id/2013/06/makalah-beyi-
prematur.html
http://rona.metrotvnews.com/kesehatan/eN4xXp5N-3-penyebab-bayi-lahir-
prematur-saat-kehamilan
http://rona.metrotvnews.com/kesehatan/8koRm13b-8-risiko-mengintai-
bayi-yang-lahir-prematur
http://trinatadinarsih.blogspot.co.id/2014/01/askeb-bayi-prematur.html
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Bayi Prematur adalah bayi yang lahir kurang dari usia kehamilan yang normal (37
minggu) dan juga dimana bayi mengalami kelainan penampilan fisik.
Prematuritas dan berat lahir rendah biasanya terjadi secara bersamaan, terutama
diantara bayi dengan badan 1500 gr atau kurang saat lahir, sehingga keduanya berkaitan
dengan terjadinya peningkatan mordibitas dan mortalitas neonatus dan sering di anggap
sebagai periode kehamilan pendek (Nelson 1988 dan Sacharin 1996)
Masalah Kesehatan pada bayi prematur, membutuhkan asuhan keperawatan, dimana
pada bayi prematur sebaiknya dirawat di rumah sakit karena masih membutuhkan cairan-
cairan dan pengobatan /serta pemeriksaan Laboratorium yang bertujuan untuk meningkatkan
derajat kesehatan terapi pada bayi dan anak yang meliputi peran perawat sebagai advokad,
fasilitator, pelaksanaan dan pemberi asuhan keperawatan kepada klien.
Tujuan pemberian pelayanan kesehatan pada bayi prematur dengan asuhan
keperawatan secara komprehensif adalah untuk menyelesaikan masalah keperawatan.
B. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
Untuk mendapatkan gambaran secara nyata dalam melaksanakan asuhan keperawatan pada
bayi dengan prematur.
2. Tujuan Khsusus
Agar memperoleh gambaran nyata mengenai :
a. Pengkajian keperawatan pada bayi prematur
b. Diagnosa keperawatan yang mungkin timbul pada bayi prematur.
c. Perencanaan Keperawatan yang akan dilaksanakan pada bayi prematur
d. Pelaksanaan tindakan keperawatan pada bayi prematur
e. Evaluasi keperawatan pada bayi prematur
f. Faktor-faktor penunjang dan penghambat dalam melaksanakan asuhan keperawatan pada bayi
prematur.
g. Penyelesaian masalah terhadap hambatan yang ditemukan pada asuhan keperawatan bayi
prematur.
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. KONSEP DASAR BAYI PREMATUR
1. Pengertian
Bayi prematur adalah bayi yang lahir pada usia kehamilan kurang atau sama dengan 37
minggu, tanpa memperhatikan berat badan lahir. (Donna L Wong 2004)
Bayi premature adalah bayi yang lahir sebelu minggu ke 37, dihitung dari mulai hari
pertama menstruasi terakhir, dianggap sebagai periode kehamilan memendek. (Nelson. 1998
dan Sacharin, 1996)
Prematoritas dan berat lahir rendah biasanya terjadi secara bersamaan, terutama diantara
bayi dengan berat 1500 gr atau kurang saat lahir. Keduanya berkaitan dengan terjadinya
peningkatan morbilitas dan mortalitas neonatus.
