Anda di halaman 1dari 10

POSISI TRANPORTASI DALAM PARIWISATA

Oleh : Nani Tambunan


Dosen Universitas Mpu Tantular, Jakarta

Abstract:

Transportation and travel can be discussed without taking tourism into consideration, but tourism
cannot thrive without travel. Transportation is an integral part of the tourism industry. It is largely due to
the improvement of transportation that tourism has expanded. The impacts on the ecology, degradation of
destination sites, tourist experience, and economy has called for a better management of resources. In
biodiversity-rich areas, opening of sensitive and fragile areas through improved infrastructure and
service may prove detrimental to the ecology of the place. In the light of such issues, it is important to re-
think the role of transportation in areas such as these. Though careful planning of the components of the
destination is done to ensure sustainability, transportation is seldom considered in the process and due to
this a number of biodiversity-rich areas have been destroyed due to the easy access.

PENDAHULUAN pertimbangan konservasi, preservasi, dan


Menurut World Tourism Organization proteksi. (6) Faktor pemerataan harus diatur
(WTO) and The Caribbean Tourism sedemikian rupa, sehingga menghasilkan
Organization (CTO) wisatawan adalah orang manfaat terbesar bagi kelompok masyarakat
yang melakukan perjalanan dan tinggal di luar yang paling tidak beruntung serta memberikan
lingkungan mereka tidak lebih dari satu tahun kesempatan yang sama kepada individu
tetapi lebih dari 24 jam. Berbicara mengenai sehingga tercipta ketertiban masyarakat. Tuan
pariwisata tidak terlepas dari faktor-faktor rumah menjadi utuh dan padu dengan pengelola
sebagai berikut. (1) Faktor kelangkaan kawasan wisata dan 7) Transportasi beserta
(scarcity) yakni: sifat objek/pertunjukan wisata fasilitas jalan tersedia dan berkualitas karena
tidak dapat dijumpai di tempat lain, termasuk ada perpindahan orang, barang dan jasa dari
kelangkaan alami maupun kelangkaan bangunan daerah asal ke daerah tujuan wisata.
buatan manusia. (2) Faktor kealamiahan Sesuatu hal yang tidak mungkin terjadi
(naturalism) yakni: sifat dari objek wisata apabila di zaman yang sangat modern ini, ada
belum mengalami perubahan akibat perilaku orang melakukan perjalanan wisata tidak
manusia. Pertunjukan wisata bisa berwujud menggunakan fasilitas pengangkutan yang
suatu warisan budaya, pertunjukan alam yang memadai. Wisatawan yang melakukan
belum mengalami banyak perubahan oleh perjalanan merupakan manifestasi dari interaksi,
perilaku manusia. (3) Faktor keunikan sebagai akibat perpindahan orang dari tempat di
(uniqueness) yakni sifat objek/pertunjukan mana wisatawan biasanya tinggal. Transportasi
wisata yang memiliki keunggulan komparatif dapat menggerakkan banyak orang, dari satu
dibanding dengan objek lain yang ada di negara ke negara lain, dari satu daerah ke
sekitarnya. (4) Faktor pemberdayaan daerah lain, dari satu kota ke kota lain dan dari
masyarakat (community empowerment). Faktor kota ke daerah pedalaman dan
ini menghimbau supaya masyarakat lokal benar- sebaliknya. Kegiatan pariwisata dapat menjadi
benar dapat diberdayakan untuk terlibat pada salah satu sumber pendapatan bagi negara dan
objek wisata setempat, sehingga masyarakat mempekerjakan banyak orang, sehingga negara
akan memiliki rasa memiliki agar menimbulkan di manapun berada berlomba-lomba
keramah tamahan bagi wisatawan yang meningkatkan kualitas objek wisatanya. Jumlah
berkunjung. (5) Faktor optimalisasi lahan (area pekerja dari sektor pariwisata di Indonesia pada
optimalsation) maksudnya adalah lahan yang tahun 2008 sebesar 8.747.000 orang-hari (BPS
dipakai sebagai kawasan wisata alam digunakan 2008). Pendapatan negara Indonesia dari sektor
berdasarkan pertimbangan optimalisasi sesuai pariwisata dapat dilihat pada Tabel 1.
dengan mekanisme pasar. tanpa melupakan

39
Majalah Ilmiah Panorama Nusantara, edisi VI, Januari - Juni 2009
Tabel 1. Pendapatan Sektor Wisata Indonesia Dari Kunjungan Wisatawan Manca Negara 2001-2008
Waktu Rata-rata pengeluaran Rata-rata lama Pariwisata
Tahun
tiba Per kunjungan Per hari tinggal (Million US$)
2001 5.153.620 1.053,36 100,42 10,49 5.396,26
2002 5.033.400 893,26 91,29 9,79 4.305,56
2003 4.467.021 903,74 93,27 9,69 4.037,02
2004 5.321.165 901,66 95,17 9,47 4.797,88
2005 5.002.101 904,00 99,86 9,05 4.521,89
2006 4.871.351 913,09 100,48 9,09 4.447,98
2007 5.505.759 970,98 107,70 9,02 5.345,98
2008 6.429.027 1.178,54 137,38 8,58 7.377,39
Sumber: Laporan Statistik kunjungan ke Indonesia

