PENDAHULUAN
hubungan seksual secara teratur (2-3 kali seminggu) tanpa kontrasepsi selama 12
bulan dan tidak terjadi kehamilan. Infertilitas dapat disebabkan 40% dari pihak
suami, 40% dari istri dan 20% dari kedua belah pihak. Infertilitas ini membutuhkan
di Indonesia khususnya pada wanita yang pernah kawin tapi tidak mempunyai anak.
infertilitas sebanyak 36% diakibatkan adanya kelainan pada si Ayah, sedangkan 64%
berada pada si Ibu. Di negara-negara maju seperti Amerika dan Jepang ditemukan
kasus infertil baik dari laki-laki maupun perempuan sekitar 80% jumlah pasangan
karena kekakuan yang berlebihan (emotion stress) dapat juga menurunkan kesuburan
dapat menyebabkan tekanan di daerah antara uterus dan tuba (utero- tubal junction).
keturunan, 544 kasus (81,6%) disebabkan oleh kelainan organik. Penyebab infertilitas
pun harus dilihat pada kedua belah pihak yaitu Istri dan Suami. Salah satu bukti
1
2
bahwa pasangan infertil harus dilihat sebagai satu kesatuan adalah adanya faktor
bahwa 40% penyebabnya datang dari pihak istri, yaitu 30-50% karena tuba, 40%
(idiopatik), 16% penyebab yang multifaktorial dari suami maupun istri (Henderson,
2006).
infertilitas yang tidak bisa hamil. Padahal, masalah infertilitas dapat berasal dari
pihak laki-laki, perempuan ataupun interaksi keduanya. Secara umum, negara dan
pola global infertilitas sekunder mirip dengan infertilitas primer dengan adanya
pengumpulan data secara luas pada waktu kehamilan. Di Indonesia, angka kejadian
perempuan infertil 15% pada usia 30-34 tahun, meningkat 30% pada usia 35-39
ini sama dengan 3 juta pasangan menikah, dari jumlah tersebut 10% mengalami
selama 12 bulan berturut-turut. 10% lainnya akibat infertilitas primer, atau belum
berhasil lagi untuk hamil, umumnya 32,7% hamil dalam satu bulan 57% hamil dalam
3 bulan, 72,1% hamil dalam waktu 6 bulan, 85% dalam 12 bulan, dan 93,4% dalam
Pasangan Suami Istri (Pasutri) terjadi pada Pasangan Usia Subur (PUS). Infertilitas
ini diperkirakan dialami sekitar 14-17% PUS, yang sekitar 60% diantaranya
Sepertinya sudah terbiasa, bila suatu pasangan infertil, maka sang perempuanlah yang
kemungkinan ketidaksuburan bisa datang dari suami, istri, atau kedua belah pihak
memeriksakan diri, akan lebih menyulitkan mencari apa penyebabnya dan bagaimana
menentukan terapinya.
Medan, ada 8 orang Wanita Usia Subur, diantaranya 5 orang yang tidak mengerti
Wanita Usia Subur yang mengerti tentang infertilitas. Berdasarkan latar belakang di
atas maka peneliti terdorong untuk mengetahui “Gambaran Pengetahuan dan Sikap
Wanita Usia Subur Tentang Infertilitas di Rumah Bersalin Bunda Natama Medan
Tahun 2013.
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi berbagai pihak yang
2. Bagi peneliti
infertilitas.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Pengetahuan
2.1.1. Definisi
Pengetahuan adalah merupakan hasil dari tahu, ini terjadi setelah orang
panca indera manusia, yakni indera penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan
raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga.
yaitu:
1. Tahu (Know)
Tahu diartikan sebagai pengikat suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya.
yang spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan yang diterima.
Oleh sebab itu tahu ini merupakan tingkat pengetahuan yang paling rendah. Kata
kerja untuk mengukur bahwa orang tahu tentang apa yang dipelajari antara lain
2. Memahami (Comprehension)
secara benar. Orang yang telah paham terhadap objek atau materi harus dapat
5
6
3. Aplikasi (Aplication)
dipelajari pada situasi atau kondisi real (sebenarnya). Aplikasi disini dapat
4. Analisa (Analysis)
Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu objek
masih ada kaitannya satu sama lain. Kemampuan analisis ini dapat dilihat dari
5. Sintesis (Syntesis)
Dengan kata lain sintesis adalah suatu kemampuan untuk menyusun formulasi
6. Evaluasi (Evaluation)
suatu materi atau objek. Penelitian itu didasarkan pada suatu kriteria yang
(Notoatmodjo, 2003).
