Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH PROSES PENYUSUNAN

KARYA ILMIAH
1. PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

Karya ilmiah merupakan hasil tulisan yang menuruti suatu aturan tertentu. Aturan
tersebut biasanya merupakan suatu persyaratan tata tulis yang telah dibakukan oleh
masyarakat akademik. Secara umum, proses penulisan karya ilmiah dilakukan dalam tiga
tahapan, yaitu : tahap prapenulisan, tahap penulisan, dan tahap perbaikan.

Sebagai hasil penelitian atau kegiatan ilmiah setiap karangan ilmiah mengandung komponen
adanya masalah yang menjadi topik karangan ilmiah itu. Adanya tujuan penelitian, metode
penelitian, teori yang dianut, objek penelitian, instrumen yang digunakan, dan adanya hasil
penelitian yang diperoleh. Setelah kaidah ditemukan dan dirumuskan, kegiatan penelitian
harus diwujudkan dalam bentuk laporan. Hal ini dimaksudkan karena sasaran akhir penelitian
adalah mengkomunikasikan hasil penelitian pada khalayak terkait. Oleh karena itu, menulis
laporan merupakan tahap akhir yang penting dalam penelitian, karena menulis laporan
merupakan proses komunikasi yang membutuhkan adanya pengertian yang sama antara
penulis dan pembaca.

Jadi, dapat disimpulkan belajar menulis karya ilmiah itu sangat penting. Supaya di setiap
proses dan tahapannya sesuai dengan aturan yang berlaku. Selain itu, pentingnya belajar
menulis karya ilmiah juga dapat memperjelas sasaran atau tujuan dilaksanakannya penelitian
sehingga dalam pembahasannya dapat disampaikan secara tepat dan mudah dipahami oleh
pembaca. Sehingga kami membuat makalah penulisan karya ilmiah ini sebagai bahan
pembelajaran.

1. Rumusan Masalah
2. Apa yang dimaksud dengan karya ilmiah?
3. Bagaimana sistematika atau kerangka penulisan karya ilmiah?
4. Bagaimana cara penulisan karya ilmiah yang baik?
5. Jenis atau bentuk – bentuk apa saja yang termasuk karya ilmiah?
6. Tujuan dan Manfaat

Tujuan penulisan makalah ini untuk memaparkan bagaimana cara penulisan karya ilmiah
yang baik dan sesuai dengan aturan yang berlaku. Menjelaskan tentang perbedaan antara
karya ilmiah dan karya non-ilmiah. Yang mencangkup tahap – tahap pelaksanaan dan cara
penulisan yang sesuai dengan penelitian yang dilakukan supaya dapat dikomunikasikan
dengan baik pada sasaran serta menunjukan jenis – jenis dari karya atau penulisan ilmiah.

Manfaat penulisan ini supaya pembaca makalah ini dapat bertambah wawasan.

1. Tinjauan Pustaka

Pembahasan tentang cara penulisan karya ilmiah sudah banyak buku – buku yang ditulis oleh
para ahlinya. Pertama pengertian dari karya ilmiah itu sendiri dipaparkan oleh Drs. Abdul

1
Chaer (2011) dalam buku yang berjudul “Ragam Bahasa Ilmiah” namun dalam
pembahasannya kurang spesifik dan lebih menekankan pada cara penulisan kutipan.

Hal yang sama oleh Prof.Dr.Mahsun, M.S (2007) dalam bukunya “Metode Penelitian
Bahasa”, dalam buku ini lebih banyak pembahasan tentang tahapan – tahapan penelitian
disertai dengan contoh.

Sedangkan di buku yang lain oleh Drs. Hermawan Warsito (1992), Pengertian karya ilmiah,
cara penulisan karya ilmiah, jenis – jenis karya ilmiah dipaparkan secara komplit. Tetapi pada
pembahasannya disajikan secara ringkas serta Dra. Hj. Endang Rumaningsih, M.Hum.
(2006), memaparkan hal yang sama dengan Drs. Abdul Chaer (2011).

