Anda di halaman 1dari 8

NAMA : KORNELES MARANATA ARBOL

TUGAS : TEKTONIKA
NPM : 12.2016.1.00287

ANALISA CEKUNGAN SEDIMEN

Para ahli sedimentologi mempelajari batuan sedimen untuk mengetahui sejarah geologi dan potensi
ekonomi dari batuan tersebut. Untuk itu, diperlukan studi yang bersifat terpadu dari berbagai cabang ilmu
geologi, termasuk di dalamnya sedimentologi, stratigrafi, dan tektonik. Dengan demikian dapat diketahui
secara menyeluruh batuan sedimen yang mengisi suatu cekungan sehingga dapat dipergunakan sebagai
bahan untuk menginterpretasi sejarah geologi dan membuat evalusasi potensi ekonominya (Boggs, 1995;
2001). Studi terpadu seperti ini dikenal dengan sebutan analisa cekungan sedimen (basin analysis).

Pada perkembangan teori geosinklin, sebagian para ahli geologi berpikir bahwa batuan sedimen yang
umumnya diendapkan di laut dangkal pada suatu geosinklin, dan terus mengalami subsiden. Sejalan dengan
berkembangnya teori tektonik lempeng pada awal 1960an, pendapat itu mulai tersisih. Saat ini para ahli
geologi menemukan berbagai jenis cekungan dengan berbagai mekanisme pembentukannya. Secara umum,
titik berat perhatian pada analisa cekungan sedimen adalah pada tektonik global pembentukan cekungan
dan berbagai proses yang mengontrolnya (termasuk perubahan muka laut, pasokan sedimen, dan
penurunan cekungan).
Cekungan sedimen adalah suatu daerah rendahan, yang terbentuk oleh proses tektonik, dimana sedimen
terendapkan. Dengan demikian cekungan sedimen merupakan depresi sehingga sedimen terjebak di
dalamnya. Depresi ini terbentuk oleh suatu proses nendatan (subsidence) dari permukaan bagian atas suatu
kerak. Berbagai penyebab yang menghasilkan nendatan, di antaranya adalah: penipisan kerak, penebalan
mantel litosper, pembebanan batuan sedimen dan gunungapi, pembebanan tektonik, pembebanan subkerak,
aliran atenosper dan penambahan berat kerak. Dickinson (1993) dan Ingersol dan Busby (1995) yang
disarikan oleh Boggs (2001) memberikan kemungkinan mekanisme nendatan kerak sebagai tertera dalam
Tabel.

KLASIFIKASI CEKUNGAN SEDIMEN


Pembentukan cekungan sedimen erat hubungannya dengan gerakan kerak dan proses tektonik yang dialami
lempeng. Ingersol dan Busby (1995) menunjukkan bahwa cekungan sedimen dapat terbentuk dalam 4
(empat) tataan tektonik: divergen, intraplate, konvergen dan transform). Menurut Dickinson, 1974 dan
Miall, 1999; klasifikasi cekungan sedimen dapat berdasarkan pada:
1. tipe dari kerak dimana cekungan berada,
2. posisi cekungan terhadap tepi lempeng,
untuk cekungan yang berada dekat dengan tepi lempeng, tipe interaksi lempeng yang terjadi selama
sedimentasi, Waktu pembentukan dan basin fill terhadap tektonik yang berlangsung, Bentuk cekungan.

Selley (1988) memberikan klasifikasi cekungan sedimen secara sederhana seperti dalam Tabel. , sedang
Boggs (2001) membagi cekungan sedimen lebih rinci dan lebih komplit.

Mekanisme penendatan disariakan dari Dickinson (1993 dan Ingersol dan Busby (1995)
Penipisan kerak (crustal Perenggangan, erosi selama pengangkatan, dan penarikan akibat
thinning): magmatisme

Penebalan mantel litosper Pendinginan litosper yang diikuti penghentian perenggangan atau
(mantle-lithospheric pemanasan akibat peleburan adiabatik atau naiknya lelehan
thickening): astenosper

Pembebanan batuan sedimen Kompensasi isostatik lokal dari kerak dan perenggangan litosper
dan gunungapi(sedimentary regional, tergantung kegetasan litosper, selama sedimentasi dan
and volcanic loading): kegiatan gunungapi

Pembenan tektonik(tectonic Kompensasi isostatik lokal dari kerak dan perenggangan litosper
loading): regional, tergantung kegetasan dibawah litosper, selama pensesaran
naik (overthrusting) dan/atau tarikan (underpulling)

Pembenan subkerak kelenturan litosper selama underthrusting dari litosper padat


(subcrustal loading):