7
1. Umur
2. Pendidikan
itu perlu dipertimbangkan umur dan hubungan dengan proses belajar. Pendidikan
adalah jenjang atau lamanya seseorang dibangku sekolah yang dibuktikan dengan
3. Pekerjaan
4. Informasi
Memiliki pendidikan yang rendah tapi jika ia mendapatkan informasi yang baik
dari berbagai media misalnya: TV, Radio, atau surat kabar maka hal itu akan
2.2. Sikap
yang dapat menilai atau membimbing tingkah laku orang tersebut. Secara deskriptif
sikap berarti keadaan jiwa (mental) dan keadaan berfikir di organisasi melalui
1. Menerima (Receiving)
(objek).
2. Merespon (responding)
3. Menghargai (Valuing)
Mengajak orang lain untuk mengerjakan atau mendiskusikan dengan orang lain
Pengukuran sikap dapat dilakukan dengan cara langsung dan cara tidak langsung.
adalah wanita dalam usia reproduktif, yaitu usia 15 – 45 tahun baik yang berstatus
kawin, janda maupun yang belum nikah. Wanita Usia Subur (WUS) adalah wanita
yang keadaan organ reproduksinya berfungsi dengan baik antara umur 20 – 45 tahun.
Pada wanita usia subur ini berlangsung lebih cepat dari pada pria. Puncak kesuburan
ada pada rentang usia 20-29 tahun. Pada usia ini wanita memiliki kesempatan 95%
untuk hamil. Pada usia 30-an presentasinya menurun sehingga 90%. Sedangkan
memasuki usia 40 tahun kesempatan untuk hamil hingga menjadi 40% setelah usia
2.4. Infertil
2.4.1. Definisi
pada pasangan yang tidak menggunakan kontrasepsi dan melakukan sanggama secara
tahun secara teratur menjalani hubungan intim tanpa penggunaan alat kontrasepsi
(MedicineNet.Infertility, 2009).
Infertilitas adalah kegagalan sepasang suami istri untuk hamil selama 12 bulan
atau lebih dengan koitus yang teratur dan tanpa menggunakan alat kontrasepsi
(Wiknjosastro, 2008). Infertilitas adalah tidak terjadi konsepsi setelah satu tahun
(Scott, 2009).
10
1. Infertil wanita primer adalah dimana seorang wanita belum pernah hamil sama
selama 12 bulan.
2. Infertil wanita sekunder adalah dimana seorang wanita pernah hamil, akan tetapi
2.4.3. Etiologi
Masalah vagina yang dapat menghambat penyampaian air mani ini ialah
psikogen yang disebut juga vaginismus dan yang kedua adalah sumbatan
anatomis berupa vaginitis atau radang pada vagina yang biasa disebabkan oleh
candida albicans atau trikomonas sejenis kuman yang hidup di dalam vagina
b. Serviks (1%-10%).
motalitasnya.
c. Uterus (4%-5%)
dinding tuba akibat infeksi atau endometriosis, tuba yang memendek akibat
e. Ovarium(5%-10%)
Gangguan pada ovarium (indung telur), seperti adanya tumor atau kista
bisa terjadi pembuahan bila tidak ada sel telur yang akan dibuahi (Manuaba,
2002).
f. Anovulasi (35%)
adalah anovulasi yaitu 35%. Anovulasi adalah tidak ada sel telur berarti tak
akan ada kehamilan. Ovulasi dan menstruasi adalah satu rangkain orkestrasi
kelainan yang sama, khususnya pada istri pasangan yang berumur 30 tahun
3. Gabungan
4. Idiopatik
Faktor ini sekitar 10% dari kejadian infertilitas setelah semua pemikiran
dilakukan penyebab infertilitas dapat saja tidak diketahui atau terdeteksi. (Scott,
2004).
