OLEH :
P07120215031
JURUSAN KEPERAWATAN
TAHUN 2018
A. KONSEP DASAR PENYAKIT
1. DEFINISI
Kerusakan interaksi sosial adalah suatu gangguan kepribadian yang tidak
fleksibel, tingkah maladaptif dan mengganggu fungsi individu dalam hubungan sosialnya
(Stuart dan Sundeen, 1998).
Kerusakan sosial adalah suatu keadaan seseorang berpartisipasi dalam pertukaran
sosial dengan kuantitas dan kualitas yang tidak efektif (Towsend, 1998).
Klien yang mengalami kerusakan interaksi sosial mengalami kesulitan dalam
berinteraksi dengan orang lain yang salah satunya mengarah pada perilaku menarik diri.
Pada klien dengan perilaku kerusakan interaksi sosial sering melakukan kegiatan yang
ditujukan untuk mencapai pemuasan diri, dimana klien melakukan usaha untuk
melindungi diri sehingga ia jadi pasif dan berkepribadian kaku, klien kerusakan interaksi
sosial juga melakukan pembatasan (isolasi diri), termasuk juga kehidupan emosionalnya,
semakin sering klien kerusakan interaksi sosial, semakin banyak kesulitan yang dialami
dalam mengembangkan hubungan sosial dan emosional dengan orang lain.
Menurut Stuart dan Sundeen, 1999, respon setiap individu berada dalam rentang
adaptif sampai dengan maladaptif yang dapat dilihat pada bagan berikut :
2
Menyendiri (solitude) Menarik diri
Otonomi Manipulasi
Bekerja sama (mutualisme) Impulsif
Saling tergantung Narkisisme
(interdependen) Tergantung (dependen)
Curiga
3
3) Impulsif
Individu impulsif tidak mampu merencanakan sesuatu, tidak mampu belajar dari
pengalaman, tidak dapat diandalkan.
4) Narkisisme
Pada individu narkisisme terdapat harga diri yang rapuh, secara terus menerus
berusaha mendapatkan penghargaan dan pujian, sikap egosenetris, pencemburuan,
marah jika orang lain tidak mendukung.
5) Tergantung (dependen)
Terjadi bila seseorang gagal mengembangkan rasa percaya diri atau kemampuannya
untuk berfungsi secara sukses.
6) Curiga
Terjadi bila seseorang gagal mengembangkan rasa percaya dengan orang lain.
Kecurigaan dan ketidakpercayaan diperlihatkan dengan tanda-tanda cemburu, iri hati,
dan berhati-hati. Perasaan individu ditandai dengan humor yang kurang, dan individu
merasa bangga dengan sikapnya yang dingin dan tanpa emosi.
2. PENYEBAB/FAKTOR PREDISPOSISI
1) Faktor predisposisi
a. Faktor perkembangan
Sistem perkembangan keluarga yang terganggu dapat menunjang
perkembangan respon sosial yang maladaptif. Beberapa orang percaya bahwa
individu yang mempunyai masalah ini adalah orang yang tidak berhasil
memisahkan diri dari orang tua. Norma keluarga mungkin tidak mendukung
hubungan keluarga dengan pihak lain di luar keluarga. Keluarga seringkali
mempunyai peran yang tidak jelas. Orang tua pecandu alkohol dan penganiaya
anak juga dapat mempengaruhi seseorang berespons sosial maladaptif. Orgaisasi
anggota keluarga bekerjasama dengan tenaga profesional untuk mengembangkan
gambaran yang lebih tepat tentang hubungan antara kelainan jiwa dan stress
keluarga. Pendekatan kolaboratif sewajarnya mengurangi menyalahkan keluarga
oleh tenaga profesional.
4
Kurangnya stimulasi, kasih sayang dan kehangatan dari ibu (pengasuh)
pada bayi akan memberikan rasa tidak nyaman yang dapat menghambat
terbentuknya rasa percaya.
b. Faktor biologis
Genetik merupakan salah satu faktor pendukung gangguan jiwa.