1. PEMBAHASAN

1. Pengertian Karya Ilmiah

Karya ilmiah adalah karya yang disusun berdasarkan satu hasil penelitian dan dapat
dipertanggungjawabkan keilmiahannya, bukan hasil rekaan atau pemikiran seseorang tanpa
adanya penelitian. Karya non-ilmiah adalah karya yang belum memenuhi persyaratan-
persyaratan ilmiah. Perbedaan antara karya ilmiah dan non-ilmiah lebih didasarkan pada
pertanggungjawaban ilmiahnya. Sebagai karya hasil penelitian maka di dalam karya ilmiah
harus ada beberapa komponen yaitu :

1. Masalah penelitian
2. Tujuan penelitian

c Metode penelitian

1. Kajian Teori
2. Objek penelitian, data, dan variabel penelitian
3. Hasil penelitian

Supaya para pembaca dapat lebih memahami keenam komponen di atas, maka disini akan
dijelaskan secara singkat tentang keenam komponen tersebut.

1. Masalah Penelitian

Berkaitan dengan masalah penelitian, yang dibahas mencakup: hakikat masalah, cara mencari
masalah, identifikasi masalah, pembatasan masalah, dan rumusan masalah. Sebelum kita
melakukan suatu penelitian, pastilah kita harus menentukan masalah yang akan diteliti.
Masalah dapat dipahami atau diartikan sebagai adanya keadaan, kejadian, atau peristiwa yang
perlu untuk dipecahkan. Masalah biasanya timbul karena adanya kesenjangan antara yang
satu dengan yang lain. Misalnya, antara apa yang seharusnya ada dan apa yang ada dalam
kenyataan, mengenai teknologi dan pengetahuan ataupun sesuatu yang lain yang dapat
menimbulkan suatu pertanyaan. Maka penelitian diharapkan dapat memecahkan masalah
tersebut atau memperkecil kesenjangan yang terjadi.

Kita dapat menemukan suatu masalah dengan cara proaktif mencari dari berbagai sumber
bacaan seperti karya ilmiah lain atau jurnal ilmiah, dari pertemuan-pertemuan ilmiah,
pernyataan pemegang otoritas, pengamatn sepintas, dan sebagainya.

2
Seandainya kita telah menemukan masalah yang akan diteliti, maka pertama-tama kita harus
menjelaskan mengapa masalah tersebut layak untuk diteliti, dilihat dari segi ilmiah dan segi
kegunaan hasil peneliti tersebut.

Selanjutnya, jika masalah tersebut kita teliti maka kita akan menemukan sejumlah masalah
yang lebih kecil yang perlu diidentifikasikan dulu. Kemudian dari masalah-masalah yang
telah kita identifikasi, kita memilih sebuah masalah yang dianggap paling tepat untuk diteliti
sebagai fokus dalam penelitian tersebut. Kita harus membatasi masalah yang kita teliti agar
penelitian yang kita lakukan bisa lebih mendalam. Oleh karena itu, masalah yang akan kita
teliti haruslah dirumuskan dulu dengan baik.

b. Tujuan Penelitian

Setiap penelitian tentu mempunyai suatu tujuan. Supaya penelitian tersebut dapat terarah
sesuai dengan masalahnya, maka tujuan penelitian itu harus sejalan dengan rumusan
masalahnya.

Di sini perlu disinggung, bahwa judul penelitian sebaiknya sejalan dengan rumusan masalah
dan tujuan penelitian agar mempermudah para pembaca dalam memahaminya.

1. Metode penelitian

Metode penelitian dapat diartikan sebagai jalan atau cara untuk memecahkan masalah.
Metode penelitian dibagi menjadi dua yaitu penelitian kuantitatif dan penelitian kualitatif,
maka ada dua cara untuk melakukan metode penelitian.

Metode kuantitatif digunakan untuk menguji hipotesis dengan bantuan analisis statistik, dan
untuk membuat generalisasi dari sampel yang diangkat dari populasi. Sedangkan metode
kualitatif digunakan untuk menjelaskan data-data yang ditemukan dari sebuah objek
penelitian. Kalau penelitian kuantitatif bertujuan untuk menguji hipotesis, maka penelitian
kualitatif bertujuan menemukan atau menyusun “teori-teori” baru dari data-data penelitian
yang digunakan.

