Anda di halaman 1dari 4

KEPUTUSAN DIREKTUR RUMAH SAKIT ROYAL PROGRESS

NOMOR : 053/SK/DIR/VIII/2010

TENTANG

KEBIJAKAN PELAYANAN INSTALASI GAWAT DARURAT


RUMAH SAKIT ROYAL PROGRESS

DIREKTUR RUMAH SAKIT ROYAL PROGRESS


Menimbang : a. bahwa dalam upaya meningkatkan mutu pelayanan Rumah Sakit Royal Progress, maka
diperlukan penyelenggaraan pelayanan Instalasi Gawat Darurat yang bermutu tinggi;
b. bahwa agar pelayanan Instalasi Gawat Darurat di Rumah Sakit Royal Progress dapat
terlaksana dengan baik, perlu adanya kebijakan Direktur Rumah Sakit Royal Progress
sebagai landasan bagi penyelenggaraan pelayanan Instalasi Gawat Darurat di Rumah
Sakit Royal Progress;
c. bahwa sehubungan dengan hal tersebut di atas perlu ditetapkan Kebijakan Pelayanan
Instalasi Gawat Darurat Rumah Sakit Royal Progress dengan Keputusan Direktur
Rumah Sakit Royal Progress.

Mengingat : 1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 44 tahun 2009 Tentang Rumah Sakit;
2. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 856/Menkes/SK/IX/2009
tentang Standar Instalasi Gawat Darurat Rumah Sakit;
3. Keputusan Ketua Badan Pengurus Yayasan Sejahtera Progress Nomor
11/YSP/KHU/VIII/2010 tahun 2010 Tentang Struktur Organisasi Rumah Sakit Royal
Progress;
4. Keputusan Ketua Badan Pengurus Yayasan Sejahtera Progress Nomor 021/YSP/10/
2007 tahun 2007 Tentang Penunjukan Direktur Royal Progress International Hospital.

M E M UTU S KAN
Menetapkan :
Kesatu : KEPUTUSAN DIREKTUR RUMAH SAKIT ROYAL PROGRESS TENTANG
KEBIJAKAN PELAYANAN INSTALASI GAWAT DARURAT RUMAH SAKIT ROYAL
PROGRESS.
Kedua : Kebijakan Pelayanan Instalasi Gawat Darurat Rumah Sakit Royal Progress sebagaimana
dimaksud dalam Diktum Kesatu sebagaimana tercantum dalam Lampiran Keputusan ini.
Ketiga : Kebijakan Pelayanan Instalasi Gawat Darurat Rumah Sakit Royal Progress sebagaimana
dimaksud dalam Diktum Kedua harus dijadikan acuan dalam menyelenggarakan pelayanan
Instalasi Gawat Darurat Rumah Sakit Royal Progress.
Keempat : Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan dan apabila dikemudian hari terdapat
kekeliruan dalam penetapan ini, akan diadakan perbaikan sebagaimana mestinya.

Ditetapkan di J a k a r t a
Pada tanggal .23 Agustus 2010
Direktur,

Dr. Djoti Atmodjo, SpA , MARS


Lampiran
Keputusan Direktur RS Royal Progress
Nomor : 053/SK/DIR/VIII/2010
Tanggal : 23 Agustus 2010

KEBIJAKAN PELAYANAN INSTALASI GAWAT DARURAT


RUMAH SAKIT ROYAL PROGRESS

Kebijakan Umum
1. Peralatan di IGD harus selalu dilakukan pemeliharaan dan kalibrasi sesuai dengan ketentuan yang
berlaku.
2. Pelayanan di IGD harus selalu berorientasi kepada mutu dan keselamatan pasien.
3. Semua petugas IGD wajib memiliki izin sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
4. Setiap petugas atau staf Instalasi Gawat Darurat wajib meningkatkan kompetensinya melalui pelatihan
yang sudah diprogramkan.
5. Dalam melaksanakan tugasnya setiap petugas wajib mematuhi ketentuan dalam K3 (Keselamatan dan
Kesehatan Kerja), termasuk penggunaan alat pelindung diri (APD) serta selalu mengacu pada
pencegahan dan pengendalian infeksi.
6. Setiap petugas harus bekerja sesuai dengan standar profesi, standar prosedur operasional yang berlaku,
etika profesi, etiket, menghormati hak pasien, dan mengutamakan keselamatan pasien.
7. Pelayanan Instalasi Gawat Darurat dilaksanakan 24 jam dalam sehari dan tujuh hari dalam seminggu,
yang didukung dengan pelayanan radiologi dan laboratorium 24 jam.
8. Penyediaan tenaga harus mengacu kepada pola ketenagaan.
9. Untuk melaksanakan koordinasi dan evaluasi wajib dilaksanakan rapat rutin bulanan minimal satu bulan
sekali.
10. Setiap bulan wajib membuat laporan.

Kebijakan Khusus
1. Instalasi Gawat Darurat dipimpin oleh Dokter yang memiliki sertifikat PPGD yang masih berlaku.
2. Pelayanan gawat darurat di Rumah Sakit Royal Progress merupakan pelayanan gawat darurat level II.
3. Pelayanan gawat darurat terutama life saving dilaksanakan tanpa membayar uang muka.
4. Dalam memberikan pelayanan harus selalu menghormati dan melindungi hak-hak pasien.
5. Selain menangani kasus “true emergency” IGD juga melayani kasus “false emergency” pada ruang
pemeriksaan yang terpisah.
6. Pada pasien “death on arrival” (DOA) tidak dilakukan resusitasi kecuali atas permintaan keluarga dan
harus diberi nomor Rekam Medis.
7. Dokter yang bertugas di IGD harus memiliki sertifikat PPGD / ACLS dan BLS yang masih berlaku.
8. Pada setiap shift jaga, salah satu perawat yang bertugas harus memilliki sertifikat PPGD / ACLS yang
masih berlaku sebagai Penanggung Jawab Shift.
9. Obat dan alat kesehatan sesuai standar yang berlaku harus selalu tersedia.
10. Setiap pasien yang datang ke IGD dilakukan triage untuk mendapatkan pelayanan yang tepat dan sesuai
dengan kondisi pasien.
11. Triage di IGD dilakukan oleh dokter jaga IGD atau perawat penaggung jawab shift.
12. Setiap pasien yang memerlukan pemeriksaan diagnostik / terapi / spesimen yang tidak tersedia di Rumah
Sakit dapat dilakukan rujukan ke Rumah Sakit lain, termasuk juga bagi pasien yang memerlukan rujukan
rawat inap yang diindikasikan karena penyakitnya.
13. Bila terjadi bencana, baik yang terjadi di dalam atau di luar Rumah Sakit, IGD siap untuk melakukan
penanggulangan bencana.
14. Setiap petugas / staf IGD wajib mengikuti pelatihan yang sudah diprogramkan.
15. Setiap tindakan medis yang mempunyai risiko tinggi harus mendapat persetujuan tertulis dari pasien atau
keluarganya / penanggung jawabnya, kecuali pada kondisi gawat darurat yang mengancam
kehidupannya.

Direktur,

Dr. Djoti Atmodjo, SpA, MARS

Anda mungkin juga menyukai