Anda di halaman 1dari 106

KARYA TULIS ILMIAH

ASUHAN KEPERAWATANPADA PASIEN BRONCHOPNEUMONIA


DENGAN MASALAH KEPERAWATAN KETIDAKEFEKTIFAN
BERSIHAN JALAN NAFAS DI RUANG WIJAYA KUSUMA
RSUD dr. ISKAK TULUNGAGUNG

OLEH :
LUSI NOVITASARI
NIM : A1R1 3040

PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
HUTAMA ABDI HUSADA
TULUNGAGUNG
2016

i
KARYA TULIS ILMIAH

ASUHAN KEPERAWATANPADA PASIEN BRONCHOPNEUMONIA


DENGAN MASALAH KEPERAWATAN KETIDAKEFEKTIFAN
BERSIHAN JALAN NAFAS DI RUANG WIJAYA KUSUMA
RSUD dr. ISKAK TULUNGAGUNG

DiajukanUntukMemenuhi Salah SatuSyaratMenyelesaikanPendidikan


Diploma III KeperawatanPadaSekolahTinggiIlmuKesehatan (STIKes)
“Hutama Abdi Husada” Tulungagung

OLEH :
LUSI NOVITASARI
NIM : A1R1 3040

PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
HUTAMA ABDI HUSADA
TULUNGAGUNG
2016

ii
iii
iv
v
MOTTO

”Jangan Pernah Menyerah Sebelum Mencoba

Sesungguhnya Semua Itu Tidak Serumit Dan Sesulit Yang Kita

Bayangkan”

By : LusyNov 

HALAMAN PERSEMBAHAN

vi
Dengan segala rasa syukur, terimakasih dan rasa cinta kasih sayang yang
tulus, ku persembahkan karya tulis ilmiah ini untuk :

 Allah SWT penguasa segala ilmu


 Bapak dan ibu ku tercinta yang sangat berarti bagiku, yang telah
memberiku banyak dorongan, semangat, do’a serta dengan tulus ikhlas
mengeluarkan peluh demi masa depanku
 Kakak ku tersayang Luki Anggara yang telah banyak memberikan nasehat
serta dorongan secara materil sehingga aku bisa menyelesaikan
perkuliahan ini.
 Bapak dan ibu dosen STIKes Hutama Abdi Husada Tulungagung yang
telah memberikan ilmunya kepadaku supaya jadi orang yang berguna
khususnya (Ibu Siti Nurhasanah, S.Kep, Ns, M.MB dan Bapak Suharyoto,
SKM, M.Kes) yang telah meluangkan waktunya dalam memberikan
bimbingan sehingga terselesaikannya karya tulis ilmiah ini.
 Teman-temanku satu kos, mbak nadea, mbak devi, mbak puspa dan mbak
shita, terimakasih banyak atas motivasi, bantuan, dan kebersamaannya
selama 3 tahun ini.
 Semua teman-temanku senasib dan seperjuangan DIII Keperawatan 2016
yang saling memberikan dukungan,
Aku sayang kalian....
 Semua pihak yang telah membantuku dalam menyelesaikan karya tullis
ilmiah ini yang tidak dapat saya sebutkkan satu persatu

Novitasari,Lusi, A1R1 3040, Asuhan Keperawatan Pada Pasien


Bronchopneumonia Dengan Masalah Keperawatan Ketidakefektifan

vii
Bersihan Jalan Nafas Di Ruang Wijaya Kusuma RSUD dr. Iskak
Tulungagung, Studi Kasus, Pembimbing I : Siti Nurhasanah, S.Kep, Ns, M.MB,
II : Suharyoto, SKM, M.Kes. Program Studi DIII Keperawatan STIKes Hutama
Abdi Husada Tulungagung, 2016

ABSTRAK

Bronchopneumonia merupakan suatu peradangan pada parenkim paru


yang meluas sampai bronchioli atau dengan kata lain peradangan yang terjadi
pada jaringan paru melalui cara penyebaran langsung melalui saluran pernafasan
atau melalui hematogen sampai ke bronchus. Salah satu masalah yang di
timbulkan dari bronchopneumonia adalah ketidakefektifan bersihan jalan nafas.
Penelitian ini dilakukan untuk mempelajari asuhan keperawatan pada pasien
bronchopneumonia dengan masalah keperawatan ketidakefektifan bersihan jalan
nafas di ruang rawat inapWijaya Kusuma RSUD dr. IskakTulungagung.
Metode yang digunakan dalam penulisan karya tulis ilmiah adalah
menggunakan penelitian studi kasus dengan pendekatan proses keperawatan yang
terdiri dari pengkajian, diagnosis keperawatan, rencana tindakan keperawatan,
tindakan keperawatan, dan evaluasi keperawatan yang dilakukan pada 2 pasien.
Dan dilaksanakan pada tanggal 18-20 April 2016.
Berdasarkan hasil penelitian, didapatkan hasil hampir semua proses
keperawatan mulai dari pengkajian sampai evaluasi sudah sesuai dengan teori,
tetapi ada beberapa diantaranya rencana tindakan dan tindakan keperawatan yang
belum sesuai dengan teori.
Sehingga dapat disimpulkan, bahwa dalam penerapan tindakan dilapangan
perlu adanya modifikasi tindakan keperawatan yang tentunya tetap sesuai dengan
konsep keperawatan.

Kata kunci :Bronchopneumonia, KetidakefektifanBersihanJalanNafas

Novitasari,Lusi,A1R1 3040, Nursing Care In Patients Bronchopneumonia With


A Problem Nursing Ineffectiveness Of Clearance Of The Airway In The Wijaya

viii
Kusuma Room Rsud Dr. Iskak Tulungagung, Case Studies, Supervisor I :Siti
Nurhasanah, S.Kep, Ns, M.MB, Supervisor II : Suharyoto, SKM, M.Kes. Study
Program DIII Nursing STIKes Hutama Abdi Husada Tulungagung, 2016

ABSTRACT

Bronchopneumonia is an inflammation of the parenchymal lung extends


bronchioli or other word inflammation occurs in lung tissue through the way of
the respiratory tract or through hematogenous up to the bronchus. One of the
problems arising of bronchopneumonia is Ineffectiveness Of Clearance Of The
Airway. Research is done to study nursing care in patients bronchopneumonia
with a problem nursing ineffectiveness of clearance of the airway in room
WijayaKusuma RSUD dr. IskakTulungagung.
Methods used in the research papers scientific are using the case study
approach to the nursing process consisting of assessment, nursing diagnosis,
action plan nursing, nursing action, and nursing evaluation conducted on the two
patients. And held on 18-20 April 2016.
Based on the result of the study, showed almost all of the nursing process
from assessment to evaluation are in accordance with the theory, but there are
some of the plan action and nursing action were not in accordance with the
theory.
So that it can be concluded, that the application of the measures in the
field any modifications to nursing actions which must remain consistent with the
concept or nursing.

Keyword : Bronchopneumonia, the ineffectiveness of clearance of the airway

KATA PENGANTAR

ix
Puji syukur Alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT

karena atas berkah rahmat-Nya, penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah

desain studi kasus yang berjudul ”Asuhan Keperawatan Pada Pasien

Bronchopneumonia Dengan Masalah Keperawatan Ketidakefektifaan

Bersihan Jalan Nafas Di Ruang Wijaya Kusuma RSUD dr. Iskak

Tulungagung” dengan maksud untuk memenuhi persyaratan dalam

menyelesaikan program pendidikan Diploma III Keperawatan di STIKes Hutama

Abdi Husada Tulungagung.

Dalam menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini, penulis banyak

mendapatkan pengarahan, bimbingan, dan dukungan dari berbagai pihak, oleh

karena itu penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada:

1. Bapak H. Sukanto,Spd, SKep, Ners, M. Kes, selaku Ketua STIKes Hutama

Abdi Husada Tulungagung.

2. Ibu Eny Masruroh, Skep, Ners, M. Kep, selaku Ketua Program Studi Diploma

III Keperawatan STIKes Hutama Abdi Husada tulungagung.

3. Ibu Siti Nurhasanah, Skep, Ners, M.MB, selaku pembimbing I yang telah

memberikan bimbingan dan arahan dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini.

4. Bapak Suharyoto, SKM, M.Kes, selaku pembimbing II yang telah banyak

memberikan bimbingan dan arahan dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini.

5. Bapak dr. Supriyanto, Sp. B, selaku direktur Rumah Sakit RSUD dr. Iskak

Tulungagung.

x
6. Ibu Sri Susiani, Amd. Kep, selaku kepala ruangan Wijaya Kusuma RSUD dr.

Iskak Tulungagung yang telah memberikan ijin untuk melakukan penelitian.

7. Bapak dan Ibu dosen Program Studi Diploma III Keperawatan STIKes

Hutama Abdi Husada Tulungagung yang telah memberikan ilmu dan

bantuannya.

8. Petugas perpustakaan STIKes Hutama Abdi Husada Tulungagung yang telah

membantu dalam menyediakan buku-buku literatur.

9. Bapak, Ibu dan kakak saya tercinta yang telah memberikan dukungan baik

materil maupun spiritual.

10. Teman-teman dan semua pihak yang telah memberikan bantuan dan

dukungan selama penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini.

11. Kedua responden yang telah bersedia untuk berpartisipasi dalam penyusunan

Karya Tulis Ilmiah ini.

Penulis menyadari bahwa Karya Tulis Ilmiah ini masih jauh dari sempurna.

Kritik dan saran penulis harapkan untuk kesempurnaan Karya Tulis Ilmiah ini.

Tulungagung, Juli 2016

Penulis

xi
DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN SAMPUL DEPAN ................................................................... i

HALAMAN SAMPUL DALAM ................................................................. ii

HALAMAN PERNYATAAN ...................................................................... iii

LEMBAR PERSETUJUAN .......................................................................... iv

HALAMAN PENGESAHAN ....................................................................... v

MOTTO ......................................................................................................... vi

HALAMAN PERSEMBAHAN .................................................................... vii

ABSTRAK ..................................................................................................... viii

ABSTRACT ..................................................................................................... ix

KATA PENGANTAR .................................................................................. x

DAFTAR ISI ................................................................................................. xii

DAFTAR BAGAN ....................................................................................... xv

DAFTAR TABEL .......................................................................................... xvi

DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. xvii

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................. 1

A. Latar Belakang ................................................................................... 1


B. Batasan Masalah................................................................................. 3
C. Rumusan Masalah .............................................................................. 3
D. Tujuan Penelitian ............................................................................... 3
1. Tujuan Umum .............................................................................. 3
2. Tujuan Khusus ............................................................................. 4
E. Manfaat Penelitian ............................................................................. 4
1. Manfaat Teoritis ........................................................................... 4
2. Manfaat Praktis ............................................................................ 4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA.................................................................... 5

A. Konsep Sistem Pernafasan ................................................................. 5


1. Anatomi Sistem Pernafasan ......................................................... 5

xii
2. Mekanisme Pernafasan................................................................. 8
B. Konsep Bronchopneumonia .............................................................. 10
1. Definisi ......................................................................................... 10
2. Etiologi ......................................................................................... 11
3. Manifestasi Klinis ........................................................................ 11
4. Patofisiologi ................................................................................. 12
5. Komplikasi ................................................................................... 14
6. Pemeriksaan Diagnostik ............................................................... 14
7. Penatalaksanaan ........................................................................... 15
C. Konsep Dasar Asuhan Keperawatan .................................................. 16
1. Definisi ......................................................................................... 16
2. Tujuan Asuhan Keperawatan ....................................................... 16
3. Proses Keperawatan ..................................................................... 17
4. Tujuan Proses Keperawatan ......................................................... 17
5. Komponen/tahap Dalam Proses Keperawatan ............................. 18
D. Konsep Ketidakefektifan Bersihan Jalan Nafas ................................. 24
1. Definisi ......................................................................................... 24
2. Batasan Karakteristik ................................................................... 24
3. Faktor Yang Berhubungan ........................................................... 25
4. Hasil NOC ................................................................................... 26
5. Tujuan/kriteria Evaluasi ............................................................... 26
6. Intervensi NIC ............................................................................. 26
7. Aktivitas Keperawatan ................................................................. 27

BAB III METODE PENELITIAN................................................................. 31

A. Rancangan Penelitian ......................................................................... 31


B. Waktu Dan Lokasi Penelitian ............................................................ 31
C. Subyek Penelitian ............................................................................... 32
D. Pengumpulan Data ............................................................................. 32
E. UjiKeabsahan Data............................................................................. 33
F. Analisis Data ...................................................................................... 33
G. Etik Penelitian .................................................................................... 35
H. Keterbatasan penelitian ...................................................................... 36

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ...................................................... 37

A. Hasil ................................................................................................... 37
1. Gambaran Lokasi Penelitian ........................................................ 37
A) Pengkajian .............................................................................. 38
B) Analisis Masalah .................................................................... 45
C) Diagnosis Keperawatan .......................................................... 46
D) RencanaTindakan Keperawatan ............................................. 47

xiii
E) Tindakan Keperawatan........................................................... 48
F) Evaluasi .................................................................................. 51
B. Pembahasan ........................................................................................ 54
1. Pengkajian .................................................................................... 54
2. Diagonis Keperawatan ................................................................. 55
3. Rencana Tindakan Keperawatan .................................................. 56
4. Tindakan Keperawatan................................................................. 57
5. Evaluasi ........................................................................................ 58

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN......................................................... 61

A. Kesimpulan ........................................................................................ 61
B. Saran ................................................................................................... 62
1. Untuk Pengembangan Ilmu ......................................................... 62
2. Untuk Pengembangan Program.................................................... 63

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 64

LAMPIRAN

xiv
DAFTAR BAGAN

Halaman

Bagan2.1 Bagan Patofisiologi Bronchopneumonia ........................................ 13

xv
DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 4.1 Identitas Dan Hasil Anamnesis .......................................................... 38

Tabel 4.2 Hasil Observasi Dan Pemeriksaan Fisik ............................................ 40

Tabel 4.3 Hasil Pemeriksaan Penunjang ............................................................ 42

Tabel 4.4 Program Terapi .................................................................................. 44

Tabel 4.5 Analisis Masalah ................................................................................ 45

Tabel 4.6 Diagnosa Keperawatan ...................................................................... 46

Tabel 4.7 Rencana Tindakan Keperawatan ........................................................ 47

Tabel 4.8 Tindakan Keperawatan ...................................................................... 48

Tabel 4.9 Evaluasi Keperawatan ........................................................................ 51

xvi
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1Lembar Pengajuan Judul Karya Tulis Ilmiah


Lampiran 2 Surat Keterangan Lolos Etik Penelitian
Lampiran 3 Lembar Keterangan Kelaikan Etik
Lampiran 4 lembar Permohonan Penelitian
lampiran 5 lembar Surat Pernyataan
lampiran 6 Lembar Rekomendasi Ijin Penelitian Bakesbang
Lampiran 7 Lembar Rekomendasi Ijin Penelitian Dinkes Tulungagung
Lampiran 8 Lembar Ijin Penelitian RSUD dr. Iskak Tulungagung / PSDM
Lampiran 9 Lembar Persetujuan Penetilian RSUD dr. Iskak Tulungagung / PSDM
Lampiran10 Informed Concent
Lampiran11 Format Pengkajian Asuhan Keperawatan
Lampiran12 Lembar Konsultasi Pembimbing I
Lampiran13Lembar Konsultasi Pembimbing II
Lampiran 14 Plan Of Action

xvii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Salah satu masalah utama di Negara berkembang termasuk Indonesia

adalah masalah kesehatan anak yang berkaitan dengan infeksi saluran

pernafasan. Masalah penyakit infeksi saluran pernafasan tersebut yaitu

bronchopneumonia. Bronchopneumonia adalah penyakit infeksi saluran nafas

bagian bawah dan penyebab tingginya angka kesakitan dan kematian pada

anak, terutama pada Negara-negara yang sedang berkembang termasuk

Indonesia (Kemenkes RI, 2013).

Bronchopneumonia merupakan salah satu jenis dari pneumonia.

Bronchopneumonia adalah suatu peradangan pada parenkim paru yang meluas

sampai bronchioli atau dengan kata lain peradangan yang terjadi pada jaringan

paru melalui cara penyebaran langsung melalui saluran pernafasan atau

melalui hematogen sampai ke bronchus. Salah satu masalah yang di timbulkan

dari bronchopneumonia pada anak adalah ketidakefektifan bersihan jalan

nafas (Sujono Riyadi & Sukarmin, 2013).

