Anda di halaman 1dari 16

JURNAL

ANALISIS PENGARUH JUMLAH WISATAWAN, PENGUNJUNG

HOTEL DAN PDRB TERHADAP PENDAPATAN ASLI DAERAH NTB

TAHUN 2012-2016

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh jumlah wisatawan,

jumlah hotel, jumlah wisatawan dan produk domestic bruto terhadap

pendapatan asli daerah melalui sektor pariwisata di Provinsi Nusa Tenggara

Barat. Penelitian ini menggunakan data sekunder yang didapat melalui

Kantor Badan Pusat Statistik Provinsi Nusa Tenggara Barat. Metode analisis

yang digunakan dalam penelitian ini adalah model regresi berganda. Hasil

penelitian ini menunjukan bahwa dari tahun 2012-2016, jumlah wisatawan dan

produk domestik regional bruto berpengaruh positif dan signifikan terhadap

pendapatan asli daerah. sedangkan jumlah hotel berpengaruh positif tetapi tidak

signifikan terdapat pendapatan asli daerah.

Kata Kunci : Pendapatan Asli Daerah, Jumlah Hotel, Jumlah Wisatawan,


Panjang Jalan, Dan Produk Domestik Regional Bruto.

A. Latar Belakang

Sebagai negara kepulauan, Indonesia memiliki potesnsi besar untuk

mengembangkan industri pariwisata. Perkembangan pariwisata secara global

serta peningkatan arus kunjungan wisatawan mancanegara, secara tidak langsung

telah memberikan dampak kepada tuntutan penyediaan komponen industri


pariwisata. Keberhasilan pengembangan sektor kepariwisataan, akan

meningkatkan penerimaan daerah. Melalui faktor seperti: jumlah wisatawan

yang berkunjung baik domestik maupun mancanegara, jumlah hotel, infrastruktur

dan produk domestic bruto.

Menurut Salah Wahab yang di kutip oleh Nasrul (2010) dalam

bukunya Tourism Management” pariwisata adalah salah satu jenis industri

baru yang mampu menghasilkan pertumbuhan ekonomi yang cepat dalam

penyediaan lapangan kerja, standar hidup serta menstimulasi sektor-sektor

lainnya.

Salah satu provinsi di Indonesia yang memiliki potensi sektor

pariwisata terbaik adalah Nusa Tenggara Barat. Pada tahun 2015, Provinsi NTB

mendapat penghargai tingkat dunia yaitu World’s Best Halal Tourism Destination

dan World’s Best Halal Honeymoon. Sedangkan ditahun 2016 menjadi juara

umum untuk ajang World’s Halal Tourism Award 2016 di Abu Dhabi, Uni Emirat

Arab (UEA) (Setyanti, 2015).

Dengan letak yang strategis di jalur pelayaran Internasional Provinsi

NTB memiliki potensi yang sangat baik dibidang pariwisata dan perdagangan

internasional. Terdapat peningkatan wisatawan yang berkunjung ke Provinsi NTB

secara fluktuatif. Menurut data Kemenpar 2017 jumlah kunjungan wisatawan

ndomestik maupun mancanegara ke NTB semakin meningkat, tahun 2012

jumlanya mencapai 2,25 juta, kemudian tahun 2013 meningkat menjadi 2,49 juta,

pada tahun 2014 jumlah kunjungan ke NTB kembali meningkat menjadi 2,51 juta,
sementara untuk tahun 2015 menjadi 3,01 juta . Dimana hal ini tentu

menggambarkan situasi perekonomian yang bagus dimana setiap perjalanan

ke obyek pariwisata tentu akan menguntukan bagi sisi perekonomian dari suatu

daerah yang di kunjungi. Dari hal ini di katakan bahwa kondisi

perekonomian di Provinsi Nusa Tenggara Barat cukup baik dan berimbas ke

Produk Domestik Regional Bruto yang tentunya juga akan meningkat.