Terlibatnya neurotransmitter dalam perkembengan gangguan jiwa, namun masih
tetap diperlukan penelitian lebih lanjut mengenai kebenaran keterlibatan
neurotransmitter.
c. Faktor sosiokultural
Akibat dari norma yang tidak mendukung pendekatan terhadap orang lain
atau tidak menghargai anggota masyarakat yang tidak produktif, seperti lansia,
orang cacat, dan berpenyakit kronik. Harapan yang tidak realistik terhadap
hubungan merupakan faktor lain yang berkaitan dengan gangguan ini.
d. Dapat terjadi isolasi sosial, salah satunya pada tuntutan lingkungan yang terlalu
tinggi
2) Faktor presipitasi
Stressor psikologis seperti intensitas kecemasan yang ekstrim dan memanjang
disertai terbatasnya kemampuan individu untuk mengatasi masalah diyakini akan
menimbulkan berbagai masalah kerusakan hubungan sosial menarik diri.
a. Fisik
Terletak pada ADL klien. Masalah nutrisi, kebersihan diri, tidak mampu
berpartisipasi dalam kegiatan aktivitas fisik yang menurun akan muncul pada
klien dengan kerusakan interaksi sosial.
b. Status emosi
Afek tidak sesuai merasa bersalah dan malu, sikap negatif yang curiga, rendah
diri, dan kecemasan berat.
c. Status sosial
Kerusakan interaksi sosial dan tidak percaya pada orang lain.
5
Menurut Townsend (1998) penyebab penarikan diri dari masa bayi sampai tahap
akhir perkembangan adalah :
1) Kelainan pada konsep diri
2) Perkembangan ego yang terlambat
3) Perlambatan mental yang ringan sampai sedang
4) Abnormalitas SSP tertentu, seperti adanya neurotoksin, epilepsi, serebral palsi, atau
kelainan neurologis lainnya.
5) Kelainan fungsi dari sistem keluarga
6) Lingkungan yang tidak terorganisir dan semrawut
7) Penganiyaan dan pengabaian anak
8) Hubungan orang tua-anak tidak memuaskan
9) Ketakutan yang sangat terhadap penolakan dan terlalu terjerumus
10) Kurang identitas pribadi
11) Rentang respon berfluktuasi dengan rentang adaptif sampai rentang maladaptif
3. POHON MASALAH
Isolasi Sosial
6
4. GEJALA KLINIS
Tingkah laku klien kerusakan interaksi sosial :
1. Kurang spontan
2. Apatis
3. Ekspresi wajah kurang berseri
4. Afek tumpul
5. Tidak merawat dan memperhatikan kebersihan diri
6. Komunikasi verbal menurun/tidak ada
7. Mengisolasi diri
8. Kurang sadar dengan lingkungan sekitar
9. Pemasukan makanan dan minuman terganggu
10. Retensi urine dan feses
11. Aktivitas menurun
12. Kurang energi (tenaga)
13. Harga diri rendah
14. Menolak berhubungan dengan orang lain
Menurut Keliat, et al. (2011) tanda dan gejala isolasi sosial meliputi :
1. Tidak mau bicara/bicara tidak jelas
2. Meyendiri
3. Ekspresi sedih
4. Melamun
5. Merasa ditolak
6. Menghindar dari orang lain
7. Kurang keberanian
8. Tidak peduli lingkungan
9. Tidak mampu membuat keputusan
7
5. PENATALAKSANAAN MEDIS
Menurut Keliat, dkk.,(1998), prinsip penatalaksanaan klien menarik diri adalah :
a. Bina hubungan saling percaya
b. Ciptakan lingkungan yang terapeutik
c. Beri klien kesempatan untuk mengungkapkan perasaannya
d. Dengarkan klien dengan penuh empati
e. Temani klien dan lakukan komunikasi terapeutik
f. Lakukan kontak sering dan singkat
g. Lakukan perawatan fisik
h. Lindungi klien
i. Rekreasi
j. Gali latar belakang masalah dan beri alternatif pemecahan
k. Laksanakan program terapi dokter
l. Lakukan terapi keluarga
8
tekanan intra okuler meninggi, gangguan irama ja ntung),gangguan ekstra
piramidal (distonia akut, akatshia, sindromaparkinson/tremor, bradikinesia
rigiditas), gangguan endokrin, metabolik, hematologik, agranulosis,
biasanya untuk pemakaian jangka panjang.