Menurut laporan WHO tahun 2013, sekitar 800.000 hingga 1 juta

anak meninggal dunia tiap tahun akibat bronchopneumonia. Di Indonesia

pada tahun 2013 kasus bronchopneumonia ditemukan ada 24,46% per 1000

balita (Kemenkes RI, 2013). Di Jawa Timur penemuan penderita

bronchopneumonia balita sebesar 27,08% dengan jumlah penderita yang

dilaporkan oleh kabupaten/kota adalah 84.392 balita (Dinkes Jawa Timur,

xviii
1
2

2012). Di Kabupaten Tulungagung dari beberapa puskesmas pada tahun 2013

sebanyak 13 pasien bronchopneumonia yang berkunjung, tahun 2014

sebanyak 33 kunjungan dan pada tahun 2015 sebanyak 80 kunjungan. Dari

tahun ke tahun jumlah penderita bronchopneumonia di Kabupaten

Tulungagung mengalami peningkatan (Kutipan dari Dinkes Tulungagung).

Tingginya angka kematian pada pasien bronchopneumonia dengan

masalah ketidakefektifan bersihan jalan nafas sering disebabkan oleh

terlambatnya penderita dibawa ke tenaga kesehatan atau pelayanan kesehatan

untuk mendapatkan pengobatan atau perawatan yang cepat dan tepat.

Ketidakefektifan bersihan jalan nafas apabila tidak segera di tangani dapat

menyebabkan kesulitan bernafas karena sekret yang tidak bisa keluar sehingga

akan terjadi kesulitan bernafas sampai terjadi henti nafas yang bisa

mengakibatkan kematian. Selain itu, banyak juga faktor yang mempengaruhi

antara lain faktor pengetahuan keluarga, sikap keluarga, kemampuan dalam

hal penanganan masalah yang ditimbulkan oleh bronchopneumonia antara lain

ketidakefektifan bersihan jalan nafas.

Dalam hal ini peran perawat diharapkan dapat melakukan asuhan

keperawatan yang baik dan benar sebagai upaya dalam memberikan

kesejahteraan pada anak sakit, dan keluarga bisa bertambah pengetahuannya

pada penyakit bronchopneumonia. Selain itu, dalam memberikan pelayanan

tidak cukup hanya mencakup askpek kuratif, tetapi harus mencakup aspek

promotif yaitu memberikan penyuluhan kepada pasien dan keluarga tentang

perlunya menjaga dan meningkatkan kesehatan pada sistem pernafasan,

preventif dengan mengenal dan menemukan gejala–gejala sekaligus

xix
3

komplikasi-komplikasi yang mungkin terjadi serta mempertahankan pola jalan

nafas (pemenuhan oksigen), berikutnya yaitu kolaborasi dengan tim medis

untuk pengobatan secara cepat dan tepat.

Berdasarkan hal tersebut diatas maka penulis tertarik untuk

mengambil judul asuhan keperawatan pada pasien bronchopneumonia dengan

masalah ketidakefektifan bersihan jalan nafas di Ruang Wijaya Kusuma

RSUD dr. Iskak Tulungagung.

B. Batasan Masalah

Batasan masalah pada karya tulis ilmiah ini adalah pada pasien

bronchopneumonia dengan masalah keperawatan ketidakefektifan bersihan

jalan nafas di Ruang Wijaya Kusuma RSUD dr. Iskak Tulungagung.

Pelaksanaan asuhan keperawatan hanya dilakukan pada dua pasien.

C. Rumusan Masalah

“Bagaimanakah asuhan keperawatan pada pasien bronchopneumonia

dengan masalah keperawatan ketidakefektifan bersihan jalan nafas?”

D. Tujuan Penelitian

1. Tujuan umum

Mempelajari asuhan keperawatan pada pasien bronchopneumonia

dengan masalah keperawatan ketidakefektifan bersihan jalan nafas.

xx
4

2. Tujuan khusus

a. Mempelajari pengkajian pada pasien bronchopneumonia dengan

masalah keperawatan ketidakefektifan bersihan jalan nafas.

b. Mempelajari diagnosa keperawatan pada pasien bronchopneumonia

dengan masalah keperawatan ketidakefektifan bersihan jalan nafas.

c. Mempelajari perencanaan tindakan pada pasien bronchopneumonia

dengan masalah keperawatan ketidakefektifan bersihan jalan nafas.

d. Mempelajari tindakan keperawatan pada pasien bronchopneumonia

dengan masalah keperawatan ketidakefektifan bersihan jalan nafas.

e. Mempelajari evaluasi tindakan yang telah di lakukan pada pasien

bronchopneumonia dengan masalah keperawatan ketidakefektifan

bersihan jalan nafas.

E. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis

Sebagai tambahan informasi mengenai pengembangan Ilmu

Pengetahuan Teknologi (IPTEK) di bidang Keperawatan pada kasus

bronchopneumonia dengan masalah ketidakefektifan bersihan jalan nafas.

2. Manfaat Praktis

Sebagai sarana untuk pengembangan pelayanan kesehatan

khususnya di bidang keperawatan bronchopneumonia dengan masalah

ketidakefektifan bersihan jalan nafas.

xxi
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Konsep Sistem Pernafasan

1. Anatomi sistem pernafasan

Anatomi saluran pernafasan terdiri atas saluran pernafasan

bagian atas (rongga hidung, sinus paranasal, dan faring), saluran

pernafasan bagian bawah (laring, trachea, bronchus, dan alveoli), paru

(paru kanan 3 lobus dan paru kiri 2 lobus), rongga pleura dan otot-otot

pernafasan (Muttaqin, Arif 2008)

a) Saluran pernafasan bagian atas

1) Rongga Hidung

Rongga hidung adalah dua kanal sempit yang satu sama lainnya

dipisahkan oleh septum. Dinding rongga hidung dilapisi oleh

mukosa respirasi serta sel epitel batang, bersilia, dan berlapis semu.

Mukosa tersebut menyaring, menghangatkan, dan melembabkan

udara yang masuk melalui hidung. Vestibulum merupakan bagian

dari rongga hidung berambut dan bersfungsi menyaring partikel-

partikel asing berukuran besar agar tidak masuk ke saluran

pernafasan bagian bawah.

5
xxii
6

2) Sinus Paranasal

Sinus paranasal berperan dalam menyekresi mukus, membantu

pengaliran air mata melalui saluran nasolakrimalis, dan membantu

dalam menjaga permukaan rongga hidung tetap bersih dan lembab.

3) Faring

Faring (tekak) adalah pipa berotot yang bermula dari dasar

tengkorak dan berakhir sampai persambungannya dengan

esophagus dan batas tulang rawan krikoid. Faring terdiri atas tiga

bagian yang dinamai berdasarkan letaknya, yakni nasofaring

(dibelakang hidung), orofaring (dibelakang mulut), dan

laringofaring (dibelakang laring).

b) Saluran pernafasan bagian bawah

1) Laring

Laring (tenggorok) terletak diantara faring dan trachea. Laring

disusun oleh 9 kartilago yang yang di satukan oleh ligament dan

otot rangka pada tulang hyoid di bagian atas dan trachea di

bawahnya.

2) Trachea

Trachea adalah sebuah tabung yang berdiameter 2,5 cm dengan

panjang 11 cm. Trachea terletak setelah laring dan memanjang ke

bawah setara dengan vertebra torakalis ke-5. Ujung trachea bagian

bawah bercabang menjadi dua bronchus (bronchi) kanan dan kiri.

Trachea tersusun atas 16-20 kartilago hialin berbentuk huruf C

xxiii
7

yang melekat pada dinding trachea dan berfungsi untuk

melindungi jalan udara.

3) Bronchus

Bronchus mempunyai struktur serupa dengan trachea. Bronchus

kanan lebih pendek, lebih lebar, dan arahnya hampir vertical

dengan trachea. Sebaliknya, bronchus kiri lebih panjang, lebih

sempit, dan sudutnya lebih runcing. Bentuk anantomi yang khusus

ini memiliki implikasi klinis tersendiri seperti jika ada benda asing

yang terinhalasi, maka benda itu akan lebih memungkinkan berada

di bronchus kanan karena arah dan lebarnya. Bronchus pulmonaris

bercabang dan beranting sangat banyak. Dinding bronchus dan

cabang-cabangnya dilapisi epithelium batang, bersilia, dan belapis

semu. Bronchiolus terminalis disebut saluran penghantar udara

karena fungsi utamanya adalah mangantarkan udara ke tempat

pertukaran gas di paru. Selain bronchiolus terminalis, terdapat pula

asinus yang merupakan unit fungsional paru sebagai tempat

pertukaran gas. Asinus terdiri atas bronchiolus respiratorius dan

duktus alveolaris yang seluruhnya dibatasi alveoli dan alveolus

terminalis.

4) Alveoli

Bronchiolus respiratorius terbagi dan bercabang menjadi beberapa

duktus alveolar dan berakhir pada kantung udara berdinding tipis

yang disebut alveoli. Beberapa alveoli bergabung membentuk sakus

alveolaris. Setiap paru terdiri dari sekitar 150 juta alveoli (sakus

xxiv
8

alveolaris). Kapadatan sakus alveolaris inilah yang memberi bentuk

paru tampak seperti spons. Jaringan kapiler darah mengelilingi

alveoli di tahan oleh serat elastis. Jaringan elastis ini menjaga posisi

antara alveoli dengan bronchiolus respiratorius. Adanya daya recoil

dari serat ini selama ekspirasi akan mengurangi ukuran alveoli dan

membantu mendorong udara agar keluar dari paru.

c) Paru

Paru merupakan organ utama dalam sistem pernafasan. Paru

terletak dalam rongga thorax setinggi tulang selangka sampai dengan

diafragma. Paru terdiri dari beberapa lobus yang di selaputi oleh pleura

parietalis dan pleura viseralis. Paru sebagai alat pernafasan utama

terdiri atas dua bagian, yaitu paru kanan dan kiri. Pada bagian tengah

organ ini terdapat organ jantung beserta pembuluh darah yang

berbentuk kerucut, dengan bagian puncak disebut apeks. Paru memiliki

jaringan yang bersifat elastis, berpori, serta berfungsi sebagai tempat

pertukaran gas oksigen dan karbondioksida.

2. Mekanisme pernafasan

a) Ventilasi

Ventilasi merupakan proses keluar dan masuknya oksigen dari

atmosfer kedalam alveoli atau dari alveoli ke atmosfer. Proses ventilasi

di pengaruhi oleh beberapa hal, yaitu adanya perbedaan tekanan antara

atmosfer dengan paru, semakin tinggi tempat maka tekanan udara

xxv
9

semakin rendah, demikian sebaliknya, adanya kemampuan thorax dan

paru pada alveoli dalam melaksanakan ekspansi atau kembang kempis,

terjadinya rangsangan simpatis yang dapat menyebabkan relaksasi

sehingga vasodilatasi dapat terjadi, kerja saraf simpatis dapat

menyebabkan kontraksi sehingga vasokontriksi atau penyempitan

terjadi, reflek batuk dan muntah, adanya mukus dan benda asing.

Pengaruh proses ventilasi selanjutnya adalah Complience dan Recoil.

Compliance merupakan kemampuan paru untuk mengembang.

Kemampuan ini dipengaruhi oleh berbagai faktor, yaitu adanya

surfaktan yang terdapat pada lapisan alveoli yang berfungsi

menurunkan tegangan permukaan dan adanya sisa udara yang

menyebabkan tidak terjadinya kolaps serta gangguan thorax. Surfaktan

diproduksi saat terjadi peregangan sel alveoli dan di sekresi saat kita

menarik nafas, sedangkan recoil adalah kemampuan mengeluarkan

CO2 atau kontraksi menyempitnya paru. Apabila complience baik

namun recoil terganggu, maka CO2 tidak dapat keluar secara

maksimal.

b) Difusi gas

Difusi gas merupakan pertukaran antara oksigen di alveoli dengan

kapiler paru dan CO2 di kapiler dengan alveoli. Proses pertukaran ini

dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu luasnya permukaan paru, tebal

membran respirasi/permeabilitas yang terdiri atas epitel alveoli dan

interstisial (keduanya dapat mempengaruhi proses difusi apabila terjadi

xxvi
10

proses penebalan), perbedaan tekanan dan konsentrasi O2 (hal ini

sebagaimana O2 dari alveoli masuk kedalam darah oleh karena tekanan

O2 dalam rongga alveoli lebih tinggi dari tekanan O2 dalam darah vena

pulmonalis masuk ke dalam darah secara difusi).

c) Transportasi gas

Transportasi gas merupakan proses pendistribusian O2 kapiler ke

jaringan tubuh dan CO2 jaringan tubuh ke kapiler. Pada proses

transportasi O2 akan berikatan dengan Hb membentuk Oksihemoglobin

(97%) dan larut dalam plasma (3%), sedangkan CO2 akan berikatan

dengan Hb membentuk Karbominohemoglobin (30%), larut dalam

plasma (5%), dan sebagian menjadi HCO3 yang berada dalam darah

(65%). Transportasi gas dapat di pengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu

curah jantung (cardiac output), kondisi pembuluh darah, latihan,

perbandingan sel darah dengan darah secara keseluruhan (hematokrit),

serta eritrosit dan kadar Hb.

B. Konsep Bronchopneumonia

1. Definisi

Bronchopneumonia adalah suatu peradangan pada parenkim paru

yang meluas sampai bronchioli atau dengan kata lain peradangan yang

terjadi pada jaringan paru melalui cara penyebaran langsung melalui

saluran pernafasan atau melalui hematogen sampai ke bronchus (Sujono

Riyadi & Sukarmin, 2013).

xxvii
11

Bronchopneumonia juga dikatakan suatu keradangan pada

parenkim paru yang disebabkan oleh bakteri, virus, jamur, ataupun benda

asing yang di tandai dengan gejala panas yang tinggi, gelisah, dypsnea,

nafas cepat dan dangkal, muntah, diare, batuk kering dan produktif (Aziz

Alimul, 2006).

2. Etiologi

Penyebab tersering bronchopneumonia pada anak adalah

pneumococcus, sedangkan penyebab lainnya antara lain : streptococcus

pneumonia, staphylococcus aureus, haemophilus influenzae, jamur (seperti

candida albicans), dan virus. Pada bayi dan anak kecil ditemukan

staphylococcus aureus sebagai penyebab yang berat, serius dan sangat

progresif dengan mortalitas tinggi (Sujono Riyadi & Sukarmin, 2013).

3. Manifestasi Klinis

Menurut Sujono Riyadi & Sukarmin (2013), manifestasi klinis

dari bronchopneumonia yaitu :

a) Infeksi traktus respiratorius bagian atas selama beberapa hari.

b) Suhu tubuh dapat naik sangat mendadak sampai 39-40oC dan kadang

disertai kejang karena demam yang tinggi.

c) Anak sangat gelisah, dypsnea, pernapasan cepat dan dangkal, disertai

pernapasan cuping hidung serta sianosis sekitar hidung dan mulut.

xxviii
12

d) Kadang-kadang disertai muntah dan diare. Batuk biasanya tidak

ditemukan pada permulaan penyakit, tetapi setelah beberapa hari mula-

mula kering kemudian menjadi produktif.

e) Pada perkusi sering tidak ditemukan kelainan dan pada auskultasi

mungkin hanya terdengar ronchi basah nyaring halus atau sedang. Jika

sarang bronchopneumonia menjadi satu (konfluens) mungkin pada

perkusi terdengar keredupan dan suara pernapasan pada auskultasi

terdengar mengeras.

4. Patofisiologi

Bakteri masuk kedalam jaringan paru-paru melalui saluran

pernafasan dari atas untuk mencapai bronchiolus dan kemudian alveolus

sekitarnya. Kelainan yang timbul berupa bercak konsolidasi yang tersebar

pada kedua paru-paru.