Aktivitas kepariwisataan banyak 47.15% dan darat 0.41% (BPS, 2009). Jumlah
bergantung pada transportasi dan komunikasi. wisatawan yang datang di berbagai lokasi
Faktor jarak dan waktu sangat mempengaruhi kedatangan pada tahun 2008 dapat dilihat pada
keinginan orang untuk melakukan perjalanan Tabel 2.
wisata. Keberadaan berbagai pilihan Tabel 2. Kedatangan Wisatwan Tahun 2008.
transportasi saat ini menyebabkan pertumbuhan Soekarno-Hatta 1464717
pariwisata maju sangat pesat. Kemajuan fasilitas Ngurah Rai 2081786
transportasi ikut mendorong kemajuan bidang
Polonia 130211
kepariwisataan dan sebaliknya. Ekspansi dalam
industri pariwisata dapat meningkatkan Batam 1061390
permintaan transportasi untuk memenuhi Juanda 156726
kebutuhan wisatawan. Sam Ratulangi 21795
Fungsi utama transportasi sangat erat Entikong 19989
hubungannya dengan aksesibilitas Adi Sumarmo 19022
(accessibility). Aksesibilitas berkaitan dengan Minangkabau 40911
frekuensi penggunaan dan kecepatan yang
Tg. Priok 67886
dimiliki oleh angkutan, sehingga jarak lokasi
yang jauh menjadi terasa lebih dekat. Hal ini Tg. Pinang 123505
berarti mempersingkat waktu tempuh dan sudah Other 1046559
tentu akan lebih meringankan biaya perjalanan. Total 6234497
Dengan demikian dapat dikatakan transportasi Sumber. Laporan BPS. 2008
dapat semakin memudahkan orang untuk Pemakaian angkutan untuk keperluan
mengunjungi suatu daerah tertentu, seperti wisata jarang yang hanya menggunakan satu
misalnya daerah tujuan wisata. macam angkutan saja. Pemakaian angkutan
Tujuan dari penulisan ini adalah untuk hampir selalu merupakan kombinasi. Pemakaian
menjelaskan peran dan kedudukan transportasi angkutan banyak bergantung pada kondisi
dalam menunjang pariwisata, sehingga tempat atau daerah tujuan wisata. Jadi ada
bermanfaat bagi para stakeholder yang terlibat bermacam-macam kombinasi pengangkutan
dalam industri pariwisata. yang digunakan untuk mencapai daerah tujuan
wisata, bergantung pada pengaturan yang
PEMBAHASAN dilakukan oleh operator perjalanan (tour
Angkutan Wisatawan operator). Operator perjalanan merencanakan
Dalam kepariwisataan ada tiga macam jenis angkutan sesuai dengan rencana perjalanan
transportasi yang biasa digunakan wisatawan, (tour itinerary) yang mereka susun. Perjalanan
yaitu: 1) transportasi udara (international lintas negara yang jauh biasanya dilakukan
flight, domestic flight); 2) transportasi laut dengan pesawat udara, sedangkan perajalanan
(regular lines, charter lines cruiser); 3) jarak pendek umumnya menggunakan angkutan
transportasi darat ( sepeda, dokar atau delman, darat dan air.
sepeda motor, mobil penumpang, kereta api). Pemakaian penerbangan borongan
Persentase kedatangan para wisatawan yang (charter flight) mulai terjadi dalam periode
menggunakan angkutan udara ke Indonesia tahun 1945-1950, di mana untuk pertama
pada tahun 2004 tercatat sebesar 52.43%, laut kalinya penerbangan borongan diperkenalkan

40
Majalah Ilmiah Panorama Nusantara, edisi VI, Januari - Juni 2009
untuk pengangkutan wisatawan, yaitu dengan Hubungan Transportasi dan Pariwisata
menyewa suatu pesawat dan seluruh awaknya Faktor musim mempengaruhi
pergi ke tujuan daerah wisata tertentu. Dengan pengangkutan wisata, seperti misalnya di
adanya sistem borongan ini penerbangan Indonesia pada waktu hari raya Idul Fitri
dengan pesawat udara dapat disesuaikan dengan banyak orang melakukan wisata singkat dengan
rencana perjalanan wisata yang telah disusun pergi ke lokasi objek wisata dan hiburan.
oleh operator perjalanan yang menyewa Angkutan darat mengalami peningkatan
pesawat tersebut pemakaian, sehingga kenaikan ongkos dan
Pada tahun lima puluhan kepariwisataan kenaikan harga karcis objek wisata dan hiburan
di Eropa berkembang pesat, dimana permintaan sulit dihindari. Karena orang ramai bepergian ke
perjalanan wisata jarak jauh (long-haul) daerah lain dan sebaliknya, berarti terjadi
menunjukkan kecenderungan meningkat. Sejak penigkatan frekuensi penggunaan transportasi,
itu mulailah beberapa agen perjalanan (travel maka kadangkala banyak perjalanan wisatawan
agent) dan tour operator memikirkan untuk yang tertunda, terutama wisatawan yang
menyewa pesawat untuk membawa wisatawan melakukan perjalanan yang tidak melalui agen
ke daerah tujuan wisata tertentu dengan sistem perjalanan.
"back to back charter". Ternyata usaha Dari sudut pandangan kuantitatif
semacam itu banyak menarik wisatawan dan dirasakan masih ada kekurangan dalam
karenanya beberapa operator perjalanan yang penelitian tentang hubungan antara pengeluaran
bekerjasama dengan perusahaan angkutan mulai untuk keperluan transportasi (transportation
merencanakan penyelenggaraan perjalanan expenditures) secara keseluruhan pada berbagai
dengan menggunakan pesawat sewaan. negara. Pengetahuan ini diperlukan untuk dapat
Suatu studi yang pernah dilakukan oleh digunakan dalam rangka menetapkan kebijak-
PATA mengenai transportasi yang digunakan sanaan penerbangan udara sipil (civil aviation
oleh wisatawan yang berkunjung ke daerah policy), terutama dalam pemberian izin bagi
Pasifik dan Timur Jauh, diperoleh kesimpulan maskapai penerbangan asing untuk membawa
bahwa yang wisatawan menggunakan pesawat penumpang dalam jaringan penerbangan
udara 99% dan hanya 1% saja yang tertentu agar tidak merugikan maskapai
menggunakan kapal laut. Studi itu berdasarkan penerbangan nasional.
angket pertanyaan yang ditanyakan kepada para Hasil penelitian di Spanyol
wisatawan yang berkunjung ke beberapa negara menunjukkan bahwa pengeluaran wisatawan
di Pasifik dan Timur Jauh. untuk biaya pesawat udara lebih besar
Dewasa ini penggunaan pesawat udara dibandingkan dengan biaya selama tinggal di
untuk tujuan perjalanan wisata sangat sana, seperti biaya hotel, makan dan minuman
memegang peranan penting. Hampir semua serta pelayanan lain yang berkaitan. Rasio
perjalanan wisatawan dari negara-negara antara pengeluaran untuk pengangkutan udara
asalnya (tourist generating countries) dilakukan dengan biaya selama tinggal di Spanyol adalah
dengan pesawat udara. Bila dianalisis secara 110,8%. Hal ini disebabkan karena wisatawan
umum hubungan antara pariwisata dan yang datang ke Spanyol adalah wisatawan yang
transportasi, maka secara kualitatif dapat datang dari Eropa Barat, seperti Norwegia,
dikatakan bahwa pariwisata tidak dapat Swedia, Jerman, Inggeris yang mempunyai
berkembang tanpa tersedianya sarana jarak relatif cukup jauh.
transportasi, khususnya pengangkutan melalui Pemakaian angkutan udara untuk
udara. Dengan perkataan lain dapat dinyatakan keperluan perjalanan wisata semakin mendapat
bahwa walau tersedia pertunjukan wisata yang tempat, terutama setelah berkembangnya
menarik, fasilitas rekreasi dan olah raga yang penggunaan penerbangan borongan; prospeknya
lengkap, hotel yang serba mewah, tanpa semakin baik karena biaya perjalanan dengan
tersedianya sarana transportasi yang cukup borongan menjadi lebih murah dibandingkan
memadai, semuanya akan sia-sia dan tidak kalau menggunakan penerbangan biasa (normal
berarti. flight).
Saling ketergantungan antara Transportasi menyebabkan dan
pariwisata dengan sarana pengangkutan udara mempunyai dampak pada pertumbuhan
khususnya, banyak dipengaruhi oleh faktor- pariwisata di berbagai negara. Fasilitas
faktor yang datang dari luar misalnya situasi transportasi yang tersedia dengan cukup, aman,
politik, krisis ekonomi, cuaca yang buruk. Di terjangkau menuju objek wisata akan dapat
samping itu peraturan pemerintah sering pula memicu peningkatan jumlah wisatawan yang
membatasi perjalanan warga negaranya untuk akan berkunjung dan pengembangan objek
melakukan perjalanan ke luar negeri.

