Anda di halaman 1dari 9

BAB 3

PEREKAYASAAN PELAPORAN KEUANGAN

Dengan seperangkat pengetahuan akuntansi sebagai teknologi, orang akan


mampu merekayasa suatu mekanisma pelaporan keuangan untuk suatu Negara.
Salah satu tujuan yang dapat dicapai dengan perekayasaan ini adalah alokasi
sumber daya ekonomik secara efektif dan efisien. Pelaporan keuangan nasional
harus direkayasa secara seksama untuk mengendalikan alokasi tersebut secara
automatis dengan mempengaruhi perilaku pengambil keputusan ekonomik yang
dominan melalui informasi keuangan. Agar terjadi pengendalian automatis,
penyedian informasi harus dilakukan dengan cara tertentu berupa prinsip
akuntansi berterima umum.
Pelaporan Keuangan adalah struktur dan proses yang menggambarkan
bagaimana informasi keuangan disediakan dan dilaporkan untuk mencapai tujuan
pelaporan keuangan yang pada gilirannya akan membantu pencapaian tujuan
ekonomik dan social Negara. Pelaporan keuangan sebagai sistem nasional
merupakan hasil proses perekayasaan akuntansi. Perekayasaan Pelaporan
Keuangan adalah proses pemikiran logis, deduktif, dan objektif untuk memilih
dan mengaplikasi ideology, teori, konsep dasar, teknik, prosedur, dan teknologi
yang tersedia secara teoritis dan praktis untuk mencapai tujuan Negara melalui
tujuan pelaporan keuangan dengan mempertimbangkan faktor social, ekonomik,
politik, dan budaya Negara. Hasil perekayasaan dituangkan dalam suatu dokumen
resmi yang disebut rerangka konseptual yang fungsinya dapat dianalogi dengan
konstitusi.
Dari segi semantika dalam teori komunikasi, perekayasaan pelaporan
keuangan adalah proses untuk menentukan bagaimana kegiatan fisis operasi
perusahaan disimbolkan dalam bentuk elemen-elemen statemen keuangan
sehingga orang yang dituju oleh statemen keuangan dapat membayangkan operasi
perusahaan (paling tidak secara financial) tanpa harus menyaksikan secara fisis
kegiatan perusahaan. Perekayasaan dilakukan oleh pihak yang mempunyai
wewenang di tingkat nasional dan mempunyai wawasan teori akuntansi yang
kuat. Elemen-elemn atau objek-objek statemen keuangan dapat dipandang sebagai
symbol-simbol kegiatan operasi perusahaan. Sebagai dokumen, rerangka
konseptual akan berisi komponen konsep yang terdiri atas tujuan (objectives) dan
hal-hal mendasar (fundamentals) yang saling berkaitan.
Komponen konsep yang biasanya dicakupi dalam rerangka konseptual
adalah tujuan pelaporan keuangan, kriteria kualitas informasi, elemen-elemen
statemen keuangan, dan pengukuran dan pengakuan. Sebagai konstitusi, rerangka
konseptual menjelaskan, menentukan, dan mengarahkan sifat, fungsi, dan lingkup
pelaporan dan statemen keuangan dalam suatu Negara. Karena rerangka
konseptual mempertimbangkan faktor lingkungan tempat akuntansi diterapkan,
rerangka konseptual yang dihasilkan dapat berbeda satu Negara dan Negara lain.
Keunggulan rerangka konseptual FASB dan IASC adalah dalam aspek
pendidikan. FASB memuat secara komprehensif penalaran dan argument yang
melekat dalam tiap penjelasan komponen konsep.
Tiga pengertian penting yang perlu dibedakan dan saling-hubungannya
adalah:
1. Prinsip akuntansi Ialah segala ideology, gagasan, asumsi, konsep,
postulat, kaidah, prosedur, metoda, dan teknik akuntansi yang tersedia
baik secara teoritis dan praktis yang berfungsi sebagai pengetahuan.
2. Standar akuntansi Ialah konsep, prinsip, metode, teknik, dan lainnya
yang sengaja dipilih dan diberlakukan dalam suatu lingkungan/Negara
dan dituangkan dalam bentuk dokumen resmi (pernyataan) untuk
dijadikan pedoman utama praktik akuntansi
3. PABU Suatu rerangka pedoman yang terdiri atas standar akuntansi dan
sumber-sumber lain yang didukung berlakunya secara resmi, yuridis,
teoritis, dan praktis. PABU member pedoman tentang: a) Definisi b)
Pengukuran c) Penyajian d) Pengungkapan objek, elemen, atau pos
BAB 4
RERANGKA KONSEPTUAL - SUATU MODEL

