Anda di halaman 1dari 5

Cara Pencegahan dan Penanggulangan Gangguan Kesehatan Akibat Kerja

Untuk mengurangi bahaya potensial yang mungkin timbul akibat kegiatan berbagai jenis perajin
yang meliputi perajin penyamakan kulit, meubel kayu, Peleburan aki bekas, tahu dantempe serta
batik, dan lain-lain, maka beberapa cara pencegahandan penanggulangan yang dapat dilakukan
adalah didasarkan pada proses kegiatan yang ada serta bahaya potensial yang dapat ditimbulkan
pada setiap tahap kegiatan tersebut. Berbagai cara pencegahan dan penanggulangan dari bahaya-
bahaya potensial yang mungkin timbul dapat dilihat pada uraian berikut ini.

A. PANAS

a. Memperbaiki sistim penghawaan, dengan sistim ventilasi silang atas ventilasi mekanis.
b. Meletakkan tungku tepat dibawah cerobong asap
c. Jarak antara pekerja dengan sumber panas tidak terlalu dekat.
d. Posisi pekerja menghadap searah dengan arah angin
e. Menggunakan pakaian dan alat pelindungan pada waktu kerja (sarung tangan, kaca mata dan
lain lain).
f. Pengatur waktu kerja, agar pekerja tidak terlalu lama terpapar dengan panas.
g. Pekerja harus cukup minum minum selama bekerja dilingkungan panas
h. Pemindahan pekerja dari lingkungan yang panas ke tempat yang sejuk secara berkala.
i. Bila timbul gejala-gejala gangguan kesehatan akibat panas, misalnya kelelahan kejang otot
atau gangguan kesadaran, segera rujuk kesarana kesehatan terdekat.

B. KEBISINGAN

1. Mengurangi kebisingan pada sumbernya


a. Memberi sekat (dari bahan kain, gabus atau karet pada landasan mesin, penempaan atau
lainnya)
b. Penanaman pohon disekitar tempat kerja.
c. Penempaan dilakukan pada ruangan tersendiri atau ruang kedap suara.

2. Mengatur lama waktu kerja agar tidak melebihi dari ambang batas kebisingan yang
diperkenankan, misalnya:
- 85 db ( A) untuk 8 Jam pemajanan
- 90 db ( A) untuk 4 jam pemajanan
- 95 db ( A ) untuk 2 Jam pemajanan, dan seterusnya.

c. Menggunakan sumbat telinga (ear plugs) atau tutup telinga (ear muffs) pada waktu
bekerja ditempat bising, karena alat tersebut mampu mengurangi intensitas bising sampai
sekitar 25 – 40 db (A).

C. SIKAP KERJA YANG TIDAK BENAR (TIDAK ERGONOMIS)

1. Menyesuaikan alat kerja dengan postur tubuh pekerja sesuai dengan jenis dan sifat
pekerjaan masing-masing, sehingga pekerjaan dapat dilakukan dengan posisi duduk atau
berdiri, misalnya:
a. Duduk dikursi dan menggunakan meja yang sesuai: tingginya untuk tempat peralatan kerja
b. Berdiri tegak, dengan peralatan kerja diatas meja yang sesuai fungsinya.
c. Pekerja tidak membungkuk, jongkok atau duduk di lantai dan memaksakan posisi tubuh pada
keadaan alami
d. Usahakan istirahat atau mengganti posisi kerja secara berkala.

2. Melakukan latihan pada otot yang mengalami gangguan

3. Rujuk ke Puskesmas atau sarana kesehatan terdekat.

Uap Logam atau Zat-zat kimia


a. Posisi kerja menghadap searah dengan arah angin
b. Menggunakan masker penutup mulut dan hidung.
c. Tidak merokok sewaktu kerja.
d. Penghawaan yang baik ditempat kerja dan menggunakan cerobong asap diatas tungku
e. Pengaturan waktu kerja agar pekerja tidak terlalu terpapar oleh uap logam atau zat-zat kimia.
f. Bila timbul gejala gangguan saluran pernafasan segera ke sarana kesehatan.

D. LARUTAN KIMIA (Asam Sulfat, Kalium bikhromat, Natrium Sulfat dan lain-lain)

a. Menggunakan sarung tangan


b. Tidak makan dan tidak merokok waktu bekerja
c. Segera cuci tangan atau mandi setelah selesai bekerja.
d. Bila timbul gangguan pada kulit, segera berobat kesarana kesehatan.

E. GANGGUAN PENGLIHATAN

a. Penerangan yang cukup dan tidak silau


b. Menggunakan pelindung mata pada saat mengerjakan pengelasan atau pekerjaan-pekerjaan
lain yang membahayakan mata.
c. Bila terdapat gangguan penglihatan , segera berobat kesarana kesehatan.

F. KECELAKAAN

a. Melakukan pekerjaan sesuai dengan prosedur kerja


b. Pencahayaan yang cukup sesuai dengan sifat dan jenis pekerjaan.
c. Penempatan alat-alat kerja pada tempat yang sama.
d. Pemberian label yang jelas pada wadah bahan kimia yang digunakan .
e. Menggunakan alat pelindung perorangan yang sesuai dengan sifat dan jenis pekerjaan.

