dan produk yang ditolak, atau yang ditarik kembali atau yang
dikembalikan.
8. Bahan aktif berpotensi tinggi dan bahan radioaktif, narkotik, obat
berbahaya lain, dan zat atau bahan yang mengandung risiko tinggi
terhadap penyalahgunaan, kebakaran atau ledakan hendaklah disimpan
di area yang terjamin keamanannya. Obat narkotik dan obat berbahaya
lain hendaklah disimpan di tempat terkunci.
9. Bahan pengemas cetakan merupakan bahan yang kritis karena
menyatakan kebenaran produk menurut penandaannya. Perhatian
khusus hendaklah diberikan dalam penyimpanan bahan ini agar
terjamin keamanannya. Bahan label hendaklah disimpan di tempat
terkunci.
10. Laboratorium pengawasan mutu hendaklah terpisah dari area
produksi. Area pengujian biologi, mikrobiologi dan radioisotop
hendaklah dipisahkan satu dengan yang lain.
11. Laboratorium pengawasan mutu hendaklah didesain sesuai dengan
kegiatan yang dilakukan. Luas ruang hendaklah memadai untuk
mencegah pencampurbauran dan pencemaran silang. Hendaklah
disediakan tempat penyimpanan dengan luas yang memadai untuk
sampel, baku pembanding (bila perlu dengan kondisi suhu terkendali),
pelarut, pereaksi dan catatan.
12. Suatu ruangan yang terpisah mungkin diperlukan untuk memberi
perlindungan instrumen terhadap gangguan listrik, getaran,
kelembaban yang berlebihan dan gangguan lain, atau bila perlu untuk
mengisolasi instrumen.
13. Desain laboratorium hendaklah memerhatikan kesesuaian bahan
konstruksi yang dipakai, ventilasi dan pencegahan terhadap asap.
Pasokan udara ke laboratorium hendaklah dipisahkan dari pasokan ke
area produksi. Hendaklah dipasang unit pengendali udara yang
terpisah untuk masing-masing laboratorium biologi, mikrobiologi dan
radioisotop.
d. Sarana Pendukung
1. Ruang istirahat dan kantin hendaklah dipisahkan dari area produksi
dan laboratorium pengawasan mutu.
2. Sarana untuk mengganti pakaian kerja, membersihkan diri dan toilet
hendaklah disediakan dalam jumlah yang cukup dan mudah diakses.
Toilet tidak boleh berhubungan langsung dengan area produksi atau
area penyimpanan. Ruang ganti pakaian hendaklah berhubungan
langsung dengan area produksi namun letaknya terpisah.
3. Sedapat mungkin letak bengkel perbaikan dan perawatanperalatan
terpisah dari area produksi. Apabila suku cadang, asesori mesin dan
perkakas bengkel disimpan di area produksi, hendaklah disediakan
ruangan atau lemari khusus untuk penyimpanan alat tersebut.
4. Sarana pemeliharaan hewan hendaklah diisolasi dengan baik terhadap
area lain dan dilengkapi pintu masuk terpisah (akses hewan) serta unit
pengendali udara yang terpisah.

Anda mungkin juga menyukai