Selain penelitian kuantitatif dan kualitatif, ada satu lagi penelitian yang disebut dengan action
research. Penelitian ini dilakukan melalui beberapa siklus, biasanya digunakan untuk
meningkatkan hasil belajar atau hasil suatu produk. Setiap siklus akan menghasilkan satu
hipotesis yang akan digunakan untuk siklus selanjutnya. Kekurangan pada siklus pertama
akan diperbaiki oleh siklus selanjutnya, begitu seterusnya sampai siklus yang terakhir dan
didapatkan hasil yang dianggap memuaskan.

1. Kajian Teori

Setelah masalah penelitian dirumuskan dan tujuan penelitian ditetapkan, maka harus
dilanjutkan dengan kajian teori yang relevan dengan masalah dan tujuan penelitian. Kajian
teori dapat diambil dari berbagai sumber, dari buku, jurnal, atau karangan ilmiah yang ada.
Penelitian yang bersifat kuantitatif harus benar-benar mengkaji teori-teori yang ada lalu
merumuskan konsep pikiran dari teori-teori tersebut, serta merumuskan hipotesis yang akan
diuji berdasarkan data yang akan dikumpulkan.

3
Sedangkan dalam penelitian yang bersifat kualitatif kajian teori dikumpulkan sedikit demi
sedikit. Data yang baru terkumpul langsung dianalisis, dijelaskan berdasarkan kerangka pikir
yang telah ditetapkan.

e. Objek penelitian, data, dan variabel penelitian

Dalam penelitian kuantitatif objek penelitiannya disebut populasi, tetapi tidak seluruh
populasi yang diteliti, melainkan hanya sampel (percontoh) dari populasi itu. Namun, hasil
penelitian terhadap sampel itu kemudian digeneralisasikan sebagai hasil dari populasi itu.
Sampel biasanya diambil sekian persen dari populasi, tergantung dari besarnya populasi itu.

Dalam penelitian kualitatif, besarnya objek yang diteliti tidak berdasarkan pada sampel,
melainkan pada jumlah yang dianggap memadai atau mencukupi, sampai tujuan yang ingin
diketahui dianggap telah tercapai.

Dalam penelitian kuantitatif berupa angka-angka nilai, kemudian akan dianalisis dengan
bantuan statistik. Sedangkan penelitian kualitatif berupa hal, keadaa, kejadian, dan
sebagainya.

Perlu dijelaskan bahwa objek penelitian tidak sama dengan data penelitian. Dalam penelitian
kuantitatif ada istilah variabel penelitian. Yang dimaksud dengan variabel penelitian itu
adalah sama hal dengan yang diteliti. Umpamanya, kalau judulnya adalah korelasi, antara
kemampuan membaca dengan kemampuan menulis, maka variabelnya adalah kemampuan
membaca dan menulis. Salah satu diantaranya dijadikan variabel bebas dan yang lain
dijadikan variabel terikat.

f. Hasil Penelitian

Dalam penelitian kuantitatif, hasil penelitiannya berupa hasil perhitungan statistik terhadap
variabel-variabel yang diteliti, lalu hasil perhitungan statistik ini dijadikan dasar untuk
menguji hipotesis yang diajukan.

Dalam penelitian kualitatif, hasil penelitiannya berupa penjelasan terhadap data-data yang
ditemukan.

Berdasarkan hasil penelitian itu, kemudian ditarik suatu kesimpulan dan berdasarkan
kesimpulan, ditarik saran-saran untuk penelitian lebih lanjut.

1. Sistematika atau Kerangka Penulisan Karya Ilmiah

Hasil penelitian yang dilaporkan dalam bentuk tulisan merupakan karya ilmiah. Oleh karena
itu, penulisnya harus menuruti suatu aturan kerangka penulisan tertentu. Aturan penulisan
tersebut dapat berbeda-beda tergantung pada lembaga yang bersangkutan. Secara umum,
kerangka penulisan karya ilmiah dapat dibagi dalam tiga bagian, yaitu: pendahuluan, isi, dan
penutup.

1. Bagian Pendahuluan

Bagian ini biasanya berisi : halaman judul, halaman pengesahan, kata pengantar, daftar isi,
daftar tabel, daftar gambar dan grafik.