Kenaikan jumlah wisatawan di Provinsi NTB yang signifikan harus di

imbangi dengan fasilitas yang baik.Karena fasilitas yang terdapat pada Daerah

Wisata merupakan faktor yang mempengaruhi kenaikan jumlah wisatawan

yang berkunjung kesuatu daerah. Dengan bertambahnya fasilitas yang ada

pada Daerah Wisata maka akan membuat wisatawan tertarik untuk berkunjung,

karena wisatawan merasa tenang saat berwisata. Fasilitas yang tersedia di Daerah

Wisata bisa berupa jumlah kamar hotel yang tersedia di sekitar lokasi wisata

yang akan mereka kunjungi. Tidak hanya fasilitas, infrastruktur jalan juga

sangat mempengaruhi kenaikan jumlah wisatawan yang akan meningkatkan

Pendapatan Asli Daerah. Dengan infrastruktur yang baik maka wisatawan

akan merasa nyaman saat melakukan perjalanan wisata.

Berdasarkan uraian latar belakang diatas, mendorong penulis untuk

melakukan penelitian yang berjudul “Analisis Pengaruh Jumlah Wisatawan,

Pengunjung Hotel Dan PDRB Terhadap Pendapatan Asli Daerah NTB Tahun

2012-2016”.

B. Metode Penelitian
Penelitian di lakuakan di Provinsi NTB dengan menggunakan metode

penelitian deskriptif kuantitatif dan jenis data yang digunakan adalah data

skunder yaitu jumlah wisatawan, jumlah hotel dan pendapatan domestk regioanal

bruto (PDRB). Data di dapatkan dari data Kantor Perwakilan Bank Indonesia

Provinsi Nusa Tenggara Barat, BPS, OPD Provinsi NTB. Hasil data tersebut akan

diproses menggunakan SPSS 16.

C. Hasil dan Pembahasan

Statistik deskriptif menjelaskan nilai minimum, maksimum, mean,

dan deviasi standar dari variable- variabel yang digunakan dalam penelitian

ini. Dalam penelitian ini analisis statistik deskriptif digunakan untuk

mengetahui gambaran mengenai Jumlah Hotel. Jumlah Wisatawan dan PDRB

terhadap Pendapatan Asli Daerah berdasarkan data di Badan Pusat Statistik

(BPS).

1. Hasil Penelitian

a. Analisis Deskriptif Statistik

Periode pengamatan penelitian yang digunakan adalah dari

tahun 2010 sampai dengan 2016 atau selama 5 (Lima) tahun sehingga

jumlah data yang digunakan adalah sebanyak 50.

Tabel 1 Hasil Uji Deskripsi Statistiks

Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

PAD 50 .39 1.12 2.591 .393511

Jumlah Hotel 50 .5 .94 .846 .130430

Jumlah Wisatawan 50 .3 .66 .280 .198509

PDRB 50 .43 2.10 4.719 .56469

Valid N (listwise) 50
Sumber: Output SPSS 16 (2018)

Berdasarkan pada tabel 1. diatas menunjukkan bahwa jumlah sample atau

N data valid yang akan diteliti adalah 50 sample. Dari data variabel PAD yang

merupakan model dari variabel dependen diperoleh rata-rata sebesar 2.591

dengan nilai terendah sebesar 0,39 dan nilai tertinggi sebesar 1.12 Semakin

kecil nilai akrual suatu variabel menunjukkan bahwa tingkat PAD tersebut

semakin tinggi.

Variabel Jumlah Hotel Independen mempunyai nilai minimum 0.50

dan nilai maxsimum sebesar 0.94 dengan standar deviasi sebesar 0,130430.

Nilai rata-rata proporsi sebesar 0.846 hasil yang signifikan menunjukkan

pengaruh positif terhadap PAD dapat dijelaskan semakin banyak jumlah

Hotel, maka semakin besar pengaruhnya dalam peningkatan pendapatan daerah.