41
Majalah Ilmiah Panorama Nusantara, edisi VI, Januari - Juni 2009
wisata akan dapat merangsang pengembangan saran dan prasaranan angkutan dan
transportasi. menganekaragamkan sarana transportasi umum.
Aksesibilitas merupakan fungsi utama 2) Keuntungan ekonomi dari wisatawan regional.
dasar angkutan pariwisata. Untuk mengakses Orang yang menggunakan transportasi umum
lokasi yang merupakan tujuan utama, maka untuk wisata dan bersenang-senang (leisure)
wisatawan akan menggunakan moda membentuk sebuah kelompok baru konsumen
transportasi. Hubungan antara pariwisata dan berpotensi bagi akomodasi lokal, makanan dan
transportasi terutama sangat dipengaruhi oleh layanan wisatawan. Transportasi umum untuk
dua elemen yaitu wisatawan selanjutnya mendatangkan
1) kemudahan mengakses tujuan (convenient keuntungan ekonomi bagi sektor pariwisata dan
access), hiburan di wilayah sekitarnya.
2) kualitas layanan transportasi harus memenuhi 3) Pandangan wisatawan mengenai transportasi
harapan pengguna seperti tingkat keamanan, umum dapat ditingkatkan. Layanan transportasi
kenyamanan, frekuensi, efisiensi dan keandalan. umum akan berjalan bagi pariwisata dan
Pada waktu yang lalu kebanyakan hiburan, sehingga akan membantu peningkatan
perjalanan dilakukan untuk tujuan profesi, tetapi semua citra angkutan umum diantara angkutan
saat ini telah terjadi perubahan gaya hidup dan lainnya. Hal ini dapat mempengaruhi pengguna
daya beli yang lebih tinggi, sehingga keadaan non kendaraani umum agar kadang-kadang
ini merubah keseimbangan dalam hal tamasya menjadi pengguna transportasi umum.
dan pariwisata. Untuk waktu yang lama Hubungan yang tak dapat dihindarkan
kendaraan pribadi merupakan moda transportasi terjadi antara transportasi dan pariwisata.
yang lebih disukai untuk kegiatan bersenang- Hubungan ini merupakan dasar yang penting
senang dan wisata, sehingga pusat-pusat kota didalam menjelaskan sistem pariwisata (Leiper,
menjadi macet pada akhir minggu dan malam 1990). Pola perjalanan yang ada antara pasar
hari. Karena kemacetan, saat ini banyak orang yang dibangkitkan dan lokasi tujuan yang
berpaling ke kendaraan umum dan akan mencari diinginkan telah menjadi fokus kegiatan
pemecahan baru untuk kebutuhan pergerakan penelitian di masa yang lalu. Misalnya peran
bersenang-senang mereka. Sehingga teknologi transportasi dijelaskan dalam evolusi
meningkatnya keperluan bersenang-senang dan ruang dan ekonomi tujuan wisata (Hobson &
wisata menjadi peluang nyata bagi operator Uysal, 1992). Sifat pertanyaan saat ini telah
transportasi umum berubah, akan tetapi para akademisi dan praktisi
Karena biro dan agen perjalanan wisata telah mendesak dilakukannya perubahan
tumbuh, maka suatu strategi mobilitas terhadap prinsip-prinsip pariwisata
berkelanjutan harus memperhitungkan bentuk- berkelanjutan menuju hasil yang praktis (Butler,
bentuk perjalanan. Promosi moda transportasi 1999). Dalam konteks ini, transportasi untuk
yang bersahabat secara lingkungan seperti wisatawan mendapat perhatian utama. Karena
transportasi umum khususnya yang sesuai untuk transportasi merupakan bagian dari sistem
tujuan dalam wilayah yang bernilai secara pariwisata yang sangat terikat pada dua dunia
ekologi. Layanan transportasi umum yang baik yang mengkonsumsi banyak energi dan
membuat lokasi wisata dan bersenang-senang mengeluarkan polusi seperti transportasi udara
lebih dapat diakses oleh setiap orang termasuk dan kendaraan bermotor (Greene &Wegener,
orang yang kemampuan perjalanannya dibatasi 1997; Royal Commission on Environmental
oleh keadaan keuangnan , tidak mempunyai Pollution, 1994).
sim, sakit dan cacat. Hall (1999) membedakan empat peran
Manfaat pariwisata bagi sektor transportasi ada transportasi: 1) angkutan untuk sampai ke lokasi
dua yaitu: tujuan, 2) angkutan memastikan mobilitas di
1) Penggunaan infrastruktur dan pemakaian dalam tujuan, 3) mobilitas di dalam
kendaraan menjadi lebih optimal. Muatan pertunjukan wisata dan 4) perjalanan sepanjang
ankutan dapat ditambah selama jam-jam puncak jalur daerah rekreasi. Jelaslah, transportasi tidak
dan liburan. Misalnya di banyak daerah wisata, hanya merupakan alat untuk bergerak dari satu
kapasitas yang penuh dari armada angkutan tempat ke tempat yang lain, tetapi juga
sekolah digunakan selama periode liburan bagi membentuk suatu daya pikat sendiri seperti
wisatawan. Pamanfaatan pegawai yang lebih dalam kasus perjalanan dengan kapal pesiar,
baik dan persediaan kendaraan akan dapat penerbangan (scenic flights) dan perjalanan
meningkatkan perputaran dan ridership. dengan kereta api. Meskipun eksistensi
Perjalanan dan wisata selanjutnya mempunyai penelitian pariwisata yang terkait dengan
kesempatan untuk berkembang, memperbaiki transportasi berpendapat bahwa usaha-usaha
untuk membangun sebuah kerangka kerja bagi