4
 Halaman Judul

Judul ditulis untuk mengetahui garis besar isi laporannya. Judul ditulis dengan huruf kapital,
biasanya di tengah halaman agak ke atas. Tetapi ada juga variasi lain.

 Halaman Pengesahan

Berisi persetujuan dari pembimbing atau lembaga yang bersangkutan.

 Kata Pengantar

Menguraikan dengan singkat alasan dan tujuan penyusunan laporan penelitian, dan ucapan
terima kasih kepada pembimbing dan pihak yang telah membantu pelaksanaan penelitian.

 Halaman Abstrak

Berisi masalah pokok pada skripsi atau disertasi. Pada makalah, tidak memerlukan halaman
ini.

 Daftar Isi

Untuk memberikan gambaran menyeluruh tentang isi pokok laporan, sehingga harus
mencantumkan dengan jelas urutan bab dan sub-bab, serta seluruh lampiran yang ada dengan
nomor halaman masing-masing.

 Daftar Tabel, Gambar, dan Grafik

Jika menggunakan lampiran tabel, gambar, dan grafik untuk menunjang isi laporan, maka
harus mencantumkan nomor urut dan halaman dengan jelas.

2. Bagian Isi

Secara umum, bagian isi terdiri dari:

 Pendahuluan

Memaparkan: latar belakang dan perumusan masalah, tujuan dan kegunaan penelitian,
hipotesis, penjelasan, dan metode penelitian.

 Landasan teori

Berisi: uraian teoritis yang berhubungan dengan masalah penelitian dan konsep yang
mendasari perumusan hipotesis.

 Hasil penelitian

Menguraikan: pengolahan dan analisis data, serta penafsiran hasil analisis data.

 Kesimpulan dan Saran

5
Menguraikan keseluruhan hasil penelitian. Mengulas hasil penafsiran yang dirujukkan kepada
landasan teori yang digunakan kemudian dikemukakan beberapa saran.

3. Bagian Penutup

Pada umumnya terdiri dari:

v Daftar Kepustakaan

Daftar ini harus secara lengkap dan sistematis mencantumkan seluruh buku sumber yang
digunakan dalam penulisan laporan.

v Lampiran

Berisi seluruh materi yang disertai daftar pertanyaan, perhitungan statistik, tabel, dan lain-
lain.

v Indeks

Berisi daftar kata, istilah, atau nama yang ada dalam laporan dan disusun menurut abjad.

1. Cara atau Syarat Penulisan Karya Ilmiah yang Baik

Secara umum, penulisan karya tulis ilmiah harus memenuhi beberapa syarat tertentu, hasil
penulisan karya ilmiah harus bisa dipertanggungjawabkan kebenarannya karena karya ilmiah
bukanlah suatu karangan bebas yang dapat di buat berdasarkan imajinasi ataupun khayalan
penulis.

Suatu karya ilmiah harus apa adanya sesuai dengan kenyataan adapun syarat – syarat
penulisan karya ilmiah adalah prinsip ilmiah dan sesuai dengan tatatulis baku (EYD). Syarat
penulisan karya ilmiah mencakup bebarapa hal sebagai berikut :

1. Objektivitas

Objektivitas berhubungan dengan sikap penulis. Dalam hal ini, penulis harus bersikap
objektif dalam mengemukan pendapatannya, apa adanya, tidak dibuat–buat. Sehingga hasil
tulisannya dapat dipertanggung jawabkan berdasarkan data yang ada.

2. Pola berfikir deduktif – induktif

Dalam mengemukakan atau menarik kesimpulan, penulis harus menggunakan pola berfikir
yang logis (runtut dan sesuai dengan nalar) ada dua pola berfikir logis yaitu : dedukatif dan
indukatif. Pola berfikir deduktif bertolak dari teori atau hal yang umum untuk menarik
kesimpulan yang khusus.

Contoh : Secara umum dikatakan semua dokter tulisannya jelek, lalu fakta khusus ayahku
seorang dokter, maka dapat ditarik kesimpulan ayahku tulisannya jelek.

Sedangkan pola berfikir induktif yaitu cara berfikir atau menarik kesimpulan dari fakta –
fakta khusus kepada fakta umum atau kalimat utamanya berupa kalimat yang bersifat umum.