RK FASB merupakan kulminasi dari upaya-upaya sebelumnya oleh berbagai


pihak badan dan komite mulai dari Komite Eksekutif AAA sampai Komite
TrueBlood. Komponen-komponen tersebut berkaitan secara logis dan koheren
serta menggambarkan tahapan proses perekayasaan pelaporan keuangan. RK
FASB memuat empat komponen konsep utama yaitu:
1. Tujuan Pelaporan Keuangan (Bisnis dan Non Bisnis) Tujuan merupakan
komponen utama RK. FASB berusaha untuk melekatkan tujuan fungsional
akuntansi dengan memfokuskan pada investor dan kreditor sebagai pihak
dominan yang dituju. Pemfokusan tersebut didasarkan atas konteks
lingkungan di Amerika. Secara implisit RK FASB disusun dalam rangka
membantu pencapaian tujuan ekonomik nasional. Keputusan investasi dan
kredit adalah keputusan yang ingin dilayani oleh penyediaan informasi
melalui pelaporan keuangan. Tujuan pelaporan keuangan bisnis terdiri
dari:
a. Pelaporan keuangan harus menyediakan informasi yang bermanfaat
bagi para investor dan kreditor dan pemakai lain, dalam membuat
keputusan-keputusan investasi dan kredit.
 Isi tujuan: sebenarnya bukan merupakan tujuan pelaporan tetapi
lebih merupakan tingkat atau syarat pengetahuan para pemakai
yang diacu. Tingkat pengetahuan ini penting untuk menentukan
seberapa luas dan rincia informasi atau penjelasan harus
disajikan.
b. Pelaporan keuangan harus menyediakan informasi untuk membantu
para investor dan kreditor dalam menilai jumlah, saat terjadi, dan
ketidakkpastian penerimaan kas mendatang.
 Isi tujuan: Merupakan pernyataan kembali tujuan dalam kalimat
pertama tetapi dari sudut pandang badan usaha. Tujuan (b)
merupakan dampak persepsi investor dan kreditor terhadap
kemampuan badan usaha untuk menciptakan kas yang cukup
untuk mendanai operasina dan membayar kewajibannya kepada
investor dan kreditor akan mempengaruhi harga pasar sekuritas
badan usaha dan pada gilirannya mempengaruhi aliran kas ke
investor dan kreditor (bila sekuritas dijual).
c. Pelaporan keuangan harus menyediakan informasi tentang sumber-
sumber daya ekonomik, klaim terhadap sumber-sumber tersebut
(kewajiban untuk mentransfer sumber daya ekonomik ke entitas lain
dan ekuitas pemilik), dan akibat-akibat perubahan-perubahannya.

Untuk organisasi nonbisnis, tujuan pelaporan adalah melayani berbagai


keputusan rasional tentang alokasi dana ke organisasi nonbisnis.

2. Karakteristik kualitatif informasi


Tujuan pelaporan menentukan karakteristik kualitatif informasi Primer
(utama) yang harus disedikan. Agar bermanfaat, informasi akuntansi harus
berpaut dengan keputusan (relevan) dan terandalkan (reliabilitas).
a. Keberpautan (Relevan) adalah kemampuan informasi untuk membantu
pemakai dalam membedakan beberapa alternative keputusan sehingga
pemakai dapat dengan mudah menentukan pilihan. Bila dihubungkan
dengan tujuan pelaporan, keberpautan adalah kemampuan informasi
untuk membantu dalam:
 Nilai Prediksi – kemampuan informasi untuk membantu pemakai
dalam meningkatkan profitabilitas bahwa harapan-harapan
pemakai akan munculan/hasil suatu kejadian masa lalu atau
datang akan terjadi.
 Nilai Balikan (Feedback Value) – kemampuan informasi untuk
membantu pemakai dalam mengkonfirmasi dan mengkoreksi
harapan-harapan pemakai di masa lalu. • Ketepatwaktuan
(Timeliness) – tersedianya informasi bagi pembuat keputusan
pada saat dibutuhkan sebelum informasi tersebut kehilangan
kekuatan untuk mempengaruhi keputusan.
b. Keterandalan (Reliabilitas) adalah kemampuan informasi untuk
member keyakinan bahwa informasi tersebut benar atau valid.
Keterandalan terbagi menjadi:
 Ketepatan Penyimbolan (Representational Faithfulness) –
kesesuaian atau kecocokan antara pengukur atau deskripsi dan
fenomena yang diukur atau dideskripsi.
 Keterujian (verifiabilitas) – kemampuan informasi untuk memberi
keyakinan bahwa informasi merepresentasi apa yang
dimaksuddkan untuk direpresentasi sesuai dengan consensus atau
bahwa cara pengukuran yang dipilih telah diaplikasi tanpa ada
kesalahan bias.
 Netral – ketidakberpihakan pada grup tertentu atau ketidakbiasan
dalam perlakukan akuntansi.
Keberpautan dan Keterandalan merupakan kualitas yang harus ada dan
melekat pada tiap informasi. Terdapat saling-korban antara kedua kualitas tersebut
tetapi penekanan pada salah satu kualitas tidak berarti meniadakan kualitas yang
lain. Karakteristik kualitatif merupakan suatu hierarki yang menjadi dasar untuk
menentukan apakah suatu informasi akan disajikan melalui statemen keuangan
atau media pelaporann lainnya. Terdapat karakteristik kualitatif informasi
sekunder yaitu:
a. Keterbandingan (Comparabilitas) – kemampuan informasi untuk
membantu para pemakai mengidentifikasi persamaan dan perbedaan antara
du perangkat fenomena ekonomik.
b. Konsistensi