2. Etiologi
a. Faktor Maternal
Toksenia, hipertensi, malnutrisi / penyakit kronik, misalnya diabetes mellitus kelahiran
premature ini berkaitan dengan adanya kondisi dimana uterus tidak mampu untuk menahan
fetus, misalnya pada pemisahan premature, pelepasan plasenta dan infark dari plasenta
b. Faktor Fetal
Kelainan Kromosomal (misalnya trisomi antosomal), fetus multi ganda, cidera radiasi
(Sacharin. 1996)
Faktor yang berhubungan dengan kelahiran premature :
a. Kehamilan
- Malformasi Uterus
- Kehamilan ganda
- TI. Servik Inkompeten
- KPD
- Pre eklamsia
- Riwayat kelahiran premature
- Kelainan Rh
b. Penyakit
- Diabetes Maternal
- Hipertensi Kronik
- UTI
- Penyakit akut lain
c. Sosial Ekonomi
- Tidak melakukan perawatan prenatal
- Status sosial ekonomi rendah
- Mal nutrisi
- Kehamilan remaja
Faktor Resiko Persalinan Prematur :
a. Resiko Demografik
- Ras
- Usia (<> 40 tahun)
- Status sosio ekonomi rendah
- Belum menikah
- Tingkat pendidikan rendah
b. Resiko Medis
- Persalinan dan kelahiran premature sebelumnya
- Abortus trimester kedua (lebih dari 2x abortus spontan atau elektif)
- Anomali uterus
- Penyakit-penyakit medis (diabetes, hipertensi)
- Resiko kehamilan saat ini :
Kehamilan multi janin, Hidramnion, kenaikan BB kecil, masalah-masalah plasenta (misal :
plasenta previa, solusio plasenta), pembedahan abdomen, infeksi (misal : pielonefritis, UTI),
inkompetensia serviks, KPD, anomaly janin
c. Resiko Perilaku dan Lingkungan
- Nutrisi buruk
- Merokok (lebih dari 10 rokok sehari)
- Penyalahgunaan alkohol dan zat lainnya (mis. kokain)
- Jarang / tidak mendapat perawatan prenatal
d. Faktor Resiko Potensial
- Stres
- Iritabilitas uterus
- Perestiwa yang mencetuskan kontraksi uterus
- Perubahan serviks sebelum awitan persalinan
- Ekspansi volume plasma yang tidak adekuat
- Defisiensi progesteron
- Infeksi
(Bobak, Ed 4. 2005)
3. Patofisiologi
Persalinan preterm dapat diperkirakan dengan mencari faktor resiko mayor atau
minor. Faktor resiko minor ialah penyakit yang disertai demam, perdarahan pervaginam pada
kehamilan lebih dari 12 minggu, riwayat pielonefritis, merokok lebih dari 10 batang perhari,
riwayat abortus pada trimester II, riwayat abortus pada trimester I lebih dari 2 kali
Faktor resiko mayor adalah kehamilan multiple, hidramnion, anomali uterus, serviks
terbuka lebih dari 1 cm pada kehamilan 32 minggu, serviks mendatar atau memendek kurang
dari 1 cm pada kehamilan 32 minggu, riwayat abortus pada trimester II lebih dari 1 kali,
riwayat persalinan preterm sebelumnya, operasi abdominal pada kehamilan preterm, riwayat
operasi konisasi, dan iritabilitas uterus.
Pasien tergolong resiko tinggi bila dijumpai 1 atau lebih faktor resiko mayor atau bila
ada 2 atau lebioh resiko minor atau bila ditemukan keduanya. (Kapita selekta, 2000 : 274)
twitter
facebook
google+
(Foto: Creepercrawlers.com)
Metrotvnews,.com, Jakarta: Bayi disebut lahir normal jika ibu melahirkan pada usia 39
minggu-40 minggu. Jika kurang dari itu, maka bayi disebut lahir dengan kondisi prematur.
Berbeda dengan bayi yang lahir normal, bayi yang lahir prematur harus mendapat perhatian
intensif. Sebab, ada kemungkinan perkembangan fisik dan mentalnya tidak terbentuk secara
sempurna.
Baca juga
Dilansir Boldsky, sedikitnya ada delapan risiko kesehatan yang mengintai bayi yang lahir
prematur.
1. Kesulitan bernapas
Banyak kasus bayi prematur yang mengalami kesulitan bernapas lantaran sistem pernapasan
mereka belum berkembang secara sempurna saat lahir. Kondisi tersebut harus terus dipantau
orang tua guna menghindari masalah kesehatan yang lebih serius.
Pembuluh darah yang tidak cukup kuat untuk menopang aliran darah normal dapat memberi
dampak pada berbagai masalah jantung, mengakibatkan tekanan darah rendah.
3. Gangguan darah
Berbagai kondisi seperti anemia, penyakit kuning umum diderita bayi prematur. Sebab, saat
lahir, sel darah merah umumnya belum berkembang secara sempurna.
4. Metabolisme abnormal
Sistem metabolisme bayi prematur umumnya lambat. Alhasil, produksi hormon juga menjadi
tak wajar.
5. Cerebral Palsy
Cerebral palsy adalah penyakit neuro-psikologis serius, yang memengaruhi pergerakan otot.
Bayi prematur cenderung terkena penyakit ini karena memiliki aliran darah tak normal dan
sistem syaraf yang masih dibawah perkembangan.
Karena berlum berkembang sepenuhnya, bayi prematur umumnya memiliki sistem imun
yang lemah sehingga rentan terkena penyakit.
Karena kedua bagian ini belum berkembang secara sempurna, orangtua harus rutin
memeriksakan organ ini dan terus memantau perkembangannya.
8. Gangguan perilaku
Beberapa gangguan perilaku seperti attention deficit hyperactivity disorder (ADHD), dan
kurangnya keterampilan kognitif rentan terjadi pada anak prematur karena sistem saraf yang
berlum berkembang seutuhnya.