Anda di halaman 1dari 16

Kata Pengantar

Puji syukur atas kehadiran ALLAH SWT yang telah melimpahkan rahmat,dan

karunianya kepada saya sehingga saya dapat menyelesaikan tugas karya ini sebagaimana

yang saya harapkan. Dengan membuat tugas ini saya harapkan kita semua mampu untuk

lebih mengenal tentang sejarah berdirinya,berkembangnya, dan peninggalan dari kerajaan

kutai dan kerajaan tarumanegara. Saya sadar sebagai seorang pelajar yang masih dalam

proses pembelajaran, penulisan karya ini masih banyak kekurangannya. Oleh karena itu, saya

sangat mengharapkan adanya kritik dan saran yang bersifat positif, agar penulisan karya ini

kedepannya lebih baik lagi.

Langsa, 8 November 2014

Penulis

Kelompok
Daftar isi

Kata Pengantar ………………………………………………………………………..... i

Daftar isi ………………………………………………………………………………… ii

Bab I Pendahuluan .……………………………………………………………………… 1

1.1 Latar Belakang Masalah ……………………………………………………………. 1

1.2 Rumusan Masalah ……………………………………………………………………. 1

1.3 Tujuan Masalah ………………………………………………………………………. 2

Bab II Pembahasan ……………………………………………………………………… 3

2.1 Sejarah Kerajaan Kutai ……………………………………………………………….. 3

2.2 Sejarah Kerajaan Tarumanegara ……………………………………………………… 6

Bab III Penutup …………………………………………………………………………… 13

3.1 Kesimpulan ……………………………………………………………………………. 13

3.2 Saran …………………………………………………………………………………. 14

Daftar Pustaka …………………………………………………………………………….. 14


Bab I Pendahuluan

1.1 Latar Belakang

Berangkat dari sejarah bangsa Indonesia yang didahului oleh masa keajaan. Kerajaan

Hindu merupakan pelopor berdirinya Negara hindu di Indonesia. Banyak kerajaan-kerajaan

hindu di Indonesia. Sejak masuknya budaya hindu ini Zaman Prasejarah mulai berganti

menjadi Zaman Sejarah. Kerajaan hindu di Indonesia mempunyai sejarahnya masing-masing,

seperti Kerajaan Kutai dan kera. Agar lebih memahami Kerajaan Kutai, kita harus

mempelajari sejarah-sejarah Kerajaan Kutai.

Kerajaan Tarumanegara atau Taruma adalah sebuah kerajaan yang pernah berkuasa di

wilayah pulau Jawa bagian barat pada abad ke-4 hingga abad ke-7 m, yang merupakan salah

satu kerajaan tertua di nusantara yang diketahui. Dalam catatan, kerajaan Tarumanegara

adalah kerajaan hindu beraliran wisnu. Kerajaan Tarumanegara didirikan oleh Rajadiraja

guru Jayasingawarman pada tahun 358, yang kemudian digantikan oleh putranya

Dharmayawarman ( 382-395 ). Raja Jayasinghawarman berkuasa dari tahun ( 358-382 ) M.

Setelah raja mencapai usia lanjut, raja mengundurkan diri untuk menjalani kehidupan

kepanditaan. Sebagai pertapa, Jayasinghawarman bergelar Rajaresi. Nama dan gelar raja

menjadi Maharesi Rajadiraja Guru Jayasinghawarman.

1.2 Rumusan masalah

Bagaimana sejarah berdirinya Kerajaan Kutai ?

Bagaimana perkembangan Kerajaan Kutai dalam bidang ekonomi, sosial, politik dan
kebudayaan ?
Bagaimana sejarah runtuhnya Kerajaan Kutai ?
Bagaimana sejarah berdirinya Kerajaan Tarumanegara ?

Dimana lokasi dan wilayah kekuasaan Kerajaan Tarumanegara ?

Bagaimana kehidupan di Kerajaan Tarumanegara ?

Siapa sajakah yang pernah menjadi Raja di Kerajaan Tarumanegara ?

Bagaimana peninggalan prasasti di Kerajaan Tarumnegara ?

Darimana saja sumber sejarah Kerajaan Tarumanegara ?

Bagaimana runtuhnya Kerajaan Tarumanegara ?