Aliran pengaruh dinamik aliran astenosper, umumnya karena penunjaman


astenosper(asthenospheric litosper
flow):

Penambahan berat Peningkatan berat jenis kerak akibat perubahan tekanan/ temperatur
kerak(crustal densification): dan/atau pengalihan tempat kerak berberat-jenis tinggi ke kerak
berberat-jenis rendah

Klasifikasi cekungan sedimen (Selley, 1988)

PROSES PENYEBAB TIPE CEKUNGAN TATAAN TEKTONIK LEMPENG


TERBENTUKNYA

Crustal sag Cekungan intrakraton Intra-plate collapse

Puntir (tension) Epicratonic downward Tepian lempeng pasif (passive plate


margin)
Rift
Sea-floor spreading
Tekanan (compression) Palung (trench) Subduksi (tepian lempeng aktif)
Busur depan (fore-arc)
Busur belakang (back-arc)

Wrenching Strike-slip Gerakan mendatar lempeng

Klasifikasi cekungan menurut Boggs (2001)

TATAAN TIPE CEKUNGAN


TECTONIK

Divergen Rift: terrestrial rift valleys; proto-oceanic rift valleys

Antar-lempeng Cekungan beralaskan kerak benua/peralihan: cekungan intrakraton, paparan


benua, sembulan benua (continental rises) dan undak, pematang benua.
Cekungan beralaskan kerak samodra: cekungan samodra aktif, kepulauan
samodra, dataran tinggi dan bukit aseismik (aseismic rigde and plateau)

Konvergen Cekungan akibat subduksi: palung, cekungan lereng palung, cekungan busur
depan, cekungan intra-busur, cekungan busur belakang.
Cekungan akibat tabrakan: cekungan retroac forels, peripheral foreland basin,
cekungan punggung babi (piggyback basin), broken forland

Tranform Cekungan akibat sesar mendatar: cekungan transextensional, transpressional,


transrotaional

Hybrid Cekungan akibat berbagai sebab: cekungan-cekungan intracontinental wrench,


aulacogen, impactogen, successor
Buku ini tidak membahas secara rinci semua jenis cekungan sedimen, akan tetapi beberapa cekungan yang
dianggap penting di Indonesia akan dibahas secara singkat di bawah ini (sebagian besar disarikan dari
Boggs, 2001).
Cekungan Intrakraton (Intracratonic Basin)
Cekungan intrakraton umumnya cukup besar terletak di tengah suatu benua yang jauh dari tepian lempeng.
Subsiden pada cekungan jenis ini umumnya disebabkan oleh penebalan mantel-litosfir dan bembebanan
oleh batuan sedimen atau gunungapi (Boggs, 2001). Beberapa cekungan intrakraton ini diisi oleh endapan
klastika laut, karbonat, atau sedimen evaporit yang diendapkan mulai dari laut epikontinental sampai darat.
Cekungan tua jenis ini di antaranya adalah Cekungan Amadeus dan Carpentaria di Australia, Cekungan
Parana di Amerika Latin, dan Cekungan Paris di Perancis. Sedangkan contoh cekungan modern jenis ini
adalah Cekungan Chad di Afrika.

Renggang (Rift)
Cekungan akibat perenggangan ini umumnya sempit tetapi memanjang, dibatasi oleh lembah patahan.
Ukuran berkisar dari beberapa km sampai sangat lebar seperti pada Sistem Renggangan Afrika Timur,
dimana mempunyai lebar 30-40 km dan panjang hampir 300 km. Cekungan ini dapat terbentuk oleh
berbagai tataan tektonik, namun yang paling umum oleh divergen. Perenggangan lempeng benua seperti
antara Amerika Utara dan Eropa terjadi pada Trias menghasilkan Punggungan Tengah Atlantik (Mid-
Atlantic Ridge). Sistem renggangan pada Afrika Timur merupakan contoh sistem renggangan modern.

Aulakogen (Aulacogen)
Aulakogen adalah jenis khusus dari renggangan yang menyudut besar terhadap tepian benua, dimana
umumnya dianggap sebagai renggangan tetapi gagal dan kemudian diaktifkan kembali selama tektonik
konvergen. Palung yang sempit tapi panjang dapat menggapai sampai kraton benua dengan sudut besar dari
lajur sesar. Sedimen yang mengisi cekungan jenis ini dapat berupa sedimen darat (misalnya kipas aluvium),
endapan paparan, dan endapan yang lebih dalam seperti endapan turbit. Contoh aulakogen di antaranya
Renggangan Reelfoot yang berumur Paleozoik dimana Sungai Misisipi mengalir dan Palung Benue yang
berumur Kapur dimana Sungai Niger membelahnya.