Bakteri yang masuk ke paru melalui saluran nafas masuk ke

bronchioli dan alveoli, menimbulkan reaksi peradangan hebat dan

menghasilkan cairan edema yang kaya akan protein dalam alveoli dan

jaringan interstisial. Setelah terjadi fase peradangan, lumen bronchus terisi

eksudat (nanah) dan sel epitel rusak. Bronchus dan sekitarnya penuh

dengan netrofil (bagian leukosit yang banyak pada saat awal peradangan

dan bersifat fagositosis) dan sedikit eksudat fibrinosa. Bronchus yang

rusak akan mengalami fibrosis dan pelebaran akibat tumpukan nanah

sehingga dapat timbul bronchiektasis. Eksudat pada infeksi ini mula-mula

encer dan keruh, mengandung banyak kuman penyebab (streptococcus,

xxix
13

virus, dan lain-lain). Selanjutnya eksudat berubah menjadi purulen, dan

menyebabkan sumbatan pada lumen bronchus.

Terdapatnya peradangan pada bronchus dan paru juga akan

mengakibatkan peningkatan produksi mukosa dan peningkatan gerakan

silia pada lumen bronchus sehingga timbul peningkatan reflek batuk.

Pathway bronchopneumonia

Bakteri (pneumococcus,
streptococcus,
bronchopneumonia
haemoliticus,
stafilococus), dan virus.

Infeksi parenkim
paru (alveoli dan
bronchus)

Eksudat intra-
alveolus

Akumulasi sekret

Gangguan Ketidakefektifan
pertukaran gas bersihan jalan nafas

Oksigen berkurang

Hiperventilasi

Bagan 2.1 Bagan terjadinya bronchopneumonia (Aziz Alimul, 2008)

xxx
14

5. Komplikasi

Komplikasi yang dapat terjadi adalah empiema, otitis media akut,

Mungkin juga komplikasi yang lain seperti :

a) Atelektasis : yaitu pengembangan paru-paru yang tidak sempurna

akibat kurangnya mobilisasi atau reflek batuk hilang.

b) Emfisema : yaitu suatu keadaan dimana terkmpulnya nanah dalam

rongga pleura terdapat di satu tempat atau seluruh rongga pleura.

c) Meningitis : yaitu infeksi yang menyerang selaput otak.

Komplikasi tidak akan terjadi bila diberikan antibiotik yang tepat

(Ngastiyah, 2005).

6. Pemeriksaan diagnostik

a) Foto thorax

Pada foto thorax bronchopneumonia terdapat bercak-bercak

infiltrat pada salah satu atau beberapa lobus.

b) Laboratorium

Gambaran darah tepi menunjukan leukositosis, dapat

mencapai 15.000-40.000/mm3 dengan pergeseran ke kiri. Kuman

penyebab tidak dibiakan dari usapan tenggorok, dan mungkin juga dari

darah. Urine biasanya berwarna lebih tua, mungkin terdapat

albuminuria ringan karena suhu yang naik dan sedikit torak hialin.

Analisa gas darah arteri dapat menunjukan asidosis metabolik dengan

atau tanpa retensi CO2.

xxxi
15

7. Penatalaksanaan

Penatalaksanaan yang dapat diberikan pada anak dengan

bronchopneumonia (Sujono Riyadi & Sukarmin, 2013) adalah :

a) Pemberian obat antibiotik penisilin 50.000 U/kg BB/hari, ditambah

dengan kloramfenikol 50-70 mg/kg BB/hari atau diberikan antibiotik

yang mempunyai spektrum luas seperti ampisilin. Pengobatan ini

diteruskan sampai bebas demam 4-5 hari. Pemberian obat kombinasi

bertujuan untuk menghilangkan penyebab infeksi yang kemungkinan

lebih dari 1 jenis, juga untuk menghindari resistensi antibiotik.

b) Koreksi gangguan asam basa dengan pemberian oksigen dan cairan

intravena, biasanya diperlukan campuran glukosa 5% dan NaCl 0,9%

dalam perbandingan 3:1 ditambah larutan Kcl 10 mEq/botol infus.

c) Karena sebagian pasien jatuh kedalam asidosis metabolik akibat

kurang makan dan hipoksia, maka dapat diberikan koreksi sesuai

dengan hasil analisis gas darah arteri.

d) Pemberian makanan enteral bertahap melalui nasogatrik pada

penderita yang sudah mengalami perbaikan sesak nafas.

e) Jika sekresi lendir berlebihan dapat diberikan inhalasi dengan salin

normal dan beta agonis untuk memperbaiki transport mukosilier

seperti pemberian terapi nebulizer dengan flextoid dan ventolin. Selain

bertujuan mempermudah mengeluarkan dahak juga dapat

meningkatkan lebar lumen bronchus.

xxxii
16

C. Konsep Dasar Asuhan Keperawatan

1. Definisi

Asuhan keperawatan merupakan proses atau rangkaian

kegiatan praktik keperawatan langsung pada pasien di berbagai tatanan

pelayanan kesehatan yang pelaksanaannya berdasarkan kaidah profesi

keperawatan dan merupakan inti praktik keperawatan (Aziz Alimul, 2009).

Penerapan proses keperawatan dalam asuhan keperawatan

untuk pasien merupakan salah satu wujud tanggung jawab dan tanggung

gugat perawat terhadap pasien. Pada akhirnya, penerapan proses

keperawatan ini akan meningkatkan kualitas layanan keperawatan pada

pasien (Asmadi, 2008).

2. Tujuan Asuhan Keperawatan

a) Membantu individu untuk mandiri.

b) Mengajak individu atau masyarakat berpartisipasi dalam bidang

kesehatan.

c) Membantu individu mengembangkan potensi untuk memelihara

kesehatan secara optimal agar tidak tergantung pada orang lain dalam

memelihara kesehatannya.

d) Membantu individu memperoleh derajat kesehatan yang optimal.

xxxiii
17

3. Proses Keperawatan

Proses keperawatan merupakan cara yang sistematis yang

dilakukan oleh perawat bersama pasien dalam menentukan kebutuhan

asuhan keperawatan dengan melakukan pengkajian, menentukan

diagnosis, merencanakan tindakan yang akan dilakukan, melaksanakan

tindakan serta mengevaluasi hasil asuhan yang telah di berikan dengan

berfokus pada pasien, berorientasi pada tujuan pada setiap tahap saling

terjadi ketergantungan dan saling berhubungan (Aziz Alimul, 2009).

4. Tujuan proses keperawatan

Pelaksanaan proses keperawatan secara umum bertujuan untuk

menghasilkan asuhan keperawatan yang berkualitas sehingga berbagai

masalah kebutuhan pasien dapat teratasi. Untuk mencapai kebutuhan

secara umum, terdapat beberapa tujuan khusus sesuai dengan tahapan dari

proses keperawatan, diantaranya :

a) Dapat mengidentifikasikan berbagai kebutuhan dasar manusia yang

dibutuhkan.

b) Dapat menentukan diagnosis keperawatan yang ada pada manusia

setelah dilakukan identifikasi.

c) Dapat menentukan rencana tindakanyang akan dilakukan setelah

diagnosis ditegakan.

d) Dapat melaksanakan tindakan keperawatan setelah direncanakan

e) Dapat mengetahui perkembangan pasien dari berbagai tindakan yang

telah dilakukan, untuk menentukan tingkat keberhasilan.

xxxiv
18

5. Komponen/tahap dalam proses keperawatan

a) Tahap Pengkajian

Pengkajian merupakan langkah pertama dari proses

keperawatan dengan mengumpulkan data-data yang akurat dari pasien

sehingga akan diketahui berbagai permasalahan yang ada. Langkah-

langkah dari pengkajian di antaranya :

1) Pengumpulan data

Merupakan upaya untuk mendapatkan data yang dapat digunakan

sebagai informasi tentang pasien. Format pada pengumpulan data

diantaranya : identitas pasien, riwayat kesehatan, pola fungsi

kesehatan, pemeriksaan fisik.

(a) Jenis Data

(1) Data Subjektif

Data subjektif adalah data yang di dapatkan dari pasien,

meliputi perasaan pasien dan semua hal yang dikeluhkan

oleh pasien. Data ini bias di dapatkan dari wawancara

dengan pasien.

(2) Data Objektif

Data objektif adalah data yang bias di ukur dan di observasi

(data yang seobjektif mungkin), bias di dapatkan dari hasil

pengukuran saat pemeriksaan fisik, laboratorium, foto, dan

sebagainya.

(b) Sumber Data

(1) Data Primer

xxxv
19

Adalah data-data yang dikumpulkan langsung dari pasien,

yang dapat memberikan informasi yang lengkap tentang

masalah kesehatan dan keperawatan yang dihadapinya.

(2) Data Sekunder

Adalah data-data tidak langsung dari pasien yang di

kumpulkan dari sumber lain, seperti keluarga, teman,

professional kesehatan lain.

(3) Data Tersier

Adalah data yang diperoleh dari pencatatan dan pelaporan,

laboratorium, analisis diagnostik, rekam medik dan dari

literatur yang relevan.

(c) Cara Pengumpulan Data

(1) Observasi

(2) Wawancara

(3) Riwayat kesehatan

(4) Pemeriksaan fisik

(5) Pemeriksaan diagnostik lainnya

2) Validasi data

Merupakan upaya untuk memberikan justifikasi pada data yang

telah dikumpulkan dengan melakukan perbandingan data subjektif

dan objektif yang di dapatkan dari berbagai sumber dengan

berdasarkan standar nilai normal, untuk diketahui kemungkinan

tambahan atau pengkajian ulang tentang data yang ada.

3) Identifikasi pola/masalah

xxxvi
20

Merupakan kegiatan terakhir dari tahap pengkajian setelah

dilakukan validasi data dengan mengidentifikasi pola atau masalah

yang mengalami gangguan.

b) Tahap Diagnosis keperawatan

Merupakan keputusan klinis mengenai seseorang, keluarga,

atau masyarakat sebagai akibat dari masalah kesehatan atau proses

kehidupan yang aktual atau potensial. Dalam penulisan diagnosis

keperawatan meliputi tiga komponen yaitu komponan P (Problem), E

(Etiologi), dan S (Simptom atau dikenal dengan batasan karakteristik).

Problem (masalah), adalah gambaran keadaan pasien

dimana tindakan keperawatan dapat diberikan karena adanya

kesenjangan atau penyimpangan dari keadaan normal yang seharusnya

tidak terjadi.

Etiologi (penyebab), adalah keadaan yang menunjukkan

penyebab terjadinya problem (masalah).

Simptom (tanda/ gejala), adalah ciri, tanda atau gejala

relevan yang muncul sebagai akibat adanya masalah.

Dalam perumusannya sebuah diagnosa keperawatan dapat

menggunakan 3 komponen atau 2 komponen yang sangat tergantung

kepada tipe dari diagnosa keperawatan itu sendiri.

Ada beberapa tipe diagnosis keperawatan diantaranya :

1) Diagnosis Keperawatan Aktual

xxxvii
21

Diagnosis keperawatan aktual menurut NANDA adalah

menyajikan keadaan secara klinis yang telah di validasikan melalui

batasan karakteristik mayor yang di identifikasikan. Diagnosis

keperawatan aktual penulisannya adalah adanya pernyataan

masalah (P), adanya pernyataan etiologi (E), dan adanya

pernyataan tanda dan gejala (S).

2) Diagnosis Keperawatan Resiko atau Resiko Tinggi

Menurut NANDA adalah keputusan klinis tentang individu,

keluarga atau komunitas yang sangat rentan untuk mengalami

masalah di banding yang lain pada situasi yang sama atau hampir

sama. Penulisannya PE (Problem+Etiologi).

3) Diagnosis Keperawatan Kemungkinan

Menurut NANDA adalah pernyataan tentang masalah-masalah

yang diduga masih memerlukan data tambahan, dengan harapan

masih diperlukan untuk memastikan adanya tanda dan gejala utama

faktor resiko.

Contoh : Kemungkinan gangguan konsep diri.

4) Diagnosis Keperawatan Sehat-Sejahtera (Wellness)

Menurut NANDA adalah ketentuan klinis mengenai individu,

kelompok atau masyarakat dalam transisi dari tingkat kesehatan

khusus ke tingkat kesehatan yang lebih baik. Dalam menentukan

diagnosis keperawatan sehat menunjukan terjadi peningkatan

fungsi kesehatan menjadi fungsi yang positif.

5) Diagnosis Keperawatan Sindrom

xxxviii
22

Menurut NANDA diagnosis keperawatan sindrom adalah diagnosis

keperawatan yang terdiri dari sekelompok diagnosis keperawatan

aktual atau resiko tinggi yang diduga akan tampak karena suatu

kejadian atau situasi tertentu.

c) Tahap Perencanaan

Tahap perencanaan merupakan proses penyusunan berbagai

intervensi keperawatan yang dibutuhkan untuk mencegah, menurunkan

atau mengurangi masalah-masalah pasien. Langkah-langkah dalam

perencanaan diantaranya :

1) Penentuan prioritas diagnosa

2) Penentuan tujuan dan kriteria hasil yang diharapkan.

3) Menentukan rencana tindakan.

d) Tahap pelaksanaan/tindakan

Merupakan langkah keempat dalam tahap proses keperawatan

(tindakan keperawatan) yang telah di rencanakan dalam rencana

tindakan keperawatan. Adapun tahap-tahap dalam tindakan

keperawatan adalah sebagai berikut :

1) Persiapan

Tahap awal tindakan keperawatan ini menuntut perawat untuk

mengevaluasi yang diindentifikasi pada tahap perencanaan.

2) Intervensi

xxxix
23

Fokus tahap pelaksanaan tindakan perawatan adalah kegiatan dan

pelaksanaan tindakan dari perencanaan untuk memenuhi kebutuhan

fisik dan emosional. Pendekatan tindakan keperawatan meliputi

tindakan : independen, dependen, dan interdependen.

3) Dokumentasi

Pelaksanaan tindakan keperawatan harus diikuti oleh pencatatan

yang lengkap dan akurat terhadap suatu kejadian dalam proses

keperawatan.

e) Tahap Evaluasi

Merupakan langkah terakhir dari proses keperawatan dengan

cara melakukan identifikasi sejauh mana tujuan dari rencana

keperawatan tercapai atau tidak. Untuk penentuan masalah teratasi,

teratasi sebagian, atau tidak teratasi adalah dengan cara

membandingkan antara SOAP dengan tujuan dan kriteria hasil yang

telah di tetapkan.

S=Subjektif adalah informasi yang berupa ungkapan yang di

dapat dari pasien setelah tindakan di berikan.

O=Objektif adalah informasi yang di dapat berupa hasil

pengamatan, penilaian, pengukuran yang dilakukan oleh perawat

setelah tindakan dilakukan.

A=Assesment adalah membandingkan antara informasi

subjektif dan objektif dengan tujuan dan kriteria hasil, kemudian di

xl
24

ambil kesimpulan bahwa masalah teratasi, teratasi sebagian, atau tidak

teratasi.

P=Planning adalah rencana keperawatan lanjutan yang akan

dilakukan berdasarkan hasil analisa.

Terdapat 3 kemungkinan hasil evaluasi yaitu :

1) Tujuan tercapai, apabila pasien telah menunjukan perbaikan atau

kemajuan sesuai dengan kriteria yang telah di tetapkan.

2) Tujuan tercapai sebagian, apabila tujuan itu tidak tercapai secara

maksimal, sehingga perlu di cari penyebab dan cara mengatasinya.

3) Tujuan tidak tercapai, apabila pasien tidak menunjukan perubahan

atau kemajuan sama sekali bahkan timbul masalah baru. Dalam hal

ini perawat perlu untuk mengkaji secara lebih mendalam apakah

terdapat data, analisis, diagnosa, tindakan, dan faktor-faktor lain

yang tidak sesuai yang menjadi penyebab tidak tercapainya tujuan.

D. Konsep ketidakefektifan bersihan jalan nafas (berdasarkan NANDA

NIC-NOC, 2011).

1. Definisi

Ketidakefektifan bersihan jalan nafas adalah ketidakmampuan

untuk membersihkan sekret atau obstruksi saluran nafas guna

mempertahankan jalan nafas yang bersih (Wilkinson Judith, 2011).