4) Kontra indikasi
Penyakit hati, penyakit darah, epilepsi, kelainan jantung,
febris,ketergantungan obat, penyakit SSP, gangguan kesadaran disebabkan
CNS Depresan.
2. Haloperidol (HP)
1) Indikasi
Berdaya berat dalam kemampuan menilai realita dalam fungsi netral serta
dalam fungsi kehidupan sehari -hari.
2) Mekanisme kerja
Obat anti psikosis dalam memblokade dopamine pada reseptor paska
sinaptik neuron di otak khususnya sistem limbik dan sistim ekstra piramidal.
3) Efek samping
Sedasi dan inhibisi psikomotor, gangguan otonomik (hipotensi,
antikolinergik/parasimpatik, mulut kering, kesulitan miksi dan defikasi,
hidung tersumbat, mata kabur, tekanan intraokuler meninggi, gangguan
irama jantung).
4) Kontra indikasi
Penyakit hati, penyakit darah, epilepsi, kelainan jantung, febris,
ketergantungan obat, penyakit SSP, gangguan kesadaran.
3. Trihexy phenidyl (THP)
1) Indikasi
Segala jenis penyakit parkinson,termasuk paska ensepalitis dan
idiopatik,sindrom parkinson akibat obat misalnya reserpin dan fenotiazine.
2) Mekanisme kerja
Obat anti psikosis dalam memblokade dopamin pada reseptor p aska
sinaptik nauron diotak khususnya sistem limbik dan sistem ekstra piramidal.
3) Efek samping
9
Sedasi dan inhibisi psikomotor Gangguan otonomik (hypertensi, anti
kolinergik/ parasimpatik, mulut kering, kesulitanmiksi dan defikasi, hidung
tersumbat, mata kabur, tekanan intra oluker meninggi, gangguan irama
jantung).
4) Kontra indikasi
Penyakit hati, penyakit darah, epilepsi, kelainan jantung, fibris,
ketergantungan obat, penyakit SSP, gangguan kesadaran
I. IDENTITAS KLIEN
Ruang rawat :………….. Tanggal Rawat :…………..
Inisial :…………… No. RM :…………..
Umur :.................... Status :………….
Pekerjaan :……………. Pendidikan :…………..
10
III. FAKTOR PREDISPOSISI
1. Pernah mengalami gangguan jiwa dimasa lalu ?
- Iya
- Tidak
2. Pengobatan sebelumnya ?
- Berhasil
- Kurang berhasil
- Tidak berhasil
3. Penolakan dari lingkungan
- Iya
- Tidak
4. Adakah anggota keluarga yang mengalami gangguan jiwa ?
- Iya
- Tidak
5. Pengalaman masa lalu yang tidak menyenangkan
- Masalah keperawatan
IV. FISIK
1. Tanda Vital : TD: cendrung meningkat N: Cendrung meningkat
(takikardi) S: Meningkat R: Bertambah
2. Ukuran : TB:…….. BB:Cendrung menurun - Turun –Naik
3. Keluhan fisik : - Iya – Tidak
Biasanya mengalami gangguan pola makan dan tidur sehingga bisa
terjadi penurunan berat baan. Klien biasanya tidak menghiraukan
kebersihan dirinya.
11
V. PSIKOSOSIAL
1. Genogram
2. Konsep diri
Konsep diri merupakan satu kesatuan dari kepercayaan, pemahaman
dan keyakinan seseorang terhadap dirinya yang memperngaruhi
hubungannya dengan orang lain dan pada umumnya klien dengan
Kerusakan Interaksi Sosial pada kasus Menarik Diri mengalami
gangguan konsep diri seperti : tidak menerima salah satu bagian
tubuhnya, merasa tidak berharga, hidup tidak berguna, tidak mampu
mempertahankan kontak mata, sering memalingkan wajah, harga diri
rendah, tidak mampu membentuk identitas diri dan tidak mampu
berperan sesuai dengan umur atau profesinya.
a. Citra tubuh
b. Identitas diri
c. Peran
d. Ideal diri
e. Harga diri
3. Hubungan social
Hubungan sosial merupakan kebutuhan bagi setiap manusia, karena
manusia tidak mampu hidup secara normal tanpa bantuan orang lain.