1.3 Tujuan Masalah

Untuk mengetahui sejarah di balik berdiri dan runtuhnya kerajaan kutai dan untuk
mengetahui perkembanagan Kerajaan Kutai di segala bidang, baik itu sosial, eonomi,
politik maupun bidang kebudayaannya.

Serta mengetahui bagaiman kerajaan Kutai runtuh.

Setelah disusunnya makalah ini, diharapkan kita semua dapat menarik kesimpulan yang
positif sehingga mampu menjadikan diri kita sebagai pribadi yang lebih mencintai
sejarah.

Unt//uk membantu mempermudah pembelajaran, serta melengkapi pematerian

Kita bisa mengenal dan mengetahui sejarah Kerajaan Tarumanegara.


Bab II Pembahasan

2.1 Sejarah Kerajaan Kutai

A.SEJARAH BERDIRINYA KERAJAAN KUTAI

Kerajaan kutai adalah kerajaan tertua di Indonesia. Kerajaan ini terletak ditepi sungai
Mahakam di Muarakaman, Kalimantan Timur, dekat kota Tenggarong. Diperkirakan
Kerajaan Kutai berdiri pada abad ke 4 M dan prasasti tersebut didirikan oleh Raja
Mulawarman. Bukti sejarah tentang kerajaan Kutai adalah ditemukannya tujuh prasasti yang
berbentuk yupa (tiang batu) tulisan yupa itu menggunakan huruf pallawa dan bahasa
sansekerta.
Adapun isi prasasti tersebut menyatakan bahwa raja pertama Kerajaan Kutai bernama
Kudungga. Ia mempunyai seorang putra bernama Asawarman yang disebut sebagai
wamsakerta (pembentuk keluarga). Setelah meninggal, Asawarman digantikan oleh
Mulawarman. Penggunaan nama Asawarman dan nama-nama raja pada generasi berikutnya
menunjukkan telah masuknya pengaruh ajaran Hindu dalam kerajaan Kutai dan hal tersebut
membuktikan bahwa raja-raja Kutai adalah orang Indonesia asli yang telah memeluk agama
Hindu.

B. PERKEMBANGAN SOSIAL, EKONOMI, BUDAYA, DAN POLITIK

A. Sosial dan budaya


Berdasarkan isi prasasti-prasasti Kutai, dapat diketahui bahwa pada abad ke -4 M di
daerah Kutai terdapat suatu masyarakat Indonesia yang telah banyak menerima pengaruh
hindu. Masyarakat tersebut telah dapat mendirikan suatu kerajaan yang teratur rapi menurut
pola pemerintahan di India. Masyarakat Indonesia menerima unsur-unsur dari luar dan
mengembangkannya sesuai dengan tradisi bangsa Indonesia.
Kehidupan budaya masyarakat Kutai sebagai berikut :

Masyarakat Kutai adalah masyarakat yang menjaga akar tradisi budaya nenek moyangnya.
Masyarakat yang sangat tanggap terhadap perubahan dan kemajuan kebudayaan.
Menjunjung tingi semangat keagamaan dalam kehidupan kebudayaannya.
Masyarakat Kutai juga adalah masyarakat yang respon terhadap perubahan dan kemajuan
budaya. Hal ini dibuktikan dengan kesediaan masyarakat Kutai yang menerima dan
mengadaptasi budaya luar (India) ke dalam kehidupan masyarakat. Selain dari itu,
masyarakat Kutai dikenal sebagai masyarakat yang menjunjung tinggi spirit keagamaan
dalam kehidupan kebudayaanya. Penyebutan Brahmana sebagai pemimpin spiritual dan ritual
keagamaan dalam yupa-prasasti yang mereka tulis menguatkan kesimpulan itu.

B. Kehidupan ekonomi
Kehidupan ekonomi di Kerajaan Kutai dapat diketahui dari dua hal berikut ini :
Letak geografis Kerajaan Kutai berada pada jalur perdagangan antara Cina dan India.
Kerajaan Kutai menjadi tempat yang menarik untuk disinggahi para pedagang. Hal tersebut
memperlihatkan bahwa kegiatan perdagangan telah menjadi bagian dari kehidupan
masyarakat Kutai, disamping pertanian.
Keterangan tertulis pada prasasti yang mengatakan bahwa Raja Mulawarman pernah
memberikan hartanya berupa minyak dan 20.000 ekor sapi kepada para Brahmana.

