Anda di halaman 1dari 9

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.

id
31

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan adalah eksperimental laboratorium untuk

memperoleh hasil data. Penelitian ini dilakukan dengan membuat krim dari

ekstrak rimpang tamulawak (Curcuma xanthorrhiza Roxb.) dengan bahan

pembasah (humektan) gliserin dan propilen glikol. Kemudian krim disimpan pada

tiga suhu yang berbeda yaitu suhu oven (40⁰C), suhu kulkas (2-8⁰C) dan suhu

kamar (27-30⁰C) kemudian dilakukan pengujian sifat fisik dan kimia krim

meliputi uji organoleptis (fisik), uji daya lekat (fisik), uji daya sebar (fisik), uji

viskositas (fisik), uji kemampuan proteksi (fisik), uji susut pengeringan (fisik), uji

pH (kimia).

B. Alat dan Bahan

1. Alat

Alat yang digunakan adalah blender, oven digital (MEMMERT), pengayak,

gelas beker 250 ml (PYREX), gelas ukur 10 ml (PYREX), gelas ukur 50 ml

(PYREX), mortir, stemper, neraca analitik (PRECISA), toples, batang pengaduk,

sendok tanduk, alat uji daya lekat, viskometer (RION VT-04F), cawan petri, pipet

tetes, cawan penguap, waterbath (MEMMERT), pH meter (LUTRON), kertas

saring, anak timbang, kaca preparat dan alat pendukung lain.

commit to user

31
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
32

2. Bahan

Bahan yang digunakan dalam penelitian ini yaitu rimpang temulawak yang

didapat dari Petani Tawangmangu, Karanganyar. Bahan lain yang digunakan

didapat dari Laboratorium Farmasetika D3 Farmasi UNS, bahan tersebut antara

lain asam stearat (BRATACO), cetil alkohol (BRATACO), vaselin album

(BRATACO), natrium lauryl sulfat (BRATACO), gliserin (BRATACO), propilen

glikol (BRATACO), nipagin (BRATACO), nipasol (BRATACO), aquades, HCl 2

N, serbuk Mg, FeCl3, amil alkohol, etanol 96 %, larutan PP dan NaOH 5 %.

C. Waktu dan Tempat Penelitian

1. Waktu

Pembuatan dan pengujian sifat fisik krim dilakukan pada bulan Februari

hingga April 2014 dan pengolahan data dilakukan pada bulan April hingga Mei

2014.

2. Tempat

Penelitian dilakukan di Laboratorium Farmasetika D3 Farmasi UNS untuk

pembuatan dan pengujian sifat fisik dan kimia krim.

D. Prosedur Penelitian

1. Desain Penelitian

Desain penelitian yang digunakan adalah penelitian eksperimental

laboratorium, dalam penelitian terdapat 3 variabel, yaitu :

a. Variabel bebas : suhu penyimpanan suhu kulkas (2-8⁰C), suhu

kamar (27-30⁰C), suhu oven (40⁰C), humektan

gliserin dan humektan propilen glikol.


commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
33

b. Variabel tergantung : sifat fisik krim yang meliputi pengujian

organoleptis, pengujian daya sebar, pengujian daya

lekat, pengujian pH, pengujian daya proteksi,

pengujian viskositas, uji tipe krim dan pengujian

susut pengeringan.

c. Variabel terkendali : jumlah bahan yang digunakan, alat yang

digunakan, cara pembuatan sediaan krim dan

formula yang digunakan.

2. Cara Kerja Penelitian

a. Identifikasi rimpang temulawak

Rimpang temulawak (Curcuma xanthorrhiza Roxb.) yang digunakan

dalam penelitian ini diidentifikasi terlebih dahulu untuk memastikan bahwa

bagian tanaman yang digunakan adalah benar. Identifikasi rimpang temulawak

dilakukan di Laboratorium Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan

Alam Universitas Sebelas Maret.

b. Pengambilan bahan

Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah rimpang temulawak

(Curcuma xanthorrhiza Roxb.) yang diperoleh dari Petani Tawangmangu,

Karanganyar.

c. Pembuatan serbuk rimpang temulawak

Rimpang temulawak yang masih segar dicuci bersih dengan aliran air

yang mengalir dan ditiriskan. Selanjutnya diiris-iris dengan ketebalan 1-3 mm,

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
34

lalu dioven dengan suhu 50⁰ C hingga kering. Simplisia yang telah kering

diblender menjadi serbuk lalu diayak dengan ayakan 4/18.