Pada umumnya klien dengan Kerusakan Interaksi Sosial pada kasus
Menarik Diri mengalami gangguan seperti tidak merasa memiliki teman
dekat, tidak pernah melakukan kegiatan kelompok atau masyarakat dan
mengalami hambatan dalam pergaulan.
a. Orang yang berarti
b. Peran serta dalam kegiatan kelompok/masyarakat
c. Hambatan dalam berhubungan dengan orang lain
12
4. Spiritual
a. Nilai dan keyakinan
b. Kegiatan ibadah
13
4. Alam perasaan
Alam perasaan pada klien dengan Kerusakan Interaksi Sosial pada kasus
Menarik Diri biasanya tampak putus asa dimanifestasikan dengan sering
melamun.
- Sedih - Kuatir
- Ketakutan - Gembira berlebihan
- Putus asa - Masalah keperawatan
5. Afek/emosi
Afek klien biasanya datar, yaitu tidak bereaksi terhadap rangsang yang
normal.
- Datar
- Tumpul
- Labil
- Tidak sesuai
- Masalah keperawatan
6. Interaksi selama wawancara
Klien menunjukkan kurang kontak mata dan kadang-kadang menolak
untuk bicara dengan orang lain.
- Bermusuhan
- Tidak kooperatif
- Mudah tersinggung
- Kontak mata kurang
- Defensif
- Curiga
- Masalah keperawatan
7. Persepsi
Klien dengan Kerusakan Interaksi Sosial pada kasus Menarik Diri pada
umumnya mengalami gangguan persepsi terutama halusinasi pendengaran,
klien biasanya mendengar suara-suara yang megancam, sehingga klien
cenderung sering menyendiri dan melamun.
- Pendengaran - Pengecapan
14
- Penglihatan - Perabaan
- Penghidupan - Masalah keperawatan
8. Proses pikir
Proses pikir pada klien dengan Kerusakan Interaksi Sosial pada kasus Menarik
Diri akan kehilangan asosiasi, tiba-tiba terhambat atau blocking serta
inkoherensi dalam proses pikir.
- Sirkumstansial
- Flight of ideas
- Pengulangan pembicaraan
- Masalah keperawatan
9. Isi pikir
Klien dengan Kerusakan Interaksi Sosial pada kasus Menarik Diri pada
umumnya mengalami gangguan isi pikir : waham terutama waham curiga.
- Obsesi - Somatik
- Phobia - Nihilistik
- Hipokondria - Kebesaran
- Depersonalisasi - Sisip pikir
- Ide yang terkait - Curiga
- Pikiran magis - Siar pikir
Waham - Kontrol pikir
- Agama - Masalah keperawatan
15
- Masalah keperawatan
11. Memori
Klien tidak mengalami gangguan memori, dimana klien mampu mengingat hal-
hal yang telah terjadi.
- Gangguan daya ingat jangka panjang
- Gangguan daya ingat jangka pendek
- Gangguan daya ingat saat ini
- Konfabulasi
- Masalah keperawatan
12. Tingkat konsentrasi dan berhitung
Klien dengan Kerusakan Interaksi Sosial pada kasus Menarik Diri pada
umumnya tidak mengalami gangguan dalam konsentrasi dan berhitung.
- Mudah beralih
- Tidak mampu berkonsentrasi
- Tidak mampu berhitung sederhana
- Masalah keperawatan
13. Kemampuan penilaian
Klien tidak mengalami gangguan dalam penilaian.
- Gangguan ringan
- Gangguan bermakana
- Masalah keperawatan
16
VII. KEBUTUHAN PERSIAPAN PULANG
1. Kemampuan klien memenuhi/menyediakan kebutuhan :
a. Makan : - Bantuan minimal - Bantuan total
b. Keamanan : - Bantuan minimal - Bantuan total
c. Tempat tinggal : - Bantuan minimal - Bantuan total
d. Perawatan kesehatan : - Bantuan minimal - Bantuan total
e. Berpakain/berhias : - Bantuan minimal - Bantuan total
f. Transportasi : - Bantuan minimal - Bantuan total
g. Uang : - Bantuan minimal - Bantuan total
2. Kegiatan hidup sehari-hari
a. Perawatan diri : - Bantuan minimal - Bantuan total
b. Nutrisi
- Apakah anda puasa dengan pola makan ? -Iya -Tidak
- Apakah anda memisahkan diri ?
