Anda di halaman 1dari 6

JURUSAN TEKNIK GEOLOGI, STTNAS

PRAKTIKUM HIDROGEOLOGI
ACARA I. INTERPRETASI KIMIA AIRTANAH

INTERPRETASI KIMIA AIRTANAH


DENGAN METODE KLASIFIKASI, KORELASI, DAN SINTESA

Penentuan kualitas airtanah penting terkait keperluan penyediaan air layak


konsumsi, penyediaan air irigasi maupun keperluan industri. Kualitas airtanah, salah
satunya dapat ditentukan berdasarkan sifat kimia yang terkandung dalam airtanah yang
terdiri atas Kesadahan, Jumlah Garam Terlarut (Total Dissolved Solids—TDS), Daya
Hantar Listrik—DHL (Electric Conductance—EC), Keasaman—Ph, dan Kandungan Ion.
Pada praktikum ini, akan dilakukan penentuan kualitas airtanah berdasarkan
interpretasi sifat kimia, terutama berdasarkan kandungan ionnya. Airtanah, umumnya
memiliki kandungan ion kation: Na+, K+, Ca2+, Mg2+, Fe2+, Mn2+ dan ion anion: Cl-, HCO3-,
SO42-, NO3-, serta SiO2.
Menurut Zaporozec (1972, dalam Suharyadi, 1984), metode interpretasi kimia
airtanah terdiri atas:
1) Metode Klasifikasi;
2) Metode Korelasi; dan
3) Metode Sintesa.
Metode Klasifikasi digunakan dalam menentukan dasar penciri komposisi kimia air-
tanah pada suatu daerah. Selain itu, digunakan dalam membedakan tipe/klas airtanah
dan menentukan tipe/klas airtanah dominan. Metode Klasifikasi Kurlov (1982) me-
rupakan metode klasifikasi yang umum digunakan, dikarenakan sangat praktis dan
cepat dalam menentukan klas airtanah suatu daerah. Metode Korelasi dilakukan de-
ngan menggunakan Diagram Stiff, berfungsi menghubungkan kualitas airtanah secara
vertikal pada satu lubang bor maupun secara horizontal pada lapisan akuifer yang sama.
Metode Sintesa berfungsi menggambarkan konsentrasi setiap ion kation maupun anion
yang terkandung pada airtanah. Metode ini dilakukan dengan menggunakan Diagram
Bar Collins, yang menggambarkan konsentrasi setiap ion kation maupun anion dalam
bentuk diagram bar/batang.

Maksud dan Tujuan


Maksud dilaksanakan Praktikum: Interpretasi Kimia Airtanah, guna mengetahui:
1) kandungan ion dalam airtanah, 2) manfaat interpretasi kimia airtanah, dan 3) jenis
metode interpretasi dalam menentukan kualitas airtanah. Tujuan pelaksanaan Prakti-
kum: Interpretasi Kimia Airtanah, guna: 1) mengetahui langkah kerja dan mampu mela-
kukan interpretasi kimia airtanah dan 2) mampu menentukan klas airtanah maupun
menghubungkan kandungan kimia airtanah.

1
JURUSAN TEKNIK GEOLOGI, STTNAS
PRAKTIKUM HIDROGEOLOGI
ACARA I. INTERPRETASI KIMIA AIRTANAH

Alat dan Bahan


Guna mendukung pelaksanaan Praktikum: Interpretasi Kimia Airtanah, diperlukan
sejumlah alat dan bahan. Berikut alat dan bahan yang diperlukan:
a) alat tulis (pinsil, pulpen, penggaris, dan penghapus);
b) kalkulator;
c) data kualitas air tanah; dan
d) kertas millimeter blok.

Langkah Kerja
Pada Praktikum: Interpretasi Kimia Airtanah, akan dilakukan interpretasi kimia
airtanah dengan menggunakan 1) Metode Klasifikasi: Metode Klasifikasi Kurlov, 2) Me-
tode Korelasi: Diagram Stiff, dan 3) Metode Sintesa: Diagram Bar Collins. Langkah kerja
dari masing-masing metode diuraikan di bawah ini.

1. Metode Klasifikasi : Metode Klasifikasi Kurlov


Metode ini diterapkan dalam menentukan tipe atau klas airtanah, terutama
berdasarkan kandungan ion kation utama: Na+, K+, Ca2+, Mg2+ dan ion anion utama:
Cl-, HCO3-, SO42-, NO3-. Metode Klasifikasi Kurlov dapat diterapkan apabila jumlah
konsentrasi ion kation (satuan epj) sama dengan jumlah konsentrasi ion anion
(satuan epj) atau selisih jumlah konsentrasi < 5 %. Penentuan tipe/klas air dila-
kukan berdasarkan nilai konsentrasi ion kation dan anion utama ≥ 25 %. Langkah
kerja penerapan Metode Klasifikasi Kurlov, sebagai berikut.

a) Tentukan nilai konsentrasi masing-masing ion dalam satuan epj (ekuivalen


per juta), dengan persamaan di bawah.