C. Kehidupan Politik
Sejak muncul dan berkembangnya Pengaruh Hindu di Kalimantan timur, terjadi
perubahan dalam tata pemerintahan, yaitu dari sistem pemerintahan kepala suku menjadi
sistem pemerintahan Raja. Raja-raja yang pernah berkuasa pada kerajaan Kutai adalah
sebagai berikut:
Kudungga. Raja ini adalah Founding Father kerajaan Kutai, ada yang unik pada nama
raja pertama ini, karena nama Kudungga merupakan nama Lokal atau nama yang belum
dipengaruhi oleh budaya Hindu. Hal ini kemudian melahirkan persepsi para ahli bahwa pada
masa kekuasaan Raja Kudungga, pengaruh Hindu baru masuk ke Nusantara, kedudukan
Kudungga pada awalnya adalah seorang kepala suku. Dengan masuknya pengaruh Hindu, ia
megubah struktur pemerintahannya menjadi kerajaan dan mengangkat dirinya mejadi raja,
sehingga pergantian raja dilakukan secara turun temurun.
Aswawarman. Prasasti Yupa menyatakan bahwa Raja aswawarman merupakan raja
yang cakap dan kuat. Pada masa pemerintahannya, wilayah kekuasaan Kerajaan Kutai
diperluas lagi. Hal ini dibuktikan dengan pelaksanaan upacara Asmawedha. Upacara-upacara
ini pernah dilakukan di India pada masa pemerintahan raja Samudragupta, ketika ingin
memperluas wilayahnya. Dalam upacara itu dilaksanakan pelepasan kuda dengan tujuan
untuk menentukan batas kekuasaan kerajaan Kutai. Dengan kata lain, sampai dimana
ditemukan tapak kaki kuda, maka sampai disitulan batas kerajaan Kutai. Pelepasan kuda-
kuda itu diikuti oleh prajurit kerajaan Kutai.
Mulawarman. Raja ini adalah Putra dari raja Aswawarman, ia membawa Kerajaan
Kutai ke puncak kejayaan. Pada masa kekuasaannya Kutai mengalami masa gemilang.
Rakyat hidup tentram dan sejahtera. Dengan keadaan seperti itulah akhirnya Raja
Mulawarman mengadakan upacara korban emas yang amat banyak.

C. SEJARAH KERUNTUHAN

Berdasarkan yupa yang ditemukan, kerajaan kutai runtuh ketika Raja Dharma Setia
tewas ditangan Raja Kutai Kartanegara. Raja Dhamarmasetia adalah anak dari Raja
Mulawarman, cucu dari Raja Asmawarman, buyut dari Raja Kudungga. Dan Raja Dharma
Setia adalah Raja terakhir diKerajaan Kutai

D. PENINGGALAN

Peninggalan sejarah yang membuktikan kerajaan Kutai sebagai kerajaan hindu


pertama adalah ditemukannya prasasti berbentuk Yupa menggunakan bahasa sanskerta dan
huruf pallawa.Yupa adalah tiang batu pengikat hewan korban untuk dipersembahkan kepada
dewa.

Beberapa peninggalan kerajaan kutai:


1) tujuh buah Yupa yang ditemukan di daerah sekitar Muarakaman;
2) kalung Cina yang di terbuat dari emas;
3) satu arca Bulus;
4) dua belas arca batu.
2.2 Sejarah kerajaan Tarumanegara