2. Batasan Karakteristik

Subyektif : Dipsnea

xli
25

Obyektif :

a) Suara nafas tambahan (misalnya rales, crakles, ronchi dan

wheezing).

b) Perubahan pada irama dan frekuensi pernafasan.

c) Batuk tidak ada atau tidak efektif

d) Sianosis

e) Kesulitan untuk berbicara

f) Penurunan suara nafas

g) Ortopnea

h) Gelisah

i) Sputum berlebihan

j) Mata terbelalak

3. Faktor yang Berhubungan

a) Lingkungan : merokok, menghirup asap rokok, dan perokok pasif.

b) Obstruksi jalan nafas : spasme jalan nafas, retensi sekret, mukus

berlebih, adanya jalan nafas buatan, terdapat benda asing di jalan

nafas, sekret di bronchi, dan eksudat di alveoli.

c) Fisiologis : disfungsi neuromuskular, hyperplasia di dinding

bronchial, PPOK(Penyakit Paru Obstruksi Kronis), infeksi, asma,

jalan nafas alergik (trauma).

xlii
26

4. Hasil NOC ( Nursing Outcomes Classification)

a) Pencegahan Aspirasi : tindakan personal untuk mencegah masuknya

cairan dan partikel padat ke dalam paru

b) Status Pernafasan : kepatenan jalan nafas : jalan nafas trakeobronchial

terbuka dan bersih untuk pertukaran gas.

c) Status Pernafasan : ventilasi : pergerakan udara masuk dan keluar paru.

5. Tujuan/Kriteria Evaluasi

a) Menunjukan pembersihan jalan nafas yang efektif, yang dibuktikan

oleh pencegahan aspirasi; status pernafasan ; kepatenan jalan nafas;

dan status pernafasan : ventilasi tidak terganggu.

b) Menunjukan status pernafasan : kepatenan jalan nafas, yang dibuktikan

oleh indikator gangguan sebagai berikut :

1) Kemudahan bernafas.

2) Frekuensi dan irama pernafasan.

3) Pergerakan sputum keluar dari jalan nafas.

4) Pergerakan sumbatan keluar dari jalan nafas.

6. Intervensi NIC (Nursing Intervention Classification)

a) Manajemen jalan nafas : memfasilitasi kepatenan jalan udara

b) Penghisapan jalan nafas : mengeluarkan sekret dari jalan nafas dengan

memasukkan sebuah kateter penghisap kedalam jalan nafas oral dan

atau trachea.

xliii
27

c) Kewaspadaan aspirasi : mencegah atau meminimalkan faktor resiko

pada pasien yang beresiko mengalami aspirasi.

d) Manajemen asma : mengidentifikasi, menangani, dan mencegah reaksi

inflamasi atau konstriksi di dalam jalan nafas.

e) Peningkatan batuk : meningkatkan inhalasi dalam pada pasien yang

memiliki riwayat keturunan mengalami tekanan intratoraksik dan

kompresi parenkim paru yang mendasari untuk pengerahan tenaga

dalam menghembuskan udara.

f) Pengaturan posisi : mengubah posisi pasien atau again tubuh pasien

secara sengaja untuk memfasilitasi kesejahteraan fisiologis dan

psikologis.

g) Pemantauan pernafasan : mengumpulkan dan menganalisis data pasien

untuk memastikan kapatenan jalan nafas dan pertukaran gas yang

adekuat.

h) Bantuan ventilasi : meningkatkan pola nafas spontan yang optimal,

yang memaksimalkan pertukaran oksigen dan karbondoksida dalam

paru.

7. Aktivitas Keperawatan

a) Pengkajian

Kaji dan dokumentasikan hal-hal berikut:

1) Keefektifan pemberian oksigen dan terapi lain

2) Keefektifan obat resep

3) Kecenderungan pada gas darah arteri jika tersedia

xliv
28

4) Frekuensi, kedalaman dan upaya pernapasan

5) Faktor yang berhubungan seperti nyeri, batuk tidak efektif, mukus

kental, dan keletihan

6) Auskultasi bagian dada anterior dan posterior untuk mengetahui

penurunan atau ketiadaan ventilasi dan adanya suara napas

tambahan.

b) Pengisapan Jalan Nafas (NIC):

1) Tentukan kebutuhan pengisapan oral atau tracheal

2) Pantau status oksigen pasien dan status hemodinamik dan irama

jantung sebelum, selama dan setelah pengisapan

3) Catat jenis dan jumlah sekret yang dikumpulkan.

c) Penyuluhan Untuk Pasien Dan Keluarga

1) Jelaskan penggunaan yang benar peralatan pendukung (misalnya,

oksigen, mesin penghisapan, spirometer,inhaler, dan intermitten

positive pressure breathing[IPPB])

2) Informasikan kepada pasien dan keluarga tentang larangan

merokok didalam ruangan perawatan

3) Instruksikan kepada pasien tentang batuk dan teknik napas dalam

4) Ajarkan pasien untuk mengganjal luka insisi saat batuk, kalau ada

5) Ajarkan pasien dan keluarga tentang makna perubahan sputum

6) Pengisapan jalan napas (NIC): instruksikan kepada pasien dan

keluarga tentang cara melakukan pengisapan, jika perlu.

d) Aktivitas Kolaboratif

1) Rundingkan dengan ahli terapi pernapasan, jika perlu

xlv
29

2) Konsultasikan dengan dokter tentang kebutuhan untuk perkusi atau

peralatan pendukung

3) Berikan oksigen yang telah dihumidifikasi sesuai dengan instruksi

4) Lakukan atau bantu dalam terapi aerosol, nebulizer, dan perawatan

paru lainnya sesuai protocol

5) Beri tahu dokter tentang hasil gas darah yang abnormal

e) Aktivitas Lain

1) Anjurkan aktivitas fisik untuk memfasilitasi pengeluaran sekret.

2) Anjurkan penggunaan spirometer insentif.

3) Jika pasien tidak mampu ambulasi, pindahkan pasien dari satu sisi

tempat tidur kesisi yang lainnya setiap dua jam.

4) Informasikan kepada pasien sebelum memulai prosedur untuk

menurunkan kecemasan dan control diri.

5) Berikan pasien dukungan emosi.

6) Atur posisi pasien yang memungkinkan untuk pengembangan

maksimal rongga dada.

7) Pengisapan nasoparing atau oroparing.

8) Lakukan pengisapan endotrachea atau nasotrachea jika perlu.

9) Pertahankan keadekuatan hidrasi untuk mengencerkan sekret.

10) Singkirkan atau tangani faktor penyebab, seperti nyeri, keletihan

dan sekret yang kental.

f) Perawatan Dirumah

1) Instruksikan pasien dan keluarga terlibat dalam perencanaan untuk

perawatan dirumah.

xlvi
30

2) Kaji kondisi rumah untuk keberadaan faktor allergen.

3) Bantu pasien dan keluarga untuk mengidentifikasi cara

menghindari allergen.

g) Untuk Bayi Dan Anak-Anak

1) Beri penekanan kepada orangtua bahwa batuk sangat penting bagi

anak-anak dan bahwa batuk tidak harus diredakan dengan obat.

2) Seimbangkan kebutuhan terhadap pembersihan jalan napas dengan

kebutuhan untuk menghindari keletihan.

3) Biarkan anak memegang stetoskop dan mendengarkan bunyi

napasnya sendiri.

xlvii
BAB III

METODE PENELITIAN

A. Rancangan Penelitian

Metode yang digunakan dalam penulisan karya tulis ilmiah adalah

dengan menggunakan penelitian studi kasus.

Penelitian studi kasus adalah studi yang mengeksplorasi suatu

masalah keperawatan dengan batasan terperinci, memiliki pangambilan data

yang mendalam dan menyertakan berbagai sumber informasi. Penelitian studi

kasus dibatasi oleh waktu dan tempat, serta kasus yang di pelajari berupa

peristiwa, aktivitas atau individu (panduan penyusunan studi kasus).

Penelitian studi kasus ini adalah studi untuk mengeksplorasi masalah

asuhan keperawatan pada pasien bronchopneumonia dengan masalah

keperawatan ketidakefektifan bersihan jalan nafas di Ruang Wijaya Kusuma

RSUD dr. Iskak Tulungagung.

B. Lokasi Dan Waktu

1. Lokasi

Penelitian studi kasus dilaksanakan di Ruang Wijaya Kusuma RSUD dr.

Iskak Tulungagung.

2. Waktu

Waktu pelaksanaan studi kasus dilakukan pada tanggal 18 sampai dengan

20 April 2016.

31
xlviii
32

C. Subyek Penelitian

Subyek penelitian yang di gunakan adalah pada 2 pasien

bronchopneumonia dengan masalah keperawatan ketidakefektifan bersihan

jalan nafas.

D. Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian studi

kasus meliputi :

1. Wawancara

Wawancara yang digunakan dalam penelitian studi kasus adalah

menggunakan teknik wawancara testruktur, dimana wawancara

dilaksanakan secara terencana dengan berpedoman pada daftar pertanyaan

yang telah di siapkan.

Hasil wawancara/anamnesis berisi tentang identitas pasien, keluhan

utama, riwayat penyakit sekarang-dahulu-keluarga, pola kesehatan

fungsional).

2. Observasi dan pemeriksaan fisik

Observasi dan pemeriksaan fisik dilakukan oleh peneliti dengan

menggunakan pendekatan inspeksi, palpasi, perkusi, auskultasi (IPPA)

pada sistem tubuh pasien.

xlix
33

3. Studi dokumentasi dan angket

Data yang digunakan dari hasil pemeriksaan penunjang diantaranya :

hasil laboratorium, radiologi, dan hasil pemeriksaan dari tim kesehatan

lain seperti dokter, perawat, dan ahli gizi.

E. Uji Keabsahan Data

Uji keabsahan data dilakukan dengan :

1. Memperpanjang waktu pengamatan/tindakan.

Penelitian dilakukan selama 3 hari, apabila masih di temukan adanya data

yang kurang maka menambah waktu penelitian dalam 1 minggu untuk

memenuhi kelengkapan data yang diperlukan oleh penulis.

2. Sumber informasi tambahan menggunakan triangulasi (menggali

kebenaran informasi) dari tiga sumber data utama yaitu pasien, perawat,

dan keluarga pasien yang berkaitan dengan masalah ketidakefektifan

bersihan jalan nafas.

F. Analisis Data

Analisis data dilakukan dengan cara mengemukakan fakta,

selanjutnya membandingkan dengan teori yang ada dan selanjutnya di

tuangkan dalam opini pembahasan. Teknik analisis yang digunakan dengan

cara menarasikan jawaban-jawaban dari penelitian yang di peroleh dari hasil

interpretasi wawancara mendalam yang dilakukan untuk menjawab rumusan

masalah penelitian. Teknik analisis digunakan dengan cara observasi oleh

penelitidan studi dokumentasi yang menghasilkan data untuk selanjutnya di

l
34

interpretasikan oleh peneliti, dibandingkan teori yang ada sebagai bahan untuk

memberikan rekomendasi dalam intervensi tersebut. Uraian dalam analisis

adalah :

1. Pengumpulan Data

Data dikumpulkan dari hasil WOD (wawancara, observasi, dokumen).

Dalam melakukan wawancara, hal yang ditanyakan meliputi : identitas

pasien, keluhan utama, riwayat penyakit sekarang-dahulu-keluarga, pola

kesehatan fungsional. Sedangkan observasi yang dilakukan yaitu

pemeriksaan fisik dengan teknik inspeksi, palpasi, perkusi dan auskultasi.

Kemudian semua data yang diperoleh di dokumentasikan dalam asuhan

keperawatan.

2. Mereduksi data dengan membuat koding dan kategori

Data hasil wawancara yang terkumpul kemudian dibuat koding yang

dibuat oleh peneliti dan mempunyai arti tertentu sesuai dengan topik

penelitian yang diterapkan. Data objektif dianalisis berdasarkan hasil

pemeriksaan diagnostik kemudian dibandingkan nilai normal.

3. Penyajian data

Penyajian data dapat dilakukan dengan bagan dan teks naratif.

Kerahasiaan dari responden dijamin dengan jalan mengaburkan identitas

dari responden.

4. Kesimpulan

Dari data yang disajikan, kemudian data dibahas dan dibandingkan dengan

hasil – hasil penelitian terdahulu dan secara teoritis dengan perilaku

kesehatan. Penarikan kesimpulan dilakukan dengan metode induksi.

li
35

Data yang dikumpulkan terkait dengan data pengkajian, diagnosis,

perencanaan, tindakan, dan evaluasi.

G. Etik Penelitian

Dicantumkan etika yang mendasari suatu penelitian, terdiri dari :

1. Informed Consent (persetujuan menjadi responden).

Yaitu persetujuan yang diberikan oleh pasien atau keluarga terdekat

setelah mendapatkan penjelasan secara lengkap mengenai tindakan

kedokteran atau kedokteran gigi yang akan dilakukan terhadap pasien

(pasal 1 ayat 1 Permenkes No. 290 tahun 2008).

2. Anonymity (tanpa nama).

Merupakan etika penelitian dimana peneliti tidak mencamtumkan

nama responden pada lembar pengumpulan data tetapi hanya

menuliskan kode saja. Kode yang di gunakan berupa inisial.

3. Confidentiality (kerahasiaan).

Kerahasiaan informasi yang dikumpulkan dari subyek di jamin oleh

peneliti, dan seluruh informasi akan di gunakan untuk kepentingan

penelitian.

lii
36

H. Keterbatasan

1. Surat balasan ijin penelitian dari rumah sakit yang keluarnya jauh

melebihi target waktu penelitian. Sehingga mahasiswa harus

meyakinkan kepala ruangan yang menjadi tempat penelitian agar dapat

melaksanakan penelitian dengan ketentuan surat balasan penelitian

segera menyusul.

2. Waktu penelitian yang sangat singkat dan digabung dengan praktik

rumah sakit. Hal ini menjadikan rancu antara mengerjakan penelitian

dan tugas harian praktik.

liii
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

Dalam bab ini akan disajikan hasil dan pembahasan penelitian studi

kasus yang telah dilaksanakan pada tanggal 18 s.d 20 April 2016, adapun hasilnya

sebagai berikut :

A. Hasil

1. Gambaran Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di RSUD dr. Iskak Tulungagung yang

berlokasi di jln. Wahidin Sudiro Husodo,Tulungagung. Tepatnya di ruang

rawat inap Wijaya Kusuma. Di ruang rawat inap Wijaya Kusuma ini

terdapat 6 ruangan, meliputi ruang kelas I, ruang kelas II, ruang kelas IIIA,

ruang kelas IIIB, ruang isolasi dan ruang Pediatric Intensive Care Unit

(PICU) dengan jumlah total 33 bed. Pasien 1 (An. F) dirawat di ruang

kelas IIIB bed no. 28, sedangkan pasien 2 (An. N) dirawat di ruang kelas II

bed no. 14. Pasien 1 dan pasien 2 dirawat di ruangan yang bersih dan

nyaman.

