Anda di halaman 1dari 10

TUGAS

KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH III

D
I
S
U
S
U
N

OLEH:
RAHMAD HARDIANSAH
SAGAF LUKMAN
RAHMI

POLTEKES KEMENKES PALU


PRODI KEPERAWATAN POSO
TH 2014/2015
LAPORAN PENDAHULUAN
ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN DENGAN BURSITIS

A. KONSEP DASAR MEDIS BURSITIS

1. DEFINISI
Bursitis adalah peradangan pada bursa yang disertai rasa nyeri.
Bursa adalah kantong datar yang mengandung cairan sinovial , yang memudahkan
pergerakan normal dari beberapa sendi pada otot dan mengurangi gesekan. Bursa terletak
pada sisi yang mengalami gesekan, terutama di tempat dimana tendon atau otot melewati
tulang. Dalam keadaan normal, sebuah bursa mengandung sangat sedikit cairan. Tetapi jika
terluka, bursa akan meradang dan terisi oleh cairan.

2. ETIOLOGI
Penyebab utama bursitis adalah cedera ringan berulang, biasanya berhubungan dengan
kegiatan kerja.Pergeseran yang berulang-ulang dapat menyebabkan bursitis akibat gesekan
(friction bursitis) dimana dinding bursa menebal dan dapat terjadi efusi pada bursa. Bursitis
juga dapat berhubungan dengan jenis pekerjaan tertentu seperti prepatela bursitis pada lutut
pembantu rumah tangga, dan alekranon bursitis pada pelajar. Peradangan disertai dengan
peningkatan junlah cairan yang menyebabkan distensi ( pelembungan ) dapat menyebabkan
dinding burse mengeras. Bagian tubuh yang biasanya terkena bursitis adalah bahu, siku,
pinggul, panggul, lutut, jari kaki dan tumit.

3. KLASIFIKASI
Berdasarkan waktu berapa lama telah terinfeksinya bursitis di klasifikasikan menjadi 2
jenis, yaitu bersitis akut dan bursitis kronis.
a. Bursitis Akut
Bursitis akut terjadi secara mendadak. Jika disentuh atau digerakkan, akan timbul
nyeri di daerah yang meradang. Kulit diatas bursa tampak kemerahan dan membengkak.
Bursitis akut yang disebabkan oleh suatu infeksi atau gout menyebabkan nyeri yang luar
biasa dan daerah yang terkena tampak kemerahan dan teraba hangat.
b. Bursitis Kronis
Bursitis kronis merupakan akibat dari serangan bursitis akut sebelumnya atau karena
cedera yang berulang. Pada akhirnya, dinding bursa akan menebal dan di dalamnya
terkumpul endapan kalsium padat yang menyerupai kapur. Bursa yang telah mengalami
kerusakan sangat peka terhadap peradangan tambahan. Nyeri menahun dan pembengkakan
bisa membatasi pergerakan, sehingga otot mengalami penciutan (atrofi) dan menjadi lemah.
Serangan bursitis kronis berlangsung selama beberapa hari sampai beberapa minggu dan
sering kambuh.
Berdasarkan lokasi terjadinya bursitis di klasifikasi kan menjadi 6, yaitu:
a. Bursitis Alekranon

Radang bursa alekranon merupakan penyebab tersering nyeri periartikuler sikron.


Penyebab utama bursitis adalah cedera ringan berulang, biasanya berhubungan dengan
kegiatan kerja. Gambaran klinis gerakan sendi sedikit terbatas pada fleksi maksimal karena
nyeri, bursitis trauma biasanya hanya nyeri ringan maupun dapat sangat bengkak, bursitis
alekranon sering merupakan radang piogenik.Gejala dini berupa tanda radang akut dengan
hipertemia, edema luas di sekitarnya tetapi tidak ada tanda arthritis. Penanganan pada
bursistis alekranon akibat trauma atau idiopatik perlu perlindungan bursa terhadap iritasi dan
tekanan bila perlu dilakukan aspirasi dan beban tekan aspirasi harus dilakukan secara steril
mengingat adanya infeksi bacterial.