d. Pembuatan ekstrak etanol 96 % rimpang temulawak

Ekstraksi dilakukan dengan metode maserasi. Metode ini dilakukan

dengan cara serbuk rimpang temulawak dimasukkan ke dalam toples lalu

ditambahkan etanol 96%, toples tersebut ditutup dengan rapat dan disimpan 5

hari dengan melakukan pengadukan secara berkala. Filtrat disaring

menggunakan kain flanel dan ditampung. Filtrat kemudian dipekatkan dengan

menggunakan waterbath sehingga didapatkan ekstrak kental rimpang

temulawak. Rendemen ekstrak dapat dihitung dengan cara jumlah bobot

ekstrak yang diperoleh (gram) terhadap jumlah bobot simplisia awal (gram),

yang hasilnya dinyatakan dalam persen. Pemeriksaan organoleptis dilakukan

terhadap bentuk, warna, rasa, dan bau dari ekstrak rimpang temulawak.

e. Uji kandungan kimia ekstrak

1) Uji Saponin

Ekstrak dilarutkan dengan aquadest lalu dipanaskan dengan penangas

air. Setelah dingin, larutan dalam tabung reaksi dikocok kuat – kuat selama

30 detik. Hasil positif ditunjukkan dengan terbentuknya busa yang konsisten

selama beberapa menit dan dengan penambahan 1 tetes HCl encer masih

terbentuk busa.

2) Uji flavonoid

Ekstrak ditambahkan dengan serbuk Mg dan HCl 2 N kemudian

dipanaskan diatas penangas air. Setelah itu ditambahkan dengan amil alkohol,
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
35

dikocok hingga tercampur rata. Hasil positif yaitu tertariknya warna kuning –

merah pada lapisan alkohol.

3) Uji fenol

Ekstrak dipanaskan dengan 5 ml air selama 10 menit dalam tangas air

mendidih. Disaring panas-panas, setelah dingin ditambah pereaksi besi (III)

klorida sebanyak 3 tetes. Terjadinya warna hijau – biru menunjukkan adanya

polifenolat .

f. Formula

Tabel III. Formula Krim M/A dari Ekstrak Rimpang Temulawak dengan
Humektan Gliserin dan Propilen glikol

Bahan F1 F2 F3 Fungsi
(%) (%) (%)
Ekstrak rimpang 1 1 1 Zat aktif
temulawak

Asam stearat 8 8 8 Stifenning agent

Vaselin album 25 25 25 Emollient


Cetil alkohol 2 2 2 Stifenning agent

Na lauryl sulfat 0,5 0,5 0,5 Emulgator


Gliserin 10 - - Humektan
Propilen glikol - 10 - Humektan
Nipagin 0,1 0,1 0,1 Pengawet
Nipasol 0,05 0,05 0,05 Pengawet
Aquades Ad Ad Ad Pelarut
100 100 100

Keterangan :

F1 : krim dengan humektan giserin


F2 : krim dengan humektan propilen glikol
F3 : krim kontrol tanpa humektan

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
36

g. Pembuatan krim M/A ekstrak rimpang temulawak

Pembuatan krim tipe M/A ekstrak rimpang temulawak yaitu melebur fase

minyak (asam stearat, vaselin album dan cetil alkohol) dalam cawan porselin di

atas waterbath sampai melebur seluruhnya dan ditambahkan nipasol lalu

diaduk sampai larut. Menyiapkan fase air dengan melarutkan natrium lauryl

sulfat dengan aquades kemudian menambahkan gliserin untuk F1 dan propilen

glikol untuk F2 dan dipanaskan di atas waterbath setelah panas tambahkan

nipagin lalu dihomogenkan. Fase air kemudian dimasukkan dalam mortir

panas, kemudian ditambahkan fase minyak yang telah lebur sedikit demi

sedikit sambil diaduk sampai terbentuk emulsi krim. Memasukkan ekstrak

rimpang temulawak dan dihomogenkan. Setelah krim jadi dan dingin,

kemudian dimasukkan ke dalam pot krim. Kemudian krim disimpan pada tiga

suhu berbeda yaitu suhu kulkas (2-8⁰C), suhu kamar (27-30⁰C) dan suhu oven

(40⁰C) kemudian dilakukan uji sifat fisik dan kimia krim yang dilakukan setiap

satu minggu sekali selama 4 minggu.

h. Uji sifat fisik dan kimia krim

1) Uji organoleptis (fisik)

Pengujian organoleptis dilakukan dengan pengamatan secara visual

terhadap sediaan meliputi warna, bau dan homogenitas.

2) Uji daya lekat (fisik)

Uji ini dilakukan dengan alat tes daya melekat krim. Dua objek glass,

stopwatch, anak timbangan gram dan dilakukan dengan cara melekatkan

krim ± 0,5 gram di atas objek glass yang lain di atas krim tersebut
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
37

kemudian ditekan dengan beban 1 kg selama 5 menit kemudian pasang

objek glass pada alat tes setelah itu lepaskan beban seberat 80 gram dan

dicatat waktunya hingga objek tersebut terlepas.