42
Majalah Ilmiah Panorama Nusantara, edisi VI, Januari - Juni 2009
transportasi dan wisata dengan tujuan menggunakan transportasi umum untuk
memahami kebutuhan pariwisata akan menghindari ketidaknyamanan dan masalah
transportasi dan pentingnya transportasi bagi yang terkait dengan moda transportasi non
pengalaman wisatawan belum berhasil individu. Perilaku transportasi wisatawan ádalah
sepenuhnya. Penelitian sebelumya mengenai kompleks dan tampaknya berbeda menurut
transportasi dan pariwisata mencerminkan kelompok sosial ekonomi (Carlsson-Kanyama
disiplin dan titik pandang yang berbeda. &Linden, 1999) dan perbedaan aktivitas
Misalnya studi geografik mengenai perilaku (Stettler, 1997) menyebabkan kebutuhan energi
perjalanan wisatawan mengenalisis pergerakan yan berbeda.
ruang dengan moda transportasi yang berbeda
(Oberdries dan Forer, 1995; Oppermann, 1995). Peran transportasi umum terhadap pasar
Inovasi teknologi dalam transportasi sangat Transportasi menghubungkan berbagai
mempengaruhi perilaku perjalanan dan dengan tujuan dan mengangkut orang, barang dan jasa.
menurunkan waktu dan biaya perjalanan Pariwisata semuanya mengenai perjalanan dan
mengakibatkan penciutan psikologi dan pisyik peran transportasi di dalam pengoperasian
dunia (Tolley dan Turton, 1995). Secara khusus pariwisata sangat penting. Jumlah kunjungan
pembangunan pesawat jet telah mendukung wisatawan ke Indonesia pada tahun 2003
tetapnya pertumbuhan pariwisata. Akibatnya sebesar 4.467.021 orang dan meningkat menjadi
bidang perjalanan udara telah menarik peneliti 5.312.165 pada tahun 2004. Pasar utama para
transportasi dan pariwisata. Bidang perhatian wisatawan sebesar 30.91% berasal dari
utama adalah penumpang regional dan global Singapura, dari Malaysia 11.70%, dari Japang
atau aliran wisata (Oppermann & Cooper, 1999; 11.57%, dari Australia 7.63%, dari Taiwan
Schafer & Victor, 1999), kebutuhan perjalanan 7.22%, Korea Selatan 4.30%, USA 2.88%,
udara sekarang dan masa akan datang (Crouch, German 2.53%, Inggris 2.13% dan Belanda
1994), Dampak ekonomi berkaitan dengan 1.73%. Jumlah total 82.60%, sementara sisanya
perjalanan udara (Raguraman, 1997) dan 17.4% berasal dari negara lain. Wisatawan dari
pembangunan pariwisata (Bowen, 2000; Asean sebesar 45.69% (BPS. 2009).
Prideaux, 2000). Karena pengembangan transportasi
Sementara itu perjalanan udara dilihat sehingga pariwisata berkembang. Kemajuan
sebagai fasilitator penting bagi pariwisata dan penerbangan telah mempersempit dunia dan
berperan pada perubahan iklim (Janiæ, 1999; kendaraan bermotor membuat perjalanan
Olsthoorn, 2001). Transportasi udara sering memungkinkan kemana saja. Adanya kedua
mengabaikan dampak lingkungan. Banyak realitas ini disertai dengan perubahan pola kerja
usaha-usaha yang telah dilakukan terhadap dan inovasi pemasaran telah menggerakkan
sistem transportasi sampai saat ini gagal pariwisata seluruh dunia sepanjang tahun.
sebagian karena tindakan-tindakan yang bersifat Culpan (1987) mengidentifikasikan
tradisional seperti jumlah penumpang yang bahwa moda transportasi dan pengelolaan
diangkut dan jumlah subsidi per penumpang sebagai bumbu penting dari sistim pariwisata
tidak mengukur pencapaian tujuan Lingkungan dunia akan dikaitkan dengan tangkutan udara,
seperti perubahan dalam pemisahan moda. Juga air dan darat untuk pengoperasin pariwisata dan
transportasi umum perlu dipadukan ke dalam mendukung layanan stasiun bahan bakar,
strategi lalu lintas yang lebih luas atau program perbaikan mobil, motel dan fasilitas istrahat
hijau menjadi berhasill (Eaton & Holding, 1996, lainnya untuk perjalanan darat.
p. 64). Promosi siklus pariwisata dan
pembangunan siklus jeringan telah diidentifikasi Produk wisata dan hiburan dapat mencakup
sebagai fasilitator potensial dari pembangunan komponen berikut:
berkelanjutan (Lumsdon, 2000). Perilaku 1. Orientasi pelanggan lebih kuat
wisatawan adalah sebuah faktor penting dalam Perjalanan ke lokasi hiburan dan wisata
perilaku perjalanan dan pemilihan moda membutuhkan suatu pendekatan yang sangat
transportasi. Dalam sebuah studi mengenai berorientasi pada layanan. Karena tujuan dari
sikap terhadap lingkungan, Knight (1992) perjalanan wisata berbeda dengan yang
menemukan bahwa orang secara umum sadar dilakukan dengan alasan pekerjaan. Kebutuhan
menganai dampak lingkungan akibat dari orang yang melakukan perjalanan akan juga
transportasi dan menganggap penghematan berbeda. Untuk memenuhi kebutuhan ini, maka
bahan bakar menjadi isu penting. Akan tetapi, penting dengan jelas memahami apa yang
isu yang muncul bahwa orang yang peduli diharakan konsumen yaitu:
secara lingkungan cenderung membeli
kendaraan yang lebih ekonomis dari pada

