PENDAHULUAN
1
melakukan penelitian deskriptif untuk mengetahui gambaran perilaku prokrastinasi
akademis pada mahasiswa psikologi UI 2010.
B. Rumusan Masalah
Bagaimana gambaran perilaku prokrastinasi akademis pada mahasiswa
Psikologi UI 2010 ?
C. Tujuan
Mengetahui gambaran perilaku prokrastinasi akademis pada mahasiswa
Psikologi 2010.
D. Manfaat
Dapat diketahui gambaran perilaku prokrastinasi akademis pada mahasiswa
Psikologi UI 2010, sehingga hasil penelitian dapat dimanfaatkan sebagai evaluasi bagi
mahasiswa dalam mengerjakan aktivitas akademis.
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Pengertian Prokrastinasi
Kata prokrastinasi secara etimologis berasal dari bahasa Latin, yaitu
procastination yang terdiri dari dua kata yaitu pro—yang berarti mendorong maju atau
bergerak maju, dan castinus—yang berarti keputusan hari esok sehingga apabila kedua
kata itu digabungkan maknanya menjadi menangguhkan atau menunda sampai hari
berikutnya (Pangestuti, 2009.)
Prokrastinasi juga memiliki beberapa definisi yang dinyatakan oleh orxang-
orang yang berbeda. Schouwenburg (1995) dalam Schraw, Olafson, Wadkins (2007)
2
sekedar mendefinisikan prokrastinasi sebagai perilaku menunda tugas. Solomon dan
Rothblum (1984) dalam Schraw, Olafson, Wadkins (2007) menyatakan dengan lebih
spesifik bahwa prokrastinasi merupakan tindakan menunda yang tidak perlu dilakukan,
namun dilakukan karena pelaku mengalami rasa tidak nyaman.
3
tetapi mereka cenderung menunda pekerjaannya, baik ketika akan mulai
mengerjakan maupun saat tugas sudah dikerjakan dan tinggal diselesaikan.
2. Keterlambatan atau kelambanan dalam menyelesaikan tugas
Mahasiswa yang mendapatkan tugas tapi melakukan prokrastinasi
cenderung menggunakan waktunya untuk persiapan yang berlebihan padahal dia
mengetahui waktu yang dimilikinya terbatas sehingga pada akhirnya mahasiswa
tidak berhasil menyelesaikan tugas atau mampu menyelesaikan tugas tapi tidak
secara memadai.
3. Kesenjangan waktu antara rencana dan kinerja aktual
Akibat dari prokrastinasi yang dilakukan mahasiswa biasanya berujung
kepada tidak sesuainya hasil pekerjaan dengan waktu yang diberikan dalam
mengerjakan tugas atau bahkan tugas yang diberikan tidak selesai sesuai dengan
deadline, baik deadline pengumpulan tugas maupun deadline yang dibuat oleh
diri sendiri dalam mnegerjakan tugas.
4. Melakukan aktivitas lain yang lebih menyenangkan daripada mengerjakan tugas
4
sanggup. Faktor lainnya adalah kondisi psikologis individu, misalnya persepsi
seseorang terhadap tugas yang diberikan—apakah tugas itu menyenangkan atau
membebani, dan lain sebagainya, atau bisa juga karena kurangnya motivasi,
efikasi serta kontrol diri yang rendah, Locus of Control (LOC) eksternal, juga
regulasi diri yang kurang baik (Fibrianti, 2009:37)
2. Faktor eksternal
Selain dari faktor internal, faktor-faktor dari luar pribadi individu juga
mempengaruhi munculnya perilaku prokrastinasi akademik dalam mengerjakan
tugas. Faktor-faktor itu antara lain adalah gaya pengasuhan orang tua,
tingkat/level pendidikan yang dijalani, adanya reward dan punishment, tugas
yang terlalu banyak, kondisi lingkungan (Fibrianti, 2009).
D. Cara Pengukuran
Cara pengukuran tingkat prokrastinasi akademik berdasarkan alat ukur
Procrastination Assessment Scale Student (PASS) yang terlampir dalam skripsi dan
sudah diujikan oleh Prima E. Delta (2007).
5
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Permasalahan
Terdapat banyak mahasiswa Fakultas Psikologi UI S1 angkatan 2010 yang
menunda aktivitas akademis dan sebagian dari mereka menganggap penundaan tersebut
sebagai sesuatu yang bermasalah.
6
Seseorang dikatakan mempunyai tingkat prokrastinasi yang tinggi jika total nilai
aspek-aspek tersebut lebih tinggi daripada nilai penjumlahan nilai rata-rata dengan
standar deviasi, prokrastinasi tingkat rendah jika total nilai semua aspek lebih rendah
daripada pengurangan nilai rata-rata dengan standar deviasi, sedangkan prokrastinasi
tingkat sedang jika total nilai seluruh aspek berada di antara daerah nilai prokrastinasi
tingkat tinggi dan rendah (Delta, 2007.)
7
Bagian pertama PASS dengan skala Thurstone 1 hingga 6, menanyakan
penundaan dalam hal menulis makalah individual, menulis makalah kelompok, belajar
untuk menghadapi ujian, mengerjakan tugas membaca mingguan, melakukan tugas-
tugas administratif, menghadiri perkuliahan, mendapatkan tugas yang memerlukan
kehadiran, mengerjakan tugas-tugas akademis secara umum, dan melaksanakan
praktikum.