Variabel Jumlah Wisatawan Independen mempunyai nilai minimum

0.30 dan nilai maxsimum sebesar 0.66 dengan standar deviasi sebesar

0.198509. Nilai rata-rata proporsi sebesar 0.280 independen yang signifikan

menunjukkan pengaruh positif terhadap PAD dapat dijelaskan semakin


banyak jumlah wisatawan, maka semakin besar pengaruhnya dalam

peningkatan pendapatan daerah.

Variabel Jumlah PDRB Independen mempunyai nilai minimum 0.43

dan nilai maxsimum sebesar 2.10 dengan standar deviasi sebesar 0.56469. Nilai

rata-rata proporsi sebesar 4.719 menunjukkan hasil yang signifikan sehingga

berpengaruh positif terhadap PAD dapat dijelaskan semakin tinggi PDRB,

maka semakin besar pengaruhnya dalam peningkatan pendapatan daerah.

b. Uji Analisis Linear Berganda

Analisis regresi digunakan untuk menganalisa apakah ada pengaruh dari

jumlah hotel, jumlah wisatawan dan PDRB yang mempengaruhi peningkatan

pendapat asli daerah NTB. Berdasarkan dari analisis regresi antara variabel

dependen (PAD) dengan variabel independen (jumlah hotel, jumlah wisatawan

dan PDRB dengan program SPSS 16.0 yang telah dilakukan terlihat pada tabel 2:

Tabel 2 Hasil Uji Analisis Linear Berganda

Coefficientsa

Standardized
Unstandardized Coefficients Coefficients

Model B Std. Error Beta t Sig.

1 (Constant) 4.2059 9.0728 4.636 .000

PDRB .009 .002 .654 5.261 .000


Jumlah Hotel -9.3496 7.5736 -.216 -1.235 .223

Jumlah Wisatawan .016 .006 .723 6.254 .002

a. Dependent Variable: PAD


Sumber: Output SPSS 16 (2018)

Dari tabel 2 di atas diperoleh suatu persamaan regresi sebagai berikut: Y =

4.2059+ 0.009 (X1) - 9.3496 (X2) - 6.3446 (X3)

Nilai signifikansi PDRB adalah 0.000 lebih kecil dari 0,05 (5%).

Artinya,PDRB berpengaruh positif terhadap peningkatan PAD. Nilai signifikan

Jumlah Hotel 0,223 lebih besar dari 0,05 (5%). Artinya, Jumlah Hotel tidak

berpengaruh positif terhadap peningkatan PAD. Nilai signifikansi Jumalah

Wisatawan adalah 0.002 lebih kecil dari 0,05 (5%). Artinya ini menunjukkan

bahwa Jumlah Wisatawan berpengaruh positif terhadap peningkatan PAD.

c. Uji Asumsi Klasik

Uji asumsi klasik digunakan untuk menguji, apakah model regresi

yang digunakan dalam penelitian ini layak diuji atau tidak. Uji asumsi klasik

digunakan untuk memastikan bahwa normalitas, autokolerasi,

heteroskedastisitas dan multikolinearitas tidak terdapat dalam model yang

digunakan dan data yang dihasilkan terdistribusi normal. Jika keseluruhan

syarat tersebut terpenuhi, berarti bahwa model analis telah layak digunakan

( Gujarati dalam Ardianti, 2012). Uji asumsi klasik, dapat dijabarkan sebagai
berikut :

1) Uji Normalitas

Bertujuan untuk mengetahui apakah dalam model regresi,variabel

independen dan variabel dependen mempunyai distribusi normal. Dalam

penelitian ini, untuk menguji normalitas penulis menggunkan analisis

Kolmogorov-Simirnow Z (K-S). Dengan pengambilan keputusan, Jika sig >0,5

maka data berdistribusi normal, Sebaliknya jika <0,5 maka tidak bertrisbusi

normal. Hasil pengujian normalitas dapat dilihat dalam gambar 3 berikut :

Tabel 3 Analisis Kolmogorov-Simirnow Z (K-S)

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized
Residual

N 50

Normal Parametersa Mean .0000206

Std. Deviation 2.8715238711

Most Extreme Differences Absolute .109

Positive .109

Negative -.078

Kolmogorov-Smirnov Z .772
Asymp. Sig. (2-tailed) .590

a. Test distribution is Normal.