43
Majalah Ilmiah Panorama Nusantara, edisi VI, Januari - Juni 2009
 Transportasi umum akan menarik jika ada udara atau kendaraan lain, atau liburan cukup di
sarana dan prasarana transportasi yang daerah sekitar saja dengan menggunakan
lengkap dari asal ke tujuan kendaraan umum. Atas pertimbangan di atas,
 Layanan transportasi umum sebaiknya maka elastisitas permintaan untuk melakukan
memasukkan tabel waktu, ongkos, dan tiket perjalanan dengan pesawat udara, faktor tarif
sesuai dengan kekhususan orang yang (fares) akan sangat menentukan dalam membuat
melakukan perjalanan. Tarif sebaiknya suatu perencanaan kepariwisataan pada suatu
memasukkan biaya perjalanan, makanan, negara.
akomodasi dan aktivitas. Politik tentang pengangkutan suatu
 Penawaran transportasi sebaiknya negara sangat mempengaruhi adanya arus lalu-
memasukkan lokasi yang disingahi, selain lintas pariwisata, sebab politik angkutan ini
dari lokasi kerja dan tempat tinggal dan akan menentukan jarak tempuh dan waktu yang
sebaiknya menyediakan layanan yang baik dibutuhkan oleh wisatawan. Angkutan
untuk kegiatan budaya (konsert, merupakan salah satu unsur pokok daripada
pertunjukan, perjalanan ke lokasi industri pariwisata. Dengan perkataan lain,
bersejarah), kegiatan olah raga, wisata alam politik pengangkutan dalam hubungannya
(nature excursion), daya pikat lain. dengan industri pariwisata harus ditujukan
 Penumpang seharusnya juga mempunyai kepada hal-hal tentang bagaimana caranya agar
keleluasaan untuk memilih titik awal dan jarak serta waktu dapat ditempuh dengan cepat,
akhir perjalanan. efisien, murah dan penuh kenyamanan (comfort)
2. Faktor-faktor Pendorong Wisata sebagai faktor yang merupakan bagian terpadu
Ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi dari keseluruhan gejala yang menyangkut
orang melakukan perjalanan wisata dengan perjalanan para wisatawan.
pesawat udara, sehingga permintaan perjalanan Dalam hubungan ini, yang dimaksudkan
dapat berulang ulang. Faktor-faktor tersebut dengan politik pengangkutan yang langsung
ialah: berkaitan dengan kehidupan industri pariwisata,
1. Daya tarik suatu daerah tujuan wisata, apa adalah kebijaksanaan pemerintah di dalam
yang dimiliki objek wisata, fasilitas apa mengatur lalu-lintas, kelengkapan serta
yang tersedia di sana, pertunjukan menarik perlengkapan jaringan-jaringan dan alat-alat
apa yang dapat disaksikan, olah raga apa yang dipergunakan dalam operasi angkutan ini
yang dapat dilakukan di sana, barang- dalam arti kata seluas-luasnya, seperti misalnya
barang apa yang dapat dibeli di sana. pembangunan pelabuhan laut, pembuatan
Dengan kata lain, suatu daerah tujuan lapangan udara, pembangunan stasiun kereta
wisata harus memenuhi tiga syarat supaya api, pembangunan jalan raya, import berbagai
wisatawan mau melakukan wisata yaitu alat pengangkutan seperti lokomotif, gerbong,
tersedianya: a) seuatu yang dapat dilihat mobil, bus, pesawat udara dan sebagainya. Itu
(something to see); b) sesuatu yang dapat semua merupakan kelengkapan fasilitas yang
dilakukan (something to do) ; dan c) menggerakkan para wisatawan berpindah -
sesuatu yang dapat dibeli (something to pindah dari suatu tempat ke tempat lain selama
buy) mereka mengadakan perjalanan.
2. Keadaan sosio-demografi dihubungkan Dengan adanya kemajuan motorisasi
dengan negara asal wisatawan (keadaan yang lebih cepat dibandingkan dengan
sosio-demografi Australia jauh lebih baik pengangkutan lain pada saat ini, maka politik
jika dibandingkan dengan keadaan sosio- pengangkutan ini penting sekali artinya bagi
demografi India atau Indonesia, sehingga industri pariwisata. Politik pengangkutan harus
lebih banyak wisatwan Australia pergi ke memperhitungkan peraturan-peraturan dan
objek wisata di luar). fasilitas yang harus disediakan pada musim
3. Faktor keuangan, sampai di mana kekuatan kunjungan, langkah-langkah kebijakan
daya beli masyarakatnya, di mana hal ini keselamatan lalu-lintas dan kebijakan mengenai
banyak pula ditentukan oleh pendapatan tarif angkutan yang dalam keadaan yang
yang dibelanjakan (disposable income) oleh tertentu dikehendaki ada perlakuan istimewa
penduduknya. dan khusus. Misalnya, demi untuk memajukan
Dari ketiga faktor ini yang paling industri pariwisata, maka pemerintah atau
dominan adalah faktor keuangan, karena biaya perusahaan pengangkutan melakukan
perjalanan akan banyak mempengaruhi calon penurunan harga karcis atau memberikan harga
wisatawan untuk mengambil keputusan. Dengan karcis istimewa bagi wisatawan, memberikan
kondisi keuangan yang ada, mereka dapat potongan sewa (ongkos) untuk keperluan-
melakukan pilihan akan menggunakan pesawat keperluan wisata, karcis murah bagi keperluan