Adapun laporan dari peelitian studi kasus yang dilakukan peneliti

pada tanggal 18 s.d 20 April 2016 terdiri dari pengkajian, diagnosis

keperawatan, rencana tindakan keperawatan, tindakan keperawatan, dan

evaluasi.

liv
37
38

2. Pengkajian

Tabel 4.1 Identitas Dan Hasil Anamnesis

Identitas Pasien Pasien 1 Pasien 2


Nama / jenis kelamin An. F / Laki-laki An. N / Perempuan
Alamat Rt 01, Rw 03 Kras, Kediri Tanjungsari,Boyolangu
Umur anak 19 bulan 5 hari 2 Bulan 22 Hari
Nama ayah Tn. P Tn. A
Pendidikan ayah SMA SMK
Pekerjaan ayah Swasta Swasta
Pekerjaan ibu Ibu rumah tangga Perangkat Desa
Agama Islam Islam
Suku bangsa Jawa Jawa
Diagnosa medis Bronchopneumonia Bronchopneumonia
No. Reg 11600245 11606371
Tanggal MRS 17 April 2016 16 April 2016
Tanggal pengkajian 18 April 2016 18 April 2016

Riwayat penyakit
Keluhan utama Batuk Batuk

Lama keluhan 10 hari 12 hari

Akibat timbulnya keluhan Pasien pilek Pasien pilek

Faktor yang memperberat Dahak tidak bisa keluar Dahak tidak bisa keluar

Riwayat penyakit sekarang Orangtua pasien mengatakan Orangtua pasien mengatakan


sudah 10 hari yang lalu anaknya sudah 12 hari yang lalu
batuk, pilek, panas dan tidak anaknya batuk, pilek, sulit
bisa mengeluarkan dahaknya. bernafas dan dahaknya tidak
Tanggal 17 april 2016 di bawa bisa keluar. Tanggal 16 april
ke IGD RSUD dr. Iskak 2016 dibawa ke IGD RSUD
Tulungagung, setelah mendapat dr. Iskak Tulungagung,
perawatan pasien di pindah ke setelah mendapatkan
ruangan wijaya kusuma. Saat perawatan pasien di pindah di
pengkajian pasien batuk dan ruang Wijaya Kusuma. Saat
pilek, terdapat suara nafas pengkajian pasien batuk dan
tambahan ronchi/grok-grok, pilek, terdapat suara
adanya sekret, RR 26x/m dan tambahan ronchi/grok-grok,
suhu 37,60C. trdapat sekret, terpasang O2
Nassal 1lpm, RR 32x/m dan
suhu 36,50C.
Riwayat keperawatan dahulu
- Pre natal ANC selama kehamilan ANC selama kehamilan
dilakukan setiap satu bulan dilakukan setiap satu bulan
sekali di bidan. sekali di bidan

- Natal Pasien lahir secara spontan / Pasien lahir secara spontan /


normal, dan pasien adalah anak normal, pasien adalah anak
pertama pertama

- Post Natal Pasien lahir dengan keadaan Pasien lahir dengan keadaan
sehat, BB lahir 2,8 kg, PB lahir sehat, BB lahir 2,6 kg, PB
50 cm lahir 49 cm

lv
39

- Luka / operasi Tidak terdapat luka operasi Tidak terdapat luka operasi

- Allergi Ibu mengatakan anaknya tidak Ibu mengatakan anaknya


alergi terhadap obat maupun tidak allergi terhadap obat
makanan ataupun makanan

Pola kebiasaan Pasien aktif dalam kegiatan / Pasien aktif menggerakkan


bermain kedua tangan dan kakinya

Tumbuh kembang :
- Tengkurap Usia 5 Bulan Belum bisa
- Duduk Usia 8 Bulan Belum bisa
- Berdiri Usia 13 Bulan Belum bisa
- Mengoceh Usia 14 Bulan Belum bisa
- Bicara Usia 17 Bulan Belum bisa

Riwayat imunisasi
- BCG 1x 1x
- DPT 3x 1x
- Campak 1x Belum dilakukan
- Hb 1x 1x
- Polio 4x 1x

Riwayat kesehatan keluarga Keluarga pasien tidak ada yang Keluarga pasien tidak ada
menderita penyakit menular yang menderita penyakit
ataupun menurun menular ataupun menurun

Riwayat psikososial Sebelum MRS pasien aktif Sebelum MRS pasien aktif
bermain, saat di RS pasien menggerakan tangan dan
lemah dan hanya beraktifitas kakinya, saat di RS pasien
diatas tempat tidur, sesekali di lemah dan sesekali di
gendong. gendong.

Riwayat seksual Pasien adalah seorang anak laki- Pasien adalah seorang anak
laki perempuan

Riwayat keluarga
- Keluarga inti Terdiri dari ayah, ibu dan pasien Terdiri dari ayah, ibu dan
pasien
- Lingkungan rumah dan Lingkungan rumah pasien Lingkungan rumah pasien
komunitas bersih bersih

Kultur dan kepercayaan Ayah dan ibu pasien beragam Ayah dan ibu pasien beragam
islam dan bersuku bangsa jawa islam dan bersuku bangsa
jawa

Fungsi dan hubungan Hubungan keluarga sangat erat Hubungan keluarga sangat
keluarga antara orang tua dan anak erat antara orang tua dan anak

Pola perilaku yang Pasien jarang mencuci tangan Pasien sering memasukan
memperngaruhi kesehatan setelah bermain tangannya ke dalam mulut.

Persepsi keluarga terhadap Keluarga yakin dengan Keluarga yakin dengan


anak pengobatan anaknya akan pengobatan anaknya akan
segera sembuh segera sembuh.

lvi
40

Berdasarkan Tabel 4.1. Identitas Pasien dan Hasil Anamnesis, Pasien 1

(An. F) berjenis kelamin laki-laki dan berumur 19 bulan 5 hari sedangkan pasien 2

(An. N) berjenis kelamin perempuan dan berumur 2 bulan 22 hari. Kedua pasien

memiliki diagnose medis yang sama yaitu Bronchopneumonia. Keluhan utama

yang dirasakan kedua pasien sama yaitu batuk, sedangkan lamanya keluhan

selama 10 hari pada An. F dan 7 hari pada An. N. Akibat yang ditimbulkan dari

keluhan kedua pasien tersebut sama yaitu pilek dan diperberat dengan dahak yang

tidak bisa keluar. Untuk riwayat post natal, pasien 1 lahir dengan BB 2,8 kg PB 50

cm, sedangkan pasien 2 lahir dengan BB 2,6 kg dan PB 49 cm. Tumbuh kembang

pasien 1 tidak mengalami kemunduran, sedangkan pasien 2 masih belum bisa

tengkurap, duduk, dll karena usianya masih 2 bulan 22 hari. Imunisasi pada An. F

sudah lengkap, sedangkan pada An. N imunisasi campak belum dilakukan.

Tabel 4.2 Hasil Observasi Dan Pemeriksaan Fisik

PEMERIKSAAN
FISIK DAN Pasien 1 ( An. F) Pasien 2 (An. N)
OBSERVASI
Keadaan umum Keadaan umum pasien lemah, Keadaan umum pasien lemah,
tampak gelisah, batuk, pilek dan rewel, batuk, pilek dan grok-
grok-grok. Terdapat akumulasi grok. Terdapat akumulasi sekret.
sekret. Terpasang infus D5 ¼ Terpasang O2 Nassal 1lpm dan
Ns 500cc pada tangan kanan. infus D10 1/5 Ns 500cc di tangan
kiri.
Suhu 38,6oC 36oC
Nadi 98 x/m 106 x/m
Tekanan darah - -
Respirasi 26x/m 36x/m
Kesadaran Compos Mentis Compos Mentis
GCS (Glasgow Coma 4-5-6 4-5-6
Scale)

Tinggi badan 80 cm 56 cm
Berat badan 11,9 kg 3,9 kg
Status nutrisi : Status nutrisi :
Diketahui : BB : 11,9 Kg, TB : Diketahui : BB : 3,9 Kg, TB : 56
80 Cm, Nilai Med : 11,0, Sd Up Cm, Nilai Med : 4,6, Sd Up : 0,6,

lvii
41

: 1,4, Sd Low : 1.0 Sd Low : 0,6


Rumus = Nilai Riil – Nilai Med Rumus = Nilai Riil – Nilai Med
Sd Up Sd Low

= 11,9 – 11,0 = 3,9 – 4,6


1,4 0,6

= 0,6 = -1,2
Kesimpulan : status gizi baik /
normal Kesimpulan : status gizi baik /
normal
Pemeriksaan Fisik ( 6B )
B1. Breathing Bentuk thorax simetris, nafas Bentuk thorax simetris, nafas
spontan, frekwensi nafas 26 spontan frekwensi nafas 32 x/m,
x/m, irama regular, tidak ada irama regular, pasien terpasang
tanda tanda kesulitan bernafas, O2 Nassal 1lpm, ekspansi
ekspansi simetris, palpasi simetris, palpasi getaran suara
getaran suara simetris kanan seimbang kanan kiri, perkusi
kiri, perkusi pekak karena pekak karena ada sekret,
terdapat sekret, auskultasi suara auskultasi suara nafas vesikuler,
nafas vesikuler, suara ucapan suara ucapan kanan kiri
kanan kiri seimbang, terdapat seimbang, terdapat suara
suara tambahan ronchi. tambahan ronchi.

B2. Bleeding Ictus cordis teraba pada ICS Ictus cordis teraba pada ICS
(Intercostae) V, batas jantung (Intercostae) V, batas jantung
bagian atas ICS II linea bagian atas ICS II linea sternalis
sternalis dextra, batas jantung dextra, batas jantung bagian
bagian bawah ICS V mid bawah ICS V mid clavicula
clavicula sinistra, bunyi jantung sinistra, bunyi jantung I lup (ICS
I lup (ICS IV dan V mitral IV dan V mitral tricuspid), bunyi
tricuspid), bunyi jantung II dup jantung II dup (ICS II dan III
(ICS II dan III aorta pulmonal), aorta pulmonal), tidak ada bunyi
tidak ada bunyi jantung jantung tambahan, frekwensi
tambahan, frekwensi denyut denyut jantung 122 x/m. CRT
jantung 100 x/m. CRT (Capillary Refill Time) < 3 detik,
(Capillary Refill Time) < 3 akral hangat, suhu 36,5 oC.
detik, akral hangat, suhu 37,5oC.

B3. Brain Kesadaran compos mentis, GCS Kesadaran compos mentis, GCS
4-5-6, tidak ada gangguan 4-5-6, tidak ada gangguan syaraf
syaraf otak, tidak terdapat tanda otak, tidak terdapat tanda – tanda
– tanda rangsangan otak, fungsi rangsangan otak, fungsi sensorik
sensorik dan motorik baik. dan motorik baik.

B4. Bladder Normal, BAK spontan, Normal, BAK spontan, warna


warna kuning jerniih, bau khas, kuning jerniih, bau khas, jumlah
jumlah tidak terkaji, frekwensi tidak terkaji, frekwensi 4-6x
3-5x sehari, tidak ada kesulitan sehari, tidak ada kesulitan BAK.
BAK.

B5. Bowel Frekwensi 1x sehari, Frekwensi 1x sehari,


konsistensi lembek, warna konsistensi lembek, warna
kuning, bau khas, tidak ada kuning, bau khas, tidak ada
masalah BAB, peristaltik usus masalah BAB, peristaltik usus 12
14 x/m, tidak ada nyeri tekan x/m, tidak ada nyeri tekan perut
perut bagian atas, tidak ada bagian atas, tidak ada ascites,
ascites, tidak ada pembesaran tidak ada pembesaran hepar,

lviii
42

hepar, tidak ada pembesaran tidak ada pembesaran lien.


lien.

B6. Bone Normal, pergerakan otot Normal, pergerakan otot


tulang sendi bebas kanan kiri, tulang sendi bebas kanan kiri,
otot simetris, tidak terdapat otot simetris, tidak terdapat
oedem tidak ada kelainan pada oedem tidak ada kelainan pada
ekstremitas dan kuku dan tidak ekstremitas dan kuku dan tidak
terdapat luka, kulit hangat, terdapat luka, kulit hangat, turgor
turgor baik, tulang belakang cukup, tulang belakang normal.
normal.

Berdasarkan Tabel 4.2. Hasil Observasi dan pemeriksaan fisik, keadaan

umum kedua pasien lemah, tanda-tanda vital dalam batas normal, kesadaran

Compos Mentis, GCS 4-5-6 dan status nutrisi baik pada kedua pasien. Pada

pemeriksaan fisik B1(Breathing) ditemukan adanya suara tambahan ronchi pada

paru-paru kanan dan kiri, ekspansi paru simetris, irama nafas teratur. Hanya saja

pada pasien 2 (An. N) menggunakan O2 Nassal 1lpm, sedangkan pada pasien 1

(An. F) tidak menggunakan O2 Nassal 1lpm karena tidak mengalami kesulitan

bernafas. Pada pemeriksaan fisik B2-B6 pada kedua pasien tidak ditemukan

adanya kelainan.

Tabel 4.3 Hasil Pemeriksaan Penunjang

Jenis Pemeriksaan Pasien 1 Pasien 2


Satuan Nilai
Tanggal Pemeriksaan Tanggal Pemeriksaan
Rujukan
Laboratorium 17 April 20 April 16 April 19 April
2016 2016 2016 2016

HEMATOLOGI
Hematologi lengkap
Hemoglobin 13.4 L 11.8 L 10.1 L 10.1 g/dl 12.0-16.0
Jumlah eritrosit 5.20 4.54 4.21 4.44 10^6/uL 4.00-5.30
Hematokrit 42.2 37.1 33.8 32.2 % 35.0-45.0
MCV,
MCH,MCHC
MCV 51.8 81.7 H 100.0 90.1 fL 75.0-91.0
MCH 25.8 26.0 29.9 30.1 pg 25.0-33.0
MCHC 31.6 31.8 L 29.9 31.4 g/L 31.0-37.0

lix
43

RDW-SD 39.9 41.8 H 51.1 45.3 fL 35-47


RDW-CV 13.7 14.2 13.8 13.6 % 11.5-14.5
NRBC H 0.1 0.0 0.0 H 0.1 %
NRBC# 0.0 0.0 0.0 0.0 10^3/uL
WBC H 16.35 7.07 H 17.31 9.05 10^3/uL 5.0-11.0
Hitung Jenis
Eosinofil 0.5 0.0 0.0 1.5 % 0-4
Basofil 0.5 0.1 0.2 0.2 % 0-1
Neutrofil H 56.8 H 66.1 H 43.2 39.1 % 32-52
Limfosit L 27.2 31.4 51.8 43.4 % 30-60
Monosit H 15.0 2.4 4.8 H 15.8 % 2-8
Jumlah Eosinofil 0.08 0.00 0.00 0.26 10^3/uL 0.00-0.8
Jumlah Basofil 0.08 0.01 0.02 0.03 10^3/uL 0.00-0.2
Jumlah Neutrofil H 9.30 4.67 3.95 6.76 10^3/uL 1.50-7.00
Jumlah Limfosit H 4.40 2.22 H 4.47 2.52 10^3/uL 1.00-3.70
Jumlah Monosit H 2.45 0.17 0.44 H 2.74 10^3/uL 0.16-1.0
IG% 1.5 0.3 0.4 0.5 % 150-450
IG# 0.3 0.0 0.0 0.1 10^3/uL 9.0-13.0
PLT 304 236 325 377 10^3/uL 7.2-11.1
PDW 10.9 10.3 11.3 12.7 fL 15.0-25.0
MPV 10.0 10.1 10.7 H 11.2 fL 1.150-0.4
P-LCR 24.0 24.8 25.2 24.4 %
PCT 0.300 0.240 0.350 0.320 %

X – RAY Tanggal : 19-4-2016 Tanggal : 18-4-2016


- Cor : besar dan bentuk normal - Cor : besar dan bentuk normal
- Pulmo : tampak infiltrate di lapang - Pulmo : tampak infiltrate di lapang
paru kanan dan kiri paru kanan dan kiri
Kedua sinus phrenicocostalis tajam Kedua sinus phrenicocostalis tajam
- Kesan : Bronchopneumonia - Kesan : Bronchopneumonia

Berdasarkan Tabel 4.3 Hasil Pemeriksaan Penunjang, laboratorium pasien

1 (An.F) pada pemeriksaan tanggal 17 april 2016 di dapatkan jumlah WBC

(White Blood Cell) yang tinggi yaitu 16.35 10^3/uL, begitu juga pada pasien 2

(An. N) pada pemeriksaan tanggal 16 april 2016 jumlah WBC (White Blood Cell)

juga tinggi yaitu 17.31 10^3/uL.