A.Sejarah Berdirinya Kerajaan Tarumanegara

Kerajaan Terumanegara di bangun oleh raja Jayasinghawarman ketika memimpin


pelarian keluarga kerajaan dan berhasil meloloskan diri dari musuh yang terus menerus
menyerang kerajaan Salakanagara. Di pengasingan tahun 358 M, Jayasinghawarman
mendirikan kerajaan baru di tepi Sungai Citarum, di Kabupaten Lebak Banten dan diberi
nama Tarumanegara. Nama Tarumanegara diambil dari nama tanaman yang bernama tarum,
yaitu tanaman yang dipakai untuk ramuan pewarna benang tenunan dan pengawet kain yang
banyak sekali terdapat di tempat ini. Tanaman tarum tumbuh di sekitar Sungai Citarum.
Selain untuk pengawet kain, tanaman ini merupakan komoditas ekspor dan merupakan devisa
pemasukan terbesar bagi Kerajaan Tarumanegara.
Raja Jayasinghawarman berkuasa dari tahun 358-382 M. Setelah raja mencapai usia
lanjut, raja mengundurkan diri untuk menjalani kehidupan kepanditaan. Sebagai pertapa,
Jayasinghawarman bergelar Rajaresi. Nama dan gelar raja menjadi Maharesi Rajadiraja Guru
Jayasinghawarman.
Kerajaan Tarumanegara banyak meninggalkan Prasasti, sayangnya tidak satupun yang
memakai angka tahun. Untuk memastikan kapan Tarumanegara berdiri terpaksa para ahli
berusaha mencari sumber lain. Dan usahanya tidak sia – sia. Setelah ke cina untuk
mempelajari hubungan cina dengan Indonesia di masa lampau mereka menemukan naskah –
naskah hubungan kerajaan Indonesia dengan kerajaan Cina menyebutnya Tolomo. Menurut
catatan tersebut, kerajan Tolomo mengirimkan utusan ke cina pada tahun 528 M, 538 M, 665
M, 666M. sehingga dapat di simpulkan Tarumanegara berdiri sejak sekitar abad ke V dan ke
VI.

B.LETAK DAN WILAYAH KEKUASAAN

Sebelum mengetahui letak kraton kerajaan Tarumanegara, dari temuan tempat prasasti
itu dapat diperkirakan luas kerajaan Tarumanegara. Prasasti Ciaruon atau prasasti Ciareteun,
ditemukan di daerah Cimpea, Bogor. Kemudian prasasti kebun kopi yang ditemukan di
daerah kampong hilir kecamatan cibung-bulang. Kemudian prasasti kebun jambu, ditemukan
di daerah bukit koleangkak 30 km sebelah barat bogor. Kemudian prasasti tugu ditemukan di
daerah Tugu, clincing, Jakarta Utara.
Dari temuan letak prasasti tersebut dapat diketahui daerah yang masuk dalam wilayah
kerajaan Tarumanegara. Wilayah kerajaan Tarumanegara meliputi pesisir Jakarta hingga
pedalaman di kaki gunung Gede. Selain itu dari prasasti dapat diketahui fungsi dari suatu
daerah. Pada prasasti Tugu yang dikatakan bahwa pembuatan prasasti itu untuk para
brahmana yang telah membuat terusan pada kali candrabhaga yaitu kali Gomati. Sehingga
dapat dikatakan bahwa wilayah dtemukannya prasasti Tugu merupakan daerah para
Brahmana. Para Brahmana kerajaan Tarumanegara tinggal di daerah pesisir pantai. Dapat
dikatakan mereka datang ke Nusantara dengan para pedagang India.
Dapat di duga pula pada prasasti kebun jambu yang ditemukan di dekat sungai
Cisadane, di bukit Koleangkak, Banten selatan. Dalam prasasti itu dapat ditafsirka sebagai
prasasti penaklukan suatu wilayah. Dalam prasasti itu dikatakan bahwa raja Purnawarman
merupakan raja yang disegani oleh musuh-musuhnya. Senantiasa menggempur kota-kota
musuhnya.

C. KEHIDUPAN DI KERAJAAN TARUMANEGARA

1. Kehidupan Politik
Berdasarkan tulisan-tulisan yang terdapat pada prasasti diketahui bahwa raja yang
pernah memerintah di tarumanegara hanyalah raja purnawarman dan raja yang telah berhasil
meningkatkan kehidupan rakyatnya. Hal ini dibuktikan dari prasasti tugu yang menyatakan
raja purnawarman telah memerintah untuk menggali sebuah kali. Oleh karena itu rakyat
hidup makmur dalam suasana aman dan tenteram.

2. Kehidupan Sosial
Kehidupan sosial Kerajaan Tarumanegara sudah teratur rapi, hal ini terlihat dari upaya
raja Purnawarman yang terus berusaha untuk meningkatkan kesejahteraan kehidupan
rakyatnya. Raja Purnawarman juga sangat memperhatikan kedudukan kaum brahmana yang
dianggap penting dalam melaksanakan setiap upacara korban yang dilaksanakan di kerajaan
sebagai tanda penghormatan kepada para dewa.