3. Elemen statemen keuangan Atas dasar tujuan pelaporan dan kualitas


informasi, harus diidentifikasi fenomena atau realitas dan disimbolkannya
secara tepat melalui statemen keuangan. Elemen Statemen keuangan
adalah makna (meaning) atau konstruk yang sengaja ditentukan untuk
merepresentasi realitas kegiatan perusahaan sehingga orang dapat
membayangkan realitas tersebut tanpa harus menyaksikan sendiri secara
fisis kegiatan tersebut.
ELEMEN-ELEMEN STATEMEN KEUANGAN MEMUAT
INFORMASI SEMANTIC yang berpaut dengan keputusan investasi dan
kredit yaitu: (1) Posisi Keuangan, (2) kemampuan melaba, (3) kinerja
manajemen dan (4) pertanggungjawaban manajemen. Elemen-elemen
spesifik sebagai berikut:
a. ASET – Manfaat ekonomik masa datang yang cukup pasti (probable)
yang diperoleh atau dikuasai oleh suatu entitas sebagai hasil transaksi
atau kejadian masa lalu.
b. KEWAJIBAN – Pengorbanan manfaat ekonomik masa datang yang
cukup pasti yang timbul dari keharusan (obligations) sekarang suatu
entitas untuk mentransfer aset atau menyerahkan jasa kepada entitas
lain di masa datang sebagai akibat dari transaksi atau kejadian masa
lalu.
c. EKUITAS ATAU ASET BERSIH – Hak residual terhadap aset suatu
entitas yang masih tersisa setelah mengurangi aset dengan
kewajibannya. Dalam suatu badan usaha, ekuitas dalah hal
kepemilikan. Dalam organisasi nonbisnis, aset bersih dibagi menjadi
tiga golongan atas dasar ada tidaknya pembatasan tetapan-donor yaitu:
aset bersih terbatas permanen, terbatas sementara, dan tak terbatas.
d. INVESTASI OLEH PEMILIK – kenaikan dalam ekuitas suatu badan
usaha sebagai akibat dari transfer ke suatu badan usaha dari entitas lain
sesuatu yang bernilai untuk mendapatkan atau menaikan hak
kepemilikan (atau entitas) di dalamnya. Aset yang diterima dari
investasi oleh pemilik pada umumnya berupa aset, tetapi yang diterima
meliputi pula berupa jasa atau pelunasan atau konversi kewajiban
badan usaha bersangkutan.
e. DISTRIBUSI KE PEMILIK – penurunan dalam ekuitas suatu badan
usaha sebagai akibat pentranferan aset, penyerahan jasa, dan
penimbulann kewajiban oleh badan usaha tersebut kepada pemilik.
Distribusi ke pemilik mengurangi hak pemilikan atas ekuitas dalam
suatu badan usaha.
f. LABA KOMPREHENSIF – perubahan dalam ekuitas suatu badan
usaha selama suatu periode yang berasal dari transaksi dan kejadian
lain dan kondisi dari sumber-sumber nonpemilik. Suatu badan usaha
meliputi semua perubahan dalam ekuitas selama periode kecuali
perubahan yang diakibatkan oleh investasi oleh pemilik dan distribusi
ke pemilik.
g. PENDAPATAN – aliran masuk aset atau kenaikan aset lainnya pada
suatu entitas atau penyelesaian/pelunasan kewajiban entitas tersebut
dari penyerahan atau produksi barang, pemberian/penyerahan jasa,
atau kegiatan lain yang membentuk operasi sentral atau utama dan
berlanjut dari entitas tersebut.
h. BIAYA – aliran keluar aset atau penyerapan aset lainnya pada suatu
entitas atau penimbulan kewajiban entitas tersebut (atau kombinasi
keduanya) dari penyerahan atau produksi barang, produksi barang,
pemberian/penyerahan jasa, atau kegiatan lain yang membentuk
operasi sentral atau utama dan belanjut dari entitas tersebut.
i. UNTUNG – kenaikan dalam ekuitas (aset bersih) yang berasal dari
transaksi peripheral (ikutan) atau incidental (kala-kala) suatu entitas
dan dari semua transaksi atau kejadian atau keadaan lain yang
mempengaruhi entitas tersebut kecuali kenaikan sebagai akibat dari
pendapatan atau investasi oleh pemilik.
j. RUGI -- Penurunan dalam ekuitas (aset bersih) yang berasal dari
transaksi peripheral (ikutan) atau incidental (kala-kala) suatu entitas
dan dari semua transaksi atau kejadian atau keadaan lain yang
mempengaruhi entitas tersebut kecuali penurunan sebagai akibat dari
biaya atau distribusi oleh pemilik.
k. Aliran Kas dari Kegiatan Operasi – aliran kas bersih (masuk dan
keluar) yang berkaitan dengan kegiatan yang meliputi semua transaksi
dan kejadian yang bukan termasuk dalam kegiatan investasi dan
pendanaan.
l. Aliran Kas dari Kegiatan Investasi – aliran kas bersih (masuk dan
keluar) yang berkaitan dengan kegiatan yang meliputi pemberian dan
pelunasan pinjaman dan pemerolehan dan penjualan instrumen utang
atau ekuitas, gedung, pabrik, perlengkapan dan aset produktif lainnya
yaitu aset yang dipeliharaan atau digunakan dalam produksi barang
atau jasa oleh badan usaha.
m. Aliran Kas dan Kegiatan Pendanaan – aliran kas bersih (masuk dan
keluar) yang berkaitan dengan kegiatan yang meliputi pemerolehan
dana dari pemilik dan pemberian imbalan, kemablian investasnya.