b. Bursitis Panggung / Bursitis Trokanter

Bursitis trokanter sering di kelirukan dengan penyakit intra artikuler. Penyebab


tersering nyeri panggul pada usia pertengahan dan lanjut. Gambaran klinis. Gambaran utama
bursitis panggul adalah local yang meliputi trokanter mayor dan nyeri saat melakukan rotasi
ekstrim dan abduksi panggul. Karena nyeri di bokong dan panggul sering berhubungan
dengan penyakit tulang belakang daerah lumbal pada penyakit intra artikuler endorotasi
maksimal akan menimbulkan nyeri tetapi pada bursitis tidak demikian.

c. Bursitis Kaki

Antara permukaan belakang tulang kalkaneus dan tendo Achilles biasanya terdapat
bursa. Sering ditemukan juga bursa antara Achilles dan kulit. Perbedaan antara kedua bursitis
ini dapat ditentukan karena bursitis retrokalkareus menonjol bilateral disamping tendon
sedangkan bursitis rettendo Achilles menutup tendon tersebut.
Penyebabnya adalah pembebanna yang berlebihan atau rangsangan alas kaki yang
tidak cocok misalnya rangsangan pinggir belakang sepatu.

d. Bursitis Prepatela
Disebut juga lutut pembantu RT. Bursitis yang tidak terinfeksi bukanlah akibat
tekanan tetapi akibat friksi tetap antara kulit dan patela. Penyakit ini terjadi pada penenun
karpet dan buruh tambang.
Pembengkakan terbatas akan berfluktuasi tetapi sendi itu normal.
e. Bursitis Intrapatela

Pembengkakan berada pada tempat yang lebih dangkal daripada ligamentum patela
karena lebih ke distal.Terjadi pada orang yang berada berlutut lebih tegak daripada orang
yang mengepel.

f. Bursitis Iliopsous
Nyeri pada lipat paha dan paha anterior. Nyeri yang paling khas adalah peningkatan
nyeri yang tajam saat abduksi dan rotasi internal pada panggul.

4. PATOFISIOLOGI
Bursitis trokanter dan tendinitis insersi aponeutosis otot gluteus di trokanter mayor sering
dikelirukan dengan penyakit intra antrikuler. Tendinitis M. gluteus medsus dan M. gluteus
minimus pada insersinya di dalam trokanter mayor adalah penyakit tersering panggul pada
usia pertengahan dan lanjut. Inflamasi di daerah insersi otot tersebut biasanya juga meliputi
burse trokanter yang terletak di sub cutan, dengan nyeri lokal di posterolateral prominensia (
menonjol di atas permukaan ) trokanter. Gejala utama bursitis dan tendinitis panggul ialah
nyeri lokal yang meliputi trokanter mayor dan nyeri saat melakukan rotasi ekstrem atau
abduksi panggul. Penderita mengeluh nyeri panggul, biasanya menjadi lebih hebat pada
eksuserbasi dan beralih ke sisi lateral paha. Biasanya panggul teraba hangat dan kulit meliputi
trokanter mayor terlihat kemerahan.Karena nyeri di bokong dan panggul keatas berhubungan
dengan penyakit tulang belakang daerah lumbal. Penyakit degeneratif diskus invertebratalis
dan iskias pada bursitis terdapat nyeri setempat pada palpasi burse, sedangkan gerak
mengangkat tungkai yang lurus tidak menimbulkan nyeri, nyeri ini perlu pula dibedakan
dengan penyakit intra artikuler endo rotasi maksimal akan menimbulkan nyeri tetapi pada
bursitis tidak demikian pada penyakit sendi panggul perkusi di tumit dengan tungkai lurus
akan meningkatkan nyeri tidak demi penanggulangan.Bersifat simptomatik dengan istirahat
dan obat anti inflamasi. Nyeri biasanya menghilang dalam waktu 2 – 3 hari.
5. MANIFESTASI KLINIK
Gejala utama pada bursitis pada umumnya berupa pembengkakan lokal, panas, merah dan
nyeri. Bursitis menyebabkan nyeri dan cenderung membatasi pergerakan, tetapi gejala yang
khusus tergantung kepada lokasi bursa yang meradang. Jika bursa di bahu meradang, maka
jika penderita mengangkat lengannya untuk memakai baju akan mengalami kesulitan dan
merasakan nyeri.

6. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala dan pemeriksaan fisik. Daerah di sekitar bursa
terasa sakit jika diraba dan pergerakan sendi tertentu menimbulkan nyeri. Jika bursa tampak
membengkak, bisa diambil contoh cairan dari bursa dan dilakukan pemeriksaan terhadap
cairan untuk menentukan penyebab dari peradangan.