6
Contoh : Fakta – fakta khusus menyatakan manusia membutuhkan oksigen. Hewan
membutuhkan oksigen. Tumbuhan membutuhkan oksigen, maka dapat disimpulkan bahwa
“semua mahluk hidup membutuhkan oksigen”

3. Sistematika

Karya tulis ilmiah harus disusun secara sistematika, artinya menuruti alur pemahaman yang
runtut dari masalah sampai pada kesimpulan. Tata tulis baku berhubungan dengan sistematika
penulisan karya tulis ilmiah, biasanya masing – masing lembaga mempunyai peraturan tata
tulis yang berbeda. Akan tetapi, pada dasarnya peraturan tersebut mempunyai patokan yang
sama. Tata tulis baku ini diperlukan karena :

 Dapat memperlancar komunikasi hasil penelitian.


 Memudahkan penilaian atau pertanggungjawabannya.
 Mempercepat penyebarluasan tanpa membutuhkan penyusunan kembali.

Tata Cara Penulisan Ilmiah terdiri dari: penulisan kutipan, catatan kaki, dan daftar pustaka.

1. Kutipan

Kutipan merupakan penulisan kembali pendapat atau hasil karya tulis orang lain,baik
langsung maupun tidak langsung.Pada umumnya kutipan dibedakan menjadi dua,yaitu:
Kutipan langsung dan kutipan tidak langsung.

1. Kutipan Langsung

Kutipan langsung ditulis persis dengan aslinya(baik kata,ejaan,maupun tanda


bacanya).Kutipan seperti ini biasanya digunakan untuk mengutip: rumus, peraturan hukum,
surat keputusan, peribahasa, difinisi, dan lain-lain.Secara umum kutipan langsung dibedakan
menjadi dua:kutipan langsung panjang dan kutipan langsung pendek.Kutipan langsung
panjang,ditulis lebih darti tiga baris,ditulis sendiri dalam alinea baru dengan perubahan
spasi.Baris pertama kutipan dituluskan pada ketukan kedelapan dari margin kiri,baris
berikutnya dimulai pada ketukan ke-lima.

Kutipan langsung pendek tidak lbih dari tiga baris,dituliskan langsung dalam kalimat penulis
diantara tanda petik(“…”) dan tanpa perubahan spasi.

1. Kutipan Tak Langsung

Kutipan tak langsung ini merupakan uraian penulis dengan kata-kata sendiri berdasarkan
pendapat atau hasil karya penulis lain. Tetapi pendapat pribadi tidak boleh dikemukakan
didalamnya.penulisanya tanpa tanda petik dan spasi.Sumber asal kutipan dapat dituliskan
langsung dengan mencantumkan nama penulis,tahun terbit,dan halaman buku.

2. Catatan Kaki

Yang dimaksud dengan catatan kaki adalah keterangan-keterangan atas teks karangan yang
ditempatkan pada kaki halaman tulisan yang bersangkutan.Catatan kaki sebetulnya bukan
untuk mengetahui sumber kutipan,tetapi untuk memberi penjelasan mengenai sesuatu yang
berada diluar pokok pembicaraan,yang perlu diketahui untuk memahami pokok pembicaraan

7
lebih jauh.Sumber catatan kaki dapat berasal dari:buku,majalah,jurnal,makalah,surat kabar
maupun pernyataan langsung.Cara penulisanya dengan mencantumkan nama pengarang,judul
tulisan,kota dan nama penerbit,tahun terbit serta halaman kutipan.Penulisan sumber kutipan
yang muncul berulang kali dapat disingkat dengan beberapa istilah,seperti:ibid.,op.cit.,dan
loc.ci.

3. Daftar Pustaka

Daftar pustaka berisi semua sumber bacaan yang digunakan dalam penulisan.Komponen
yang harus ada dalam daftar pustaka adalah,nama pengarang,tahun terbit,judul buku,kota
penerbit,nama penerbit.

