Anda di halaman 1dari 2

Sampah Sudah jadi Masalah Dunia

06 April 2018 15:25 WIBDibaca 82 kali

Wanita Peduli Sampah Kunker ke Bukittinggi

Ketua TP PKK Sumbar Nevi Irwan Prayitno mengaku Kota Bukittinggi sering
menjadi lokasi studi banding karena berbagai prestasi yang diraihnya. ”Makanya,
hari ini (kemarin, red) TP PKK provinsi beserta TP PKK Kabupaten/Kota se-
Sumbar, sengaja hadir dengan rombongan Wanita Peduli Sampah untuk belajar
pengelolaan sampah di Bank Sampah Mutiara Indah Aur Tajungkang Tangah
Sawah (ATTS),” kata Nevi dalam kunjungan kerjanya ke Bukittinggi, Kamis (5/4).

Kedatangan rombongan dalam rangka studi banding Wanita Peduli Sampah ke


Bank Sampah Mutiara Indah Kelurahan ATTS Bukittinggi itu, Nevi mengucapkan
terima kasih atas upaya yang telah dilakukan Pemko Bukittinggi. Termasuk, upaya
dalam melaksanakan 10 program pokok PKK bersama PKK Bukittinggi.

Menurut Nevi, persoalan sampah adalah persoalan serius yang terjadi di


lingkungan. ”Kita harus berpikir terhadap pengelolaan sampah yang menggunung.
Karenanya saat ini kita sudah darurat sampah, terutama sampah plastik. Berbicara
sampah, kini sudah menjadi masalah dunia bukan masalah nasional saja,” ujar
Nevi.

Guna mengatasi persoalan ini, kata Nevi, penting dan perlu bersinergi dengan 10
Program Pokok PKK Pokja 3. ”Kita harus bangga sebagai kader PKK, program
kita sangat menyentuh masyarakat,” sebut Nevi.

Dalam kunjungan kemarin itu, sekaligus juga diserahkan alat-alat dan satu unit
tempat sampah untuk masing-masing daerah. Dengan ini, Nevi berharap, ada
perjanjian kerja sama dengan masing-masing perusahaan. Bantuan satu unit
komputer juga akan diserahterimakan di lokasi.

Pertemuan ditutup dengan ekspose mengenai bank sampah sebagai alternatif solusi
pengelolaan sampah oleh Direktur Bank Sampah Mutiara, Indah Suryadi.
Kemudian rombongan langsung meninjau lokasi Bank Sampah Mutiara Indah di
Kelurahan ATTS.

Wali Kota Bukittinggi Ramlan Nurmatias sewaktu pertama kali dipercaya


menjabat wali kota, hal pertama yang ditargetkan adalah menjadikan Bukittinggi
bersih dan meraih Adipura. Bukittinggi terakhir mendapatkan Adipura tahun 1997.
Kini, Ramlan memulai dengan mengajak warga masyarakat menyadari pentingnya
kebersihan.

”Apalagi kita adalah kota pariwisata yang identik dengan kebersihan. Untuk itu,
lakukan kembali goro bersama warga dengan ASN pemko, dan sosialisasi kepada
warga agar Adipura kembali dapat kita capai,” jelas Ramlan.

Ramlan menyebutkan, terpenting adalah bagaimana masyarakat peduli kebersihan.


Butuh keikutsertaan dan kepedulian semua pihak. Termasuk, bagaimana
menjadikan Bukittinggi bebas sampah.

”Kita menginginkan Bukittinggi bersih, karena itu sejak subuh sampah sudah
bersih. Sehingga, tamu yang berkunjung ke Bukittinggi merasa nyaman.
Kebersihan adalah harga mati. Untuk menjaga kebersihan kota, Pemko Bukittinggi
tidak pelit anggaran. Semuanya demi kenyamanan kita,” sebut Ramlan.

”Kita tidak perlu takut pada sampah,” katanya. Karena, sampah bisa menjadi
tambahan ekonomi bagi masyarakat. Solusinya lewat bank sampah. ”Kita bantu
dengan mesin pencacah sampah. Sampah bisa dijadikan pupuk kompos, barang
daur ulang dan barang lain yang mempunyai nilai ekonomi,” ujar Ramlan.

Ramlan mengakui, kabupaten dan kota lain sudah melakukan upaya yang sama
dalam menjaga kebersihan dan bebas sampah, kendati karakteristik daerahnya
berbeda dari Bukittinggi. (*)
Editor : Elsy Maisany
Sumber Berita : Nasrul Tanjung - Padang Ekspres

Anda mungkin juga menyukai