7. PENATALAKSANAAN
a. Bursa yang terinfeksi harus dikeringkan dan diberikan antibiotik.
b. Bursitis akut non-infeksius biasanya diobati dengan istirahat, dimana untuk sementara waktu
sendi yang terkena tidak digerakkan dan diberikan obat peradangan non-steroid (misalnya
indometasin, ibuprofen atau naproksen) Kadang diberikan obat pereda nyeri. Selain itu bisa
disuntikkan campuran dari obat bius lokal dan kortikosteroid langsung ke dalam bursa.
Penyuntikan ini mungkin perlu dilakukan lebih dari 1 kali.
c. Pada bursitis yang berat diberikan kortikosteroid (misalnya prednison) per-oral (ditelan)
selama beberapa hari. Setelah nyeri mereda, dianjurkan untuk melakukan latihan khusus guna
meningkatkan daya jangkau sendi.
d. Bursitis kronis diobati dengan cara yang sama.
e. Kadang endapan kalsium yang besar di bahu bisa dibuang melalui jarum atau melalui
pembedahan.
f. Kortikosteroid bisa disuntikkan langsung ke dalam sendi.
g. Terapi fisik dilakukan untuk mengembalikan fungsi sendi. Latihan bisa membantu
mengembalikan kekuatan otot dan daya jangkau sendi.
8. FAKTOR RESIKO
a. Stres cedera (berlebihan) berulang-ulang. Hal ini dapat terjadi ketika berjalan, memanjat
tangga, bersepeda, atau berdiri untuk jangka waktu yang panjang.
b. Hip cedera. Cedera ke titik pinggul dapat terjadi ketika jatuh ke pinggul, pinggul bertemu di
tepi meja, atau berbaring pada satu sisi tubuh untuk jangka waktu yang lama.
c. Spine penyakit. Ini termasuk skoliosis, arthritis tulang belakang (bawah) lumbal, dan
masalah tulang lainnya.
d. Kaki panjang ketidaksetaraan. Ketika satu kaki lebih pendek dari yang lain oleh lebih dari
satu inci atau lebih, hal itu mempengaruhi cara Anda berjalan dan dapat menyebabkan iritasi
bursa pinggul.
e. Rheumatoid arthritis. Hal ini membuat bursa semakin besar kemungkinan untuk menjadi
meradang.
f. Bedah Sebelumnya operasi. Sekitar panggul atau implan prostetik di pinggul dapat
mengiritasi bursae dan menyebabkan radang kandung lendir.
g. Tulang taji atau deposito kalsium. Ini dapat berkembang dalam tendon yang melekat pada
trokanter mayor itu. Mereka dapat mengiritasi bursa dan menyebabkan peradangan.

9. KOMPLIKASI
a. Terjadinya Bursitis kronis
b. Terlalu banyak suntikan steroid selama waktu singkat dapat menyebabkan cedera pada
tendon sekitarnya.

10. PENCEGAHAN
Pencegahan ini bertujuan untuk menghindari perilaku dan aktivitas yang membuat
peradangan pada bursa lebih buruk.
a. Hindari aktivitas berulang yang menempatkan tekanan pada pinggul.
b. Menurunkan berat badan jika perlu.
c. Dapatkan sepatu memasukkan benar pas untuk kaki panjang perbedaan.
d. Mempertahankan kekuatan dan fleksibilitas dari otot-otot pinggul.
B. ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN BURSITIS