Pada pemeriksaan penunjang X-RAY thorax hasil dari kedua pasien

sama yaitu menunjukan kesan : Bronchopneumonia.

lx
44

Tabel 4.4 Program Terapi

No 18-4-2016 19-4-2016 20-4-2016


Jam 09.00 Jam 09.10 Jam 08.50
Pasien Infus D5 ¼ Ns 1000cc/24 Infus D5 ¼ Ns 1000cc/24 Infus D5 ¼ Ns 1000cc/24
1 jam jam jam
Injeksi : Injeksi : Injeksi :
- Ceftriaxon 2x500mg - Ceftriaxon 2x500mg - Ceftriaxon 2x500mg
- Sanmol 3x110mg k/p - Sanmol 3x110mg k/p - Sanmol 3x110mg k/p
Oral : Oral : Oral :
- Isprinol syrup 3x ½ - Psidil syrup 3x1cth - Psidil syrup 3x1cth
cth - Isprinol syrup 3x ½ - Isprinol syrup 3x ½
- Puyer batuk 3x1saset cth cth
Nebulizer ventolin ½ amp - Puyer batuk 3x1saset - Puyer batuk 3x1saset
+ Pz 3cc Nebulizer ventolin ½ amp Nebulizer ventolin ½ amp
+ Pz 3cc + Pz 3cc

Pasien O2 Nassal 1lpm


2 O2 Nassal 1lpm Infus D10 1/5 Ns 300cc/24 Infus D10 1/5 Ns 300cc/24
Infus D10 1/5 Ns 300cc/24 jam jam
jam O2 Nassal 1lpm O2 Nassal intermitten
O2 Nassal 1lpm Injeksi : Injeksi :
Injeksi : - Cefotaxim 2x200mg - Cefotaxim 2x200mg
- Cefotaxim 2x200mg - Sanmol 3x40 k/p - Sanmol 3x40 k/p
- Sanmol 3x40 k/p Nebulizer ventolin ½ Amp Nebulizer ventolin ½ amp
Nebulizer ventolin ½ Amp + Pz 3cc + Pz 3cc
+ Pz 3cc Suction post nebul Suction post nebul
Suction post nebul

Berdasarkan Tabel 4.4 Program Terapi, Pada pasien 1 mendapatkan

antibiotik ceftriaxon 2x500mg, sedangkan pasien 2 mendapatkan antibiotik

cefotaxim 2x200mg. Pasien 2 tidak ada obat oral sedangkan pasien 1

mendapatkan obat oral Isprinol syrup 3x ½ cth, dan Puyer batuk 3x1saset. Pada

pasien 2 setelah nebulizer dilakukan suction sedangkan pada pasien 1 tidak karena

dengan batuk dahaknya bisa keluar.

lxi
45

Tabel 4.5 Analisis Masalah

SYMPTOM ETIOLOGI PROBLEM


Pasien 1 Bakteri (pneumococcus, Ketidakefektifan
DS : streptococcus, haemoliticus, bersihan jalan nafas
Orang tua pasien mengatakan stafilococus), dan virus
pasien batuk, pilek dan dahaknya
sulit keluar
Bronchopneumonia
DO :
1. Keadaan umum lemah
2. Suara nafas tambahan Infeksi parenkim paru (Alveoli
ronchi dan Bronchus)
3. Irama nafas teratur
4. Pasien batuk dan Pilek
5. RR 26x/m Eksudat intra alveolus
6. Terdapat sekret
7. Pasien tampak gelisah
8. Xray Thorax : Akumulasi sekret
Bronchopneumonia

Pasien 2 Bakteri (pneumococcus, Ketidakefektifan


DS : streptococcus, haemoliticus, bersihan jalan nafas
Orang tua pasien mengatakan stafilococus), dan virus
pasien batuk, pilek dan dahaknya
sulit keluar
Bronchopneumonia
DO :
1. Keadaan umum lemah
2. Suara nafas tambahan Infeksi parenkim paru (Alveoli
ronchi dan Bronchus)
3. Irama nafas teratur
4. RR 32x/m
5. Terpasang O2 Nassal Eksudat intra alveolus
1lpm
6. Pasien batuk dan pilek
7. Terdapat sekret Akumulasi sekret
8. Pasien tampak gelisah
9. Xray Thorax :
Bronchopneumonia

Berdasarkan Tabel 4.5 Analisis masalah, kedua pasien sama-sama

mengeluh batuk, pilek dan dahak tidak bisa keluar, dan data observasi yang di

dapat dari kedua pasien ini sama, terdapat suara tambahan ronchi, adanya

akumulasi sekret, pasien tampak gelisah dan hasil pemeriksaan X-Ray thorax

yang menunjukan Bronchopneumonia. Hanya saja yang membedakan pasien 2

lxii
46

(An. N) terpasang O2 Nassal 1lpm sedangkan pasien 1 (An. F) tidak. Sehingga

menimbulkan masalah keperawatan yang sama yaitu ketidakefektifan bersihan

jalan nafas.

Tabel 4.6 Diagnosis Keperawatan

NO TANGGAL DIAGNOSA KEPERAWATAN TTD


MUNCUL
Pasien 1 18-4-2016 Ketidakefektifan bersihan jalan nafas b/d
(An. F) Akumulasi sekret, ditandai dengan :
DS :
Keluarga mengatakan pasien batuk, pilek
dan dahaknya sulit keluar

DO :
1. Keadaan umum lemah
2. Suara nafas tambahan ronchi
3. Irama nafas teratur
4. RR 26x/m
5. Pasien batuk dan pilek
6. Terdapat sekret
7. Pasien tampak gelisah
8. Xray Thorax : Bronchopneumonia

Pasien 2 18-4-2016 Ketidakefektifan bersihan jalan nafas b/d


(An. N) Akumulasi sekret, ditandai dengan :
DS :
Keluarga mengatakan pasien batuk, pilek
dan dahaknya sulit keluar

DO :
1. Keadaan umum lemah
2. Suara nafas tambahan ronchi
3. Irama nafas teratur
4. Terpasang O2 Nassal 1lpm
5. RR 32x/m
6. Pasien batuk dan pilek
7. Terdapat sekret
8. Pasien tampak gelisah
9. Xray Thorax : Bronchopneumonia

Berdasarkan Tabel 4.6 Diagnosis Keperawatan, diagnosis keperawatan

yang muncul pada kedua pasien sama yaitu ketidakefektifan bersihan jalan nafas

yang di tandai dengan adanya akumulasi sekret dan di tandai dengan kedua

orangtua pasien mengataan anaknya batuk, pilek dan dahak tidak bisa keluar,

lxiii
47

selain itu pada observasi di dapatkan keadaan umum lemah, suara nafas tambahan

ronchi, irama nafas teratur, pasien batuk dan pilek, terdapat sekret, pasien tampak

gelisah, Xray Thorax : Bronchopneumonia, dan pada pasien 2 (An. N) terpasang

O2 Nassal 1lpm.

Tabel 4.7 Rencana Tindakan Keperawatan

Diagnosa Tujuan Rencana Perawatan


Keperawatan
Pasien 1 (an. F) Setelah dilakukan tindakan 1. Observasi tanda dan gejala
Ketidakefektifan keperawatan : ketidakefektifan bersihan jalan
bersihan jalan nafas 1. Tanda dan gejala nafas
ketidakefektifan bersihan jalan 2. Menjelaskan tentang masalah
nafas hilang kesehatan / tindakan pada pasien
2. Jalan nafas bersih dan keluarga
3. Pasien mampu melakukan 3. Melatih pasien dan keluarga :
tarik nafas dalam dan batuk a. Mempertahankan posisi
efektif b. Minum hangat
4. Keluarga mampu membantu c. Latih nafas dalam dan batuk
perawatan pasien pada efektif
keadaan ketidakefektifasn d. Lakukan fisioterapi dada
bersihan jalan nafas e. Lakukan suction bila perlu
5. Pasien patuh terhadap 4. Kolaborasi dengan dokter
program terapi dokter a. Obat
b. Pemeriksaan penunjang

Pasien 2 (An. N) Setelah dilakukan tindakan 1. Observasi tanda dan gejala


Ketidakefektifan keperawatan : ketidakefektifan bersihan jalan
bersihan jalan nafas 1. Tanda dan gejala nafas
ketidakefektifan bersihan jalan 2. Menjelaskan tentang masalah
nafas hilang kesehatan / tindakan pada pasien
2. Jalan nafas bersih dan keluarga
3. Pasien mampu melakukan 3. Melatih pasien dan keluarga :
tarik nafas dalam dan batuk a. Mempertahankan posisi
efektif b. Minum hangat
4. Keluarga mampu membantu c. Latih nafas dalam dan batuk
perawatan pasien pada efektif
keadaan ketidakefektifasn d. Lakukan fisioterapi dada
bersihan jalan nafas e. Lakukan suction bila perlu
5. Pasien patuh terhadap 4. Kolaborasi dengan dokter
program terapi dokter a. Obat
b. Pemeriksaan penunjang

lxiv
48

Berdasarkan Tabel 4.7 Rencana Tindakan Keperawatan, diketahui bahwa

masalah dari kedua pasien sama yaitu ketidakefektifan bersihan jalan nafas, maka

perencanaan tindakan keperawatan dari RSUD dr. Iskak Tulungagung juga sama

yaitu dengan manajemen jalan nafas diantaranya Observasi tanda dan gejala

ketidakefektifan bersihan jalan nafas, Menjelaskan tentang masalah kesehatan /

tindakan pada pasien dan keluarga, Melatih pasien dan keluarga

(Mempertahankan posisi, Minum hangat, Latih nafas dalam dan batuk efektif,

Lakukan fisioterapi dada, Lakukan suction bila perlu), Kolaborasi dengan dokter

dalam pemberian terapi antibiotik.

Tabel 4.8 Tindakan Keperawatan


Dx 18 april 2016 19 april 2016 20 april 2016
keperawa Implementasi Implementasi Implementasi
tan
P 07.00 Melakukan 07.10 Melakukan 07.20 Melakukan
A observasi tanda observasi tanda observasi
S dan gejala dan gejala tanda dan
I ketidakefektifan ketidakefektifan gejala
E bersihan jalan bersihan jalan ketidakefektif
N nafas, orangtua nafas, orangtua an bersihan
1 pasien pasien jalan nafas,
mengatakan mengatakan orangtua
anaknya batuk batuk anaknya pasien
dan pilek, serta sedikit mengatakan
dahak sulit berkurang, batuk anaknya
keluar, Keadaan Keadaan umum berkurang,
umum lemah, lemah, Suara Keadaan
Suara nafas nafas tambahan umum cukup,
tambahan ronchi, Irama batuk
ronchi, Irama nafas teratur, berkurang,
nafas teratur, RR 26x/m, suara nafas
RR 26x/m, Pasien batuk tambahan
Pasien batuk dan pilek, (ronchi)
dan pilek, Terdapat sekret, terdengar
Terdapat sekret, Pasien tampak samar-samar,
Pasien tampak gelisah terdapat
gelisah sekret, RR
07.45 Mengevaluasi 26x/m, Irama
07.20 Menganjurkan keluarga tentang nafas teratur
keluarga untuk tehnik
memberikan fisioterapi dada 09.00 Berkolaborasi
minuman yang (clapping), dengan tim

lxv
49

hangat pada keluarga sudah medis dalam


pasien bisa pemberian
melakukannya terapi
08.00 Mengajarkan Injeksi
keluarga untuk 09.10 Berkolaborasi - Ceftriaxo
dalam dengan tim n
melakukan medis dalam 2x500mg
fisioterapi dada pemberian Oral :
(clapping), terapi : - Isprinol
dengan Injeksi syrup 3x
menepuk-nepuk - Ceftriaxon ½ cth
punggung 2x500mg - Puyer
pasien dengan Oral : batuk 3x1
posisi tangan - Isprinol
membentuk syrup 3x ½ 10.50 Memberikan
seperti mangkok cth nebulizer
dilakukan - Puyer batuk (ventolin ½
selama 1-2 3x1 amp + Pz 3cc)
menit. Memberikian
11.00 nebulizer
09.00 Berkolaborasi (ventolin ½ amp 12.00 Mengobserva
dengan tim + Pz 3cc) si TTV, dan
medis dalam irama
pemberian Mengobservasi pernafasan
terapi : 12.15 TTV, dan irama - Suhu
Injeksi pernafasan 37.2oC
- Ceftriaxon - Suhu - Nadi
2x500mg 38.2oC 100x/m
Oral : - Nadi - RR
- Isprinol 100x/m 26x/m
syrup 3x ½ - RR 28x/m - Irama
cth - Irama nafas nafas
- Puyer batuk teratur teratur
3x1
Memberikan
11.00 Memberikan 12.20 sanmol 110mg
nebulizer drip IV
(ventolin ½ amp
+ Pz 3cc)

12.00 Mengobservasi
TTV, dan irama
pernafasan
- Suhu
36.8oC
- Nadi 98x/m
- RR 28x/m
- Irama nafas
teratur

P 07.30 Melakukan 07.00 Melakukan 07.15 Melakukan


A observasi tanda observasi tanda observasi
S dan gejala dan gejala tanda dan
I ketidakefektifan ketidakefektifan gejala
E bersihan jalan bersihan jalan ketidakefektif
N nafas, orangtua nafas, orangtua an bersihan
2 pasien pasien jalan nafas,
mengatakan mengatakan orangtua

lxvi
50

anaknya batuk batuk anaknya pasien


dan pilek, serta sedikit mengatakan
dahak sulit berkurang, batuk anaknya
keluar, Keadaan Keadaan umum berkurang,
umum lemah, lemah, Suara Keadaan
Suara nafas nafas tambahan umum cukup,
tambahan ronchi, Irama ronchi
ronchi, Irama nafas teratur, terdengar
nafas teratur, RR 32x/m, samar-samar,
RR 36x/m, Pasien batuk terdapat
Pasien batuk dan pilek, sekret, tidak
dan pilek, Terdapat sekret, terpasang O2
Terdapat sekret, terpasang O2 Nassal, RR
Pasien tampak Nassal 1lpm 32x/m, Irama
gelisah, nafas teratur
terpasang O2 09.10 Berkolaborasi
Nassal 1lpm dengan tim 09.00 Berkolaborasi
medis dalam dengan tim
09.05 Berkolaborasi pemberian medis dalam
dengan tim terapi : pemberian
medis dalam Injeksi terapi :
pemberian Cefotaxim Injeksi :
terapi : 200mg Cefotaxim
Injeksi 200mg
Cefotaxim 10.45 Memberikan
200mg nebulizer 11.00 Memberikan
(ventolin ½ nebulizer
11.15 Memberikan Amp + Pz 3cc) (ventolin ½
nebulizer Amp + Pz
(ventolin ½ 11.00 Melakukan 3cc)
Amp + Pz 3cc) suction
Mempertahanka 11.15 Melakukan
11.30 Melakukan n O2 Nassal suction
suction 1lpm
Mempertahanka 12.00 Mengobsevasi
n O2 Nassal 12.15 Mengobsevasi TTV, dan
- O2 Nassal TTV, dan suara suara nafas
1lpm nafas - Suhu :
- Suhu : 36.7oC
12.00 Mengobsevasi 36.6oC - Nadi :
TTV dan irama - Nadi118 102 x/m
pernafasan x/m - RR
- Suhu : 37oC - RR 32x/m 32x/m
- Nadi : 98 - Irama nafas
x/m teratur
- RR 34 x/m
- Irama nafas 12.25 Mengevaluasi
teratur keluarga tentang
Tehnik
12.15 Mengajarkan fisioterapi dada
keluarga dalam (clapping) ,
melakukan keluarga sudah
fisioterapi dada bisa
(clapping), melakukannya
dengan
menepuk-nepuk
punggung
pasien dengan

lxvii
51

posisi tangan
membentuk
seperti mangkok
dilakukan
selama 1-2
menit.

Berdasarkan Tabel 4.8 Tindakan Keperawatan, rencana tindakan yang

telah disusun selanjutnya dilaksanakan pada kedua pasien dengan waktu yang

berbeda, hanya sebagian saja rencana yang telah disusun dilakukan pada kedua

pasien dan pelaksanaan nya tidak runtut sesuai dengan perencanaan yang telah

dibuat. Selain itu, yang membedakan adalah pada pasien 1 (An . F) tidak

dilakukan tindakan suction post nebul karena dengan batuk dahak pasien bisa

keluar.

