Anda di halaman 1dari 8

TUGAS FINAL

IRIGASI DAN BANGUNAN AIR

OLEH

AKBAR HARYADI
E1A1 16 001

JURUSAN TEKNIK SIPIL

FAKULTAS TEKKNIK

UNIVERSITA HALU OLEO

KENDARI

2018
SOAL

Diketahui :

Sistem jaringan irigasi seperti gambar berikut ini :

A = 3081

BENDUNG B = 2081

D = 1201 C = 1121

NFR Tersier A = 1,31 lt/det/ha

NFR Tersier B = 1,15 lt/det/ha

NFR Tersier C = 2,21 lt/det/ha

NFR Tersier D = 1,05 lt/det/ha

Ditanyakan :

1. Rencanakan jaringan irigasinya.


2. Hitung pemberian air secara giliran ( Q60% dan Q35% ) dan rencanakan jam
rotasinya.
PENYELESAIAN

1. Perencanaan Jaringan Irigasi

Dari data diketahui bahwa terdapat dua saluran primer serta 4 saluran tersier.

Luas Saluran primer 1 = 3081 + 2081 + 1120 + 1201

= 7843 m2

Luas Saluran primer 2 = 2081 + 1120

= 3201 m2

Luas Saluran Tersier A = 3081 ha

Luas Saluran Tersier B = 2081 ha

Luas Saluran Tersier C = 1120 ha

Luas Saluran Tersier D = 1201 ha

Analisa Debit Rencana


1. Saluran Pembawa Pengambilan Kiri
Rumus yang di gunakan yaitu :

=
Keterangan :
Q = Debit Rencana (m3/dtk)
A = Luasan yang dialiri (ha)
NFR = Kebutuhan bersih (netto) di sawah (l/dtk/ha)
c = Koefisien pengurangan karena adanya sistem golongan.
e = Efisiensi irigasi secara keseluruhan.

a. Saluran Primer
Contoh perhitungan pada SP 1
Diketahui :
A = 7483 ha
NFR = 2,21 lt/dt/ha ( diambil nilai NFR Maksimum )
c = 1 ( Digunakan pada luas pengairan < 10.000 ha )
e = 0,648 ( nilai efisiensi untuk saluran primer )
Penyelesaian :

=
1000

7483 2,21 1
=
0,648 1000

= 25,521 /

b. Saluran Tersier
Contoh perhitungan pada STA ( Saluran pembawa tersier A)
Diketahui :
A = 3081 ha
NFR = 2,21 lt/dt/ha
c = 1 (Digunakan pada luas pengairan < 10.000 ha)
e = 0,80 (nilai efisiensi untuk saluran tersier)
Penyelesaian :

=
1000

3081 2,21 1
=
0,80 1000

= 8,511 /

Untuk perhitungan selanjutnya dapat dilihat pada tabel


rekapitulasi berikut ini.
Tabel 1. Rekapitulasi Perhitungan Debit Rencana Saluran pembawa Primer
Saluran NFR Q
No A (Ha) c e
Primer (lt/det/ha) (m3/det)
1 SP 1 7483 2.21 1 0.648 25.521
2 SP 2 3201 2.21 1 0.648 10.917

Tabel 2. Rekapitulasi Perhitungan Debit Rencana Saluran pembawa Tersier


Petak Saluran NFR Q
No A (Ha) c e
Tersier Tersier (lt/det/ha) (m3/det)
1 A STA 3081 2.21 1 0.8 8.511
2 B STB 2081 2.21 1 0.8 5.749
3 C STC 1120 2.21 1 0.8 3.094
4 D STD 1201 2.21 1 0.8 3.318

Sistem jaringan irigasi seperti gambar berikut ini :

A(ha) Q (m3/det)
STA
3081 8,511
A = 3081

Q = 25,521 m3/det Q = 25,521 m3/det


SP1 A = 7483 ha SP2 A = 3201 ha A(ha) Q (m3/det)
STB
2081 5,749

A(ha) Q (m3/det)
STD
1201 3,318 A (ha) Q (m3/det)
STC
1120 3,094

2. Perhitungan Pemberian Air Secara Giliran ( Q60% Dan Q35% ) Dan


Rencankan Jam Rotasinya.