- Frekwensi makan perhari :
- Nafsu makan :
- BB :
- Diet khusus :
c. Tidur
- Apakah ada masalah ?
- Apakah anda merasa segar setelah bangun tidur ?
- Apakah anda kebiasaan bangun siang ?
- Apa yang menolong anda untuk tidur ?
- Waktu tidur malam ?
3. Kemampuan klien dalam
- Mengantisipasi kebutuhan sendiri ?
- Membuat keputusan berdasarkan keninginan sendiri ?
- Mengatur penggunaan obat ?
- Melakukan pemeriksaan kesehatan ?
17
4. Klien memiliki system pendukung
- Keluarga :
- Teman sejawat :
- Profesional :
- Kelompok social :
5. Apakah klien menikmati saat bekerja, kegiatan yang menghasilkan atau hobi :
18
X. PENGETAHUAN KURANG TENTANG
Klien dengan Kerusakan Interaksi Sosial pada kasus Menarik Diri, kurang
mengetahuan dalam hal mencari bantuan, faktor predisposisi, koping mekanisme dan
sistem pendukung dan obat-obatan sehingga penyakit klien semakin berat.
a. Penyakit jiwa
b. Faktor presipitasi
c. Koping
d. Lainnya
e. Sistem pendukung
f. Penyakit fisik
g. Obat-obatan
19
Fokus Pengkajian :
Fokus utama klien dibawa ke Rumah Sakit adalah kerusakan interaksi sosial dengan
pemeriksaan status mental yaitu sebagai berikut :
1. Penampilan
Pada klien dengan Kerusakan Interaksi Sosial : Menarik Diri berpenampilan tidak rapi,
rambut acak-acakan, kulit kotor, gigi kuning, tetapi penggunaan pakaian sesuai dengan
keadaan serta klien tidak mengetahui kapan dan dimana harus mandi.
2. Pembicaraan
Pembicaraan klien dengan Kerusakan interaksisosial Menarik Diri pada umumnya tidak
mampu memulai pembicaraan, bila berbicara topik yang dibicarakan tidak jelas atau
kadang menolak diajak bicara.
3. Aktivitas motorik
Klien tampak lesu, tidak bergairah dalam beraktifitas, kadang gelisah dan mondar-
mandir.
4. Alam perasaan
Alam perasaan pada klien dengan Kerusakan Interaksi Sosial pada kasus Menarik Diri
biasanya tampak putus asa dimanifestasikan dengan sering melamun.
- Sedih
- Ketakutan
- Putus asa
- Kuatir
- Gembira berlebihan
5. Afek/emosi
Afek klien biasanya datar, yaitu tidak bereaksi terhadap rangsang yang normal.
- Datar
- Tumpul
- Labil
- Tidak sesuai
20
6. Interaksi selama wawancara
Klien menunjukkan kurang kontak mata dan kadang-kadang menolak untuk bicara
dengan orang lain.
- Bermusuhan
- Tidak kooperatif
- Mudah tersinggung
- Kontak mata kurang
- Defensif
- Curiga
7. Persepsi
Klien dengan Kerusakan Interaksi Sosial pada kasus Menarik Diri pada umumnya
mengalami gangguan persepsi terutama halusinasi pendengaran, klien biasanya
mendengar suara-suara yang megancam, sehingga klien cenderung sering menyendiri
dan melamun.
- Pendengaran
- Pengecapan
- Penglihatan
- Penghidupan
- Perabaan
8. Proses pikir
Proses pikir pada klien dengan Kerusakan Interaksi Sosial pada kasus Menarik Diri
akan kehilangan asosiasi, tiba-tiba terhambat atau blocking serta inkoherensi dalam
proses pikir.