Nilai konsentrasi (epj) = ( )( )

Nilai konsentrasi (epj) = ( )( )

b) Tentukan nilai konsentrasi masing-masing ion dalam persen (%).


c) Tentukan ion dengan nilai persen konsentrasi ≥ 25 %.
d) Penamaan dilakukan dengan menuliskan ion kation diikuti ion anion.
Tuliskan ion dengan nilai prosentase terbesar terlebih dahulu, diikuti dengan
nilai prosentase terbesar kedua dan ketiga, dan seterusnya.

2
JURUSAN TEKNIK GEOLOGI, STTNAS
PRAKTIKUM HIDROGEOLOGI
ACARA I. INTERPRETASI KIMIA AIRTANAH

Cont oh:

Lokasi Stasiun 1
Analisis kimia bpj epj %
Na+ + K+ 226,2 7,29 59,80
KATI

Mg2+ 21,9 1,82 14,93


ON

Ca2+ 61,7 3,08 25,27


Fe+ - - -
Jumlah – 12,19 100
Cl– 11,3 0,32 2,05

NO3–
ANI

– – –
ON

SO42– 21,2 0,44 2,82


HCO3– 906,1 14,85 95,13
Jumlah – 15,61 100
Klas air Alkali Kalsium - Bikarbonat

2. Metode Korelasi dengan Diagram Stiff


Metode korelasi diKationlakukan dengan memplotkan nilai konsentrasi ion
kation maupun ion anion pada Diagram Stiff. Pada metode ini, digunakan data nilai
konsentrasi ion dengan satuan epj. Berikut langkah kerja metode korelasi dengan
Diagram Stiff.

a) Pada kertas milimeter blok gambarkan dua buah kolom, sebagaimana


tampak pada contoh dengan garis horizontal sebagai sumbu X dan garis
vertikal sebagai sumbu Y. Lebar kolom menyesuaikan nilai konsentrasi ion
(satuan epj).
b) Sumbu X menunjukkan nilai konsentrasi ion (satuan epj) dan Sumbu Y me-
nunjukkan jenis ion.
c) Sumbu Y bagian kanan menunjukkan jenis ion kation. Sumbu Y bagian kiri
menunjukkan jenis ion anion.
d) Plot nilai konsentrasi ion kation maupun ion anion pada diagram sesuai
dengan jenis dan nilai konsentrasi ion.
e) Hubungan setiap titik-titik tersebut membentuk pola stiff, sebagaimana
tampak pada contoh.

3
JURUSAN TEKNIK GEOLOGI, STTNAS
PRAKTIKUM HIDROGEOLOGI
ACARA I. INTERPRETASI KIMIA AIRTANAH

Contoh:

3. Metode Sintesis dengan Diagram Bar Collins:


Metode sintesis dilakukan dengan memplotkan nilai konsentrasi ion kation
maupun ion anion pada Diagram Bar Collins. Pada metode ini, digunakan data nilai
konsentrasi ion dengan satuan epj. Berikut langkah kerja metode sintesis dengan
Diagram Bar Collins.

a) Pada kertas milimeter blok gambarkan satu kolom tegak, sebagaimana


tampak pada contoh dengan garis horizontal sebagai sumbu X dan garis
vertikal sebagai sumbu Y. Tinggi kolom menyesuaikan nilai konsentrasi ion
(satuan epj).
b) Sumbu X menunjukkan jenis ion dan Sumbu Y menunjukkan nilai
konsentrasi ion (satuan epj).
c) Sumbu X bagian kanan menunjukkan jenis ion kation. Sumbu X bagian kiri
menunjukkan jenis ion anion.
d) Plot nilai konsentrasi ion kation dalam bentuk batang (bar) pada bagian
kanan. Plot secara berurutan dan berimpitan dari bawah ke atas (Ca2+ – Mg2+
– Na+ + K+), sebagaimana tampak pada contoh.
e) Plot nilai konsentrasi ion anion dalam bentuk batang (bar) pada bagian kiri
berhimpitan dengan kolom ion kation. Plot secara berurutan dan berimpitan
dari bawah ke atas (HCO3- – SO42- – Cl- + NO3-), sebagaimana tampak pada
contoh.

4
JURUSAN TEKNIK GEOLOGI, STTNAS
PRAKTIKUM HIDROGEOLOGI
ACARA I. INTERPRETASI KIMIA AIRTANAH

Contoh:

5
JURUSAN TEKNIK GEOLOGI, STTNAS
PRAKTIKUM HIDROGEOLOGI
ACARA I. INTERPRETASI KIMIA AIRTANAH

Anda mungkin juga menyukai