Anda di halaman 1dari 6

Melansir World Steel Association, produksi baja mentah dunia mecapai

1,69 miliar ton pada 2017 atau naik 5,3% dibandingkan dengan 2016. Produksi
baja mentah 2017 meningkat hampir di semua region, kecuali di Commonwealth
of Independent States atau persemakmuran Rusia yang relatif stabil. Di Asia,
produksi baja mentah pada 2017 tercatat sebesar 1,16 miliar ton, di mana
sebanyak 831,7 juta ton sendiri hanya berasal dari China.

Selain China, beberapa produsen baja mentah utama lainnya di Asia di


antara lain Jepang, Korea Selatan, dan India. Pada tahun 2017, produksi baja
mentah di masing-masing negara tersebut adalah sebagai berikut: Jepang tercatat
104,7 juta ton (-0,1% year on year), India sebesar 101,4 juta ton (+6,2% YoY),
dan Korea Selatan dengan 71,1 juta ton (+3,7% YoY). Sementara itu, di region
Uni Eropa, produksi baja mentah tercatat sebesar 168,7 juta ton, mengalami
peningkatan 4,1% dari tahun sebelumnya. Negara-negara yang berkontribusi bagi
produksi baja mentah di region Uni Eropa, antara lain Italia (24 juta ton) dan
Spanyol (14,5 juta ton). Adapun di negara-negara persemakmuran Rusia, produksi
baja mentah tercatat flat di angka 102,1 juta ton pada 2017. Beralih ke benua
Amerika, Amerika Serikat tercatat sebagai produsen terbesar baja di kawasan ini.
Volume produksi baja AS mencapai 81,6 juta ton atau naik 4% YoY dan
membuat Negeri Paman Sam itu menjadi negara penghasil baja terbesar keempat.
Lalu, dimana Indonesia. Berdasarkan Steel Statistical Yearbook 2017 yang
dipublikasikan oleh World Steel Association, produksi Indonesia pada tahun 2016
tercatat hanya sebesar 4,75 juta ton, melemah 2,22% dari tahun sebelumnya.
Jumlah tersebut jauh di bawah kebutuhan konsumsi domestik baja mentah (15,21
juta ton) dan produk baja jadi (12,67 juta ton) pada periode yang sama.

Di dalam negeri, kebutuhan besi baja industri nasional belakangan ini


begitu tinggi. Namun, produksi industri besi baja nasional belum mampu
menutupi kebutuhan, akibatnya pintu impor pun harus dibuka lebar-lebar. Setiap
tahun, kebutuhan besi baja tak kurang dari 6 juta ton, sementara industri besi baja
yang ada baru mampu memproduksi 4 juta ton per tahun. Dari angka produksi itu,
KS menyumbang 2,5 juta ton.
Bijih besi adalah batuan yang mengandung mineral besi dan sejumlah
mineral pengotor seperti silika, alumina, magnesia dan nikel. Besi yang
terkandung dalam batuan tersebut dapat diekstraksi dengan teknologi yang sudah
ada pada saat ini dan mempunyai nilai ekonomis. Umumnya bijih besi lebih
mudah berikatan dengan unsur oksigen sehingga di alam besi lebih banyak
berbentuk oksida seperti hematite (Fe2O3), magnetit (Fe3O4) dan limonit
(2Fe2O3.nH2O). Bijih besi ini terdapat di Pulau Jawa, Kalimantan, Sulawesi,
Papua dan Sumatera dengan kandungan hampir 2 miliar ton. Potensi kandungan
bijih besi dapat dilihat pada tabel Tabel 1.
Tabel 1 Potensi sumber daya besi di Indonesia
Jenis Cebakan Bijih (ton) Logam (ton)
Bijih besi 320 462 611 182 908 676
Besi 1 391 246 630 589 359 013
Pasir besi 42 169 416 21 307 662
Statistik Direktori Geologi dan Sumberdaya Mineral, 2005
1.Magnetit (Fe3O4)
Magnetit adalah salah satu senyawa oksida besi dalam bentuk Fe2O3.FeO
atau Fe3O4. Magnetit memiliki banyak manfaat terutama jika memiliki ukuran
nanometer diantaranya: Memiliki separasi gradien magnet yang tinggi, Sebagai
teknologi Resonansi magnetic, Sebagai drug delivery, Sebagai agen reaktif pada
biomolekul membrane, Sebagai adsorben.
Magnetit sangat mudah untuk di identifikasi, karena mineral ini
merupakan salah satu dari hanya beberapa mineral yang tertarik pada magnet.
Sifat fisik mineral ini yaitu berwarna hitam, buram, kilap submetallic-metalik. di
indonesia kalsel merupakan salah satu penghasil terbesar.

