Anda di halaman 1dari 2

Implementasi Case Manajer pada Case Management di Rumah Sakit

A. Pendahuluan.

Dengan arus informasi yang semakin baik dan merata ke seluruh lapisan masyarakat, terutama
yang berkaitan dengan pelayanan kesehatan, saat ini pasien di Rumah Sakit semakin menyadari
hak-haknya. Hubungan antara Dokter dengan pasiennya tidak hanya melulu pada pengobatan
secara curative, yang pada gilirannya akan membangun interaksi personal dengan melakukan
pengkomunikasian secara individual berkaitan dengan penyakit pasien. Dalam bahasa
manajemen disebut dengan Customer Focus. Dokter merupakan bagian dari sistem, selain
paramedic dan yang lainnya, yang memiliki tujuan melayani pasien, menurut Richard Norman
(Lock, 2011) menyebutnya dengan istilah Moment of truth. Pada moment ini, menurut Norman,
antara tim dokter dan pasien saling “berhadapan” dan saling menelisik kondisi masing-masing,
Pada diri pelayan kesehatan hanya ada keterampilan, motivasi dan sarana yang digunakan. Dan
pasien hanya memiliki ekspektasi yang berujud pada perilaku pasien dan keluarganya. Pada
konteks ini, kualitas Tim medis dipertaruhkan dalam membangun hubungan baik dari para
pasien dan menciptakan persepsi baik dan bukan persepsi buruk bagi Rumah Sakit.
Perubahan paradigma dari operation-driven menjadi customer-driven sangat diperlukan sebagai
dari implementasi Moment of truth. Sehingga, kontak dengan pasien yang sedang masa
penyembuhan dan yang sudah sembuh menjadi keharusan untuk dilakukan oleh pihak Rumah
Sakit.
B. Case Management.
Case management is a collaborative process which assesses, plans, implements, coordinates,
monitors, and evaluates options and service to meet an individual’s health needs though
communications and available resources to promote quality, cost-effective outcomes (AMCA,
2013).
Pengelolaan kasus di rumah sakit dan sistem pelayanan kesehatan adalah model praktek
kolaboratif yang mencakup pasien, perawat, pekerja social, dokter, tenaga kesehatan, pemberi
pelayanan kesehatan, dan komunitas. Pengelolaan kasus ini mencakup komunikasi dan
memfasilitasi pelayanan menjadi satu continuum melalui kordinasi sumber daya yang efektif.
Tujuan pengelolaan kasus mencakup pencapaian kesehatan yang optimal, akses ke pelayanan
kesehatan,dan utilisasi sumber daya yang tepat, seimbang dan hak pasien untuk menentukan
nasibnya sendiri.

Prinsip dari case management dapat jabarkan dalam “Three C’s”, yaitu:
1. Communication
2. Control how threatment is progressing
3. Cost effectiveness

C. Case Manajer.
Seorang case manajer bertanggung jawab atas pelaksanaan program pemeriksaan penunjang dan
pelaksanaan terapi yang telah ditentukan, agar pelayana kepada pasien diberikan dengan baik
sesuai dengan standar sehingga kepuasan pasien meningkat. Seorag case manager juga harus bisa
memastikan agar pelayanan kesehatan yang baik itu dapat diberikan secara berkesinambungan
dan berkualitas prima.
Dalam melaksanakan tugasnya, seorang case manager memiliki wewenang untuk menghubungi
dokter utama dan menjadwalkan pertemuan tim dokter dan bidang lain di Rumah sakit. Case
manager pun memiliki kewenangan memberikan KIE tentang hal-hal umum yang berkaitan
dengan kondisi pasien dan bisa masuk ke setiap GT. Selain itu, ia juga dapat melakukan tindakan
emergensi demi kepuasan pasien, melakukan komunikasi pelayanan setiap saat kepada petugas
dan GT serta melakukan komunikasi pelayanan setiap saat kepada Direktur RS.
D. Penutup
Case manajer merupakan profesi baru di Indonesia, ia merupakan seorang professional yang
memiliki integritas dan kompetensi yang mumpuni dalam bidang pelayanan dan komunikasi
dibidang kesehatan. Seorang case manajer, lebih mengedepankan customer needs ketimbang
operation needs, dan ia juga, merubah paradigma operation-driven menjadi customer-driven.
Sehingga, dengan menggunakan Moment of truth membangun komunikasi yang baik dengan
pasien sebagai pelanggan dan mitra kerja Rumah Sakit. Apakah Rumah Sakit kita memiliki
itu????

Anda mungkin juga menyukai