Tabel 4.9 Evaluasi


Dx. 18 April 2016 19 April 2016 20 April 2016
Kep
P Subjektif : Subjektif : Subjektif :
A Orangtua mengatakan Orangtua mengatakan batuk Orangtua mengatakan
S anaknya masih batuk dan anaknya sedikit berkurang batuk anaknya berkurang
I pilek dan masih pilek
E Objektif :
N Objektif : Objektif : - Keadaan umum
1 - Keadaan umum - Keadaan umum cukup
lemah lemah - batuk berkurang
- Pasien batuk dan - Pasien batuk dan - suara nafas
pilek pilek tambahan
- Terdapat ronchi - Terdapat ronchi (ronchi)
- Terdapat sekret - Terdapat sekret terdengar samar-
- RR 28x/m - RR 28x/m samar
- Irama nafas teratur - Irama nafas teratur - terdapat sekret
- Suhu 36,8oC - Suhu 37oC - RR 26x/m
- Irama nafas
teratur
Assesment : Assesment : - Suhu 36,8oC
Ketidakefektifan bersihan Ketidakefektifan bersihan
jalan nafas teratasi sebagian jalan nafas teratasi sebagian Assesment :
Dengan pencapaian kriteria : Dengan pencapaian kriteria : Ketidakefektifan bersihan
1. RR normal 28x/m 1. RR normal 28x/m jalan nafas teratasi
2. Irama nafas teratur 2. Irama nafas teratur sebagian, Dengan
3. Tidak ada dypsnea 3. Tidak ada dypsnea pencapaian kriteria :
1. Keadaan umum

lxviii
52

cukup
Planning : Planning : 2. RR normal 26x/m
Intervensi dilanjutkan Intervensi dilanjutkan 3. Irama nafas teratur
1. Observasi tanda dan 1. Observasi tanda dan 4. Tidak ada dypsnea
gejala ketidakefektifan gejala ketidakefektifan 5. Ronchi terdengar
bersihan jalan nafas bersihan jalan nafas sama-samar
2. Lakukan fisioterapi 2. Kolaborasi dengan
dada (clapping) dokter untuk pemberian Planning :
3. Kolaborasi dengan nebulizer Intervensi dilanjutkan
dokter untuk pemberian 3. Kolaborasi dengan 1. Observasi tanda dan
nebulizer dokter dalam pemberian gejala
4. Kolaborasi dengan terapi ketidakefektifan
dokter dalam pemberian 4. Observasi TTV dan bersihan jalan nafas
terapi irama pernafasan 2. Kolaborasi dengan
5. Observasi TTV dan dokter untuk
irama pernafasan pemberian nebulizer
3. Kolaborasi dengan
dokter dalam
pemberian terapi
4. Observasi TTV dan
irama pernafasan

P Subjektif : Subjektif : Subjektif :


A Orangtua mengatakan Orangtua mengatakan batuk Orangtua mengatakan
S anaknya masih batuk dan anaknya sedikit berkurang batuk anaknya berkurang
I pilek dan pilek
E Objektif :
N Objektif : Objektif : - Keadaan umum
2 - Keadaan umum - Keadaan umum cukup
lemah lemah - batuk berkurang
- Pasien rewel - Pasien batuk dan - suara nafas
- Pasien batuk dan pilek tambahan
pilek - Terdapat ronchi (ronchi)
- Terdapat ronchi - Terdapat sekret terdengar samar-
- Terdapat sekret - Terpasang O2 samar
- Terpasang O2 Nassal 1lpm - terdapat sekret
Nassal 1lpm - RR 32x/m - tidak terpasang
- RR 34x/m - Irama nafas teratur O2 Nassal
- Irama nafas teratur - Suhu 36,5oC - RR 32x/m
- Suhu 36,2oC - Irama nafas
Assesment : teratur
Assesment : Ketidakefektifan bersihan - Suhu 36,7oC
Ketidakefektifan bersihan jalan nafas teratasi sebagian,
jalan nafas teratasi sebagian, dengan pencapaian kriteria : Assesment :
dengan pencapaian kriteria : 1. RR normal 32x/m Ketidakefektifan bersihan
1. RR normal 34x/m 2. Irama nafas teratur jalan nafas teratasi
2. Irama nafas teratur 3. Tidak ada dypsnea sebagian, dengan
3. Tidak ada dypsnea pencapaian kriteria :
Planning : 1. Keadaan umum
Planning: Intervensi dilanjutkan : cukup
Intervensi dilanjutkan : 1. Observasi tanda dan 2. Ronchi terdengar
1. Observasi tanda dan gejala ketidakefektifan sama-samar
gejala ketidakefektifan bersihan jalan nafas 3. Tidak terpasang O2
bersihan jalan nafas 2. Kolaborasi dengan Nassal
2. Kolaborasi dengan dokter untuk pemberian 4. RR normal 32x/m
dokter untuk pemberian nebulizer 5. Irama nafas teratur
nebulizer 3. Lakukan suction post 6. Tidak ada dypsnea
3. Lakukan suction post nebul

lxix
53

nebul 4. Pertahankan O2 Nassal Planning :


4. Pertahankan O2 Nassal 5. Kolaborasi dengan Intervensi dilanjutkan :
5. Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian 1. Observasi tanda dan
dokter dalam pemberian terapi gejala
terapi 6. Observasi TTV dan ketidakefektifan
6. Observasi TTV dan irama pernafasaan bersihan jalan nafas
irama pernafasan 2. Kolaborasi dengan
dokter untuk
pemberian nebulizer
3. Lakukan suction post
nebul
4. Kolaborasi dengan
dokter dalam
pemberian terapi
5. Observasi TTV dan
irama pernafasan

Berdasarkan Tabel 4.9. Evaluasi, Dari hasil pelaksanaan tindakan

keperawatan yang dilaksanakan diperoleh hasil pada kedua pasien masalah

teratasi sebagian dengan kriteria kedua orang tua pasien mengatakan batuk

anaknya sudah berkurang, keadaan umum cukup, tanda-tanda vital dalam batas

normal, masih ditemukan adanya sekret, dan pada pasien 2 (An. N) sudah tidak

memakai O2 Nassal.

lxx
54

B. Pembahasan

Pada pembahasan ini penulis akan membahas apakah ada kesenjangan antara

teori dengan kasus yang dikelola pada An. F dan An. N dengan

Bronchopneumonia dengan masalah keperawatan ketidakefektifan bersihan jalan

nafas. Asuhan keperawatan meliputi pengkajian, diagnosis keperawatan, rencana

tindakan keperawatan, tindakan keperawatan, dan evaluasi yang dilakukan secara

bersamaan pada kedua pasien pada tanggal 18 sampai dengan 20 April 2016 di

ruang Wijaya Kusuma RSUD dr. Iskak Tulungagung.

1. Pengkajian

Berdasarkan tabel 4.1 identitas dan hasil anamnesis, pada pasien 1

(An. F) didapatkan data bahwa sudah 10 hari pasien batuk, pilek dan

dahaknya sulit keluar. Usia pasien saat ini 19 bulan 5 hari dan pasien

berjenis kelamin laki-laki. Tidak jauh berbeda, pada pasien 2 (An. N)

didapatkan data sudah 12 hari pasien batuk, pilek, dan dahaknya tidak

bisa keluar, dan pada saat pengkajian pasien 2 (An. N) menggunakan O2

Nassal 1lpm. Saat ini usia An. N 2 bulan 22 hari dan pasien berjenis

kelamin perempuan.

Teori menyebutkan bahwa Bronchopneumonia merupakan penyakit

infeksi saluran nafas bagian bawah dan penyebab tingginya angka

kesakitan dan kematian pada anak, terutama pada Negara-negara yang

sedang berkembang termasuk Indonesia (Kemenkes RI, 2013).

Berdasarkan fakta dan teori tersebut, penyakit bronchopneumonia

sering terjadi pada anak. Sehingga tidak ada kesenjangan antara teori

dengan keadaan kedua pasien.

lxxi
55

Berdasarkan tabel 4.3 hasil pemeriksaan penunjang, pemeriksaan

laboratorium An. F dilakukan tanggal 17 april 2016 dan di dapatkan

jumlah WBC (White Blood Cell) yang tinggi yaitu 16.35 10^3/uL, begitu

juga pada pasien An. N dilakukan pemeriksaan tanggal 16 april 2016

dengan hasil jumlah WBC (White Blood Cell) juga tinggi yaitu 17.31

10^3/uL. Sedangkan pada pemeriksaan X-Ray thorax hasil untuk kedua

pasien sama yaitu Cor : besar dan bentuk normal, Pulmo : tampak

infiltrate di lapang paru kanan dan kiri , Kedua sinus phrenicocostalis

tajam, Kesan : Bronchopneumonia.

Menurut teori, pada foto thorax bronchopneumonia terdapat bercak-

bercak infiltrat pada salah satu atau beberapa lobus. Pada pemeriksaan

laboratorium gambaran darah tepi menunjukan leukositosis, dapat

mencapai 15.000-40.000/mm3, (Sujono, Riyadi & Sukarmin, 2013).

Berdasarkan fakta dan teori tersebut, tidak ada kesenjangan antara

teori dan fakta yang terjadi pada pemeriksaan penunjang pada kedua

pasien. Karena pada masing-masing pasien ditemukan tingginya jumlah

WBC yang melebihi batas normal, dan hasil X-Ray thorax yang

menunjukan adanya infiltrate di lapang paru kanan dan kiri.

2. Diagnosa Keperawatan

Berdasarkan Tabel 4.6 Diagnosis Keperawatan, diagnosis

keperawatan yang muncul pada kedua pasien sama yaitu ketidakefektifan

bersihan jalan nafas yang di tandai dengan adanya akumulasi sekret dan di

tandai dengan kedua orangtua pasien mengataan anaknya batuk, pilek dan

lxxii
56

dahak tidak bisa keluar, selain itu pada observasi di dapatkan keadaan

umum lemah, suara nafas tambahan ronchi, irama nafas teratur, pasien

batuk dan pilek, terdapat sekret, pasien tampak gelisah, Xray thorax :

Bronchopneumonia, dan pada pasien 2 (An. N) terpasang O2 Nassal

1lpm.

Menurut Sujono Riyadi & Sukarmin, 2013, salah satu masalah yang

di timbulkan dari bronchopneumonia pada anak adalah ketidakefektifan

bersihan jalan nafas.

Berdasarkan fakta dan teori tersebut maka pasien dengan

bronchopneumonia akan mengalami ketidakefektifan bersihan jalan nafas,

diaman hal ini terjadi karena adanya peradangan pada bronchus dan paru

yang menyebabkan terjadinya akumulasi sekret sehingga terjadi sumbatan

pada jalan nafas. Dari hasil tersebut maka diagnosa keperawatan pada

kedua pasien sama yaitu ketidakefektifan bersihan jalan nafas yang

berhubungan dengan adanya akumulasi sekret. Sehingga tidak ada

kesenjangan antara teori dengan keadaan kedua pasien.

3. Rencana Tindakan Keperawatan

Berdasarkan tabel 4.7 rencana tindakan keperawatan, diketahui

bahwa dari masalah kedua pasien sama yaitu ketidakefektifan bersihan

jalan nafas, maka perencanaan tindakan keperawatan dari RSUD dr. Iskak

Tulungagung juga sama yaitu Observasi tanda dan gejala ketidakefektifan

bersihan jalan nafas, Menjelaskan tentang masalah kesehatan / tindakan

pada pasien dan keluarga, Melatih pasien dan keluarga : Mempertahankan

lxxiii
57

posisi, Minum hangat, Latih nafas dalam dan batuk efektif, Lakukan

fisioterapi dada, Lakukan suction bila perlu, Kolaborasi dengan dokter :

Obat, Pemeriksaan penunjang. Pada rencana tindakan keperawatan yang

telah dibuat, disebutkan tujuan dari perencanaan tetapi tidak disebutkan

kriteria hasil yang menunjukan adanya keefektifan bersihan jalan nafas.

Berbeda dengan teori NANDA NIC-NOC 2011, yang mana dalam

rencana tindakan keperawatan ketidakefektifan bersihan jalan nafas

mengutamakan respiratory status : ventilation, dan respiratory status :

airway patency. Dalam teori ini juga disebutkan batasan karakteristik

ketidakefektifan bersihan jalan nafas serta kriteria hasil yang diharapkan.

Berdasarkan fakta dan teori yang telah disebutkan diatas, maka

dapat diketahui bahwa rencana tindakan keperawatan yang ada di rumah

sakit berfokus pada kepatenan jalan nafas tanpa menyebutkan kriteria hasil

yang diharapkan dari tindakan tersebut. Berbeda dengan teori yang

menyebutkan adanya kriteria hasil yang harus dicapai. Sehingga

ditemukan adanya kesenjangan antara teori dengan penerapan rencana

tindakan keperawatan di rumah sakit.

4. Tindakan keperawatan

Berdasarkan tabel 4.8 tindakan keperawatan, tidak semua tindakan

yang telah direncanakan dilakukan pada kedua pasien, semua tindakan

yang dilakukan pada kedua pasien sebagian besar sama diantaranya yaitu

nebulizer.

lxxiv
58

Menurut teori, pemberian terapi nebulizer dengan flextoid dan

ventolin dapat mempermudah mengeluarkan dahak juga dapat

meningkatkan lebar lumen bronchus, (Sujono Riyadi & Sukarmin, 2013).

Selain itu pada pasien 2 (An. N) dilakukan suction post nebul.

Sedangkan pada pasien 1 (An. F) tidak dilakukan suction karena dengan

batuk dahaknya bisa keluar.

Menurut Wilkinson Judith, 2011, suction atau penghisapan jalan

nafas dapat digunakan untuk mengeluarkan sekret dari jalan nafas dengan

memasukkan sebuah kateter penghisap kedalam jalan nafas oral dan atau

trachea.

Berdasarkan hasil diatas, peneliti menyimpulkan bahwa rencana

tindakan untuk kedua pasien sama. Tetapi dalam penerapannya di rumah

sakit, tidak semua rencana tindakan yang telah disusun dapat dilaksanakan

kepada kedua pasien, hal ini mungkin di karenakan perawat di ruangan

hanya memilih tindakan yang memang sesuai dengan konsidi pada kedua

pasien. Sehingga, tidak semua rencana tindakan keperawatan dapat

dilaksanakan.

5. Evaluasi

Berdasarkan tabel 4.9. evaluasi, dari hasil pelaksanaan tindakan

keperawatan yang dilaksanakan dan di dokumentasikan melalui catatan

perkembangan yang didapatkan dari data subyektif melalui ungkapan

orang tua pasien dan data obyektif melalui pengamatan dan pengukuran

selama tiga hari dari masing – masing pasien, maka diperoleh hasil untuk

lxxv
59

pasien 1 (An. F) dengan masalah keperawatan ketidakefektifan bersihan

jalan nafas mulai tanggal 18 s.d 20 April 2016 yaitu masalah teratasi

sebagian dengan kriteria orangtua mengatakan batuk anaknya berkurang ,

keadaan umum pasien cukup, batuk berkurang, terdapat ronchi, terdapat

sekret, RR 26x/m, Irama nafas teratur, Suhu 36,8oC.

Sedangkan untuk pasien 2 (An. N) dengan masalah keperawatan

ketidakefektifan bersihan jalan nafas mulai tanggal 18 s.d 20 April 2016

yaitu maslah teratasi sebagian dengan kriteria orangtua mengatakan batuk

anaknya berkurang, keadaan umum pasien cukup, batuk berkurang,

terdapat ronchi, terdapat sekret, tidak terpasang O2 Nassal, RR 32x/m,

Irama nafas teratur, Suhu 36,7oC.

Menurut teori, evaluasi pada pasien dengan ketidakefektifan

bersihan jalan nafas diharapkan pasien menunjukkan pembersihan jalan

nafas yang efektif, yang dibuktikan oleh pencegahan aspirasi; status

pernafasan ; kepatenan jalan nafas; dan status pernafasan : ventilasi tidak

terganggu. Selain itu juga menunjukan status pernafasan : kepatenan jalan

nafas, yang dibuktikan oleh indikator : kemudahan bernafas, frekuensi

dan irama pernafasan, pergerakan sputum keluar dari jalan nafas,

pergerakan sumbatan keluar dari jalan nafas, (Wilkinson Judith, 2011).

Berdasarkan fakta dan teori diatas, dapat disimpulkan bahwa pada

kedua pasien menunjukan perkembangan yang lebih baik meskipun pada

hari ketiga penelitian masalah dari kedua pasien masih teratasi sebagian,

tetapi dengan bertambahnya waktu perawatan masalah yang di alami

kedua pasien akan segera teratasi. Dalam hal ini sesuai dengan kriteria

lxxvi
60

hasil dari teori yang dikemukakan oleh Wilkinson Judith, (2011).

Sehingga tidak ada kesenjangan antara teori dengan keadaan pasien.

lxxvii
BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian asuhan keperawatan pada pasien An. F

dan An. N mulai tanggal 18 sampai 20 April 2016 di ruang Wijaya Kusuma

RSUD dr. Iskak Tulungagung, peneliti mampu mempelajari dan

menerapkan Asuhan Keperawatan Pada Pasien Bronchopneumonia dengan

Masalah Keperawatan ketidakefektifan bersihan jalan nafas. Dan dapat

diambil kesimpulan sebagai berikut :

1. Berdasarkan hasil pengkajian yang berfokus pada ketidakefektifan

bersihan jalan nafas kedua pasien didapatkan kedua pasien batuk, pilek

dan sulit untuk mengeluarkan dahaknya. selain itu pada pemeriksaan

laboratorim kedua pasien menunjukan adanya infeksi yang di buktikan

dengan jumlah WBC (white blood cell) yang tinggi, serta pada

pemeriksaan X-Ray thorax menunjukan kesan bronchopneumonia.

Sehingga tidak ada kesenjangan dengan teori.

2. Dalam menentukan diagnosa keperawatan, dari kedua pasien peneliti

mendapatkan masalah keperawatan yang muncul sama yaitu

ketidakefektifan bersihan jalan nafas berhubungan dengan adanya

akumulasi sekret. Sehingga tidak ada kesenjangan dengan teori.