1. Bentuk-Bentuk Karya Ilmiah

Dilihat dari bobot dan kedalaman analisisnya bisa dibedakan adanya beberapa karangan
ilmiah, yaitu karya tulis, makalah, skripsi, tesis, disertasi dan laporan hasil penelitian. Pada
prinsipnya semua karangan ilmiah yaitu hasil dari suatu kegiatan ilmiah. Dalam hal ini yang
membedakan hanyalah materi, susunan , tujuan serta panjang pendeknya karya tulis ilmiah
tersebut.

1) Karya Tulis

Karya tulis adalah karangan ilmiah yang lazim diberikan kepada siswa sekolah menengah
mengenai salah satu aspek satu mata pelajaran. Di dalamnya terdapat komponen masalah,
tujuan penulisan, pembahasan, dan kesimpulan. Panjangnya kurang lebih sepuluh halaman
ketikan dua spasi pada “kertas ukuran A4”.

2) Makalah

Makalah adalah karangan ilmiah yang ditulis untuk disajikan dalam seminar atau simposium.
Tebalnya sekitar 15 halaman diketik satu setengah spasi pada kertas ukuran A4, termasuk
abstrak dan daftar pustaka.

Makalah juga harus disusun berdasarkan hasil penelitian, entah penelitian lapangan maupun
penelitian pustaka. Jadi, semua komponen penelitian ada tercakup di dalamnya. Namun,
format susunannya tidak perlu formal seperti pada skripsi, tesis, dan disertasi. Abstrak yang
diletakkan pada awal makalah, biasanya berisi tujuan penulisan, masalah penulisan, dan hasil
atau kesimpulan. Abstrak lazim berisi kata kunci dari abstrak itu.

Kemajuan teknologi dewasa ini tidak menuntut penyaji makalah membacakan makalahnya
melainkan hanya menjelaskan makalah dari power point yang ditayangkan.

3) Skripsi

Skripsi adalah karangan ilmiah yang mengemukakan pendapat penulis berdasarkan pendapat
orang lain yang ditulis untuk menjadi syarat tugas akhir pada pendidikan strata satu (S1).
Masalah yang diajukan berkenaan dengan salah satu aspek yang menjadi substansi bidang
keilmuan yang ditekuni. Skripsi memiliki bobot yang lebih tinggi dari sebuah karya tulis.
Semua komponen penelitian yang dikemukakan pada subbab 8.1 harus jelas tampak dalam
sebuah skripsi.

8
Pendapat yang diajukan harus didukung oleh data dan fakta- fakta empiris-objektif baik
berdasarkan peneliian langsung (observasi lapangan) maupun penelitian tidak langsung
(study kepustakaan). Pembahasan dalam skripsi harus dilakukan mengikuti alur pemikiran
ilmiah yaitu logis dan emperis. Jumlah halaman untuk skripsi minimal 60 halaman. Kalau
karya tulis tidak diujikan, dan makalah disajikan dalam suatu seminar atau suatu pertemuan
ilmiah, maka skripsi diujikan di muka suatu sidang ujian skripsi.

4) Tesis

Tesis adalah karangan ilmiah sebagai tugas akhir dalam pendidikan strata dua. Isinya
merupakan pendalaman dari salah satu aspek atau segi program studi yang diikuti. Tesis juga
diujikan dalam satu sidang ujian tesis.

Penulisan tesis bertujuan mensintesikan ilmu yang diperoleh dari perguruan tinggi guna
memperluas khazanah ilmu yang telah didapatkan dari bangku kuliah master, khazanah ini
terutama berupa temuan-temuan baru dari hasil suatu penelitian secara mendalam tentang
suatu hal yang menjadi tema tesis tersebut. Jumlah halaman untuk Tesis minimal 80 halaman.

5) Disertasi

Disertasi adalah karangan ilmiah sebagai tugas akhir dalam pendidikan strata tiga. Isinya
merupakan tinjauan filosofis terhadap satu aspek atau segi dari bidang ilmu yang diteliti.
Penekanan pada aspek filosofis ini menjadi ciri pada pendidikan strata tiga. Mengapa?
Karena induk dari segala ilmu adalah filsafat. Mereka yang sudah menyelesaikan pendidikan
strata tiga atau yang telah menyelesaikan disertasi dikatakan pengetahuannya telah sampai
pada tingkat filsafat. Maka itu, di Inggris atau di negara lain, mereka yang telah lulus dalam
pendidikan strata tiga diberi gelar Ph.D (=Philosophy Degree). Artinya, telah mencapai
derajat filosof.