3) Uji daya sebar (fisik)

Uji ini dilakukan dengan menggunaka cawan petri dan anak timbang

gram. Krim ditimbang ± 0,5 gram diletakkan di tengah cawan petri yang

berada dalam posisi terbalik. Diletakkan cawan petri yang lain diatas krim,

dibiarkan 1 menit. Diameter krim yang menyebar (dengan mengambil

panjang rata-rata diameter dari beberapa sisi) diukur kemudian

ditambahkan 50 gram sebagai beban tambahan hingga beban 200 gram,

setiap penambahan beban didiamkan setelah 1 menit dan dicatat diameter

krim yang menyebar seperti sebelumnya.

4) Uji viskositas (fisik)

Uji viskositas krim dilakukan dengan menggunakan alat viskometer cup

and bob. Rotor dipasang pada viskotester dengan penguncinya berlawanan

arah dengan jarum jam. Cup diisi sampel krim yang akan diuji setelah itu

tempatkan rotor tepat berada di tengah-tengah cup yang berisi krim,

kemudian alat dihidupkan. Rotor mulai berputar dan jarum penunjuk

viskositas secara otomatis akan bergerak menuju ke kiri kemudian setelah

stabil viskositas dibaca skala dari rotor yang digunakan.

5) Uji Derajat Keasaman (kimia)

pH atau derajat keasaman suatu sediaan dalam bentuk krim dapat

diketahui dengan cara menggunakan pH meter yang dimasukkan ke dalam


commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
38

1 gram krim yang sudah dilarutkan dalam 10 ml aquadest, kemudian

didiamkan beberapa saat kemudian diukur derajat keasamannnya, hingga

nilai pH terbaca pada alat pH meter.

6) Uji Kemampuan Proteksi (fisik)

Uji dilakukan dengan menggunakan peralatan seperti kertas saring,

phenophtalein, NaOH 5 % dan dilakukan dengan mengambil sepotong

kertas saring (10x10 cm), lalu dibasahi dengan larutan phenolphthalein

sebagai indikator kemudian kertas dikeringkan. Sementara itu pada kertas

krim yang lain (2,5x2,5 cm) diolesi krim yang akan dicoba ( satu muka)

seperti lazimnya orang menggunakan krim kemudian ditempelkan pada

kertas sebelumnya lalu ditetesi atau dibasahi dengan larutan NaOH 5 %,

amati 15,30, 45, 60 detik 3 dan 5 menit apakah ada noda berwarna merah

atau kemerahan pada kertas tersebut, apabila tidak ada noda berati krim

tersebut dapat memberikan proteksi terhadap cairan (larutan NaOH).

7) Uji susut pengeringan

Uji dilakukan dengan memasukkan krim ke dalam gelas ukur 10 ml

yang telah diketahui beratnya sampai dengan tanda batas. Diamati

penyusutan volume dan berat krim setiap minggu selama 4 minggu

penyimpanan.

8) Uji tipe krim

Uji dilakukan dengan krim ditetesi dengan air dapat segara diencerkan

maka tipe emulsi M/A. Dan apabila tidak dapat diencerkan adalah tipe

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
39

A/M. Uji juga dilakukan dengan pemberian warna biru yaitu dengan

Metilen Blue, apabila warna dapat homogen maka tipe emulsi M/A.

E. Cara Analisis

Analisis data dilakukan dengan dua cara, yaitu :

1. Pendekatan secara teoritis

Data yang diperoleh dari pengujian dibandingkan dengan parameter

Farmakope Indonesia dan pustaka lain.

2. Pendekatan statistik

Data yang diperoleh dianalisis menggunakan program SPSS (Statistical

Product and Service Solution). Data dianalisis dengan Kolmogorov-Smirnov

untuk mengetahui apakah data terdistribusi normal atau tidak. Data yang

terdistribusi normal dianalisis menggunakan one way ANOVA dengan taraf

kepercayaan 95% untuk melihat perbedaan terhadap perbedaan suhu

penyimpanan kemudian dilanjutkan uji Post Hoc dengan uji Tukey jika

terdapat perbedaan yang bermakna. Untuk melihat perbedaan terhadap

perbedaan humektan dianalisis menggunakan T-Test. Apabila nilai Sig. >

0,05 maka H0 diterima (tidak ada perbedaan yang signifikan). Jika nilai Sig.

< 0,05 maka Ha diterima (terdapat perbedaan yang signifikan).

commit to user

Anda mungkin juga menyukai