3. Kehidupan Ekonomi
Prasasti tugu menyatakan bahwa raja purnawarman memerintahkan rakyatnya untuk
membuat sebuah terusan sepanjang 6122 tombak. Pembangunan ini mempunyai arti
ekonomis yang besar bagi masyarakat, Karena dapat dipergunakan sebagai sarana pencegah
banjir serta sarana lalu-lintas pelayaran perdagangan antardaerah di kerajaan tarumanegara
dengan dunia luar. Juga dengan daerah-daerah di sekitarnya. Akibatnya, kehidupan
perekonomian masyarakat sudah berjalan teratur.

4. Kehidupan Budaya
Dilihat dari teknik dan cara penulisan huruf-huruf dari prasasti-prasasti yang
ditemukan sebagai bukti kebesaran Kerajaan Tarumanegara, dapat diketahui bahwa tingkat
kebudayaan masyarakat pada saat itu sudah tinggi. Selain sebagai peninggalan budaya,
keberadaan prasasti-prasasti tersebut menunjukkan telah berkembangnya kebudayaan tulis
menulis di kerajaan Tarumanegara.

D. RAJA-RAJA DI KERAJAAN TARUMANEGARA

Tarumanagara sendiri hanya mengalami masa pemerintahan 12 orang raja. Pada tahun
669 M, Linggawarman, raja Tarumanagara terakhir, digantikan menantunya, Tarusbawa.
Linggawarman sendiri mempunyai dua orang puteri, yang sulung bernama Manasih menjadi
istri Tarusbawa dari Sunda dan yang kedua bernama Sobakancana menjadi isteri
Dapuntahyang Sri Jayanasa pendiri Kerajaan Sriwijaya. Secara otomatis, tahta kekuasaan
Tarumanagara jatuh kepada menantunya dari putri sulungnya, yaitu Tarusbawa. Kekuasaan
Tarumanagara berakhir dengan beralihnya tahta kepada Tarusbawa, karena Tarusbawa
pribadi lebih menginginkan untuk kembali ke kerajaannya sendiri, yaitu Sunda yang
sebelumnya berada dalam kekuasaan Tarumanagara. Atas pengalihan kekuasaan ke Sunda
ini, hanya Galuh yang tidak sepakat dan memutuskan untuk berpisah dari Sunda yang
mewarisi wilayah Tarumanagara.

Raja-raja Tarumanegara:
1. Jayasingawarman 358-382 M
2. Dharmayawarman 382-395 M
3. Purnawarman 395-434 M
4. Wisnuwarman 434-455 M
5. Indrawarman 455-515 M
6. Candrawarman 515-535 M
7. Suryawarman 535-561 M
8. Kertawarman 561-628 M
9. Sudhawarman 628-639 M
10. Hariwangsawarman 639-640 M
11. Nagajayawarman 640-666 M
12. Linggawarman 666-669 M.
E.PRASASTI-PRASASTI KERAJAAN TARUMANEGARA

1. Prasasti Ciaruteun

Prasasti Ciaruteun atau prasasti Ciampea ditemukan ditepi sungai Ciarunteun, dekat
muara sungai Cisadane Bogor prasasti tersebut menggunakan huruf Pallawa dan bahasa
Sansekerta yang terdiri dari 4 baris disusun ke dalam bentuk Sloka dengan metrum Anustubh.
Di samping itu terdapat lukisan semacam laba-laba serta sepasang telapak kaki Raja
Purnawarman.
Gambar telapak kaki pada prasasti Ciarunteun mempunyai 2 arti yaitu:
Cap telapak kaki melambangkan kekuasaan raja atas daerah tersebut (tempat ditemukannya
prasasti tersebut).
Cap telapak kaki melambangkan kekuasaan dan eksistensi seseorang (biasanya
penguasa) sekaligus penghormatan sebagai dewa. Hal ini berarti menegaskan kedudukan
Purnawarman yang diibaratkan dewa Wisnu maka dianggap sebagai penguasa sekaligus
pelindung rakyat

2. Prasasti Jambu
Prasasti Jambu atau prasasti Pasir Koleangkak, ditemukan di bukit Koleangkak di
perkebunan jambu, sekitar 30 km sebelah barat Bogor, prasasti ini juga menggunakan bahwa
Sansekerta dan huruf Pallawa serta terdapat gambar telapak kaki yang isinya memuji
pemerintahan raja Mulawarman.