44
Majalah Ilmiah Panorama Nusantara, edisi VI, Januari - Juni 2009
berlibur (holyday season tickets) dan menentukan moda transportasi yang paling
sebagainya. sesuai untuk wiayah tertentu.
3. Transportasi dalam Pariwisata Strategi lain yang digunakan dalam
Kemajuan dalam transportasi secara luas pengelolaan transportasi termasuk membuat
mempermudah perjalanan. Kemajuan itu kebijakan tataguna lahan dengan mengatur
disimbolkan dengan kemudahan dan lokasi, skala, kepadatan dan rancangan kegiatan
aksesibilitas transportasi modern yang telah yang berdampak pada arus lalu lintas.
memacu penyebaran pertumbuhan wisata alam Pengelolaan dapat juga disesuaikan dengan
di Amerika Serikat dan luar negeri pembangunan kota di sekitar lokasi yang
(Honey,1999). Peningkatan jumlah pengunjung membutuhkan sistim trasnportasi publik untuk
ke lokasi pedalaman telah mengakibatkan membuat keseimbangan kebutuhan penumpang.
kerusakan sumberdaya sehingga peran Promosi kendaraan non kendaraan dan
transportasi perlu dievaluasi. Dampak transportasi umum mendapat penekanan dan
pembangunan pariwisata termasuk erosi, keterlibatan pengguna didorong dalam
pemadatan, pembersihan vegetasi untuk pengamilan keputusan dan mengurangi dampak
membuat fasilitas jalan dan pariwisata, negatif transportasi. Melalui perencanaan
penggunaan kendaraan off road, sepeda trail dan tataguna lahan sediri tidak dapat dipecahkan
mobil salju, kuda bahkan perjalanan pejalan pola transportasi yang tidak berkelanjutan.
kaki (Buckley, 1996). Perencanaan tataguna lahan dapat membantu
Transportasi di dalam pariwisata paling mengurangi perjalanan yang tidak perlu,
sering dilihat hanya sebagai bagian sistem mencegah frakmentasi kegiatan dan
pariwisata yang membawa wisatawan ke lokasi memberikan peluang bagi moda transportasi
tujuan, mengelilinggi lokasi dan meniggalnya yang lebih bersahabat (Herala, 2003).
segera selama perjalanan. Page and Lumsdon Akhirnya isu mengenai keberlanjutan
(2004) menyatakan bahwa sistim transportasi transportasi dan pariwisata dapat dicapai bila
dari tujuan wisatawan mempunyai Dampak akses menuju tujuan wisata menarik wisatwan.
pada pengalaman wisatawan yang Alasan adanya perbedaan kebutuhan untuk
menerangkan bagaimana orang melakukan merehabilitasi objek wisata karena terlalu
perjalnan dan kenapa mereka memilih bentuk banyak tekanan dari pengunjung mulai dari hal
liburann, tujuan dan transportasi yang berbeda. non akomodasi wisatawan sampai ke hal
Perbaikan moda transportasi ditambah ongkos melindungi lokasi. Mowforth and Munt (1998).
yang rendah telah menigkatkan aksesibilitas menyatakan bahwa kendaraan bermotor
dari lokasi. Akses ke lokasi wisata berubah sekarang jumlah dan kualitas terbatas di lokasi
tergantung pada sifat lokasi, keadaan alam.
infrastruktur dan efisiensi dari sistim 4. Isu-isu Perencanaan
transportasi Peran transportasi penting dalam
Dampak kendaraan bermotor dalam perencanaan lokasi alam bila lokasi tujuan
pariwisata dapat diamati pada meningkatnya melibatkan berbagai pemain dan pertimbangan
jumlah perjalanan harian dan perjalanan liburan kebutuhan masyarakat yang akan dilayani.
(leisure travel). Strategi transportasi Transportasi kadang-kadang tidak merangsang
mencerminkan nilai dari apa yang ada dalam pembangunan pariwisata yang diinginkan dan
bisnis. Farrell and Runyan (1991), di dalam selanjutnya adalah penting untuk memahami
pendekatan pengelolaan transportasi-pariwisata posisi sentral dari transportasi dalam
yang berbeda menyatakan sumberdaya dapat pembangunan lokasi tujuan jika proses
diperkuat dengan pengerasan jalan, pemagaran, pertumbuhan tujuan dipahami.
pembatasan mengarahkan lalu lintas atau a. Wisatawan
dengan memberikan fasilitas yang Kenyataannya bahwa ada peningkatan
penggunaannya lebih banyak, membuat kebutuhan penyediaan lokasi alam sebagai
peraturan tataguna lahan, membatasi akses lokasi tujuan wisata, dimana ada penurunan
terikat pada sifat lokasi, menggunakan skema pasar dalam kualitas dan kuantitas lokasi alam
pengelolaan lalulintas pengunjung seperti karena meningkatnya pariwisata. Analisis
mengkaitkan transportasi umum dan pribadi, mengenai pergerakan pariwisata menunjukkan
membatasi kecepatan, membatasi ukuran bahwa ada pergerakan pariwisata yang terjadi
kelompok, dan karakteristik dan pemasaran. mengikuti konsep musiman: seperti iklim yang
Karena transportasi merupakan kebutuhan yang disukai, lokasi dan jadwal kegiatan seperti
digerakkan, maka pengetahuan mengenai target festival sejenisnya (Burns dan Associates,
populasi akan sangat membantu dalam 1989). Sebuah asosiasi pariwisata dapat juga