3. Dalam perencanaan, kedua pasien mendapatkan rencana tindakan

keperawatan yang sama dimana rencana tindakan yang diambil berupa

61
lxxviii
62

Airway Patency. Tetapi tanpa adanya kriteria hasil. Sehingga ada

kesenjangan dengan teori.

4. Pada pelaksanaan tindakan keperawtan tidak semua rencana tindakan

yang telah di susun dapat dilaksanakan. Sehingga ada kesenjangan

dengan teori.

5. Berdasarkan implementasi yang telah dilakukan, maka didapatkan hasil

evaluasi dari kedua pasien menunjukan perkembangan yang lebih baik

meskipun pada hari ketiga penelitian masalah dari kedua pasien masih

teratasi sebagian, tetapi dengan bertambahnya waktu perawatan masalah

yang di alami kedua pasien akan segera teratasi. Sehingga sesuai antara

teori dengan keadaan pasien.

B. Saran

Berdasarkan kesipulan diatas, maka peneliti penyampaikan beberapa

saran sebagai berikut :

1. Untuk Pengembangan Ilmu

a. Peneliti Selanjutnya

Diharapkan peneliti selanjutnya mampu menggunakan atau

memanfaatkan teori yang lebih banyak lagi, sehingga dapat

memberikan asuhan keperawatan pada pasien secara optimal.

b. Institusi Pendidikan

Diharapkan dapat memberikan kemudahan dalam pemakaian

sarana dan prasarana yang merupakan fasilitas bagi mahasiswa untuk

lxxix
63

mengembangkan ilmu pengetahuan melalui praktik klinik dan

pembuatan laporan.

2. Untuk Pengembangan Program

a. Institusi Rumah Sakit

Sebagai bahan acuan dalam memberikan asuhan keperawatan

yang lebih berkualitas, dan lebih meningkatkan mutu pelayanan

keperawatan, serta kinerja dengan mengacu pada visi, misi, dan

standar operasional prosedur yang ditetapkan oleh rumah sakit.

b. Tenaga Kesehatan Khususnya Perawat

Diharapkan selalu berkoordinasi dengan tim kesehatan lainnya

dalam memberikan asuhan keperawatan pada pasien agar lebih

maksimal, sehingga dapat pemberikan pelayanan yang professional

dan komprehensif.

lxxx
64

DAFTAR PUSTAKA

Asmadi. 2008. Konsep Dan Aplikasi Kebutuhan Dasar Klien. Jakarta : Salemba
Medika
Aziz Alimul Hidayat. 2005. Pengantar Ilmu Keperawatan Anak 1, Jakarta :
Salemba Medika.
__________. 2005. Kebutuhan Dasar Manusia (Buku Saku Praktikum), Jakarta :
EGC.
__________. 2009. Pengantar Konsep Dasar Keperawatan, Jakarta : Salemba
Medika.
Debora, Oda. 2012. Proses Keperawatan Dan Pemeriksaan Fisik. Jakarta :
Salemba Medika.
Dinas Kesehatan Kabupaten Tulungagung. 2013. Profil Kesehatan Kabupaten
Tulungagung (Online). Diakses 18 januari 2016. Tersedia Dari URL :
http://www.tulungagung.go.id/index.php/unduhan?download=76:profil-
kesehatan-kabupaten-tulungagung-tahun-2013.
Dinas Kesehatan Prop Jatim. 2013. Profil Kesehatan Propinsi Jawa Timur.
(Online). Diakses 18 Januari 2016. Tersedia dari URL:
http://www.depkes.go.id/resources/download/profil/PROFIL_KES_PR
OVINSI_2012/15_Profil_Kes.Prov.JawaTimur_2012.pdf. .
Kemenkes RI. 2013. Profil kesehatan Indonesia. (online). Di akses 19 januari
2016. tersedia dari URL:
http://www.depkes.go.id/resources/download/pusdatin/profil-kesehatan-
indonesia/profil-kesehatan-indonesia-2013.pdf.
Herminaju, Ketjuk & Rohmawati. 2014. Pedoman Pelaksanaan Pemantauan
Pertumbuhan Dan Perkembangan, Tulungagung. Yayasan Puruhita
Husada.
Muttaqin, Arif. 2008. Buku Ajar Asuhan Keperawatan Klien Dengan Gangguan
Sistem Pernafasan. Jakarta : Salemba Medika.
Ngastiyah. 2005. Perawatan Anak Sakit Edisi 2. Jakarta : EGC.
Nursalam. 2005. Asuhan Keperawatan Bayi Dan Anak (untuk perawat dan bidan).
Jakarta : Salemba Medika.
Riyadi, Sujono & Sukarmin. 2013. Asuhan Keperawatan Pada Anak Edisi
Pertama. Yogyakarta : Graha Ilmu.
Wilkinson, Judith & Ahern. 2011. Diagnosis Keperawatan Edisi 9. Jakarta : EGC.

lxxxi
Lampiran 1

lxxxii
Lampiran 2

YAYASAN PURUHITA HUSADA TULUNGAGUNG


Ijin Pendirian Mendiknas RI Nomor : 113/D/0/2009
KOMISI ETIK PENELITIAN
STIKes HUTAMA ABDI HUSADA
Jl. Dr. Wahidin Sudiro Husodo Telp./Fax : 0355-322738
Tulungagung 66224
Alamat E-mail : stikeshahta@yahoo.co.id

SURAT KETERANGAN LOLOS ETIK PENELITIAN


NO. 04/STIKes/BAAK/I/2016

Nama Mahasiswa : LUSI NOVITASARI


NIM : A1R13040
Program Studi : D-III KEPERAWATAN

Pengkajian etik dimaksudkan untuk menjaga kerahasiaan, kesejahteraan dan memperhatikan Hak
Asasi Subjek Penelitian, Komite Etik Penelitian STIKes Hutama Abdi Husada Tulungagung telah
menyetujui untuk dilakukan penelitian yang berjudul :

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN BRONCHOPNEMONIA DENGAN


MASALAH KEPERAWATAN KETDAKEFEKTIFAN BERSIHAN JALAN NAFAS

lxxxiii
Lampiran 3

lxxxiv
Lampiran 4

lxxxv
Lampiran 5

lxxxvi
Lampiran 6

lxxxvii
Lampiran 7

lxxxviii
Lampiran 8

lxxxix
Lampiran 9

xc
Lampiran 10

PERNYATAAN KESEDIAAN MENJADI RESPONDEN

(INFORMED CONCENT)

Yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama : ……………………………………………………………

Umur : ……………………………………………………………

Pekerjaan : ……………………………………………………………

Alamat : …………………………………………………………...

Setelah mendapat penjelasan dan mengetahui maksud dan tujuan dari

penulis, dalam penelitian yang berjudul “ASUHAN KEPERAWATAN PADA

PASIEN BRONCHOPNEUMONIA DI RUANG WIJAYA KUSUMA RSUD

dr. ISKAK TULUNGAGUNG”, maka saya sebagai orang tua pasien bersedia

turut terlibat sebagai responden penelitian yang dilakukan oleh Lusi Novitasari,

Mahasiswa Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKes) “Hutama Abdi Husada”

Tulungagung, dengan catatan apabila suatu waktu saya dirugikan dalam bentuk

apapun, maka saya membatalkan persetujuan ini dan saya percaya apa yang saya

informasikan dijamin kerahasiaannya.

Tulungagung, April 2016

Responden

xci
Lampiran 11

SEKOLAH TINGGI ILMU


KESEHATAN
“HUTAMA ABDI HUSADA”
Ijin Pendirian Mendiknas RI Nomor : 113/D/O/2009

Jl. Dr. Wahidin Sudiro Husodo Telp./Fax: 0355-


322738
Tulungagung 66224
Alamat E-mail : stikeshahta@yaoo.co.id

ASUHAN KEPERAWATAN ANAK

DENGAN …………………………..

Ruangan : ……………………………………..

No. Reg : …………………………………….

Pengkajian diambil tanggal : …………………….. jam ………………..

I.Identitas Klien

Nama / Jenis kelamin :……………………..……………

Alamat : …………………………………

Umur anak : …………………………………

Nama ayah : …………………………………

Pendidikan ayah : …………………………………

Pekerjaan ayah : …………………………………

Pekerjaan ibu : …………………………………

Agama : …………………………………

xcii
Suku bangsa : …………………………………

Diagnosa medis : …………………………………

Tanggal masuk RS : …………………………………

II. Riwayat Keperawatan

1. Riwayat penyakit

1.1. Keluhan utama :

………..…………………………………………………………….

1.2. Lama keluhan :

……..……………………………………………………………….

1.3. Akibat timbulnya keluhan :

……………………………………………………………………...

1.4. Faktor yang memperberat :

……………………………………………………………………...

2. Riwayat penyakit sekarang :

…………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………

…………………………………………………………

3. Riwayat keperawatan dahulu :

3.1. Pre natal :

……………………………………………………….......................

xciii
3.2. Natal :

……………………………………………………………………..

3.3. Post natal :

……………………………………………………………………...

3.4. Luka/operasi :

………………………………….......................................................

3.5. Allergi :

……………...………………………………………………………

3.6. Pola kebiasaan :

………………………………………………………………..…….

3.7. Tumbuh kembang :

- Tengkurap usia : …………………

- Duduk usia : …………………

- Berdiri usia : ………………….

- Mengoceh usia : ………………….

- Bicara usia : ………………….

3.8. Riwayat Imunisasi :

BCG : HB :

DPT : Meningitis :

Polio : Lain – lain :

xciv
Campak :

4. Riwayat kesehatan keluarga :

………………………………………………………………………

5. Riwayat psikososial :

………………………………………………………………………

6. Riwayat seksual :

………………………………………………………………………

7. Riwayat keluarga : ……………………………………………...

7.1. Komposisi keluarga terhadap : ……………………………

Keluarga Inti :

………………………………………………………….....

7.2. Lingkungan rumah dan Komunitas :

………………………………………………………………

8. Kultur dan kepercayaan :

………………………………………………………………………

9. Fungsi dan hubungan keluarga :

………………………………………………………………………

10. Pola perilaku yang mempengaruhi kesehataan :

………………………………………………………………………

xcv
11. Persepsi keluarga terhadap anak :

…………………………………………………………………………

III. Pemeriksaan fisik

Anak dan neonatus

1. Keadaan umum :……………………………………………..

Kesadaran :……………………………………………..

BB :……………………………………………..

TB :……………………………………………..

LL :……………………………………………..

2. Tanda – tanda vital :

- Tensi : Nadi : Suhu :

- Pernafasan :

3. Kepala dan wajah

- Rambut kepala : ……………………………………..

- Bentuk kepala : ……………………………………..

- Ukuran – ukuran kepala : ……………………………………..

- UUB : ……………………………………..

- UUK : ……………………………………..

xcvi
4. Mata : Sklera : ……………………………….…………….

Konjungtiva :……………………………………………..

5. Telinga : ……………………………………………..

6. Hidung : ……………………………………………..

7. Mulut : ……………………………………………..

8. Tenggorokan : ……………………………………………..

9. Leher : ……………………………………………..

10. Dada : ……………………………………………..

11. Paru – paru : ……………………………………………..

12. Jantung : ……………………………………………..

13. Abdoment : ……………………………………………..

14. Ginjal : ……………………………………………..

15. Genetalia : ……………………………………………..

16. Ekstremits : ……………………………………………..

17. Rektum : ……………………………………………..

18. Neurologi : ……………………………………………..

19. Endokrin : ……………………………………………..

xcvii
IV. Pola Kesehatan Fungsional

1. Nutrisi / Makan / Minum :

…………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………

………………

2. Eliminasi :

…………………………………………………………………………

………………………………………………………………

3. Istirahat dan tidur :

…………………………………………………………………………

………………………………………………………………

4. Aktivitas dan latihan :

…………………………………………………………………………

………………………………………………………………

V. Pemeriksaan Penunjang :

( Hasil Laboratorium dan Hasil Pemeriksaan Lain )

xcviii
VI. Persepsi Keluarga Terhadap Penyakit Anaknya :

VII. Program Therapie :

xcix
ANALISA DATA

SYMPTOM ETIOLOGI PROBLEM


Pasien 1
Data Subjektif
Data Objektif

Pasien 2
Data Subjektif
Data Objektif

c
DAFTAR DIAGNOSA KEPERAWATAN

NO TANGGAL DIAGNOSA KEPERAWATAN TANGGAL TTD

MUNCUL TERATASI

ci
RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN

DIAGNOSA
NO TUJUAN KRITERIA RENCANA RASIONAL TTD
KEPERAWATAN
STANDART TINDAKAN

cii
TINDAKAN KEPERAWATAN EVALUASI

TAND
NO IMPLEMENTASI TANDA EVALUASI
TANGG TANGG A
TANGA
AL/JAM AL/JAM TANG
N
AN
DX

ciii
civ
cv
cvi

Anda mungkin juga menyukai

  • Daftar Hadir Pelatihan PMKP
    Daftar Hadir Pelatihan PMKP
    Dokumen2 halaman
    Daftar Hadir Pelatihan PMKP
    Triztan Rajo Langit
    Belum ada peringkat
  • Daftar Hadir Pelatihan PMKP
    Daftar Hadir Pelatihan PMKP
    Dokumen2 halaman
    Daftar Hadir Pelatihan PMKP
    Triztan Rajo Langit
    Belum ada peringkat
  • Leaflet Hiperbillirubin
    Leaflet Hiperbillirubin
    Dokumen2 halaman
    Leaflet Hiperbillirubin
    Triztan Rajo Langit
    Belum ada peringkat
  • SK Penanggungjawab Revisi
    SK Penanggungjawab Revisi
    Dokumen4 halaman
    SK Penanggungjawab Revisi
    Triztan Rajo Langit
    Belum ada peringkat
  • Leaflet ISPA
    Leaflet ISPA
    Dokumen2 halaman
    Leaflet ISPA
    Triztan Rajo Langit
    Belum ada peringkat
  • MFK 3 Sampul
    MFK 3 Sampul
    Dokumen1 halaman
    MFK 3 Sampul
    Triztan Rajo Langit
    Belum ada peringkat
  • Leaflet ISK
    Leaflet ISK
    Dokumen18 halaman
    Leaflet ISK
    Triztan Rajo Langit
    Belum ada peringkat
  • 7 Fakta ISK Pada Anak
    7 Fakta ISK Pada Anak
    Dokumen2 halaman
    7 Fakta ISK Pada Anak
    Lusy Novita
    Belum ada peringkat
  • MFK 3 Sampul
    MFK 3 Sampul
    Dokumen1 halaman
    MFK 3 Sampul
    Triztan Rajo Langit
    Belum ada peringkat
  • Pedoman Penyelenggaraan K3
    Pedoman Penyelenggaraan K3
    Dokumen26 halaman
    Pedoman Penyelenggaraan K3
    Triztan Rajo Langit
    Belum ada peringkat
  • Leaflet ISPA
    Leaflet ISPA
    Dokumen2 halaman
    Leaflet ISPA
    Triztan Rajo Langit
    Belum ada peringkat
  • Program K3RS
    Program K3RS
    Dokumen14 halaman
    Program K3RS
    Triztan Rajo Langit
    Belum ada peringkat
  • LANSIA
    LANSIA
    Dokumen12 halaman
    LANSIA
    Triztan Rajo Langit
    Belum ada peringkat
  • Leaflet TB Baru
    Leaflet TB Baru
    Dokumen2 halaman
    Leaflet TB Baru
    Triztan Rajo Langit
    Belum ada peringkat
  • Proposal Kalibrasi
    Proposal Kalibrasi
    Dokumen14 halaman
    Proposal Kalibrasi
    Triztan Rajo Langit
    Belum ada peringkat
  • Surat Lmaran
    Surat Lmaran
    Dokumen1 halaman
    Surat Lmaran
    Triztan Rajo Langit
    Belum ada peringkat
  • Menimbang
    Menimbang
    Dokumen1 halaman
    Menimbang
    Triztan Rajo Langit
    Belum ada peringkat
  • Menimbang
    Menimbang
    Dokumen1 halaman
    Menimbang
    Triztan Rajo Langit
    Belum ada peringkat
  • Mentari Harapan
    Mentari Harapan
    Dokumen1 halaman
    Mentari Harapan
    Triztan Rajo Langit
    Belum ada peringkat