3. Prasasti Kebon Kopi


Prasasti Kebon kopi ditemukan di kampung Muara Hilir kecamatan Cibungbulang
Bogor . Yang menarik dari prasasti ini adalah adanya lukisan tapak kaki gajah, yang
disamakan dengan tapak kaki gajah Airawata, yaitu gajah tunggangan dewa Wisnu.

4. Prasasti Muara Cianten


Prasasti Muara Cianten ditemukan di Bogor,tepatnya terletak di muara Kali
Cianten,Kampung Muara,Desa Ciaruteun Hilir,Cibungbulan.Inskripsi ini belum dapat
dibaca, inskripsi ini dipahatkan dalam bentuk “aksara” yang menyerupai sulur-suluran,dan
oleh para ahli disebut aksara ikal.Prasasti. Di samping tulisan terdapat lukisan telapak kaki.
5. Prasasti Pasir Awi
Prasasti Pasir Awi ditemukan di sebuah bukit bernama Pasir Awi, dikawasan
perbukitan Desa Sukamakmur, Jonggol,dan Bogor.Inskripsi ini juga tertulis dalam aksara ikal
yang belum dapat dibaca karena inskripsi ini lebih berupa gambar (piktograf) dari pada
tulisan. Di bagian atas inskripsi terdapat sepasang telapak kaki.

6. Prasasti Cidanghiang
Prasasti Cidanghiang atau prasasti Lebak, ditemukan di kampung lebak di tepi sungai
Cidanghiang, kecamatan Munjul kabupaten Pandeglang Banten. Prasasti ini baru ditemukan
tahun 1947 dan berisi 2 baris kalimat berbentuk puisi dengan huruf Pallawa dan bahasa
Sansekerta. Isi prasasti tersebut mengagungkan keberanian raja Purnawarman.

7. Prasasti Tugu

Prasasti Tugu terletak di Museum Nasional. Prasasti Tugu di temukan di daerah Tugu,
kecamatan Cilincing, Jakarta Utara. Prasasti ini dipahatkan pada sebuah batu bulat panjang
melingkar dan isinya paling panjang dibanding dengan prasasti Tarumanegara yang lain,
sehingga ada beberapa hal yang dapat diketahui dari prasasti tersebut.
Hal-hal yang dapat diketahui dari prasasti Tugu adalah:
Prasasti Tugu menyebutkan nama dua buah sungai yang terkenal di Punjab yaitu sungai
Chandrabaga dan Gomati. Dengan adanya keterangan dua buah sungai tersebut menimbulkan
tafsiran dari para sarjana salah satunya menurut Poerbatjaraka. Sehingga secara Etimologi
(ilmu yang mempelajari tentang istilah) sungai Chandrabaga diartikan sebagai kali Bekasi.
Prasasti Tugu juga menyebutkan anasir penanggalan walaupun tidak lengkap dengan angka
tahunnya yang disebutkan adalah bulan phalguna dan caitra yang diduga sama dengan bulan
Februari dan April.
Prasasti Tugu yang menyebutkan dilaksanakannya upacara selamatan oleh Brahmana
disertai dengan seribu ekor sapi yang dihadiahkan raja.
F. SUMBER-SUMBER SEJARAH

Bukti keberadaan Kerajaan Tarumanegara diketahui melalui sumber-sumber yang


berasal dari dalam maupun luar negeri. Sumber dari dalam negeri berupa tujuh buah prasasti
batu yang ditemukan empat di Bogor, satu di Jakarta dan satu di Lebak Banten. Dari prasasti-
prasasti ini diketahui bahwa kerajaan dipimpin oleh Rajadirajaguru Jayasingawarman pada
tahun 358 M dan beliau memerintah sampai tahun 382 M. Makam Rajadirajaguru
Jayasingawarman ada di sekitar sungai Gomati (wilayah Bekasi). Kerajaan Tarumanegara
ialah kelanjutan dari Kerajaan Salakanagara.