Petak tersier A Luas 3081 ha dengan NFR 1,31 lt/det/ha

Petak tersier B Luas 2081 ha dengan NFR 1,15 lt/det/ha


Petak tersier C Luas 1120 ha dengan NFR 2,21 lt/det/ha

Petak tersier D Luas 1201 ha dengan NFR 1,05 lt/det/ha

Perihtungan Debit Rencana

Pemberian air secara terus menerus dapat dilakukan selama Q > 65% Q maks.
Bila Q < 65% Qmaks, maka pemberian air dilakukans secara bergiliran.

Pemberian air bila Q = 100% Q maks

Petak A Luas 3081 ha dapat air : 3081 x 1,31 = 4036,11 m3/det

Petak B Luas 3081 ha dapat air : 2081 x 1,15 = 2393,15 m3/det

Petak C Luas 3081 ha dapat air : 1120 x 2,21 = 2475,20 m3/det

Petak D Luas 3081 ha dapat air : 1201 x 1,05 = 1261,05 m3/det

Jumlah Q maks = 10165,51 m3/det

Pemberian air bila Q =60% Q maks. Maka :

60
= 10165,51
100
= 6099,31 m3/det

Perhitungan berdasarkan pada pemberian air giliran tersier I.

Periode I = Tersier A dan D diairi.

Luas A + D = 3081 + 1201 ha

= 4282 ha

3081
= 6099,31
4282
= 4388,59 lt/det.

1201
= 6099,31
4282
= 1710,71 lt/det.

Periode II = Tersier B dan C diairi.

Luas B + C = 2081 + 1120 ha

= 3021 ha
2081
= 6099,31
3021
= 3965,22 lt/det.

1120
= 6099,31
3021
= 2134,09 lt/det.

Pemberian air bila Q = 35 % Qmaks.

35
= 10165,51
100
= 3557,93 m3/det

Air sebanyak 3557,93 m3/det tidak dapat diberikan secara proporsional dalam
waktu bersamaaan dan dipakai hanya untuk mengairi satu petak sawah tersier
secara bergiliran. Lamanya giliran berdasarkan rotasi tersier II.

Tabel 3. Rekapitulasi Hitungan Q 100%, 60 % dan 35 %

Q ( lt/det )
A
100% Q rencana
60% 35%
4036.11
3081 4388,59 4388,59
2393.15
2081 3965,22 3965,22
2475.20
1120 2134,09 3557,93 2134,09
1261.05
1201 1710,71 3557,93
10165.51
7483 6099,31

Dari tabel diatas, dapat diambil kesimpulan bahwa debit yang terbesar tidak selalu
terdapat dari Q = Qmaks. Sehingga debit rencana tidak dapat begitu saja
ditentyukan dari pembagian debit pada 100% Q maks.
Perihtungan Jam Rotasi

Rotasi I
Semua petak mendapat air secara terus menerus.

Rotasi II
Semua petak mendapat air secara terus menerus.
2 golongan dibuka

A + D = ( 3081 + 1201 ) / ( 3081 + 1201 + 35 ) x 336/2 = 167 jam = 6 hari 9 jam

B + C = ( 2081 + 1120 ) / ( 3081 + 1201 + 35 ) x 336/2 = 125 jam = 5 hari 2 jam

Pemberian air terus


Rotasi I Rotasi I
menerus
Q = 35 – 60 % Q = 35 – 60 %
Q = 60 – 100 %
Petak yang Petak yang Petak yang
Jam Jam Jam
diairi diairi dialiri
Senin 06.00 06.00
Selasa A
Rabu
Kamis A+D 09.00
Jum’at D
Sabtu
Minggu 15:00 12.00
A+B+C+D
Senin B
Selasa
Rabu B+C 20.00
Kamis C
Jum’at
Sabtu 08.00 09.00

Anda mungkin juga menyukai