Anda di halaman 1dari 2

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pada diri manusia terdapat tiga komponen besar sehingga disebut sebagai
manusia yang utuh, yang berbeda dengan makhluk lainnya. Tiga komponen
besar tersebut meliputi : raga, nyawa, dan jiwa yang merupakan sub-bagian yang
tidak bisa dipisahkan satu dengan yang lainnya. Jika salah satunya terpisah,
maka tidak bisa lagi dikatakan manusia. Oleh karena itu, mari kita renungkan
bersama pertanyaan berikut ini.

1. Manusia itu masih memiliki raga dan jiwa, tetapi tidak ada nyawa, apakah
bisa disebut manusia?
2. Manusia itu masih memiliki nyawa dan jiwa, tetapi tidak ada raga, apakah
bisa disebut manusia?
3. Manusia itu masih memiliki raga dan nyawa, tetapi tidak ada jiwa, apakah
bisa disebut manusia?

Pertanyaan yang pertama dan kedua sudah bisa kita jawab, bahwa manusia
tersebut sudah mati. Namun, pada pertanyaan ketiga masih perlu kita diskusikan
kembali, sebab masih perlu jawaban yang mendalam. Dikatakan telah mati
nyatanya dia masih bisa berjalan, bicara, raganya masih terlihat, dan dia juga
masih bisa bernafas. Akan tetapi, dikatakan hidup dirinya berjalan tanpa
sentuhan hati, tidak punya perasaan, motivasi, keinginan, daya tilik diri, emosi,
juga persepsi sehingga orang tersebut berjalan tanpa arah dan tujuan yang jelas.
Dengan demikian, bila kita membicarakan tentang jiwa manusia, maka yang kita
bicarakan adalah selain raga dan nyawa, yang meliputi;perilaku, perasaan,
motivasi, kemauan, keinginan, daya tilik diri, emosi, persepsi, dan sebagainya.
Oleh karena bidang garap keperawatan jiwa meliputi selain raga dan nyawa,
maka pendekatan yang dilakukan dalam memberikan pelayanan keperawatan
jiwa yaitu menerapkan teori perilaku dengan penggunaan diri secara total dalam
membantu proses penyembuhan.
Fokus perhatian dalam memberikan pelayanan keperawatan jiwa adalah
bagaimana seorang perawat mampu meningkatkan motivasi seorang yang
menderita gangguan jiwa dengan memompa semangat dalam rangka
meningkatkan dan mempertahankan perilaku yang konstruktif sehingga klien
dapat berfungsi sebagai manusia yang utuh melalui serangkaian kegiatan agar
mau berubah dari perilaku yang maladatif menjadi perilaku yang adatif sesuai
dengan standar dirinya, dari tingkat kemandirian yang minimal sampai dengan
klien mandiri total. Dalam arti, klien mampu memenuhi kebutuhan sendiri tanpa
menggantungkannya pada orang lain (dependen), dengan menggunakan batang
tubuh ilmu pengetahuan keperawatan jiwa sehingga menjadi landasan teoretik
praktik keperawatan dalam memberikan pelayanan keperawatan jiwa yang
meliputi ilmu psikososial, biofisik, teori kepribadian, dan ilmu perilaku.

B. Tujuan
1. Tujuan Umum :
Untuk menambah pengetahuan bagi mahasiswa mengenai konsep dasar
keperawatan kesehatan jiwa dan proses terjadinya gangguan jiwa
2. Tujuan Khusus :
- Menjelaskan tentang konsep dasar keperawtan kesehatan jiwa
- Menjelaskan mengenai proses terjadinya gangguan jiwa
-

C. Manfaat

Anda mungkin juga menyukai