Sedangkan sumber-sumber dari luar negeri yang berasal dari berita Tiongkok antara
lain:
Berita Fa-Hsien, tahun 414 M dalam bukunya yang berjudul Fa-Kao-Chi menceritakan
bahwa di Ye-po-ti hanya sedikit dijumpai orang-orang yang beragama Buddha, yang banyak
adalah orang-orang yang beragama Hindu dan sebagian masih animisme.

Berita Dinasti Sui, menceritakan bahwa tahun 528 dan 535 telah datang utusan dari To- lo-
mo yang terletak di sebelah selatan.

Berita Dinasti Tang, juga menceritakan bahwa tahun 666 dan 669 telah datang utusaan dari
To-lo-mo.

Dari tiga berita di atas para ahli menyimpulkan bahwa istilah To-lo-mo secara fonetis
penyesuaian kata-katanya sama dengan Tarumanegara.

Maka berdasarkan sumber-sumber yang telah dijelaskan sebelumnya maka dapat diketahui
beberapa aspek kehidupan tentang kerajaan Tarumanegara.

Kerajaan Tarumanegara diperkirakan berkembang antara tahun 400-600 M. Berdasarkan


prasast-prasati tersebut diketahui raja yang memerintah pada waktu itu adalah Purnawarman.
Wilayah kekuasaan Purnawarman menurut prasasti Tugu, meliputi hampir seluruh Jawa
Barat yang membentang dari Banten, Jakarta, Bogor dan Cirebon.
G. Pemerintahan dan Kehidupan Masyarakat

Kerajaan Tarumanegara mulai berkembang pada abad ke-5 M. Raja yang sangat
terkenal adalah Purnawarman. Ia dikenal sebagai raja yang gagah berani dan tegas. Ia juga
dekat dengan para brahmana, pangeran, dan rakyat. Ia raja yang jujur, adil, dan arif dalam
memerintah. Daerahnya cukup luas sampai ke daerah Banten. Kerajaan Tarumanegara telah
menjalin hubungan dengan kerajaaan lain, misalnya dengan China.
Dalam kehidupan agama, sebagian besar masyarakat Tarumanegara memeluk agama
Hindu. Sedikit yang beragama Buddha dan masih ada yang mempertahankan agama nenek
moyang (aninisme). Berdasarkan berita dari Fa-Hien, di To-Lo-mo (Tarumanegara) terdapat
tiga agama, yaitu agama Hindu, agama Buddha dan kepercayaan animisme. Raja memeluk
agama Hindu. Sebagai bukti, pada prasasti Ciaruteun ada tapak kaki raja yang diibaratkan
tapak kaki Dewa Wisnu. Sumber Cina lainnya menyatakan bahwa, pada masa Dinasti T’ang
terjadi hubungan perdagangan dengan Jawa. Barang-barang yang diperdagangkan adalah
kulit penyu, emas, perak, cula badak, dan gading gajah. Dituliskan pula bahwa penduduk
daerah itu pandai membuat minuman keras yang terbuat dari bunga kelapa.
Rakyat Tarumanegara hidup aman dan tentram. Pertanian merupakan mata
pencaharian pokok. Di samping itu,perdagangan juga berkembang. Kerajaan Tarumanegara
mengadakan hubungan dagang dengan China dan India.
Untuk memajukan bidang pertanian, raja memerintahkan pembangunan irigasi dengan
cara menggali sebuah saluran sepanjang 6112 tumbak ( ± 11 km). Saluran itu disebut dengan
Sungai Gomati. Saluran itu selain berfungsi sebagai irigasi juga untuk mencegah bahaya
banjir.

H. Keruntuhan Kerajaan Tarumanegara

Kerajaan Tarumanegara diperkirakan runtuh pada sekitar abad ke-7 Masehi. Hal ini
didasarkan pada fakta bahwa setelah abad ke-7, berita mengenai kerajaan ini tidak pernah
terdengar lagi baik dari sumber dalam negeri maupun luar negeri . Para ahli berpendapat
bahwa runtuhnya Kerajaan Tarumanegara kemungkinan besar disebabkan karena adanya
tekanan dari Kerajaan Sriwijaya yang terus melakukan ekspansi wilayah.
Bab III Penutup