45
Majalah Ilmiah Panorama Nusantara, edisi VI, Januari - Juni 2009
tertarik pada jenis wisata yang disediakan dan internasional sehingga setiap negara mencoba
berdampak pada lingkungan. mendapatkan keuntungan.
Penyediaan sarana dan prasarana Travis (1985) mengakui fakta bahwa
transportasi menuju lokasi wisata harus pariwisata adalah komoditas perdagangan
direncanakan sedemikian rupa sehingga internasional. Pariwisata merupakan industri
mempunyai daya tarik bagi pengunjung. global yang mendorong pemerintah membuat
Jaringan jalan seharusnya memberikan petunjuk kebanyakan daya tarik alam yang mereka miliki
tanda-tanda yang punyai arti tersendiri sehingga dapat berubah menjadi pendapatan yang dibawa
aksesibilitas ke lokasi tujuan wisata semakin oleh wisatawan internasional Lembaga
mudah dan menyenangkan. pariwisata di masing-masing negara membuat
b. Stakeholder mekanisme pemasaran daya tarik alam mereka
Isu-isu keberlanjutan antara pariwisata menjadi terkenal dengan cara membuat
dan transportasi dipersepsikan berbeda oleh kemasan perjalanan yang manarik bagi
pemerintah setempat, operator, dan berbagai wisatawan.
organisasi yang bergerak dibidang pariiwisat. Adalah penting bahwa pengambilan
Adalah penting dan perlu bagi berhasilnya keputusan pemasaran wisata melibatkan semua
sebuah renncana sehingga strategi pariwisata sektor dalam pertimbangan tujuan perencanaan
memerlukan pertimbangan berbagai peran nasional khususnya ketika pengembangan
stakeholder dalam mewujudkan praktek yang pariwisata memerlukan infrastruktur seperti
berkelanjutan. Brohman (1996) percaya bahwa jalan, bandara udara, penyedia listrik dan air
negara dan pasar harus membuat parameter karena ini akan menguntungkan dan
bagaimana pembangunan pariwisata akan mempunyai dampak tidak hanya pembangunan
melayani kepedulian negara dan masyarakat. itu sendiri tetapi pada masyarakat setempat juga
Di dalam sebuah survey yang dilakukan (Brohman, 1996).
terhadap dua ratus dua puluh satu operator
pariwisata menunjukkan bahwa kepedulian 5. Pengelolan Pengunjung
wisatawan atas pembangunan, kehilangan Kerusakan tapak jalan karena perbuatan
lingkungan asli, dan kehilangan budaya sejumlah pengunjung telah membawa strategi
tradisional tidak setajam pemikiran para yang berbeda untuk membatasi, menurunkan
akademisi, tetapi mereka mengakui bahwa atau melarang pembukaan daerah baru untuk
kesadaran lingkungan dan sosialisasi pariwisata. Peran transportasi dalam mengelola
pembangunan berkelanjutan dalam hal produk pengunjung dan sumberdaya perlu dianalisis
dan praktek industri perlu ditingkatkan (Lew, untuk mengurangi dampak negatif pada lokasi
1998). Doolan (1994) mengakui bahwa tujuan.
operator tour menyukai aspek perjalanan Pengelolaan sumberdaya yang efektif
ekonomi pariwisata. Adalah penting kirannya memerlukan suatu alat pengukur yang baik
bagi operator tour membawa wisatawan ke untuk menghitung sumberdaya sistematis dan
lokasi tujuan terkait dengan isu aksesibilitas, menyeluruh dengan memperhatikan
moda, akomodasi dan ukuran kelompok sampai kemampuan daya dukung lokasi. Dalam
yang luarbiasa tetapi lokasi yang jauh perlu melakukan analisis di lokasi. Inskeep (1987)
dipertimbangkan. Jumlah sumberdaya dapat menegaskan bahwa untuk menetapkan konsep
mendukung dan mempengaruhi pengunjung atas dasar bagi perencanaan pariwisata dapat
habitat binatang. Wisatawan lebih dilakukan melalui analisis lingkungan yang
memperhatikan nilai uang yang mereka lingkungan maka cara pengunjung mengakses
keluarkan untuk kualitas pelayanan, daya tarik lokasi yang kritis secara lingkungan dapat
dan kedalaman pengalaman. dikendalikan, lokasi yang cocok bagi fasilitas
Keberlanjutan pariwisata terkait dengan wisatawan dapat dipetakan dan lokasi wisata
faktor seperti kebijakan pariwisata suatu negara, yang rentan terhadap gangguan dijaga
perilaku operator, visi, dan advokasi kelompok. keamanannya. Hal penting lain adalah perlunya
Fennell, (2003) menyatakan ada empat alasan menetapkan daya dukung berdasarkan daya
yang menyebabkan keberlanjutan pariwisata terima wisatawan dan merupakan satu hal yang
sulit dipenuhi yaitu tidak ada penghargaan dari diperhatikan pada lingkungan (Inskeep, 1987).
industri parawisata seperti pariwisata lemah Buckley (1996) menghubungkan bahwa
secara elektoral dan dukungan pemerintah tidak sejumlah pengunjung dan perilaku mereka
cukup dan kurangnya kepemimpinan untuk dianggap sebagai isu pengelolaan utama bagi
menggerakkan industri pariwisata. Selain itu, perlindungan cagar alam dunia luas. Pada
kenyataan bahwa pariwisata adalah industri sistem transportasi yang baik, maka penerapan
skema pengelolaan lalu lintas dan

46
Majalah Ilmiah Panorama Nusantara, edisi VI, Januari - Juni 2009
keterkaitannya dengan program ekonomi Namun hal ini sedikit mendapat perhatian
pariwisata pelaksana mungkin dapat karena seluruh jumlah penumpang air relatif
mengurangi dampak. Coleman’s (1997) kecil dan jarak perjalanan relatif pendek
melakukan studi mengenai lalu lintas dibandingkan dengan pesawat udara.
pengunjung di taman nasional North York
Moors dengan tujuan mengetahui pandangan Saran
mengenai pengunjung, penduduk setempat dan Berkaitan dengan transportasi wisata, beberapa
lalu lintas, sistem pengelolaan pengunjung dan saran yang perlu dipertimbangkan
lingkungan di taman. Studi juga diinginkan 1. Hendaknya diciptakan suatu
untuk merumuskan skema pengelolaan penyelenggaraan yang menyenangkan
lalulintas pengunjung yang paling sesuai, terutama bagi wisatawan luar negeri
sehingga akan mengurangi pemakaian dengan suatu sistem pengurangan ongkos,
kendaraan pribadi dan mendorong penggunaan atas dasar pemikiran bahwa mereka akan
kendaraan umum. Dari hasil studi untuk tinggal di negeri yang bersangkutan untuk
mendorong pergantian moda, informasi jangka waktu tertentu, dengan maksud
mengenai menfaat kendaraan umum dan alasan untuk mengurangi arti daripada jumlah
kenapa pengunjung tidak menggunakan pengeluaran untuk ongkos-ongkos transport
kendaraan umum adalah penting (Coleman, dalam proporsinya dengan jumlah
1997). pengeluaran seluruhnya, selama
Beberapa instrument aturan telah mengadakan perjalanan.
dirumuskan untuk mengendalikan dampak 2. Agar keringanan-keringanan khusus dalam
lingkungan transpotasi. Sebuah tinjauan bidang pariwisata harus diadakan dengan
mengenai instrumen kebijakan ekonomi dan jalan menyajikan konsesi-konsesi biaya
indikator transportasi dilakukan oleh Acutt dan (ongkos) bagi wisatawan luar negeri, baik
Dodgson (1997). Instrumen ekonomi dalam hal pengangkutan maupun
memasukkan pajak bahan bakar, pajak emisi, penginapan mereka.
pajak cukai kendaraan, pengenaan pajak
kemacetan, biaya parkir dan subsidi untuk DAFTAR PUSTAKA
transportasi umum. Instrumen peraturan di sisi Acutt, M.Z. and J.S. Dodgson (1997)
lain, termasuk pembatasan penggunaan Controlling the environmental impacts of
kendaraan, pengendalian parkir, perencanaan transport: Matching instruments to
tataguna lahan, kebisingan kendaraan, tingkat objectives, Transportation Research D, Vol.
pencemaran, pembangunan jalan, keselamatan, 2, No.1, 17-33.
dan kenyamanan lalu lintas. Kesulitan Bowen, J. (2000). Airline hubs in Southeast
pelaksanaan teknik-teknik ekonomi diakui dan Asia: national economic development and
mereka menyarankan bahwa pendekatan nodal accessibility. Journal of Transport
ekonomi dapat menjadi pelengkap yang efektif Geography 8, 25-41.
untuk peraturan (Acutt dan Dodgson, 1997). [BPS} Biro Pusat Statistik 2009.
Brohman, J. (1996) New directions in tourism
KESIMPULAN DAN SARAN for third world development, Annals of
Kesimpulan Tourism Research, Vol. 23, No. 1, 48-70.
Transportasi merupakan syarat penting Buckley, R. (1996) Sustainable tourism:
bagi pariwisata, karena karakteristik kunci Technical issues and information needs,
wisatawan adalah mobilitas. Namun, mobilitas Annals of Tourism Research, Vol 23, No.
ini telah meningkat secara tajam selama akhir 1, 925-928.
dekade ini, terutama karena adanya kemajuan Butler, R.W. (1999) Sustainable tourism: State
teknologi dan peningkatan pendapatan bersih. of the art review. Tourism Geographies 1
Ketika mobilitas tinggi maka transportasi (1), 7–25.
dengan sendirinya merupakan pelopor utama Carlsson-Kanyama, A. & Linden, A.L. (1999).
bagi landasan kepedulian lingkungan. Meskipun Travel patterns and environmental effects
peningkatan efisiensi dipertimbangkan, now and in the future: implications of
perjalanan dengan pesawat udara masih sebagai differences in energy consumption among
pengguna energi besar bila dibandingkan socioeconomic groups. Ecological
dengan moda transportasi lain berdasarkan Economics 30, 405-417.
jarak/kmnya. Coleman, C. (1997) Tourist traffic in English
Hanya transportasi air khususnya yang National Parks---An innovative approach to
berjalan pada lautan terbuka mengkonsumsi management, The Journal of Tourism
lebih banyak energi dari pada angkutan udara. Studies, Vol.8, No.1, 2-15.