Sumber: Output SPSS 16 (2018)

Berdasarkan pengolahan data pada tabel diatas, dapat dilihat hasil

perhitungan nilai normalitas menggunakan Kolmogorov-Simirnow Z (K-S)

yaitu 0.916 > 0.5yang menunjukkan data berdistribusi normal.

2) Uji Multikolinearitas

Pengujian multikolinieritas bertujuan untuk mengetahui hubungan

yang sempurna antar variabel bebas dalam model regresi. Gejala

multikolinieritas dapat dilihat dari nilai tolerance dan nilai Varian Inflation

Factor (VIF). Jika nilai tolerance menunjukkan tidak ada variabel yang

memiliki nilai tolerance kurang dari 0.10 yang berarti tidak ada korelasi antara

variabel independen yang nilainya lebih dari 90% dan jika hasil perhitungan

VIF menunjukkan tidak ada satu variable independen yang memiliki nilai

VIF lebih dari 10.Maka dapat disimpulkan bahwa model regresi tersebut tidak

terjadi multikolinieritas. Hasil uji multikolienieritas dapat ditunjukkan dalam tabel

berikut:

Tabel 4 Hasil Uji Multikolinieritas

Coefficientsa

Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients Collinearity Statistics

CoefficientsaModel B Std. Error Beta T Sig. Tolerance VIF

1 (Constant) -8.96410 7.05110 -1.271 .210


Jumlah Hotel 6.0308 4.9468 .200 1.219 .229 .431 1.321

Jumlah
6.0478 3.2378 .305 1.868 .068 .434 1.304
Wisatawan

PDRB 40.010 7.605 .574 5.261 .000 .972 1.029

a. Dependent Variable: PAD


Sumber: Output SPSS 16 (2018)

Berdasarkan pengolahan data pada tabel diatas, dapat dilihat hasil

perhitungan nilai Tolerance pada setiap variabel bebas lebih besar dari 0,10.

Variabel Jumlah Hotel dengan menujukan angka 0.431 (lebih besar dari 0,10),

variabel Jumlah Wisatawan menujukan angka 0,434 (lebih besar dari 0,10)

dan variabel PDRB menujukan angka 0,972 (lebih besar dari 0,10). Dan

Perhitungan VIF pada setiap variabel bebas dengan memiliki nilai yang

berbedah, namun nilai yang ditujukan berada lebih kecil dari 10. Variabel Jumlah

Hotel menujukan nilai 1.321 (lebih kecil dari 10), variabel Jumlah Wisatawan

menujukan nilai 1.304 (lebih kecil dari 10) dan variabel PDRB menujukan nilai

1,029 (lebih kecil dari 10), sehingga dapat disimpulkan bahwa model regresi ini

terbebas dari multikolinearitas.

3) Uji Autokorelasi

Uji autokolerasi bertujuan untuk mengetahui apakah terjadi korelasi

antara anggota serangkaian data observasi yang diurutkan menurut waktu (Time

Series). Untuk mendeteksi terjadinya autokorelasi atau tidak dalam penelitian ini,
maka digunakan uji Durbin-Watson (DW) dengan melihat koefisien korelasi

Durbin Watson tes.