3.1 Kesimpulan
Kerajaan Kutai berada di kalimantan Timur, yaitu di sungai hulu Mahakam. Nama
kerajaan ini disesuaikan dengan nama tempat penemuan prasasti, yaitu didaerah Kutai.
Kalimantan timur telah berdiri dan berkembang kerajaan yang mendapatkan pegaruh Hindu
adalah beberapa penemuan berupa batu bertulis atau Prasasti. Tulisan itu ada pada tujuh tiang
batu yang disebut Yupa. Yupa ini berfungsi utuk mengikat hewan Korban. Korban itu
merupakan persembahan rakyat kepada para Dewa yang dipujanya.
Kehidupan sosial dan budayanya pun sangat menjujung tinggi nilai-nilai kebudayaan
yang ada. Kehidupan ekonomi masyarakat kutai sangat makmur, dengan bukti bahwa
Kerajaan Kutai berada pada jalur perdagangan antara China dan India. Kerajaan Kutai
menjadi tempat yang menarik untuk disinggahi para pedagang. Hal tersebut memperlihatkan
bahwa kegiatan perdagangan telah menjadi bagian dari kehidupan masyarakat Kutai,
disamping pertanian.
Keterangan tertulis pada prasasti yang mengatakan bahwa Raja Mulawarman pernah
memberikan hartanya berupa minyak dan 20.000 ekor sapi kepada para Brahmana.
Masa keruntuhan Kerajaan Kutai terjadi ketika Raja Dharma Setia tewas ditangan Raja Kutai
Kartanegara. Raja Dhamarma Setia adalah anak dari Raja Mulawarman, cucu dari Raja
Asmawarman, buyut dari Raja Kudungga. Dan Raja Dharma Setia adalah Raja terakhir di
Kerajaan Kutai .
Dapat di simpulkan pengaruh kebudayaan India di Indonesia tidak hanya menunjuk
pada perkembangan ajaran Hindu – Budha, tetapi juga pada aspek lain missal aspek politik,
ekonomi, sosial budaya dan lain sebaginya
Dalam proses akulturasi, Indonesia sangat berperan aktif. Hal ini terlihat dari
peninggalan – peninggalan yang tidak sepenuhnya merupakan hasil jiplakan kebudayaan
India. Meskipun corak dan sifat kebudayaan di pengaruhi India. Namun dalam
perkembangannya Indonesia mampu menghasilkan kebudayaan kepribadian sendiri
3.2 Saran
Dari keberadaanya kerajaan Kutai, dan Tarumanegara di wilayah kita pada masa yang
lalu. Maka kita wajib mensyukurinya. Rasa syukur tersebut dapat di wujudkan dalam sikap
dan perilaku dengan hati yang tulus serta di dorong rasa tanggung jawab yang tinggi untuk
melestarikan dan memelihara budaya nenek moyang kita. Jika kita ikut berpartisipasi dalam
menjamin kelestariannya berarti kita ikut mengangkat derajat dan jati diri bangsa. Oleh
karena itu marilah kita bersama – sama menjaga dan memelihara peninggalan budaya bangsa
yang menjadi kebanggaan kita semua.

Daftar Pustaka

http://ratnafitri11ips517.blogspot.com/2012/11/makalah-kerajaan-kutai.html
http://id.wikipedia.org/wiki/Kerajaan_Kutai
http://www.koranartikel.com/2013/04/sejarah lengkap tentang kerajaan kutai.
html#chitika_close_usstton
http://puputrahadiani.wordpress.com/2012/03/18/kerajaan-kutai-dan-peninggalannya
http://rangkumsejarah.blogspot.com/p/kerajaan-kutai.html
http://mari-mengetahui-sejarah.blogspot.com/2013/02/raja-raja-kerajaan-kutai.html
http://pendidikan4sejarah.blogspot.com/2011/12/kerajaan-kutai.html
http://www.kumpulansejarah.com/2012/11/sejarah-kerajaan-kutai.html
http://www.sibarasok.com/2013/06/sejarah-kerajaan-kutai.html
http://www.4shared.com/get/EcoveM8m/Makalah_Sejarah_Kerajaan_Tarum.html
http://www.anakciremai.com/2008/06/makalah-sejarah-tentang-tarumanegara.html
http://pendidikan4sejarah.blogspot.com/2011/12/kerajaan-tarumanegara.html
http://iwak-pithik.blogspot.com/2012/09/sejarah-kerajaan-kutai.html.

Anda mungkin juga menyukai