5. Gaya hidup
kejadian infertilitas, yakni sebesar 15-20%. Gaya hidup yang serba cepat dan
kompetitif dewasa ini rentan membuat seseorang terkena stress. Padahal kondisi
a. Kegemukan
perhitungan matangnya sel telur, sedangkan hubungan seks di luar masa subur
b. Kelewat kurus
Gangguan siklus haid pada umumnya dialami oleh wanita yang sangat kurus,
misalnya pada atlet lari jarak jauh, model, penari balet, atau pun mereka yang
c. Lingkungan
Salah satunya, polusi udara akibat kebiasaan merokok maupun buang timbal
dan prolaktin yang bertujuan pada penghambatan pelepasan sel telur pada
proses ovulasi. Pada pria alkohol akan menurunkan ukuran testis, volume
e. Obat-obatan
kedokteran, seperti beberapa jenis antibiotik, obat darah tinggi, obat sakit
maag, obat anti kejang, maupun obat-abatan yang digunakan dalam terapi
kualitas sperma.
f. Olahraga berlebihan
g. Perilaku merokok
nikotin yang larut dalam darah menghalangi pembentukan ion besi feri
menjadi fero, Sehingga tubuh kekurangan zat besi dan haemoglobin darah.
1. Pemeriksaan
Penanganan pada wanita dapat dibagi dalam beberapa langkah yang digambarkan
sebagai berikut:
Langkah 1 (anamnesis) :
Cara yang terbaik untuk mencari penyebab infertilitas pada wanita. Banyak
faktor penting yang berkaitan dengan infertilitas dapat ditanyakan pada pasien.
a. Lama infertilitas.
b. Riwayat haid, ovulasi (masa subur) dan dismenorhea (nyeri saat haid).
terakhir.
h. Pengobatan radiasi.
mengalami gangguan haid, atau dari pemeriksaan dengan suhu basal ditemukan
gangguan sekresi yang akibatnya terjadi anovulasi. Disertai gangguan haid, perlu
Tes ini dapat memberi informasi tentang interaksi antara sperma dan getah
serviks. Untuk pelaksanaan uji pasca sanggama jika hasilnya negative, perlu
dilakukan evaluasi kembali terhadap sperma. Hasil uji pasca sanggama yang normal
dikerjakan setiap hari pada saat bangun pagi hari, sebelum bangkit dari tempat tidur,
atau sebelum makan dan minum. Jika wanita memiliki siklus haid berovulasi, grafik
grafiknya monofasik.
Perlu dilakukan pemeriksaan bakterologi dari vagina dan portio. Infeksi akibat
ditemukan riwayat abortus berulang atau kelainan bawaan pada kehamilan sebelumya
Kadar ekstradiol yang tinggi pada fase luteal dapat menghambat implantasi
dan keadaan seperti ini sering ditemukan pada infertilitas yang tidak dapat di jelaskan
tuba menjadi sangatlah penting. Tuba yang tersumbat, gangguan hormon, dan
pada tuba tersedian berbagai cara, yaitu uji insuflasi gambaran tuba fallopi secara
Penanganan pada pria pada umumnya adalah dengan analisis sperma. Dari
hasil analisis sperma dapat terlihat kualitas dan kuantitas dari spermatozoa. Jika
ditemukan fruktosa di dalam semen, menunjukkan tidak adanya kelainan vesikula dan
yang paling sederhana sampai yang paling rumit sekalipun, semua dilakukan secara
Ini dengan metode inseminasi rumah topi serviks memungkinkan semua air mani
untuk ditempatkan melawan leher rahim selama enam jam memungkinkan semua
sperma yang tersedia untuk ditempatkan langsung pada serviks. Untuk sperma
19
rendah, mortilitas sperma rendah, atau leher rahim miring menggunakan penutup
b. Inseminasi buatan
saat calon ibu mengalami ovulasi. Proses inseminasi buatan berlangsung singkat
dan terasa seperti pemeriksaan papsmear. Dalam dua minggu, keberadaan janin
sudah bisa dicek dengan tes kehamilan. Bila gagal, prosesnya bisa diulang
beberapa kali sampai berhasil. (Umumnya bila setelah 3-6 siklus tidak juga
Variabel penelitian
METODE PENELITIAN
pengetahuan dan sikap Wanita Usia Subur tentang infertilitas di Rumah Bersalin
Lokasi yang dipilih untuk menjadi tempat penelitian adalah Rumah Bersalin
awal, dan pengambilan data penelitian yakni bulan Januari sampai Juni 2013.