- Sirkumstansial
- Flight of ideas
- Pengulangan pembicaraan
9. Isi pikir
Klien dengan Kerusakan Interaksi Sosial pada kasus Menarik Diri pada umumnya
mengalami gangguan isi pikir : waham terutama waham curiga.
21
- Obsesi - Somatik
- Phobia - Nihilistik
- Hipokondria - Kebesaran
- Depersonalisasi - Sisip pikir
- Ide yang terkait - Curiga
- Pikiran magis - Siar pikir
Waham - Kontrol pikir
- Agama
10. Tingkat kesadaran
Klien dengan Kerusakan Interaksi Sosial pada kasus Menarik Diri tidak
mengalami gangguan kesadaran.
- Bingung
- Sedasi Stupor
Disorientasi
- Waktu
- Tempat
- Orang
11. Memori
Klien tidak mengalami gangguan memori, dimana klien mampu mengingat hal-hal
yang telah terjadi.
- Gangguan daya ingat jangka panjang
- Gangguan daya ingat jangka pendek
- Gangguan daya ingat saat ini
- Konfabulasi
22
12. Tingkat konsentrasi dan berhitung
Klien dengan Kerusakan Interaksi Sosial pada kasus Menarik Diri pada umumnya
tidak mengalami gangguan dalam konsentrasi dan berhitung.
- Mudah beralih
- Tidak mampu berkonsentrasi
- Tidak mampu berhitung sederhana
MASALAH
DATA
KEPERAWATAN
Subjektif :
a. Merasa ingin sendirian
b. Merasa tidak aman di tempat umum
c. Merasa berbeda dengan orang lain
d. Merasa asyik dengan pikiran sendiri
e. Merasa tidak mempunyai tujuan yang
jelas
23
Objektif :
a. Menarik diri Isolasi Sosial: menarik diri
b. Tidak berminat/menolak berinteraksi
dengan orang lain atau lingkungan
c. Afek datar
d. Afek sedih
e. Riwayat ditolak
f. Menunjukkan permusuhan
g. Tidak mampu memenuhi harapan orang
lain
h. Kondisi difabel
i. Tidakan tidak berarti
j. Tidak ada kontak mata
k. Perkembangan terlambat
l. Tidak bergairah/lesu
Penyebab :
1. Keterlambatan perkembangan
2. Ketidakmampuan menjalin hubungan yang memuaskan
3. Ketidaksesuaian minat dengan tahap perkembangan
4. Ketidaksesuaian nilai-nilai dengan norma
5. Ketidaksesuaian perilaku sosial dengan norma
6. Perubahan penampilan fisik
7. Perubahan status mental
24
8. Ketidakadekuatan sumber daya personal (mis. Disfungsi berduka,
pengendalian diri buruk)
Objektif :
1. menarik diri
2. tidak berminat/menolak berinteraksi dengan orang lain atau lingkungan
Objektif :
1. afek datar
2. afek seih
3. riwayat ditolak
4. menunjukkan permusuhan
5. tidak mampu memenuhi harapan orang lain
6. kondisi difabel
7. tindakan tidak berarti
8. tidak ada kontak mata
9. perkembangan terlambat
25
Kondisi klinis terkait :
1. Attention deficit/hyperactivity disorder (ADHD)
2. Gangguan perilaku
3. Oppositional defiant disorder
4. Gangguan Tourette
5. Delirium
6. Demensia
7. Gangguan amnestik
26
3. RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN
Hari/ Rencana Tindakan Keperawatan
Tgl/ Dx. Kep Tindakan Rasional
Tujuan Kriteria Hasil
Jam Keperawatan
Isolasi Tujuan umum : Setelah 1. Bina hubungan Hubungan
sosial Klien dapat dilakukan saling percaya saling percaya
berhubungan tindakan dengan merupakan
dengan orang keperawatan menggunakan dasar untuk
lain secara selama 2 x 20 prinsip kelancaran
optimal menit komunikasi hubungan
diharapkan klien terapeutik. interaksi
TUK 1 : dapat 2. Sapa klien selanjutnya.
Klien dapat menunjukkan dengan ramah
membina tanda-tanda baik verbal
hubungan percaya kepada maupun non
saling percaya atau terhadap verbal.
terapis. 3. Perkenalkan diri
Kriteria hasil : dengan sopan.