2. Hematite (Fe2O3)
Hematit adalah salah satu mineral yang paling melimpah di permukaan
bumi maupun di kerak bumi yang dangkal. Hematit merupakan oksida besi
dengan komposisi kimia Fe2O3. Mineral ini merupakan mineral pembentuk
batuan yang umumnya ditemukan pada batuan sedimen, metamorf, dan batuan
beku. Hematit merupakan bijih yang cukup penting untuk menghasilkan besi.
Hematit murni memiliki komposisi berat sekitar 70% besi dan 30%
oksigen. Sama seperti material alami lainnya, hematit jarang ditemukan dengan
komposisi yang murni.

3. Limonit
Limonit, kadang juga disebut bijih nikel berkadar rendah,[4] adalah bijih
besi yang terdiri dari campuran besi(III) oksida-hidroksida terhidrasi dalam
berbagai komposisi. Rumus kimianya umum ditulis sebagai FeO(OH)·nH2O,

Gambar Limofit
Limonit di Indonesia tersebar di Propinsi Aceh, Sumatera Utara, Sumatera
Barat, Jambil, Sumatera Selatan, Bengkulu, Bangka--belitung, Jawa Barat, Jawa
Tengah, beberapa tempat di pantai selatan Jawa Timur, Kalimantan Barat,
Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan, Sulawesi Tengah, Sulawesi Selatan,
Riung--Flores (NTT), dan Papua.
Terdapat di daerah mana saja penghasil bijih besi di Indonesia? Berikut ini
tempat-tempat penghasil bijih besi di Indonesia yaitu Cilacap (pasir besi), Jawa
Tengah. Cilegon, Banten. Gunung Tegak, Sulawesi Tengah. Pulau Suwang,
Kalimantan Selatan.Longkana, Sulawesi Tengah. Peg. Verbeek, Sulawesi
Tengah.Pulau Sebuku, Kalimantan Selatan. Pulau Demawan, Kalimantan Selatan.
Lengkabana, Sulawesi Selatan

Proses pengolahan yang paling umum dilakukan adalah pemisahan secara


gravitasi (digunakan untuk cadangan emas placer), penggilingan dan pengapungan
(digunakan untuk bijih besi yang bersifat basa), pelindian (dengan menggunakan
tangki atau heap leaching); pelindian timbunan (digunakan untuk bijih tembaga
kadar rendah) dan pemisahan secara magnetis. Tipikal langkah-langkah
pengolahan meliputi penggilingan, pencucian, penyaringan, pemilahan, penentuan
ukuran, pemisahan secara magnetik, oksidasi bertekanan, pengapungan, pelindian,
pengentalan secara gravitasi, dan penggumpalan (pelletizing, sintering, briquetting,
ornodulizing).
Sumber
 https://www.geologinesia.com/2016/01/konsep-dasar-proses-pengolahan-
bijih.html
 http://ruanasagita.blogspot.com/2016/11/9-daerah-penghasil-bijih-besi-
di.html
 https://www.researchgate.net/profile/Sadang_Husain2/publication/321302
439_Karakterisasi_Kandungan_Bijih_Besi_Alam_Sebagai_Bahan_Baku_
Magnetit/links/5a1ad8644585155c26ade1f4/Karakterisasi-Kandungan-
Bijih-Besi-Alam-Sebagai-Bahan-Baku-Magnetit.pdf
 https://www.cnbcindonesia.com/news/20180302143548-4-
6034/kebijakan-trump-soal-baja-dan-dampaknya-ke-indonesia
 http://basarmanaloe.blogspot.com/2012/07/normal-0-false-false-false-en-
us-x-none.html
 https://www.geologinesia.com/2016/09/mineral-magnetit-pengertian-sifat-
fisik-dan-kegunaannya.html
 https://id.wikipedia.org/wiki/Limonit
 https://www.google.co.id/search?q=bijih+besi+magnetit&safe=strict&sour
ce=lnms&tbm=isch&sa=X&ved=0ahUKEwjzhYGpprDdAhUIp48KHTb8
BSIQ_AUICigB&biw=1515&bih=721#imgrc=pSPJ3qOoBUnLHM:
 http://wwwnuansamasel.blogspot.com/2011/04/limonit.html
 https://www.geologinesia.com/2016/09/mineral-hematit-pengertian-
kegunaan-dan-proses-terbentuknya.html

Anda mungkin juga menyukai