Tabel 5 Ikhtisar Hasil Uji Autokorelasi

Model Summaryb

Model R R Square Adjusted R Square

1 .684a .467 .2.074

a. Predictors: (Constant), PDRB, Jumlah Wisatawan, Jumlah Hotel

b. Dependent Variable: PAD


Sumber: Output SPSS 16 (2018)

Berdasarkan hasil pengujian autokolerasi pada table diatas diketahui

nilai DWhitung sebesar 2,074. Dari hasil Durbin Watson diketahui n= 70, k=3

dengan α=0,05 diperoleh DWTabel dL= 1.524 dan du= 1,702 berdasarkan

data tersebut diketahui nilai-nilai dari uji Durbin Watson adalah,

1,702<2,074<2,298, sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel yang

digunakan dalam penelitian ini tidak terjadi autokolerasi.

4) Uji Heteroskedastisitas

Pengujian ini bertujuan untuk menguji apakah terjadi ketidaksamaan

varian dan residual satu pengamatan ke pengamatan lain dalam model

regresi. Dalam penelitian ini digunakan diagram titik (scatter plot ) yang
seharusnya titik-titik tersebut tersebar acak agar tidak terdapat

heterokedastisitas. Adapun hasil uji heterokedastisitas dalam penelitian ini

disajikan pada gambar 1. berikut ini :

Gambar 1 Scatterplot

Sumber: Output SPSS 16 (2018)

Apabila dilihat dari grafik scatterplot, terlihat titik-titik menyebar

secara acak, serta tersebar baik diatas maupun dibawah angka 0 pada sumbu

Y, sehingga dapatdiambil kesimpulan tidak terdapat gejala heteroskedastisitas

pada model regresi yang digunakan

5) Uji F

Pengujian ini dimaksudkan ntuk mengetahui pengaruh antara Jumlah

Hotel, Jumlah Wisatawan dan PDRB terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD)
secara bersama-ama (simultan). Pengujian ini dilakukan dengan melihat nilai

probabilitas signifikan (Sig.) F dengan membandingkan Fhitung dan Ftabel.

Apabila probalitas tingkat kesalahan F-hitung variabel bebas lebih kecil dari

tingkat signifikansi yang telah ditentukan yaitu sebesar 0,05 (5%), maka model

yang diuji atau yang diajukan adalah signifikan dalam menentukan variable

Tabel 6 Hasil Pengujian Koefisien Regresi dengan Uji F (simultan)

ANOVAb

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression 3.54624 3 1.18224 13.458 .000a

Residual 4.04024 36 8.78322

Total 7.58724 39

a. Predictors: (Constant), PDRB, Jumlah Wisatawan, Jumlah Hotel

b. Dependent Variable: PAD


Sumber: Output SPSS 16 (2018)

Berdasarkan tabel di atas diperoleh F hitung sebesar 6.370 dengan tingkat

signifikan sebesar 0,000 sedangkan nilai degree of freedom pada angka 3 dan 36,

sehingga dalam F tabel diperoleh nilai sebesar 3.26. Dengan demikian nilai F

hitung 13.458 ˃ nilai F tabel (signifikan). Hal tersebut menunjukkan bahwa

Jumlah Hotel, Jumlah Wisatawan dan PDRB secara bersama-sama mempunyai

pengaruh yang signifikan. Maka hipotesis yang menyatakan “secara simultan

terdapat pengaruh positif dan signifikan terhadap PAD NTB.

2. Pembahasan

a. Pengaruh Jumlah Hotel Terhadap Pendapatan Asli Daerah NTB


Berdasarkan hasil regresi berganda, nilai koefisien regresi

menunjukkan bahwa Jumlah Hotel tidak berpengaruh terhadap peningkatan

penerimaan pendapatan asli daerah NTB. Hasil penelitian ini tidak sesuai

dengan penelitian yang dilakukan oleh Fitri Rahayu (2015) yang

menyatakan bahwa Jumlah Hotel berpengaruh positif dan signifikan terhadap

peningkatan penerimaan pendapatan asli daerah kota Bogor.