Disertasi merupakan suatu karangan ilmiah yang mengemukakan suatu dalil yang dapat
dibuktikan oleh penulis berdasarkan data dan fakta akurat dengan analisis terinci. Dalil yang
dikemukakan biasanya dipertahankan oleh penulisnya dari sanggahan-sanggahan senat guru
besar atau penguji pada sutu perguruan tinggi, desertasi berisi tentang hasil penemuan-
penemuan penulis dengan menggunakan penelitian yang lebih mendalam terhadap suatu hal
yang dijadikan tema dari desertasi tersebut, penemuan tersebut bersifat orisinil dari penulis
sendiri, penulis desertasi berhak menyandang gelar Doktor. Jumlah halaman untuk Disertasi
minimal 250 halaman.

6) Laporan Hasil Penelitian

Laporan hasil penelitian adalah laporan yang dibuat setelah suatu penelitian dilakukan.
Laporan penelitian juga berisi komponen masalah, metode penelitian, objek penelitian,
instrumen penelitian, hasil yang dicapai. Lalu rekomendasi untuk melakukan sesuatu yang
lain berdasarkan hasil penelitian itu.

III. PENUTUP

1. Analisis

9
Bahasa Indonesia Ragam Ilmiah digunakan untuk melaporkan atau mengkomunikasikan
hasil kegiatan ilmiah, yang dilakukan dalam suatu penelitian ilmiah. Karya ilmiah dan non-
ilmiah sangatlah berbeda, karya ilmiah ditulis berdasarkan fakta atau data – data yang
diperoleh melalui tahap penelitian sedangkan karya non–ilmiah, merupakan suatu bentuk
karangan dari hasil pemikiran atau imajinasi seseorang yang terkadang tidak masul akal
(khayal).

Karya ilmiah harus disajikan dalam bahasa ilmiah, yang antara lain memiliki ciri :

1) Bersifat lugas artinya, apa yang mau diutarakan, dikatakan saja secara langsung, apa
adanya.

2) Mematuhi kaidah – kaidah gramatika artinya kalimat – kalimat dan paragraf sesuai
dengan kaidah tata bahasa.

3) Efektivitas kalimatnya terpenuhi.

4) Kosakata yang digunakan selain kalimat efektif juga menggunakan kaidah pemilihan kata
(diksi).

5) Kalimat – kalimatnya bebas dari ambiguitas.

6) Bebas dari makna kias atau figura bahasa.

7) Mematuhi persyaratan penalaran.

8) Mematuhi atau menerapakan kaidah – kaidah EYD.

Jika, penulisan karya ilmiah memenuhi setidaknya delapan kriteria tersebut, maka besar
kemungkinan penyampaian atau tujuan akhir dari tahapan penelitian dapat tercapai, yaitu
mengkomunikasikan atau menginformasikan pada pembaca.

1. Kesimpulan

Secara keseluruhan cara penulisan karya ilmiah yang baik sudah ditentukan, yaitu sesuai
dengan tata bahasa (EYD) dan tata tulis yang disepakati oleh masyarakat akademik. Adapun
yang masuk kedalam penelitian meliputi masalah penelitian, tujuan, metode, kajian teori,
objek data variabel dan hasil penelitian. Kemudian cara – cara penulisan karya ilmiah yang
baik adalah:

– Objektif

– Pola berfikir deduktif – induktif

– Sistematika

Tata cara penulisan karya ilmiah mencakup : penulisan kutipan, catatan kaki, dan daftar
pustaka.

Adapun bentuk – bentuk karya ilmiah meliputi :

10
– Karya tulis

– Makalah

– Skripsi

– Thesis

– Disertasi

– Laporan hasil peneliti

1. SARAN

Kami membuat makalah ini untuk pembelajaran bersama. Kami mengambil dari berbagai
sumber, jadi apabila pembaca menemukan kesalahan dan kekurangan, maka kami sarankan
untuk mencari referensi yang lebih baik. Apabila pembaca merasa ada kekurangan dapat
membaca buku yang menjadi referensi secara lengkap

11

Anda mungkin juga menyukai