1. Wajah cerah, 4. Tanyakan nama
tersenyum lengkap klien
2. Mau dan nama
berkenalan panggilan yang
3. Ada kontak disukai klien.
mata 5. Jelaskan tujuan
4. Bersedia pertemuan.
menceritakan 6. Jujur dan
perasaan menepati janji.
5. Bersedia 7. Tunjukan sikap
27
mengungkap empati dan
kan menerima klien
masalahnya apa adanya.
8. Beri perhatian
kepada klien
dan perhatikan
kebutuhan dasar
klien.
28
membuat
klien dekat
dengan
orang
tersebut
Orang yang
tidak dekat
dengan
klien
dirumah
atau
diruangan
perawat
Apa yang
membuat
klien tidak
dekat
dengan
orang
tersebut
Upaya yang
sudah
dilakukan
agar dekat
dengan
orang
tersebut
29
2. Diskusikan
dengan klien
penyebab
menarik diri /
tidak mau
bergaul dengan
orang lain
3. Beri pujian
terhadap
kemampuan
klien
mengungkapkan
perasaanya
30
2. Tidak menarik diri
kesepian 3. Beri pujian
3. Saling terhadap
menolong kemampuan
klien
Dengan mengungkapkan
kerugian perasaannya
menarik diri
misalnya :
1. Sendiri
2. Kesepian
3. Tidak bisa
diskusi
31
lain dalam terapi
Kelompok aktivitas
kelompok
sosialisasi
4. Diskusikan
jadwal harian
yang dilakukan
untuk
meningkatkan
kemampuan
klien
bersosialisasi
5. Beri motivasi
klien untuk
melakukan
kegiatan sesuai
jadwal yang
telah dibuat
6. Beri pujian
terhadap
kemampuan
klien
memperluas
pergaulanya
melalui aktifitas
yang
dilaksanakan
32
TUK 5 Setelah 1. Diskusikan Agar klien lebih
Mengetahui dilakukan dengan klien percaya diri
sejauh mana tindakan tentang untuk
pengetahuan keperawatan perasaanya berhubungan
klien tentang selama 2 x 20 setelah dengan orang
berhubungan menit klien berhbungan lain
dengan orang dapat sosial dengan :
lain menyebutkan Orang lain
perasaanya Kelompok
setelah
berhubungan 2. Beri pujian
sosial dengan : terhadap
Orang lain kemampuan
Kelompok klien
mengungkapkan
perasaaanya
33
tanda dan untuk
gejala membantu klien
menarik mengatasi
diri perilaku
penyebab menarik diri
dan akibat 3. Jelaskan pada
menarik keluarga tentang
diri :
cara pengertian
merawat menarik diri
klien tanda dan
menarik gejala
diri menarik diri
penyebab
Setelah 2X dan akibat
pertemuan, menarik diri
keluarga dapat cara
mempraktekkan merawat
cara merawat klien
klien menarik menarik diri
diri
4. Latih keluarga
cara merawat
klien menarik
diri
5. Tanyakan
perasaan
keluarga setelah
34
mencoba cara
yang dilatihkan
6. Beri motivasi
keluarga agar
membantu klien
bersosialisasi
7. Beri pujian pada
keluarga atas
keterlibatannya
merawat klien
dirumah sakit
35
samping obat klien
4. mendemonstr menggunakan
asikan obat dengan
penggunaan benar
obat dengan 4. Diskusikan
benar berhenti minum
5. menyebutkan obat tanpa
akibat konsultasi
berhenti dengan dokter
minum obat 5. Anjurkan klien
tanpa untuk konsultasi
konsultasi kepada dokter
dokter atau perawat
jika terjadi hal-
hal yang tidak
diinginkan
4. IMPLEMENTASI
RESPON
NO. DX IMPLEMENTASI PARAF
HARI/TANGGAL/JAM KLIEN
36
5. EVALUASI
DIAGNOSA
HARI/TANGGAL/JAM EVALUASI
KEPERAWATAN
37
DAFTAR PUSTAKA
38
Bangli, ........................... 2018
Nama Pembimbing / CI Mahasiswa
Nama Pembimbing / CT
39