3.3.1 Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh Wanita Usia Subur yang infertil
maupun non infertil yang berkunjung ke Rumah Bersalin Bunda Natama Medan dari
3.3.2 Sampel
Sampel adalah bagian dari keseluruhan objek yang diteliti dan dianggap
20
21
Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah accidental sampling yaitu
cara pengambilan dengan mengambil responden atau Wanita Usia Subur secara
kebetulan. Rumusan yang dapat digunakan untuk menentukan besar sampel menurut
N
n=
1 N (d ) 2
Keterangan :
N : Besar Populasi
n : Besar sampel
N
n =
1 N (d ) 2
87
n =
1 87(0,1) 2
87
n = = 46,52 dibulatkan menjadi 46.
1,87
tentang tujuan penelitian dan penjelasan singkat tentang kuesioner, menjelaskan cara
1. Pengetahuan
Pengetahuan adalah segala sesuatu yang diketahui Wanita Usia Subur tentang
3.6.1. Pengetahuan
pernyataan.
benar.
3.6.2. Sikap
checklist pada salah satu dari pilihan jawaban yang tersedia. Skala pengukuran
Jika responden memilih alternatif yang memenuhi syarat atau kriteria maka diberi
nilai tertinggi atau maksimum 5x20=100, dan nilai terendah atau minimum 1x20=20.
Pengolahan data adalah suatu proses dalam memperoleh data ringkasan atau
mengolah data mentah dari hasil pengukuran menjadi data yang halus sehingga
memberikan arah untuk pengkajian yang lebih lanjut (Sudjana, 2001: 128).
komputerisasi program SPSS (statiscal product and service solution) karena program
ini memiliki kemampuan analisis statistik cukup tinggi serta sistem manajemen data
a. Editing
dan kekurangan.
b. Coding
Kegiatan pemberian kode angka terhadap data yang terdiri atas beberapa kategori.
Pemberian kode ini sangat penting bila pengolahan data dan analisis data
menggunakan komputer. Data yang telah diedit, diubah dalam bentuk angka atau
kode nama responden yaitu: 1,2,3,.......46, umur yaitu 1= < 25 tahun, 2 = 25-30
mempermudah pengolahan.
c. Scoring
Memberikan skor (skoring) pada setiap jawaban yang diberikan responden yang
responden “benar” skor 1, “salah” skor 0, dan pada sikap responden “Sangat
Setuju” skor 5, “Setuju” skor 4, “Kurang Setuju” skor 3, “Tidak Setuju” skor 1,
d. Tabulating
data dimasukkan dalam bentuk distribusi tabel frekuensi dengan memberikan skor
responden, lalu ditampilkan dengan table distribusi frekuensi, apabila datanya sudah
angka-angka dan data kualitatif yang dinyatakan dalam kata-kata atau simbol, analisa
dilanjutkan dengan mengunakan teori pustaka yang ada. Teknik analisa data yang
digunakan untuk melihat bagaimana pengetahuan dan sikap Wanita Usia Subur
tentang infertilitas.
BAB IV
Rumah Bersalin Bunda Natama atau klinik spesialis Ibu dan Anak terletak di
Jalan Kapten Muslim no 86 A-B Medan. Rumah Bersalin Bunda Natama Medan yang
didirikan oleh dr. Mangatas Silaen Sp.OG yang mempunyai tugas pokok yaitu
melaksanakan upaya kesehatan secara berdaya guna dan berhasil guna, dengan
mengutamakan upaya kesehatan ibu dan anak yang dilaksanakan secara terpadu
konsultasi bagian anak dan dr. Nelly Rosdiana, Sp.Ak sebagai dokter penanggung
jawab spesialis penyakit anak. Dari hasil observasi melalui pengamatan dari daftar
pasien jumlah pengunjung atau yang konsultasi bagian kebidanan terutama tentang
infertilitas dari Januari – Juni tahun 2013 sebanyak 39 pasangan suami istri yakni
infertil primer maupun yang sekunder, kemudian setelah dilakukan pemeriksaan pada
pasangan, akan dilanjutkan untuk menentukan terapinya. Pada kasus ini dr Mangatas
dengan hasil pemeriksaan. Klinik ini mempunyai 2 orang dokter, 11 orang Staf
26
27
Dan Sikap Wanita Usia Subur Tentang Infertilitas Di Rumah Bersalin Bunda Natama
Medan Tahun 2013, dengan jumlah responden sebanyak 46 orang, maka hasil
Dari tabel 4.1. dapat dilihat bahwa responden mayoritas berusia antara 25-30
yaitu 17 orang (37,0%), berpendidikan SMA yaitu 16 orang (34,8%), memiliki status
pekerjaan mayoritas sebagai Ibu Rumah Tangga yaitu 20 orang (43,5%). Sumber
informasi yang terbanyak berasal dari media cetak yaitu 16 orang (34,8%)
Tabel 4.2
Distribusi Frekuensi Pengetahuan Wanita Usia Subur
Tentang Infertilitas di Rumah Bersalin Bunda Natama Medan Tahun 2013.