Cekungan tepian benua


Cekungan tepian benua dicirikan oleh kehadiran baji yang sangat besar dari sedimen yang ke arah laut
dibatasi oleh lereng landai dari benua dan sembulan. Ketidakterusan struktur dijumpai di bawah sistem ini,
antara kerak benua normal dan kerak peralihan. Sedimen terendapkan pada sistem ini: pada paparan berupa
pasir neritik dangkal, lumpur, kabonat dan endapan evaporasi; pada lerengan terdiri atas lumpur
hemipelagik; dan pada sembulan benua berupa endapan turbit. Cekungan renggangan (rift basin) dapat
berhubungan dengan cekungan tepian benua. Contoh yang baik dari cekungan jenis ini adalah pantai
Amerika dan bagian selatan-timur Kanada (Cekungan Blake Plateau, Palung Lembah Baltimor, Cekungan
George Bank dan Cekungan Nova Scotian) yang terbentuk pada akhir Trias- awal Jura oleh renggangan
dan terpisahnya Pangea. Beberapa cekungan itu terpisahkan dari laut membentuk lapisan tebal dari endapan
klastik arkosik dan endapan lakustrin; berselingan dengan batuan gunungapi basa. Cekungan yang lain
berhubungan dengan laut, membentuk sedimen yang berkisar dari endapan evaporit sampai delta, turbit,
dan serpih hitam.

Cekungan berhubungan dengan subduksi


Subduksi ditunjukkan dengan aktifnya tepian benus yang mana umumnya dicirikan oleh adanya palung laut
dalam, busur gunungapi aktif, rumpang parit-busur (arc-trench gap) yang memisahkan ke duanya. Tataan
subduksi terjadi lebih banyak pada tepian benua dibandingkan pada besur samodra.

Sedimen terendapkan pada sistem subduksi ini lebih dikuasai oleh endapan silisiklastik yang umumnya
berupa batuan gunungapi berasal dari busur gunungapi. Endapan ini dapat berupa pasir dan lumpur yang
terendapkan pada paparan, lumpur dan endapan turbit terendapkan dalam air yang lebih dapam pada lereng,
cekungan, dan parit. Sedimen pada parit dapat berupa endapan terigen yang terangkut oleh arus turbit dari
daratan, bersamaan dengan sedimen dari lempeng samodra yang tersubduksikan. Ini umumnya membentuk
kompleks akrasi. Batuan campuraduk (melange) dapat terbentuk pada daerah akrasi ini, yang dicirikan oleh
percampuran dari batuan berbagai jenis yang tertanam pada masa dasar yang mengkilap (sheared matrix).

Contoh yang baik dari sistem subduksi ini adalah subduksi Sumatra, Jepang, Peru, Chili dan Amerika
Tengah. Contoh cekungan busur muka purba di antaranya adalah cekungan busur muka Great Valley,
Kalifornia; Midland Valley, Inggris dan Coastal range, Taiwan. Contoh cekungan busur belakang di
antaranya terjadi pada Jura Akhir – Awal Kapur terbentuk di belakang Busur Andean di Chili selatan.

Cekungan berhubungan patahan mendatar/transform


Patahan yang dapat membentuk cekungan ini adalah patahan mendatar yang menoreh dalam kerak sampai
membatasai dua lempeng yang berbeda (transform fault) dan patahan yang terbatas dalam suatu lempeng
dan hanya menoreh bagian atas kerak (Sylvester, 1988). Cekungan yang berhubungan dengan patahan
mendatar regional terbentuk sepanjang punggung pemekaran, sepanjang batas patahan antar lempeng, pada
tepian benua dan daratan dalam lempeng benua. Gerakan sepanjang patahan mendatar regional dapat
membentuk berbagai cekungan nendatar (pull-apart basin). Cekungan yang dibentuk karena patahan
mendatar umumnya kecil, garis tengahnya hanya beberapa puluh kilometer, walaupun ada beberapa yang
sampai 50 km. Karena patahan mendatar terbentuk pada berbagai tataan geologi, cekungan ini dapat diisi
sedimen laut maupun darat. Ketebalan sedimen cenderung sangat tebal, karena kecepatan sedimentasi yang
tinggi yang dihasilkan oleh erosi dari daerah sekitarnya yang berelevasi tinggi, dan boleh jadi ditandai
dengan banyaknya perubahan fasies secara lokal. Di Indonesia Cekungan jenis ini banyak terdapat
sepanjang Patahan Sumatra.

Anda mungkin juga menyukai