G. Prosedur Penelitian
Tim peneliti akan menyebarkan dan memberikan kuesioner ke beberapa orang
yang ditemui secara insidental. Bila orang tersebut berkenan untuk mengisi kuesioner
maka kuesioner tersebut akan diserahkan untuk dijawab sampai selesai, namun bila
tidak maka tidak diberikan.
8
Subjek berjumlah 53, yang meliputi 16 mahasiswa dan 37 mahasiswi Psikologi UI
angkatan 2010. Sebagian besar dari subjek cenderung melakukan prokrastinasi tingkat
sedang.
B. Hasil Penelitian
Berikut kami tampilkan histogram dengan kurva normal. Pembuatan kurva normal
dilakukan dengan SPSS setelah kami membuat tabel distribusi frekuensi yang terdapat
dalam lampiran.
Dapat dilihat bahwa bentuk histogram cenderung mengikuti kurva normal. Hal
tersebut menunjukkan ada banyak responden dengan nilai total yang mendekati rata-
rata. Itu berarti sebagian besar responden melakukan prokrastinasi tingkat sedang.
9
tingkat rendah mempunyai nilai kurang dari 45,578. Nilai tersebut didapatkan dari
pengurangan mean (62,15) dengan standar deviasi (16,572). Perhitungan percentile
rank dari nilai tersebut menunjukkan proporsi responden pelaku prokrastinasi tingkat
rendah sebesar 16.98%, yaitu sebanyak 9 orang. Kategori terakhir adalah prokrastinasi
tingkat sedang. Jangkauan nilai adalah 45,578- 78,722 dengan proporsi sebesar 73,59%,
sebanyak 39 orang.
BAB V
KESIMPULAN, DISKUSI, DAN SARAN
A. Kesimpulan
Kami mendapatkan gambaran umum perilaku prokrastinasi akademis pada
responden berdasarkan hasil penelitian deskriptif ini. Sebagian besar mahasiswa
Fakultas Psikologi Universitas Indonesia angkatan 2010 melakukan prokrastinasi
tingkat sedang. Intensitas prokrastinasi dan seberapa jauh mereka merasa bahwa
penundaan aktivitas akademis bermasalah, berada di tingkat sedang.
B. Diskusi
Penelitian ini bertujuan menggambarkan perilaku menunda aktivitas akademis
yang dilakukan oleh mahasiswa. Kami menggunakan Procrastination Assessment Scale
Student (PASS) sebagai alat ukur. Aspek yang diukur adalah frekuensi prokrastinasi
akademis yang dilakukan dan seberapa jauh prokrastinasi tersebut menjadi masalah bagi
10
responden dalam hal menulis makalah individual, menulis makalah kelompok, belajar
untuk menghadapi ujian, mengerjakan tugas membaca mingguan, melakukan tugas-
tugas administratif, menghadiri perkuliahan, mendapatkan tugas yang memerlukan
kehadiran, mengerjakan tugas-tugas akademis secara umum, dan melaksanakan
praktikum.
Pengukuran dilakukan dengan menjumlahkan kedua aspek tersebut pada
sembilan hal tersebut. Hasil yang didapatkan adalah sebagian besar responden
melakukan prokrastinasi akademis tingkat sedang. Hal tersebut ditunjukkan oleh
histogram yang terkonsentrasi di tengah. Meskipun terlihat merata, penelitian ini masih
mempunyai kekurangan, yaitu ketidaktelitian peneliti dalam membaca alat ukur. PASS
sebenarnya terdiri dari 2 bagian. Bagian pertama adalah frekuensi prokrastinasi
akademis dan seberapa jauh prokrastinasi yang dilakukan menjadi masalah, sedangkan
bagian kedua adalah alasan dari tingkah laku prokrastinasi akademis dalam satu kondisi
yang ditentukan. Kami hanya menggunakan bagian pertama, padahal kedua bagian
tersebut sama pentingnya untuk menggambarkan perilaku prokrastinasi.
C. Saran
Ada beberapa saran bagi kami sebagai peneliti:
1. Lebih teliti dalam membaca alat ukur.
Ketidaktelitian akan menyebabkan tidak lengkapnya aspek-aspek yang akan
diukur. Jika kami lebih teliti dalam membaca alat ukur, kami akan menggunakan
semua bagian PASS.
2. Memperluas sampel.
Sampel kami sudah representatif, yaitu sekitar 20% dari jumlah populasi
mahasiswa Fakultas Psikologi angkatan 2010. Akan lebih baik jika sampel
diperluas, hingga melibatkan angkatan-angkatan lain sebagai responden.
3. Menyediakan waktu yang lebih untuk membaca referensi dan mengambil data
penelitian.
Waktu yang lebih untuk membaca referensi diperlukan supaya peneliti lebih
teliti dalam membaca referensi dan paham dengan terori-teori yang akan
digunakan. Waktu untuk mengambil data yang lebih juga diperlukan untuk
mendapatkan sampel yang lebih luas dan lebih banyak.
11
DAFTAR PUSTAKA
Schraw, G., Olafson, L., Wadkins, T. (2007). Doing the things we do:
A grounded theory of academic procrastination. Journal of Educational Psychology,
99(1), 12-25. Diunduh pada tanggal 15 April 2011, dari
http://psycnet.apa.org/journals/edu/99/1/12.pdf.
12
Balkis, M., & Duru, E. (2009). Prevalence of academic procrastination behavior among
pre-service teachers, and its relationship with demographics and individual preference.
Journal of Theory and Practice in Education. 5(1), 18-32. Diunduh pada tanggal 23
Mei 2011, dari http://eku.comu.edu.tr/index/5/1/mbalkis_eduru.pdf
13