Pada tabel 4.2 dapat dilihat bahwa pengetahuan responden tentang infertilitas,
Tabel 4.3
Distribusi Frekuensi Sikap Wanita Usia Subur Tentang Infertilitas
di Rumah Bersalin Bunda Natama Medan Tahun 2013.
Pada tabel 4.3 dapat dilihat bahwa sikap responden tentang infertilitas yaitu:
mayoritas bersikap baik yaitu 44 orang (95,6%), dan minoritas kurang baik yaitu 2
orang (4,4%).
4.3. Pembahasan
Pada tabel 4.2 dapat dilihat bahwa pengetahuan responden tentang infertilitas,
berpengetahuan baik yaitu 7 orang (15,2%), sumber informasi terbanyak dari media
diasumsikan oleh peneliti disebabkan karena adanya latar belakang yang mayoritas
pengetahuan, dimana pendidikan responden yang mayoritas SMA. Hal ini sesuai
semakin baik juga. Orang yang mempunyai pendidikan tinggi akan memberikan
Secara umum Wanita Usia Subur yang berkunjung ke Rumah Bersalin Bunda
Natama Medan, mengakui bahwa infertilitas itu adalah kemandulan atau mutlak tidak
bisa mempunyai keturunan, ada juga berpendapat bahwa infertilitas itu hanya dapat
disebabkan oleh wanita dan bersifat keturunan. Responden juga mengetahui salah
30
satu penyebab dari infertilitas atau ketidaksuburan adalah gaya hidup yang tidak sehat
seperti merokok dan akrab dengan minuman alkohol tapi masih banyak responden
bermanfaat. Selain umur, pendidikan juga berpengaruh pada proses belajar seseorang.
Makin tinggi pendidikan seseorang makin mudah untuk memperoleh informasi serta
dapat menentukan mudah tidaknya seseorang untuk menyerap dan memahami sesuatu
memperoleh informasi, baik dari orang lain maupun media massa. Selain itu, sumber
banyak sumber media, baik itu dari keluarga, media cetak, media elektronik, dan
tenaga kesehatan, dari tabel 4.2 dapat dilihat sumber informasi terbanyak dari media
cetak. Demikian juga dilihat dari pekerjaan, pekerjaan seseorang erat kaitannya
Pada tabel 4.3 dapat dilihat bahwa sikap responden tentang infertilitas yaitu:
mayoritas bersikap baik yaitu 44 orang (95,6%), dan minoritas kurang baik yaitu 2
orang (4,4%). Baiknya sikap responden terhadap pengertian, jenis, penyebab dan
Menurut Azwar (2008), sikap akan terwujud dalam respon dan tindakan
tergantung pada situasi yang terjadi saat itu, dan biasanya sikap akan diikuti/tidak
31
diikuti oleh tindakan yang mengacu pada pengalaman orang lain ataupun respon yang
infertilitas bagi Wanita Usia Subur yang infertil. Saat dilakukannya penelitian,
penulis melakukan wawacara apakah salah satu penyebab dari infertilitas, sebagian
dari responden mengatakan penyebab dari infertilitas yaitu dari gaya hidup yang tidak
sehat seperti merokok dan akrab dengan minuman alkohol, sebagian berpendapat
infertilitas hanya terjadi pada wanita saja. Penulis beramsumsi bahwa, sikap yang
baik tentang infertilitas dapat menurunkan resiko terjadinya infertil pada Wanita Usia
Subur. Apabila WUS sudah tahu informasi tentang infertilitas salah satu penyebabnya
maka WUS dapat menghindari kebiasaan buruk seperti gaya hidup yang tidak sehat,
Asumsi penulis, bahwa seorang WUS yang memiliki sikap yang tidak baik
tentang infertilitas akan berpengaruh terhadap tingkat kejadian infertil, begitu juga
sebaliknya apabila WUS memiliki sikap yang baik terhadap infertilitas akan
5.1 Kesimpulan
mayoritas baik.