b. Pengaruh Jumlah Wisatawan Terhadap Pendapatan Asli Daerah

NTB

Berdasarkan hasil regresi berganda, nilai koefisien regresi

menunjukkan bahwa Jumlah Wisatawan berpengaruh positif terhadap

peningkatan penerimaan pendapatan asli daerah NTB. Hasil penelitian sesuai

dengan penelitian yang dilakukan oleh Mufti Baiqah (2018) yang

menyatakan bahwa Jumlah Wisatawan berpengaruh positif dan signifikan

terhadap peningkatan penerimaan pendapatan asli daerah NTB.

c. Pengaruh PDRB Terhadap Pendapatan Asli Daerah NTB

Berdasarkan hasil regresi berganda, nilai koefisien regresi

menunjukkan bahwa PDRB berpengaruh positif terhadap peningkatan

penerimaan pendapatan asli daerah NTB. Hasil penelitian sesuai dengan

penelitian yang dilakukan oleh Fitri Rahayu (2015) yang menyatakan


bahwa Jumlah PDRB berpengaruh positif dan signifikan terhadap peningkatan

penerimaan pendapatan asli daerah kota Bogor.

D. Kesimpulan

Penelitian ini menguji pengaruh Jumalh Hotel, Jumlah Wisatawan dan PDRB

terhadap PAD NTB tahun 2012-2016 selama (5tahun). Hasil pengujian hipotesis

terhadap seluruh variabel diperoleh kesimpulan, sebagai berikut :

1. Jumlah Hotel independen berpengaruh negatif terhadap PAD NTB dengan

nilai sebesar 0.223 < 0.05. Hasil penelitian ini menyimpulkan bahwa H1

yang diajukan dalam penelitian tidak signifikan.

2. Jumlah Wisatawan independen berpengaruh positif terhadap PAD NTB

dengan nilai sebesar 0.002 > 0.05. Hasil penelitian ini menyimpulkan

bahwa H2 yang diajukan dalam penelitian di terima dan signifikan.

3. Jumlah PDRB independen berpengaruh positif terhadap PAD NTB dengan

nilai sebesar 0.000 > 0.05. Hasil penelitian ini menyimpulkan bahwa H3

yang diajukan dalam penelitian di terima dan signifikan.

4. Dari hasil regresi secara simultan terdapat pengaruh yang signifikan

antara variabel Jumlah Hotel (X1), Jumlah Wisatawan (X2) dan PDRB

(X3) terhadap Pendapatan Asli Daerah NTB. Hasil Uji F dengan tingkat

signifikan sebesar 0,000 < 0,05, maka penelitian ini menyimpulkan bahwa

H4 terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel bebas dan terikat.

E. Daftar Rujukan
Badan Pusat Statistika Kabupaten/Kota Provinsi Nusa Tenggara Barat (2012-
2016). “Kabupaten/Kota Provinsi Nusa Tenggara Barat Dalam Angka”

Fitri Rahayu. 2015. “Analisis Pengaruh Sektor Pariwisata Terhadap


Perekonomian Kota Bogor” Skripsi Ilmu Ekonomi Fakultas Ekonomi
Dan Manajemen Institut Pertanian Bogor

http://radarlombok.co.id/pariwisata-ntb-sabet-tiga-penghargaan-
internastional.html diakses pada tanggal 10 Desember 2018 pukul 16.45

Mufti Baihaqi. 2018. “PengaruhJumlah Kunjungan Wisatawan, Produk Domestik


Bruto (PDRB) dan Pajak Daerah Terhadapa Pendapatan Asli Daerah Di
Provinsi NTB Pariode 2010-2016” Skripsi Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Islam Universitas Sunan Kalijaga Yogyakarta”

Qadarrochman, Nasrul. 2010. “Analisis Penerimaan Daerah Dari Sektor


Pariwisata Di Kota Semarang Dan Faktor-Faktor Yang
Mempengaruhinya”. Skripsi, Fakultas Ekonomi, Universitas Diponegoro
Semarang.

Anda mungkin juga menyukai