G. PENCAHAYAAN

1. Pengaturan pencahayaan ditempat kerja yang memenuhi persyaratan sesuai dengan jenis dan
sifat pekerjaannya.
2. Hindari kesilauan yang berlebihan dengan menggunakan kaca mata penahan sinar.
H. CARA KERJA YANG KURANG HATI-HATI

a. Memeriksa alat yang akan sebelum bekerja.


b. Menggunakan ruangan yang cukup leluasa untuk melakukan pekerjaan.
c. Bekerja secara ergonomis
d. Kondisi badan dalam keadaan layak kerja.
e. Melakukan pertolongan pertama pada luka ringan, bila tidak berhasil dirujuk kesarana
kesehatan.
DAFTAR PENYAKIT AKIBAT KERJA

Penyakit akibat kerja adalah penyakit yang timbul akibat dari pekerjaan yang kita lakukan bukan
dari penyakit yang dibawah dari rumah atau dari tempat selain pekerjaan.
Berikut ini adalah daftar penyakit akibat kerja yang dapat menjadi referensi Anda:
1. Pnemokoniosis yang disebabkan debu mineral pembentuk jaringan parut (silicosis,
antrakosilikosis, asbestosis) dan silikotuberkolosis yang silikosisnya merupakan faktor utama
penyebab cacat atau kematian.
2. Penyakit paru dan saluran pernapasan (bronkhopulmoner) yang disebabkan oleh debu
logam keras.
3. Penyakit paru dan saluran pernapasan (bronkhopulmoner) yang disebabkan oleh debu kapas,
vlas, henep dan sisal (bissinosis).
4. Asma akibat kerja yang disebabkan oleh penyebab sensitisasi dan zat perangsang yang
dikenal yang berada dalam proses pekerjaan.
5. Alveolitis allergika yang disebabkan oleh faktor dari luar sebagai akibat penghirupan debu
organik.
6. Penyakit yang disebabkan oleh berilium atau persenyawaannya yang beracun.
7. Penyakit yang disebabkan oleh kadmium atau persenyawaannya yang beracun.
8. Penyakit yang disebabkan fosfor atau persenyawaannya yang beracun.
9. Penyakit yang disebabkan oleh krom atau persenyawaannya yang beracun.
10. Penyakit yang disebabkan oleh mangan atau persenyawaan-nya yang beracun.
11. Penyakit yang disebabkan oleh arsen atau persenyawaan-nya yang beracun.
12. Penyakit yang disebabkan oleh raksa atau persenyawaan-nya yang beracun.
13. Penyakit yang disebabkan oleh timbal atau persenyawaan-nya yang beracun.
14. Penyakit yang disebabkan oleh fluor atau persenyawaan-nya yang beracun.
15. Penyakit yang disebabkan oleh karbon disulfida. beracun.
16. Penyakit yang disebabkan oleh derivat halogen dari persenyawaan hidrokarbon alifatik atau
aromatik yang beracun.
17. Penyakit yang disebabkan oleh benzena atau homolognya yang beracun.
18. Penyakit yang disebabkan oleh derivat nitro dan amina dari benzena atau homolognya yang
beracun.
19. Penyakit yang disebabkan oleh nitrogliserin atau ester asam nitrat lainnya.
20. Penyakit yang disebabkan oleh alkohol, glikol atau keton.
21. Penyakit yang disebabkan oleh gas atau uap penyebab asfiksia atau keracunan seperti karbon
monoksida, hidrogensianida, hidrogen sulfida, atau derivatnya yang beracun, amoniak seng,
braso dan nikel.
22. Kelainan pendengaran yang disebabkan oleh kebisingan.
23. Penyakit yang disebabkan oleh getaran mekanik (kelainan-kelainan otot, urat, tulang
persendian, pembuluh darah tepi atau syaraf tepi.
24. Penyakit yang disebabkan oleh pekerjaan dalam udara yang berkenaan lebih.
25. Penyakit yang disebabkan oleh radiasi elektro magnetik dan radiasi yang mengion.
26. Penyakit kulit (dermatosis) yang disebabkan oleh penyebab fisik, kimiawi atau biologik.
27. Kanker kulit epitelioma primer yang disebabkan oleh ter, pic, bitumen, minyak mineral,
antrasena atau persenyawaan, produk atau residu dari zat tersebut.
28. Kanker paru atau mesotelioma yang disebabkan oleh asbes.
29. Penyakit infeksi yang disebabkan oleh virus, bakteri atau parasit yang didapat dalam suatu
pekerjaan yang memiliki risiko kontaminasi khusus.
30. Penyakit yang disebabkan oleh suhu tinggi atau rendah atau radiasi atau kelembaban udara
tinggi.
31. Penyakit yang disebabkan bahan kimia lainnya termasuk bahan obat.

Dengan mengetahui peyakit akibat kerja di atas maka kita harusnya sadar akan kesehatan kita
dan pentingnya kita harus dapat mencegahnya. Bukankah mencegah lebih baik dari mengobati?

Bagaimana cara menghindari penyakit akibat kerja:


1. Selalu menggunakan Alat Pelindung Diri sewaktu bekerja
2. Hindari kontaminasi langsung dengan bahan berbahaya
3. Selalu menjaga kebersihan area kerja bebas dari debu dan bahan berbahaya.
4. Sebelum makan, cucilah tangan anda sebersih mungkin.
5. Makan dan minum dengan yang sudah dimasak sebelumnya.
6. Cucilah pakaian kerja yang kotor karena mungkin sudah banyak terkontaminasi bahan
berbahaya.
7. Jangan lupa mandi setelah pulang kerja.

http://belajark3.com/penyakit-akibat-kerja/

Anda mungkin juga menyukai