Aset, kewajiban dan ekuitas sebagai elemen posisi keuangan dapat


berubah akbat tiga hal yaitu:
a. KEJADIAN (EVENT) – terjadinya suatu perkara atau urusan yang
mempunyai konsekuensi terhadap suatu entitas.
b. KEADAAN (CIRCUMSTANCES) – suasana atau seperangkat kondisi
yang berkembang suatu kejadian yang berkulminasi pada situasi yang
tidak terduga atau sulit diduga.
c. TRANSAKSI adalah salah satu bentuk kejadian eksternal yang
melibatkan transfer sesuatu yang bernilai (manfaat ekonomik masa
datang) antara deua entitas atau lebih.

4. Pengukuran dan Pengakuan (termasuk penggunaan nilai sekarangg


Elemen-elemen statemen keuangan harus diukur untuk membentuk
informasi semantic yaitu (1) elemen (object), (2) ukuran (size) dan (3)
hubungan (relationship). Atribut elemen harus diidentifikasi dan artibut
pengukuran yang sesuai dipilih untuk mendapatkan ketepatan
penyimbolan.
PENGUKURAN adalah penentuan besarnya unit pengukur yang akan
dilekatkan pada suatu objek yang terlibat dalam transaksi, kejadian, dan
keadaan untuk merepresentasi makna (atribut) objek tersebut sehingga dua
objek atau lebih dapat dibedakan dan diperbandingkan atas dasar makna
tersebut.
FASB mengidentifikasi atribut pengukuran yang sekarang diterapkan dan
masih dapat dilanjutkan penggunaanya yaitu:
a. Kos Historis atau Perolehan Kas Historis (Historical Cost)
b. Kos Sekarang (Current Cost)
c. NIlai Pasar Sekarang (Current market value)
d. Nilai terealisasi/penulasan neto (net realizable/settlement value)
e. Nilai sekarang atau diskon aliran kas masa datang (present or
discounted value of future cash flows) .
Setelah elemen diukur, apakah elemen harus disajikan melalui statemen
keuangan atau media pelaporan yang lain. Oleh karena itu diperlukan pengakuan
atas elemen yang dipilih, pengukuran yang tepat, karakteristik kualitatif. Empat
criteria pengakuan utama (fundamental) adalah (1) Definisi, (2) Keterukuran, (3)
Keberpautan dan (4) Keterandalan dalam lingkup kualitas informasi batas atas
(benefit > kos) dan batas bawah (materialitas).
Karena investor dan kreditor dianggap berkepentingan dengan aliran kas
masa datang, nilai sekarang dapat digunakan dalam pengukuran akuntansi untuk
menangkap perbedaan ekonomik antara sehimpunan aliran kas masa datang.
Tujuan nilai sekarang dalam pengukuran akuntansi adalah untuk mengestimasi
nilai wajar apabila jumlah nilai rupiah bentukan pasar tidak teramati (kalau pasar
nyata ada) atau apabila memang tidak ada pasar nyata untuk suatu barang. Jadi
bila terdapat harga pasar, nilai sekarang dapat digunakan untuk menentukan nilai
wajar. Bila nilai sekarang harus digunakan, prinsip-prinsip umum harus dipenuhi
untuk menghasilkan nilai wajar yang valid.

Anda mungkin juga menyukai