Pengertian Kausalitas
Proses mempelajari serangkaian peristiwa yang menyebabkan KLB
penyakit di dalam komunitas melibatkan pengembangan hubungan sebab akibat
yang menghasilkan kesimpulan.kausalitas/hubungan kausal berkaitan dengan
hubungan sebab akibat yang digunakan untuk memastikan bagaimana kejadian
atau lingkungan yang berbeda berhubungan satu sama lain dan /atau bagaimana
kejadian tersebut bisa berhubungan.
Contoh : Bagaimana satu tipe pajanan menyebabkan suatu penyakit/bagaimana
pajanan tertentu menyebabkan KLB penyakit dalam sebuah populasi.
2. Urutan Waktu
Hubungan kausal harus menunjukkan sekuen waktu yang jelas, yaitu
paparan faktor penelitian (anteseden) mendahului kejadian penyakit
(konsekuen). Jika suatu faktor adalah penyebab suatu penyakit, maka ia harus
ada sebelum terjadinya penyakit. Namun, dalam beberapa studi, rangkaian
waktu kejadian tidak tampak jelas. Waktu yang berkesinambungan adalah
bukti terbaik dalam studi prospektif dimana semua subjek menentukan. Mulai
terpapar dicatat dan onset penyakit diperhatikan. Hanya saja, tidak setiap
hipotesis penyebab dapat memberikan bukti pada perjalanan waktu selain
besarnya biaya selama follow up dan panjangnya durasi periode induksi.
Jika hubungan sebab akibat suatu kejadian atau pajanan secara logis terjadi
sebelum penyakit atau kondisi berkembang, faktor waktu dipertimbangkan.
Contoh : gigitan nyamuk terjadi sebelumnya dan mengakibatkan malaria
(Sulistyaningsih, 2011).
3. Kekuatan Asosiasi
Kemungkinan penyebab ditentukan kekuatan asosiasi antara variabel
independen dan variabel dependen. Kekuatan yaitu rasio (untuk mengalami
suatu keadaan, misalnya sakit) yang dapat diduga (terestimasikan). Kekuatan
hubungan pada bidang studi penampang ditentukan oleh nilai test signifikasi
(Chi-square). Kekuatan asosiasi pada bidang kasus kontrol ditentukan oleh
Odds Ratio (OR) dan kekuatan asosiasi pada studi kohort ditentukan oleh
Risiko Relatif (RR). Bila OR atau RR bernilai 2 atau lebih, maka dianggap
ada hubungan asosiasi lemah (tidak kuat). Hal ini mungkin terjadi apabila data
populasi homogen. Untuk mengetahui kekuatan asosiasi yang tidak terlihat
pada satu populasi homogen, maka perlu dilakukan jenis desain ekologi, yang
membandingkan beberapa kelompok (Sulistyaningsih, 2011).
Asosiasi antara penyebab potensial dengan penyakit, yang dinyatakan
dalam resiko relatif, akan semakin kuat apabila angkanya semakin besar.
Semakin besar angka ini semakin sedikit kemungkinannya bahwa hubungan
itu palsu. Contohnya adalah hubungan antara jelaga dan oli mineral dengan
kanker scrotum. Resiko relatifnya adalah 200 X orang yang tidak terpapar
(Soemirat, J, 2011).
4. Hubungan Dosis – Respons
Apabila terdapat hubungan dosis dan respons dalam berbagai dosis, maka
akan mempermudah interpretasi asosiasi kausal. Hubungan dosis dan respons
disebut ada, apabila perubahan pada dosis akan menyebabkan perubahan pada
respons (keparahan atau kematian, atau frekuensi penyakit). Hubungan ini
menunjukkan bahwa bila dosis diperbesar, maka kemungkinan terjadinya
respons juga semakin besar. Dengan demikian arah hubungannya harus
asimetris (searah/linaer).
Hubungan kausal adalah hubungan antara dua atau lebih variable, dimana
salah satu atau lebih variable tersebut merupakan variabel penyebab kausal
(primer dan sekunder) terhadap terjadinya variabel lainnya sebagai hasil akhir
dari suatu proses terjadinya penyakit.
Dalam menilai hubungan kausal tersebut di atas, maka ada tiga faktor
penting yang harus dijumpai pada hubungan kausal, yakni :
5. Konsistensi
Konsistensi hubungan ditunjukkan bahwa beberapa hasil penelitian
tentang hubungan variabel independen dan variabel dependen selalu
positif. Konsistensi meliputi dua hal, yaitu survivability dan replicability.
a. Survivability adalah adanya hubungan dapat dibuktikan dengan
sejumlah uji statistik yang berbeda kekuatan uji statistiknya.
b. Replicability adalah adanya hubungan dapat dibuktikan dengan
sejumlah teknik uji statistik.
6. Spesifitas
Spesifitas yaitu ukuran ketepatan suatu variabel dalam memprediksi
terjadinya suatu keadaan (variabel lain) bila variabel lain dikendalikan.
Ada dua jenis spesifitas, yaitu spesifitas penyebab dan efek.
a. Spesifitas penyebab adalah suatu efek (outcome) tertentu memiliki
penyebab spesifik.
b. Spesifitas efek yaitu penyebab tertentu menimbulkan efek yang
spesifik (khusus).
Kelompok 5
Nurjanah (P031713411060)
Dosen Pembimbing :
Hesti Atasasih, SP, MKM
JURUSAN GIZI
2018