1. PENGKAJIAN
a) Biodata
b) Keluhan utama
Nyeri, pembengkakan, panas, merah.
c) Riwayat penyakit sekarang
d) Riwayat penyakit dahulu.
Apakah klien pernah menderita artitis rematoid, gout, apakah pernah cedera atau
koma.
e) Riwayat penyakit keluarga
f) Pola mobilitas fisik
g) Pola perawatan diri.
Klien dalam pemenuhan perawatan diri (mandi, gosok gigi, mencuci rambut)
mengalami keterbatasan karena nyeri tersebut.
h) Konsep diri
Klien dengan penyakit bursitis akut maupun kronis sering mengalami nyeri sehingga
gambaran dirinya terganggu.
2. DIAGNOSA KEPERAWATAN
a. Gangguan rasa nyaman (nyeri) b/d agen injury fisik.
Tujuan:
Setelah dilakukan tindakan keperawatan dalam waktu 3 x 24 jam nyeri berkurang atau
hilang.
Kriteria hasil:
 Klien mengatakan nyeri berkurang.
 Klien tampak dan mampu tidur atau istirahat dengan tepat.
 Intervensi Keperawatan
 Kaji lokasi, intensitas dan derajat nyeri
Rasional:
Membantu dalam menentukan kebutuhan manajemen nyeri dan ke efektifan program.
 Berikan klien posisi yang nyaman.
Rasional:
Pada penyakit berat / eksaserbasi, tirah baring mungkin diperlukan untuk membatasi nyeri.
 Berikan kasur busa atau bantal air pada bagian yang nyeri.
Rasional:
Mengistirahatkan sendi-sendi yang sakit dan mempertahankan posisi netral.
 Ajarkan teknik relaksasi dan distraksi.
Rasional:
Meningkatkan relaksasi / mengurangi tegangan otot.
 Kolaborasi pemberian aspirin.
Rasional:
Aspirin bekerja sebagai anti dan efek analgetik ringan dalam mengurangi kekakuan dan
meningkatkan mobilitas.

b. Intoleransi b/d kelemahan atau keletihan.


Tujuan:
Klien dapat melakukan aktifitasnya setelah dilakukan tindakan keperawatan 3x 24 jam.
Kriteria Hasil:
 Klien dapat melakukan aktifitas sehari-hari sesuai dengan tingkat kemampuan
 Klien dapat mengidentifikasikan faktor-faktor yang menurunkan toleriansi aktifitas
 Intervensi Keperawatan
 Evaluasi laporan kelemahan, perhatikan ketidak mampuan untuk berpartisipasi dalam aktifitas
sehari-hari
Rasional:
Klien menunjukkan kelemahannya berkurang dan dapat melakukan aktifitasnya
 Berikan lingkungan tenang dan periode istirahat tanpa gangguan
Rasional:
Menghemat energi untuk aktifitas
 Pertahankan istirahat tirah baring / duduk jika diperlukan
Rasional:
Istirahat sistemik dianjurkan selama eksaserbasi dan seluruh fase penyakit yang penting
mencegah kelemhan
 Berikan lingkungan yang aman
Rasional:
Menghindari cedera akibat kecelakaan
c. Kurang pengetahuan tentang kondisi, prognosis dan tindakan keperawatan b/d kurangnya
informasi, kemungkinan dibuktikan oleh :
 Pertanyaan/meminta informasi,
 Mengungkapkan masalah, terjadinya komplikasi yang dapat dicegah.
 Intervensi Keperawtan
 Kaji pengetahuan tentang proses tindakan terhadap penyakit
Rasional:
Mengidentifikasi area kekurangan pengetahuan / salah informasi dan memberikan
kesempatan untuk memberikan informasi tambahan sesuai keperluan.
 Berikan penjelasan kepada klien bahwa penyakitnya memerlukan tindakan dan pengobatan
khusus.
Rasional:
Proses penyakit dapat memakan waktu berbulan-bulan untuk membaik. Bila gejala ada lebih
lama dari 6 bulan. Sehingga memerlukan tindakan dan pengobatan khusus.
 Berikan penjelasan kepada klien tentang pencegahan penyakit bursitis
Rasional:
Mencegah terjadinya penyakit yang sama atau berulang jika klien telah sembuh.
DAFTAR PUSTAKA
1. Doenges, Marylinn. 2001. Rencana Keperawatan. Jakrta : EGC
2. Junadi, Purnawan, dkk. 1982. Kapita Selekta Kedokteran Edisis II. Jakarta
: Media Aesculapius FKUI
3. Mengel, Mark B. 2001. Referensi Manual Kedokteran Keluarga, Jakarta :
Hipokrates
4. Smeltzer, Suzanne C. 2001. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah
Brunner and Suddarth Ed. 8. Jakarta : EGC
5. Wilkinson, Judith, M.. 2006. Buku Saku Diagnosa Keperawatan. Jakarta :
EGC 6. www. wikipedia.com 7. www. medikastore. com
http://nersjomblo.blogspot.com/2012/09/askep-bursitis.html

Anda mungkin juga menyukai