5.2. Saran
Hasil penelitian ini diharapkan agar Wanita Usia subur mencari informasi dan
masyarakat maupun media. Sehingga bagi Wanita Usia Subur yang infertil
primer maupun sekunder dan juga yang non infertil lebih mengetahui tentang
Hasil penelitian ini diharapkan agar Bidan maupun Dokter di Rumah Bersalin
32
DAFTAR PUSTAKA
Ayu Ida, Bagus Gde (2006). Memahami Kesehatan Reproduksi Wanita. Jakarta:
Penerbit Buku Kedokteran.
Ellya Eva (2010). Gizi Dalam Kesehatan Reproduksi. Jakarta. Penerbit Buku
Kesehatan.
Paath, Erna Francin, dkk. 2004. Gizi Dalam Kesehatan Reproduksi. Jakarta, EGC
32
33
A. Identitas Responden
No.Responden :
Umur :
Pendidikan :
Pekerjaan :
Petunjuk:
1. Sebelum mengisi jawaban dibawah ini terlebih dahulu isilah identitas diatas.
2. Berilah tanda check list () pada jawaban yang menurut anda benar atau salah.
kuesioner ini.
B. SUMBER INFORMASI
a. Pernah
b. Ragu-ragu
c. Tidak pernah
a. Keluarga
b. Media cetak
c. Media elektronik
d. Tenaga Kesehatan
34
Kuesioner 1: Pengetahuan
Kuesioner 2 : Sikap
Sangat
Sangat Kurang
No Pernyataan Setuju Tidak
Setuju Setuju
Setuju
1 Infertilitas atau ketidaksuburan
dapat disebabkan baik wanita
maupun pria.
2 Gangguan haid pada wanita
berpengaruh pada kesuburan.
3 Menjaga kebugaran tubuh sangatlah
penting untuk kesuburan.
4 Bila pasangan sulit memiliki anak,
maka pemeriksaan dilakukan pada
kedua belah pihak.
5 Makanan yang bergizi dan vitamin
sangat penting untuk kesuburan.
6 Stres perlu dihindari untuk
mendapatkan kesuburan.
7 Merokok salah satu perilaku yang
harus dihindari demi menjaga
kesuburan.
8 Frekuensi hubungan seksual
mempengaruhi kemungkinan
kehamilan.
9 Infertilitas atau ketidaksuburan
dapat diobati atau ditangani.
10 Inseminasi buatan atau bayi tabung
salah satu cara penanganan pada
pasangan inferillitas atau
ketidaksuburan.
36
1. Benar
2. Salah
3. Benar
4. Salah
5. Benar
6. Benar
7. Benar
8. Benar
9. Benar
10. Benar
Frequencies table
Umur
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid < 25 tahun 15 32,6 32,6 32,6
25-30 tahun 17 37,0 37,0 69,6
>30 tahun 14 30,4 30,4 100,0
Total 46 100,0 100,0
Pendidikan
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid SD 7 15,2 15,2 15,2
SMP 13 28,3 28,3 43,5
SMA 16 34,8 34,8 78,3
D3 6 13,0 13,0 91,3
S1 4 8,7 8,7 100,0
Total 46 100,0 100,0
Pekerjaan
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid IRT 20 43,5 43,5 43,5
PETANI 3 6,5 6,5 50,0
WIRASWASTA 18 39,1 39,1 89,1
PNS 5 10,9 10,9 100,0
Total 46 100,0 100,0
Sumber informasi
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Kelurga 15 32,6 32,6 32,6
Media cetak 16 34,8 34,8 67,4
Media
11 23,9 23,9 91,3
elektonik
Tenaga
4 8,7 8,7 100,0
kesehatan
Total 46 100,0 100,0
38