47
Majalah Ilmiah Panorama Nusantara, edisi VI, Januari - Juni 2009
Croall, J. (1995) Preserve or destroy: Tourism Lumsdon, L. (2000). Transport and Tourism:
and the environment, Calouste Gulbenkian Cycle Tourism – A Model for Sustainable
Foundation, London. Development? Journal of Sustainable
Crouch, G.I. (1994). Demand Elasticities for Tourism, 8(5), 361-376.
Short-Haul versus Long-Haul Tourism. Mowforth, M. and I. Munt (1998) Tourism and
Journal of Travel Research 2, 2-7. CTO, sustainability: New tourism in the third
2003. Caribbean Tourism Statistical world. Routledge, London and New York.
Report. CTO, Barbados. Oberdries, M. & Forer, P. (1995). Making sense
Culpan, R. (1987) International tourism model of tourist movements: an interactive
for developing economies, Annals of approach for decision support. Presented at
Tourism Research, Vol. 14, 541-552. the Seventh Annual Colloquium of the
Eaton, B. & Holding, D. (1996). The evaluation Spatial Information Research Centre,
of public transport alternatives to the car in Massey University, Palmerston North, New
British National Parks. Journal of Zealand, 26-28 April 1995.
Transport Geography 4 (1), 55-65. Olsthoorn, X. (2001). CO2 emissions from
Farrell, B. and D. Runyan (1991) Ecology and international aviation: 1950-2050. Journal
tourism, Annals of Tourism Research, Vol. of Air Transport Management 7, 87-93.
18, 26-40. Oppermann, M., dan Cooper (1995). A Model
Fennell, D. (2003) Ecotourism: An introduction, of Travel Itineraries. Journal of Travel
Routledge, London. Research 33(4), 57- 61.
Greene, D.L. andWegener,M. (1997) Page, S. and L. Lumsdon (eds.) (2004) Tourism
Sustainable transport. Journal of Transport and transport: Issues and agenda for the
Geography 5 (3), 177–190. new millennium, Elsevier, Boston.
Hall, D. (1999). Conceptualising tourism Prideaux, B. (2000). The role of the transport
transport: inequality and externality issues. sistim in destination development. Tourism
Journalof Transport Geography 7, 181- Management 21, 53-63.
188. Raguraman, K. (1997). Estimating the Net
Herala, N. (2003) Regulating traffic with land Economic Impact of Air Services. Annals
use planning, Sustainable Development, of
Vol. 11, 91-102. Tourism Research 24(3), 658-674.
Hobson, J.S.P. and Uysal, M. (1992) Rochajat, H. Posisi Transportasi dalam
Infrastructure: The silent crisis facing the kepariwisataan. 2008. www.
future of transport. Hospitality Research Kabarindonesia.com
Journal 17 (1), 209–215. Schafer, A. & Victor, D.G. (1999). Global
Honey, M. (1999) Ecotourism and sustainable passenger travel: implications for carbon
development: Who owns paradise? Island dioxide emissions. Energy 24, 657-679.
Press, Washington DC. Stettler, J. (1997). Sport und Verkehr.
Hvenegaard, G. (1994) Ecotourism: A status Sportmotiviertes Verkehrsverhalten der
report and conceptual framework, The Schweizer Bevölkerung. Berner Studien zu
Journal of Tourism Studies, Vol. 5, No. 2, Freizeit und Tourismus, 36.
24-35. Tolley, R. dan Turton, B. (eds.) (1995).
Inskeep, E. (1987) Environmental planning for Transport Sistims, Policy and Planning: A
tourism, Annals of Tourism Research, Vol. Geographical Approach. Harlow:
14, 118-135. Longman.
Janiæ, M. (1999). Aviation and externalities: the Travis, A.S. (1985) Collected papers on leisure
accomplishments and problems. and tourism, Center for Urban and
Transportation Research Part D4, 159- Regional Studies, University of
180. Birmingham, Birmingham.
Knight, L.O.P. (1992). Environmentalism and WTO, 2004. Tourism Highlights. Edition 2004.
Transport Choices: An Australian Study of
Attitudes Towards urban Travel and
Transport Energy Use. New Zealand
Geographer 48(2), 59-64.
Leiper, N. (1990) Tourism Sistims: An
Interdisciplinary Perspective. Massey
University, Palmerston North, Occasional
Paper No 2

48
Majalah Ilmiah Panorama Nusantara, edisi VI, Januari - Juni 2009

Anda mungkin juga menyukai